PENDAHULUAN
medik dan rujukan kesehatan secara terpadu serta meningkatkan dan memantapkan
Wedati,2017)
alamat dijalan Sis Aljufri no.214 kel. Masigi Kab. Parigi Moutong. Rumah Sakit
Umum Parigi berdiri pada tahun 1960-an (diperkirakan sekitar tahun 1968) dengan
status rumah sakit pembantu wilayah Parigi. Rumah sakit Parigi saat itu merupakan
dilakukan mengingat banyaknya pasien rawat inap yang dilayani oleh Puskesmas
Jumlah total tempat tidur sebanyak 285 dan jumlah tempat tidur kelas III
sebanyak 138 TT 48,42 % dari jumlah total tempat tidur, sedangkan untuk tempat
1
tidur perawatan intensif ( ICU,ICCU dan NICU ) sebanyak 15,79 % dari seluruh
mengkritisi pelayanan rumah sakit, baik pelyanan pasien rawat jalan maupun rawat
inap. Dokumentasi asuhan keperawatan menjadikan hal yang penting sebagai alat
bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam menjalankan
tugasnya. Perawat profesional dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab yang
lebih tinggi dan tanggung gugat setiap tindakan yang dilaksanakan. Artinya
dan kewajiban tenaga kesehatan termasuk para perawat dalam menjalankan tugas-
2
pasien. Kemampuan perawat untuk membuat perubahan dalam hasil yang didapat
format dan kualitas yang terus menerus berkembang, tapi fokusnya berdampak
keperawatan sebagai salah satu alat pembuktian atas tindakan perawat selama
sangat diperlukan untuk kepentingan pasien maupun perawat, akan tetapi pada
sesuai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Desain penelitian ini adalah
cross sectional. Subyek penelitian adalah pelaksana yang bertugas di rawat inap
RSUD Anuntaloko Parigi berjumlah 107 dan dokumentasi keperawatan yang ada
3
Berdasarkan hasil penelitian Supratman dan Yuni Wulandari 2009, dengan
judul jurnal tentang pendokumentasian asuhan keperawatan ditinjau dari beban kerja
perawat di rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta menyimpulkan bahwa beban kerja
perawat yang berat masih dijalani sebagian besar perawat di RSDM Surakarta.
RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado. untuk meningkatkan mutu dokumentasi
adalah catatan yang harus di kerjakan dalam proses keperawatan oleh seorang
kerja perawat agar terdapat keseimbangan antara tenaga perawat dan beban kerja
Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti A.A Putri Mastini (2013) di RSUP.
adalah catatan dari keseluruhan tindakan yang diberikan kepada pasien dan bila
4
Sejalan penelitian Etlidawati , Ulva Arini (2020) bahwa terdapat
rawat inap RSUD Hj.Anna Lasmanah Banjarnegara (nilai rank spearman atau rho
= 0,688 dan nilai p-value = 0,000). Hasil dari keseluruhan yang diperoleh, peneliti
berpendapat bahwa beban kerja yang didapatkan oleh masing – masing perawat
keperawatan. Semakin berat beban kerja yang diterima oleh perawat maka akan
keperawatan pasien.
seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama
diartikan sebagai patients days yang merujuk pada jumlah prosedur, pemeriksaan
kunjungan pada klien. Beban kerja yang berlebih akan mempengaruhi hasil kerja
seseorang. perawat dengan beban kerja yang berat sangat berpengaruh pada
5
asuhan keperawatan yang tidak lengkap.
Beberapa hal yang sering menjadi alasan para petugas antara lain, banyak
merawat pasien saja yaitu kegiatan langsung, tetapi juga kegiatan tidak langsung
yang tak kalah penting yaitu seperti melengkapi dan melaksanakan dokumentasi
asuhan keperawatan di instalasi gawat darurat medik RSUP Prof.Dr R.D Kandau
Manado. Hasil penelitian menggunakan uji chi squeare pada continuity correction
dengan tingkat kemaknaan α =0,05 atau 95%. Hasil uji beban kerja dengan
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Bello
terdapat hubungan yang kuat antara beban kerja perawat dengan kelengkapan
6
semakin meningkatnnya beban kerja perawat maka pendokumentasi keperawatan
akan semakin menurun. Hasil dari penilaian yang dilakukan menunjukkan 70%
dokumentasi.
kepala ruang atau kepala tim memberikan ucapan terima kasih setiap timbang
terima yaitu (100%) dan perawat pelaksana sebagian besar juga datang tepat waktu
saat timbang terima di dapatkan (100%). Hasil statistik menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pemberian reward ucapan terima kasih dengan kedisiplinan waktu
saat mengikuti timbang terima perawat di ruang bedah RSUP dr. Kariadi Semarang.
tugasnya. Reward berkaitan erat dengan dorongan yang kuat untuk melakukan setiap
pekerjaan dengan hasil yang optimal. Faktor-faktor seperti kepuasan terhadap gaji
dan insentif yang diterima, kedudukan dan kondisi lingkungan kerja yang kondusif
7
akan mendorong tenaga perawat untuk bekerja lebih baik sehingga kinerjanya lebih
baik pula. Berbeda dengan yang tidak mendapatkan reward tinggi maka ia tidak
memiliki hasrat untuk berkerja semaksimal mungkin serta bersikap apatis terhadap
karyawan. Seperti halnya perawat yang mempunyai motivasi yang baik, maka
pengaruhnya terhadap kinerja perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2013)
adalah rasa tanggung jawab dari perawat itu sendiri, status perawat tersebut, status
figur otoritas (pimpinan), legitimasi figur otoritas melalui supervisi, kedekatan figur
mengacu pada sistem jenjang karir professional perawat yang disusun oleh Depkes
RI bersama organisasi PPNI sejak tahun 2006. Dimana dijelaskan bahwa sistem
jenjang karir sebagai salah satu komponen sistem penghargaan non finansial kepada
8
berbagai tujuan (Depkes RI, 2006). Sistem penghargaan finansial yang sering
digunakan oleh institusi kesehatan adalah pembagian jasa pelayanan diluar gaji yang
rutin didapatkan setiap bulannya yang disebut dengan insentif material yang
Menurut asumsi peneliti, setiap orang memiliki penilaian yang berbedapada suatu
terima sudah tergolong tinggi tetapi dalam penilaian orang lain insentif tersebut
masih tergolong rendah bagi dirinya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor
bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkat. Pada hasilpenelitian
9
tinggi untuk memberikan pelayanan yang terbaik (Mudayana, 2010). Hal ini
lengkap. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Husmi (2018)
Wisata UIT Makassar didapatkan bahwa ada hubungan antara reward dengan
salah satu tugas dan legal etik dari seorang perawat. Pemberian reward akan
keperawatan. Berdasarkan teori dan data yang didapat, semakin tinggi insentif
10
instrumen penelitian yang baku, salah satunya adalah audit dokumentasi asuhan
membuat prosedur tetap suatu tindakan keperawatan dan penggunaan alat di rumah
asuhan keperawatan yang isinya belum lengkap. Hasil pra- survei melalui
wawancara dengan beberapa perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap di RSUD
keperawatan, penulisan dokumen yang menyita waktu, dan berfokus pada pelayanan
11
pemberian pelayanan langsung pada pasien. Penulisan dokumentasi juga tidak
status pasien yang masih belum terisi baik catatan pendokumentasian pada pasien
yang masih dalam perawatan maupun pasien yang tidak dalam perawatan atau sudah
pengkajian sampai dengan evaluasi masih dalam bentuk manual, dan bahasa dalam
format tersebut belum terlalu baku serta masih menggunakan sistem ceklist.
intervensi perawat terhadap pasien selama dirawat di rumah sakit, yang mencakup:
dibuat prosedur tetap (protap) dalam bertindak, serta disediakan alat bantu berupa
jumlah tenaga perawat yang ditunjukkan dengan adanya peran rangkap jabatan
dalam struktur organisasi dan banyaknya beban kerja menjadi salah satu faktor
dengan metode proses keperawatan di Rumah Sakit yang diukur melalui instrumen
12
evaluasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK). Hasil survey pendahuluan
dokumentasi sudah ada namun tidak dilaksanakan dengan berbagai alasan. Hal ini
sesuai dengan studi wawancara yang dilakukan oleh beberapa perawat di RSUD
RSUD Anuntaloko.
1.3.2 Untuk mengetahui hubungan pemberian reward dan beban kerja terhadap
13
1) Untuk mengetahui hubungan faktor pemberian reward (penghargaan) terhadap
Anuntaloko Parigi.
1) Bagi Instansi Rumah Sakit hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
2) Bagi perawat di Pelayanan Kesehatan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bahan bacaan dan kajian bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk meneliti lebih
3) Bagi peneliti hasil penelitian ini sebagai pengalaman berharga bagi peneliti untuk
layanan keperawatan.
BAB II
14
TINJAUAN PUSTAKA
Keperawatan
dimiliki perawat yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim
yang akurat dan lengkap secara tertulis dnegan tanggung jawab perawat
(Hidayat, 2019).
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti individu yang
yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari
15
Ketiga komponen tersebut dikenal dengan model Fiscbach (unifying model).
mencatat dengan jelas, mudah dimengerti dan berisi informasi akurat yang
klien, catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum
16
yang mempunyai banyak manfaat dan penggunaan. Tujuan utama dari
mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga
catatan kesehatan melalui catatan yang akurat dan lengkap. Esensi berupa
17
bukti kebutuhan perawatan sehari-hari, melaporkan informasi secara jelas,
advokat klien. Data-data tersebut dapat digunakan oleh perawat untuk mencatat
asuhan keperawatan.
hukum.
18
penelitian, karena data-datanya otentik dan dapat dibuktikan kebenarannya.
psiko, sosial dan spiritual sehingga dapat merasakan manfaat dari pelayanan
keperawatan.
5) Sarana evaluasi
profesional.
Bukti yang telah ada menuntut adanya sistem pendidikan yang lebih baik
dan terarah sesuai dengan program yang diinginkan klien. Khusus bagi
19
Dokumentasi berguna untuk memantau kualitas layanan keperawatan
asuhan keperawatan.
1) Dokumentasi pengkajian
informasi yang ada tentang pasien yang dikumpulkan dari interview pasien,
20
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan dalam proses kehidupan
meliputi diagnosa aktual, resiko atau resiko tinggi, kemungkinan, sehat atau
mengapa sesuatu terjadi terhadap klien, apa yang terjadi, kapan, bagaimana
dan siapa yang melakukan intervensi. Why harus dijelaskan alasan tindakan
harus dilaksanakan dan data yang ada dari hasil dokumentasi pengkajian dan
atau tindakan dalam bentuk action verb, when mengandung aspek penting
1. Prosedur invasive
21
2. Intervensi mendidik klien
kegiatannya.
yang sesuai dicatat sebagai berikut : kontrol sakit yang tidak efektif
setelah medikasi, terus tanpa henti, penghilang rasa sakit dari medikasi
22
Ada beberapa model dokumentasi keperawatan yang dapat dipergunakan
lain.
dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian
(flow sheet) dan catatan pemulangan atau ringkasan rujukan.Ketiga jenis ini
23
Charting By Exception adalah sistem dokumentasi yang hanya
mencatat secara naratif dari hasil atau pertemuan yang menyimpang dari
keperawatan.
dokumentasi asuhan.
24
kesehatan. Perubahan tersebut berdampak terhadap kegiatan pencatatan
keperawatan.
penyakit dan tipe atau jumlah tindakan yang diperlukan dapat sebagai dasar
25
5) Keterampilan keperawatan.
pencatatan.
6) Konsumen.
yang terjangkau, dan adanya home care bagi klien yang tidak memerlukan
lengkap dan akurat khususnya waktu klien masuk rumah sakit, tingkat
7) Biaya
klien sebelum masuk rumah sakit, pertanyaan dan wawancara dengan klien
9) Akreditasi kontrol
26
Perubahan tentang standard pelayanan kesehatan yang disusun oleh
pada diagnosa medis, pelayanan klinik atau tipe pelayanan. Saat ini dalam
keperawatan.
27
Pencatatan yang penting meliputi catatan tentang kejadian, perintah verbal
dan non verbal, informed consent dan catatan penolakan klien terhadap
tindakan.
”Managgio” dari kata ”managiare” yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa
Kata manage dalam kamus tersebut diberi arti ”to direct and control”
tertentu).
perusahaan atau kepentingan). Oleh karena itu wajar apabila ada pendapat
28
Ada beberapa ahli mengemukakan fungsi-fungsi manajemen diantaranya
G.R.Terry. Namun semua fungsi manajemen yang diungkapkan para ahli itu
G.R.Terry, yaitu :
1) Perencanaan (planning).
(Sukarna, 2018).
2) Pengorganisasian (organizing).
3) Penggerakan (actuating).
29
Penggerakan ialah membangkitkan dan mendorong semua anggota
4) Pengawasan (controlling).
2018).
(Sukarna, 2018).
(Sukarna, 2018).
30
Pengawasan ialah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan
yang tersendiri dari si ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan
isu sampingan.
berbeda-beda.
1) Otoriter
bawahan, pengawasan terhadap sikap dan tingkah laku serta perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat, prakarsa harus selalu berasal
dari pimpinan, tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
31
dan pertimbangan atau pendapat, tuga-tugas bawahan diberikan secara
dari bawahan tanpa syarat dan kesetiaan tanpa syarat, cenderung adanya
paksaan dan ancaman serta hukuman, kasar dalam bersikap, tanggung jawab
kepentingan individu.
tugas.
2) Demokratis
kritik seimbang.
32
Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas
bersama-sama.
3) Partisipatif
dan keputusan akhir ada pada kelompok. Sedangkan menurut Tannebau dan
partisipasi.
33
Gaya kepemimpinan liberal atau Laisser faire adalah gaya
kesehatan atau penyuluhan. Dampak yang timbul dari cara ini terhadap
34
dengan cara koersi. Namun demikian apabila perilaku tersebut berhasil diadopsi
tingkat mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan
hidup sehari-hari dan merupakan proses yang paling tua dan paling lama dalam
pada umumnya.
pengetahuan yang dimiliki, karena telah melalui proses belajar yang tidak
terjadi perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang dalam
Motivasi berasal dari kata lain movere yang berarti dorongan atau
berperilaku untuk mencapai tujuan yang pada akhirnya akan menampilkan kerja
seseorang. Atau dengan kata lain sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor
35
Menurut Nursalam 2017, motivasi adalah segala sesuatu yang
Dari berbagai macam defenisi motivasi, ada tiga point penting dalam
untuk memenuhi kebutuhan tadi, sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus
Teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli seperti Teory Need
kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta, kebutuhan harga diri, sampai
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling menonjol atau paling kuat
bagi mereka pada waktu tertentu. ERG Theory (Clayton Alderfer), Two-factors
muncul dari dua set faktor yang terpisah. Learned Theory (Mc Clelland), Equity
36
(Skinner) dan Goal Setting (Locke) diyakini dapat membantu dalam
dalam kondisi terjepit dan munculnya terdesak serta menghentak dan cepat
sekali.
kerja, jadi definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam
diterima seorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik,
tersebut.Beban dapat berupa beban fisik dan beban mental.Beban kerja fisik
keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya.
(Manuaba,2016)
37
Everly dkk (dalam Munandar,2018) mengatakan bahwa beban kerja
adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan
pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban
kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena
tugas –tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika
pekerja merasa tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan
ketrampilan atau potensi dari pekerja.Beban kerja fisikal atau mental yang harus
pekerjaan.
sebagai berikut:
1. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti
tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap
pekerjaan.
38
c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,
2. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut
Strain ,berat ringannya strain dapat dinilai baik secara obyektif maupun
Akibat beban kerja yang terlalu berat atau yang terlalu sedikit dapat
kerja Hal ini didukung oleh penelitian Suciari (2016) bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain
yang dialami pramu kamar. Presentase yang mengalami keluhan Low Back
Pain dari pramu kamar dengan kategori beban kerja berat sekali mencapai
100 %, sedangkan beban kerja kategori berat mencapai 79 % dan beban kerja
sedang 30 %.
baik fisik atau mental dan reaksi –reaksi emosional seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang
terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan
39
hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan
dan beban kerja mental dapat dinilai melalui pengukuran denyut nadi. Hal ini
pengukuran beban fisik melalui denyut jantung adalah salah satu pendekatan
40
untuk mengetahui berat ringannya beban kerja fisik selain ditentukan juga
oleh konsumsi energi, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh.
rawat inap adalah ruang pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
tetap ada di sisi pasien untuk melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan
terus menerus.Hal ini sesuai dengan pernyataan Azwar (1993) bahwa beban
41
perawat pada pasien adalah menyelamatkan kehidupan dan mencegah
perbandingan jumlah perawat dalam satu shift jaga sering tidak seimbang
Beban kerja perawat pada setiap ruang rawat tidak sama. Perawat
bekerja sesuai dengan pedoman uraian tugas yang telah di tetapkan oleh
sebelum dan sesudah operasi menyiapkan kebutuhan untuk pasien yang mau
42
pasien yang akan bersalin,menyiapkan fasilitas kebutuhan pasien,
dan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindar
penularan penyakit.
43
Sedangkan faktor ekstrinsik yang berkaitan dengan adanya peran supervisi
sebaiknya dijadikan point reward jasa pelayanan, sebagian besar 62% perawat
lebih sulit engan sistem komputerisasi, 73% perawat menyatakan tidak setuju.
simpulan di atas, beberapa saran yang diberikan pada penelitian ini adalah
beban kerja perawat di rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta tahun 2009
menyimpulkan bahwa beban kerja perawat yang berat masih dijalani sebagian
besar perawat di RSDM Surakarta. Jenis beban kerja yang relatif berat
44
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSDM bahkan
mempunyai sikap yang baik akan berfikir dan mempunyai keyakinan bahwa
Penghargaan adalah reward dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka
yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan (Teguh S. 2007).
45
diberikan oleh atasan kepada karyawannya atas kinerja yang telah dicapai untuk
langsung (financial reward) dan tidak bersifat uang (nonfinancial reward). Timbang
terima atau operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien . Adapun tujuan timbang
terima sebagai berikut : Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien,
Menurut Teguh S. (2007) tujuan pemberian reward (balas jasa) antara lain
adalah:
Dengan pemberian reward terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan
2. Kepuasan Kerja
jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
46
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program reward atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi
relatif kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian reward (balas jasa) yang cukup besar maka disiplin
Dengan program reward yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan
8. Pengaruh Pemerintah
Sistem Reward atau imbalan merupakan hal yang krusial, karena reward yang
karyawan yang pada gilirannya akan menurunkan produktivitas dan kualitas kerja
1. Sistem Waktu
47
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan
Dalam sistem hasil, besarnya reward /upah ditetapkan atas kesatuan unit yang
3. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa
bentuk material dan non material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada
karyawannya agar mereka dapat bekerja dengan motivasi tinggi dan berpretasi
mau bekerja dengan lebih baik dan membangkitkan motivasi sehingga dapat
pegawai, yaitu:
48
organisasi mempunyai tujuan individual yang sering tidak selaras dengan
organisasi.
juga akan tinggi, sebaliknya siapa yang memberi kontribusi rendah maka
tidak selalu sesuai dengan kebutuhan utama pegawai. Menurut Jiunkpe (2008),
konsumen, penjualan.
49
c. Penghargaan Formal, yaitu meninjau berbagai program yang diturunkan dari
yang telah dicapai oleh individu. Reward tersebut dapat bersifat finansial
(pemberian uang, hadiah) dan nonfinansial (ucapan terima kasih, pujian, isi kerja
dan lingkungan kerja). Reward dalam bentuk finansial saat ini masih menduduki
reward finansial. Sebuah ucapan terima kasih dapat dijadikan sebuah reward.
Kekuatan ucapan terima kasih ini memberikan arti dan manfaat yang sangat luar
biasa. Pekerjaan yang dimotivasi dengan ucapan terima kasih oleh seorang atasan
menurunkan kinerja perawat dan dapat merugikan para pengguna jasa layanan
keperawatan yang dalam hal ini adalah pasien. Untuk itu perlu pemberian reward
terima.
50
Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus
sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang
menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan
beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti
berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu
dengan individu lainnya. Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor
1) Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti;
a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat
kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas
b. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja,
2) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis
51
kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik
fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan
dikerjakan.
c. Kontak langsung perawat pasien secara terus menerus selama jam kerja.
52
f. Tugas memberikan obat secara intensif.
terminal.
Keperawatan
1) Pemberian Reward
merupakan suatu imbalan yang diberikan dalam bentuk material dan non
menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat
Pamela 2006).
53
Menurut Brink Pamela (2016), Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan evaluasi, hal ini sering berpengaruh pada kinerja perawat dalam
2) Beban Kerja
kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
diartikan sebagai patient days yang merujuk pada sejumlah prosedur dan
pemeriksaan saat dokter berkunjung ke pasien. Bisa juga diartika beban kerja
pelayanan tersebut.
54
yang harus dilaksanakan sebaik mungkin/professional. Bila beban kerja
terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk antara perawat dan
perawat/turn over, dan rasa ketidak puasaan kerja perawat (Gellies, 2015).
menjadi model yang valid dan reliable terhadap pengukuran beban kerja
Menurut Huber (2016), beban kerja dibedakan menjadi dua jenis yaitu
beban kerja secara kualitatif dan kuantitatif. Beban kerja kualitatif artinya
persepsi beban kerja yang bisa dirasakan oleh perawat. Misalkan perawat
merasa saat ini beban kerjanya berat daripada yang seharusnya, lebih sulit
dari yang sudah pernah dilaksanakan dan keluahan lain seperti adanya
denga waktu yang tersedia. Misalkan perawat memiliki waktu 8 jam tiap
55
shift, maka berapa banyak tindakan keperawatan yang bisa dilakukan selama
2015).
56
BAB III
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka
konsep berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang
suatu topik yang akan dibahas (Setiadi, 2007). Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu/
Pemberian reward
Pendokumentasian Proses
Asuhan Keperawatan
Keterangan :
: Pemberian reward
tersedianya motivasi perawat terhadap pendidikan dan pemberian reward serta beban
57
keberadaan faktor –faktor tersebut di atas akan mengurangi pelaksanaan
3.2 Hipotesis
Anuntaloko Parigi.
Beban kerja Perawat adalah segala sesuatu yang berada di sekitar perawat yang
bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi yang berhubungan dengan
keperawatan.
58
ditentukan dalam standar asuhan keperawatan. Alat ukur yang digunakan berupa
KriteriaObjektif :
a. DokumentasiPengkajian
(≥ 75%).
b. Dokumentasi Diagnosa
(≥75%).
2) Dokumentasi diagnosa tidak dilakukan jika skor yang diperoleh < 9 (< 75%).
c. DokumentasiPerencanaan
≥18 (≥ 75%).
2) Dokumentasi perencanaan tidak dilakukan jika skor yang diperoleh <18 (<
75%).
d. Dokumentasi Tindakan
(≥ 75%).
2) Dokumentasi tindakan tidak dilakukan jika skor yang diperoleh < 12 (< 75%).
e. Dokumentasi Evaluasi
(≥75%).
59
2) Dokumentasi evaluasi tidak dilakukan jika skor yang diperoleh < 6 (< 75%).
60