Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KELENGKAPAN

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT


INAP RS BAPTIS BATU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pelayanan Keperawatan dalam UU 38 tahun 2014
tentang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik sehat maupun sakit (Nursalam,2017). Pelayanan
keperawatan adalah salah satu tolak ukur mutu dan citra Rumah Sakit, salah
satu bentuk dari pelayanan keperawatan adalah pemberian asuhan
keperawatan, pelayanan keperawatan dikatakan baik apabila memenuhi aspek
dasar keperawatan termasuk aspek komunikasi keperawatan.
Pendokumentasian adalah salah satu bentuk asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan pasien,
tanpa dokumentasi yang benar dan jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang
telah dilaksanakan oleh seorang perawat profesional tidak dapat dipertanggung
jawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan
perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit. Pendokumentasian
merupakan unsur pokok dalam pertanggungjawaban kinerja profesi
keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung kepada
pasien di unit rawat inap.
Namun dalam beberapa tahun terakhir kualitas dokumentasi keperawatan
menjadi pemasalahan penting. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tasew,
Mariye, & Teklay, (2019) menjelaskan bahwa pelaksanaan dokumentasi
asuhan keperawatan hanya sebesar 47,8% dan menurut Noorkasiani, Gustina,
& Maryam, (2015) pelaksanaan dokumentasi keperawatan dalam kriteria baik
hanya sebesar 47,4%. Hal tersebut mengindikasikan rendahnya kualitas
dokumentasi keperawatan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lindo et al., (2016) mengenai hasil audit dokumentasi keperawatan menyoroti
lemahnya kualitas dokumentasi keperawatan. Padahal menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Blair & Smith, (2016) menyebutkan bahwa perawat dapat
menghabiskan hingga 25-50% dari waktu mereka untuk melakukan
dokumentasi.
Banyak factor yang menyebabkan kurang lengkapnya pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan, perawat harus melaksanakan observasi
pasien secara ketat selama jam kerja, beragamnya jenis pekerjaan yang harus
dilakukan demi kesehatan dan keselamatan pasien, dan kontak langsung
perawat klien secara terus menerus selama 24 jam, sehingga menyebabkan
diperlukannya banyak sekali waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
(Supratman, 2009 dalam (Mayasari, I, 2016), perawat juga dituntut dapat
melengkapi pengisian dokumen keperawatan. Hal ini penting dilakukan karena
kelengkapan dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki perawat yang berguna untuk kepentingan klien dan tim
Kesehatan lain yang memberikan pelayanan Kesehatan.
Beban kerja perawat merupakan salah satu factor penyebab kurang
lengkapnya pengisian dokumentasi keperawatan perawat tidak memiliki cukup
waktu untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan karena harus juga
melengkapi dokumentasi keperawatan,sehingga terkesan perawat abai dalam
pendokumentasian keperawatan. Beban kerja perawat tidak hanya merawat
pasien saja yaitu kegiatan langsung, tetapi juga kegiatan tidak langsung yang
tak kalah penting yaitu seperti melengkapi dan melaksanakan dokumentasi
asuhan keperawatan dan catatan medik yang terperinci (Mastini, 2013).
Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat penting sebagai acuan alat
komunikasi atar petugas kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan, selain
itu dokumentasi asuhan keperawatan digunakan sebagai bukti yang legal serta
berkekuatan hukum jika terjadi hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan
kasus hukum,karena dokumentasi asuhan keperawatan berisi Tindakan
keperawatan secara holistic mulai dari awal pasien dating rawat inap sampai
dengan discharge planning persiapan pasien pulang. Tanggung jawab perawat
tidak hanya melakukan asuhan keperawatan yabf bermutu dan professional tapi
perawat juga memiliki kewajiban melengkapi dokumentasi asuhan
keperawatan selama masa perawatan pasien. Jika perawat memiliki waktu yang
kurang memadai dalam pemberian asuhan keperawatan beban kerja perawat
akan bertambah sehingga akan mempengaruhi proses keperawatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH.


Dari latar belakang diatas, maka peneliti ingin menyusun masalah :
Apakah ada Pengaruh Beban kerja Perawat terhadap kelengkapan
pendokumenytasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS.Baptis Batu

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi
asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS Baptis Batu.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Mengetahui beban kerja perawat diruang rawat inap RS Baptis Batu.
2. Mengetahui kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat
inap RS Baptis Batu
3. Mengidentifikasi hubungan beban kerja perawat terhadap kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS Baptis Batu.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang
ilmu manajemen keperawatan dan dapat dijadikan referensi ilmiah bagi
peneliti selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Kegiatan penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu penetahuan dan
wawasan baru serta menambah informasi mengenai pengaruh beban kerja
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
b. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tolak ukur penghitungan beban kerja
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan di RS.Baptis Batu.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi rujukan,sumber informasi dan bahan referensi penelitian
selanjutnya agar bisa lebih bisa dikembangkan dalam materi yang lain untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Beban Kerja.


2.1.1 Pengertian
Beban kerja artinya sebuah keadaan ketika karyawan dibebankan tugas
yang wajib diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Munandar,2001). Beban
kerja perawat secara umum adalah seluruh kegiatan, aktivitas, tindakan yang
dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas disuatu unit pelayanan
keperawatan. Beban kerja perawat (nurse work load) dapat diartikan sebagai
patient days yang merujuk pada sejumlah prosedur, pemeriksaan, kunjungan
(visite) pada pasien, pemberian kolaborasi injeksi, dan lain sebagainya. Beban
kerja perawat secara umum menjadi upaya merinci komponen dan target
volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan hasil tertentu (Jhon Nelson,
2012). Pengertian beban kerja perawat adalah swluruh kegiatan atau aktifitas
yang dilakukan oelh perawat selam bertugas disuatu unit pelayanan
keperawatan (Marquis dan marquis, 2000)
Beban kerja perawat dapat berubah disetiap waktu, perubahan dapat
disebabkan factor interna dan factor eksterna. Menurut Gillies (2007) factor
internal meliputi jumlah pasien yang dirawat tiap hari, bulan dan tahun,
Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, Rata-rata hari perawatan tiap
pasien, Pengukuran tindakan keperawatan langsung dan tidak langsung,
Frekuensi tindakan keperawatan yang di butuhkan, Rata-rata waktu
keperawatan langsung dan tidak langsung.
Factor external meliputi :
1. Masalah komunitas yaitu situasi masyarakat saat ini seperti penduduk yang
berlebih, lingkungan kurang bersih dan kebiasaan kurang sehat.
2. Disaster yaitu kejadian bencana sehingga RS harus menyediakan tenaga
perawat cadangan.
3. Politik yaitu kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kinerja Rumah
sakit.
4. Pengaruh Cuaca,perubahan cuaca mempengaruhi penyakit sehingga
mempengaruhi jumlah tenaga keperawatan.
5. Ekonomi, kondisi krisis ekonomi saat ini mengakibatkan pendapatan
menurun sehingga pendapatan Rumah Sakit juga menurun.

6. Pendidikan konsumen, tingkat Pendidikan masyarakat sudah semakin


tinggi sehingga tenaga perawat harus professional atau dnegan kata lain
semakin banyak tenaga perawat yang dibutuhkan satu tingkat lebih tinggi
dari pendidikan masyarakat.
7. Kemajuan ilmu dan teknologi termasuk bahasa harus diikuti oleh semua
perawat. Karena semua institusi pelayanan akan memilih perawat yang
memiliki kompetensi International.
8. Hukum/ Undang-Undang dan Kebijakan, kebijakan dalam situasi hukum
dan perundangan-undangan yang bisa mempengaruhi kinerja rumah sakit/
ketenagakerjaan perawat.

Klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan,menurut (Douglas,1984)


Pasien diklasifikasikan berdasarkan system klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok
berdasarkan tingkat ketergantungan klien yaitu perawatan total, perawatan parsial dan
perawatan mandiri.

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di


atas adalah sebagai berikut:

1. Kategori I : Perawatan mandiri/self care

Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan


secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien
memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan sederhana.

2. Kategori II : Perawatan sedang/partial/intermediate


care
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur
posisi waktu makan, memberi dorongan agar mau makan,
eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau
menyiapkan alat untuk ke kamar mandi. Penampilan
pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini
monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi
fisiologis, status emosional, kelancaran drainase atau
infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan
untuk mendukung emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan
pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift
dengan mengobservasi efek samping obat atau reaksi
alergi.

3. Kategori III : Perawatan total/intensive care

Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua


dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat. Pasien
memerlukan observasi terus menerus

Petunjuk penetapan jumlah berdasarkan derajat


ketergantungan :

1. Dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang sama dan


sebaliknya dilakukan oleh perawat yang sama selama
satu bulan.
2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi
pasien (minimal memenuhi tiga kriteria)
3. Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut
dengan memberi tanda tally (I) pada kolom yang
tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat
diketahui berapa jumlah pasien yang ada dalam
klasifikasi minimal, parsial dan total.

Bila hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi


tersebut maka pasien dikelompokan pada klasifikasi di
atasnya.
1.

Anda mungkin juga menyukai