Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.

2, Juli 2013, hal 77-84


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
L.M. Harmain Siswanto1,2* , Rr Tutik Sri Hariyati3 , Sukihananto3
1. Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Mataram, Indonesia
2. Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

*E-mail: lalu_siswanto@yahoo.com

Abstrak

Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan merup akan bagian dari kualitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit. Pelaksanaan pendokumentasian adalah indikator kinerja perawat yang dipengaruhi oleh karakteristik dan beban
kerja perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik, beban kerja perawat dan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Umum Instalasi Rawat Inap RS. Desain penelitian ini
adalah analitik observasional dengan pendekatan retrospective yang dilakukan pada tiga ruang rawat inap. Pengukuran
kelengkapan dokumentasi menggunakan instrumen A Depkes dengan sampel 95 dokumen. Pengukuran beban kerja
menggunakan teknik continous observation dengan sampel 46 perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendokumentasian rerata belum lengkap (71,6%), dan beban kerja perawat sebagian besar tinggi (52,2%). Faktor yang
paling dominan memengaruhi kelengkapan pendokumentasian adalah pelatihan dan beban kerja. Ada hubungan antara
masa kerja, pelatihan dan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian. Direkomendasikan untuk pelatihan
pendokumentasian bagi perawat dan meninjau ulang jumlah perawat serta penempatan tenaga sesuai dengan beban
kerja di ruangan.

Kata kunci: beban kerja, karakteristik perawat, kelengkapan pendokumentasian

Abstract

Factors Related to the Completeness of Nursing Documentation. The completeness of nursing documentation is one of
indicators in hospital service quality. Nursing documentation is an indicator of nurses performance that influenced by
nursescharacteristics and workload. This study aimed to find out the relationship between nurses characteristics and
workload with the completeness of nursing documentation in wards. This study was a retrospective analytic using an
observational approach which was conducted in three wards. The completeness of 95 nursing documentations was
measured using an instrument. Nurses workload was measured using a continuous observation technique with a
sample of 46 nurses. The results showed that 71.6% was incomplete, and most of (52.2%) the nurses' workload was
high. The most dominant factors affecting the completeness of the documentation are nurses experiences in
documentation training and workload. To conclude, there is a relationship between the period of employment, training
and nursesworkload with the completeness of nursing documentation. Training on nursing documentation and
reviewing on the number of nurses and staffing them according to workload in the room are necessary.

Keywords: characteristics of nurses, completeness of documentation, workload

Pendahuluan dilakukan sebagai bukti tindakan keperawatan


sudah dilakukan secara professional dan legal
Pendokumentasian merupakan bukti legal sehingga dapat memberikan perlindungan pada
pelaksanaan pelayanan di rumah sakit. Kualitas perawat dan pasien (Iyer & Camp, 2005).
pelayanan disuatu rumah sakit salah satunya Pendokumentasian berguna bagi rumah sakit
dapat dilihat dari pelaksanaan pendokumentasian dalam meningkatkan standar akreditasi, sebagai
asuhan keperawatan (Wang, Hailey, & Yu, alat komunikasi antar profesi, indikator pelayanan
2011). Pendokumentasian asuhan keperawatan mutu, bukti tanggung jawab, dan tanggung gugat
78 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 16, No. 2, Juli 2013, hal 77-84

perawat, sumber data dan sebagai sarana Penelitian Mobiliu (2005) menjelaskan bahwa
penelitian (Teytelman, 2002; Jefferies, Johnson, beban kerja paling tinggi yaitu pada shift pagi.
Nicholls & Lad, 2012). Hal tersebut disebabkan oleh tindakan prosedural
keperawatan sebanyak 70% dilakukan pada
Pendokumentasian asuhan keperawatan tidak waktu jaga pagi (Cardona, Tappen, Tertill,
lengkap disebabkan beberapa hal. Menurut Acosta, & Eusebe, 1997). Beban kerja perawat
Bergh, Bergh, dan Friberg (2007), pen- tinggi menyebabkan 95% perawat melewatkan
dokumentasian tidak memadai disebabkan oleh waktu istirahatnya (Al-Kandari & Thomas,
tidak sinkronnya proses keperawatan yang 2008). Menurut Sochalski (2004), kualitas
didokumentasikan. Menurut Wong (2009) asuhan keperawatan sangat bergantung dari
perawat terkadang inkonsisten dalam men- jumlah pasien yang dirawat, semakin banyak
dokumentasikan waktu pelaksanaan tindakan. pasien maka beban kerja semakin tinggi
Pendidikan kesehatan yang dilakukan perawat sehingga menyebabkan dokumentasi asuhan
tidak terstruktur dan jarang didokumentasikan keperawatan tidak maksimal.
(Fribeg, Bergh & Lepp, 2006). Tanda tangan
setiap kegiatan perawat, simbol dan singkatan Pendokumentasian yang tidak lengkap akan
dalam dokumentasi masih belum dilakukan memberikan kerugian bagi klien karena infor-
dengan konsisten (Rykkje, 2009). Tulisan pe- masi penting terkait perawatan dan kondisi
rawat kadang-kadang tidak jelas dan kalimat kesehatannya terabaikan (Teytelman, 2002).
yang tidak sesuai dengan intervensi yang Braaf, Manias dan Riley (2011) menjelaskan
dilakukan (Karslen, 2007). Selain itu, perawat bahwa pendokumentasian yang tidak efisien
kadang-kadang menulis pendokumentasian dan tidak efektif akibat dari kualitas dan ke-
tindakan pada tempat yang salah dalam format akuratannya kurang memadai menyebabkan
yang sudah ditetapkan (Hayrinen & Saranto terjadinya kesalahan komunikasi antar perawat
2009). Penelitian terkait pendokumentasian maupun profesi lain. Komisi keselamatan
yang dilakukan di instalasi rawat inap Rumah perawatan dan kualitas kesehatan Australia
sakit Marinir Cilandak Jakarta adalah rata-rata pada 2008 mengidentifikasi 13% dari kesalahan
pen-dokumentasian sebesar 60,77%. Hal ini manajemen klinis berasal dari kesalahan
masih dibawah standar yang ditetapkan depkes dokumentasi (Jefferies, Johnson, Nicholls &
yaitu >85% (Lusianah, 2008). Lad, 2012).

Pelaksanaan pendokumentasian yang tidak Hasil studi pendahuluan di Instalasi rawat inap
lengkap dapat dipengaruhi karakteristik individu RSUD X di Jakarta menunjukkan hasil audit
(Potter & Perry, 2010). Karakteristik perawat pada 2012 oleh satuan pengawas internal rumah
menurut Kane, Shamliyan, Mueller, Duval, sakit didapat hanya 60% perawat melakukan
dan Wilt (2007) adalah meliputi usia, pengalaman dokumentasi. Hasil tersebut masih dibawah
atau masa kerja dan pendidikan. Menurut standar yang ditetapkan Kemenkes yaitu 85%.
Hurst (2005), beban kerja yang tinggi di ruang Sekitar 35% perawat pernah melanjutkan
perawatan menyebabkan kurang maksimalnya jadwal jaga atau double shift di instalasi rawat
pelaksanaan dokumentasi kegiatan perawat. inap pada bulan Desember 2012.
Menurut Hurst (2005) menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat ketergantungan pasien Metode
maka akan semakin banyak tindakan yang
akan diberikan dan akan semakin menambah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
beban kerja perawat. Lebih lanjut Myny, et al. dengan desain observasi analitik. Variabel
(2012) mengidentifikasi dari sejumlah faktor beban kerja perawat dilihat dari lama waktu
yang memengaruhi beban kerja, faktor yang dan kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan
paling berdampak adalah terkait jumlah pekerjaan langsung, kegiatan tidak langsung dan kegiatan
yang dikerjakan perawat. non keperawatan. Penentuan sampel dengan
Siswanto, et al., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pendokumentasian 79

total sampel dan terpilih 46 perawat yang sesuai Tabel 1. Distribusi Perawat menurut Pengalaman
kriteria dan dilakukan pengamatan selama 24 Pelatihan Dokumentasi
jam menggunakan teknik continous observation
Variabel n %
dengan lembar observasi. Variabel karakteristik Pelatihan Dokumentasi
perawat meliputi usia, pendidikan, masa kerja Pernah 27 58,7
dan pelatihan diukur menggunakan kuesioner. Belum Pernah 19 41,3
Variabel pendokumentasian asuhan keperawatan
diukur dengan lembar checklist. Instrumen
Tabel 2. Gambaran Rerata Persentase dan Lama
baku evaluasi dokumentasi standar Kemenkes Kegiatan Perawat Pelaksana setiap Shift
diukur secara retrospective. Pemilihan Sampel
dokumen dilakukan secara consecutive sampling Mean SD
Shift Kegiatan %
dan didapatkan sejumlah 95 dokumen pasien. (menit) (menit)
Shift Langsung 165,2 29,35 36,4
Pagi Tidak Langsung 224,3 40,34 49,5
Untuk pengambilan data peneliti dibantu oleh Non 63,9 17,32 14,1
10 orang numerator dengan terlebih dahulu Keperawatan
dilakukan inter-rater reliability untuk menyatu- Shift Langsung 128,5 12,27 30,4
kan persepsi antara peneliti dengan numerator. Sore Tidak Langsung 226,1 22,38 53,6
Hasil uji kappa didapatkan 10 orang numerator Non 68,1 14,37 16,1
Keperawatan
bermakna (< 0,05). Peneliti menjaga etika Shift Langsung 155,8 26,1 21,1
pengambilan data dengan memberikan informed Malam Tidak langsung 270 54,7 36,6
consent kepada responden sebelum pengambilan Non 310,6 62,9 42,3
data, menjaga rasa aman responden dengan Keperawatan
melakukan pengamatan pada jarak tertentu dan
menjaga kerahasiaan data yang didapatkan. Tabel 3. Gambaran Kelengkapan Pendokumentasian
Selain itu, sebelum penelitian berlangsung, Asuhan Keperawatan
penelitian ini telah dinyatakan lolos kaji etik
oleh komite etik FIK UI. Kategori %
Lengkap 27 28,4
Tidak Lengkap 68 71,6
Data dianalisis secara univariat dengan tendensi
sentral atau proporsi, bivariat dengan uji Chi
Square dan Uji T independent dan multivariat 100% 90%
90% 85%
dengan regresi logistik berganda untuk analisis 74% 70% 75%
80%
faktor yang paling dominan. 70%
66%
60%
Hasil 50%
40%
Hasil penelitian terkait karakteristik perawat 30%
20%
berdasarkan umur yaitu rerata umur perawat
10%
30,39 tahun dengan standar deviasi 4,025. 0%
Rerata masa kerja perawat 7,15 tahun dengan
standar deviasi 3,893. Berdasarkan tingkat
pendidikan mayoritas perawat perpendidikan
DIII Keperawatan 46 orang.
Pelaksanaan
Hasil analisis beban kerja perawat menunjukkan Pendokumentasian
sebagian besar 52,2% perawat mempunyai
beban kerja tinggi, rata-rata waktu berlebih
pada shift malam 76,8 menit, shift sore 62,1 Gambar 1. Gambaran Kelengkapan Pendokumentasian
menit dan shift pagi 33,5 menit. Asuhan Keperawatan
80 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 16, No. 2, Juli 2013, hal 77-84

Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis kegiatan Pembahasan


paling banyak pada shift pagi dan sore adalah
kegiatan tidak langsung. Selain itu, jenis Hasil penelitian ini pada dasarnya menunjukkan
kegiatan paling banyak juga terdapat pada shift bahwa umur 30 tahun ke atas merupakan
malam kegiatan non keperawatan. Pada Tabel umur yang paling optimal untuk mendukung
3 menunjukkan hasil analisis kelengkapan pelaksanaan pendokumentasian asuhan ke-
pendokumentasian dilakukan perawat sebagian perawatan di rumah sakit. Hal ini sesuai
besar kurang dari 85% artinya sebagian besar dengan pernyataan Potter dan Perry (2010)
masih belum lengkap 71,6%, sedangkan yang bahwa usia dewasa menengah yaitu usia 30-an
sudah lengkap hanya 28,4%. Persentase sampai 60 tahun, merupakan fase masa tenang
pendokumentasian yang dilakukan perawat atau fase keberhasilan. Idealnya bahwa sesuai
meliputi paling besar pengkajian dan paling dengan data hasil penelitian ini merupakan
sedikit catatan perkembangan 66%. Rerata termasuk umur kategori dewasa menengah.
kegiatan pendokumentasian yang dilakukan Pada usia tersebut produktivitas seseorang
perawat sebesar 77%. akan meningkat karena merupakan termasuk
fase masa tenang dan fase keberhasilan.
Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara umur dengan Secara statistik tidak ada hubungan antara
kelengkapan pendokumentasian (p= 0,461; umur dengan kelengkapan pendokumentasian.
= 0,05). Hasil analisis masa kerja menunjuk- Hal ini bisa dapat disebabkan karena penilaian
kan bahwa ada hubungan yang bermakna studi dokumentasi asuhan keperawatan yang
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan dilakukan peneliti bukan merupakan penilaian
keperawatan (p= 0,033; = 0,05). Ada hubung- pendokumentasian individu melainkan pe-
an yang bermakna antara pelatihan dengan nilaian dokumentasi asuhan keperawatan hasil
kelengkapan pendokumentasian asuhan ke- kelompok. Penilaian dokumentasi asuhan
perawatan (p= 0,001; OR= 30,60). keperawatan secara kelompok dilakukan dengan
alasan bahwa pelaksanaan pendokumentasian
Hasil analisis beban kerja perawat menunjukkan di ruangan dilakukan secara bersama-sama dan
bahwa ada hubungan yang bermakna dengan merupakan hasil kerja kelompok. Hal ini
kelengkapan pendokumentasian asuhan ke- mengakibatkan hasil nilai rata-rata pen-
perawatan (p= 0,003; = 0,05 dan OR= dokumentasian kelompok menjadi tidak ada
0,114). Hasil analisis terhadap faktor yang hubungannya dengan umur individu itu
paling dominan terhadap kelengkapan pen- sendiri.
dokumentasian adalah pelatihan (p= 0,006;
OR= 23,67) bahwa ada hubungan yang Karakteristik selanjutnya menunjukkan ada
bermakna antara pelatihan dengan kelengkap- hubungan yang bermakna antara masa kerja
an artinya perawat yang pernah pelatihan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
pendokumentasian cenderung akan men- keperawatan. Hasil penelitian ini mendukung
dokumentasikan asuhan keperawatan dengan hasil penelitian Lusianah (2008) didapatkan
lengkap 23,67 kali lebih besar dibandingkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan
dengan perawat yang belum pernah pelatihan kualitas dokumentasi keperawatan. Hal ini
setelah dikontrol variabel lain beban kerja, sejalan dengan pendapat Swansburg dan
sedangkan beban kerja (p= 0,025; OR= 0,159) Swansburg (1999) yang menyatakan bahwa
artinya perawat yang mempunyai beban kerja semakin bertambah waktu seseorang untuk
tinggi cenderung untuk melakukan pen- bekerja maka akan semakin bertambah pula
dokumentasian asuhan keperawatan dengan pengalamannya termasuk keterampilan klinis-
lengkap 0,159 kali lebih kecil dibanding nya. Namun pendapat Robins (2006) yang
dengan perawat yang beban kerjanya rendah menyatakan produktivitas kerja karyawan
setelah dikontrol dengan variabel pelatihan. tidak sepenuhnya bisa dilihat dari tingkat
Siswanto, et al., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pendokumentasian 81

senioritas akan tetapi semakin lama masa belum pernah pelatihan setelah dikontrol
kerja seseorang maka akan semakin kecil variabel beban kerja.
kemungkinan orang tersebut berpindah
pekerjaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Lusianah (2008) yang menyatakan bahwa
Berdasar hasil penelitian ini dapat dianalisis ada hubungan antara kualitas dokumentasi
bahwa seseorang yang mempunyai masa kerja asuhan keperawatan dengan pelatihan, kualitas
lebih lama akan mempunyai pengalaman, dokumentasi akan meningkat sebesar 1,60 kali
pengetahuan dan keterampilan yang lebih pada perawat yang pernah pelatihan dibanding
dibanding perawat yang mempunyai masa yang belum pernah pelatihan. Hasil penelitian
kerja lebih pendek terhadap tanggung ini juga sejalan dengan pendapat Jefferies,
jawabnya. Hal ini sesuai hasil penelitian Johnson, Nicholls, dan Lad (2012) fokus dari
Lusianah (2008) setiap penambahan masa peningkatan pengetahuan melalui pelatihan
kerja 1 (satu) tahun maka kualitas dokumentasi meningkatkan dokumentasi keperawatan yang
proses keperawatan akan mengalami pening- dilakukan oleh perawat.
katan sebesar 0,91 setelah dikontrol oleh
variabel motivasi kebutuhan kekuasaan, Pentingnya pelatihan pendokumentasian bagi
kebutuhan afiliasi, kebutuhan berprestasi, perawat memberikan dampak positif terhadap
supervisi, pendidikan pengetahuan dan kinerja perawat khususnya dalam melakukan
pelatihan. pendokumentasian asuhan keperawatan. Dampak
positif pelatihan yang sudah tergambar pada
Mayoritas perawat dengan latar belakang hasil penelitian ini harus menjadi bahan
pendidikan DIII Keperawatan. Pendokumen- pertimbangan manajemen rumah sakit dalam
tasian asuhan keperawatan merupakan bagian melakukan pelatihan secara periodik untuk
dari kinerja perawat, pendidikan merupakan memberikan kesempatan bagi perawat yang
faktor penting dalam memengaruhi kinerja belum mendapatkan pelatihan untuk lebih
seseorang (Ridley, 2008). Berbagai teori dan meningkatkan pendokumentasian.
hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa
idealnya tingkat pendidikan seseorang akan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
berbanding lurus dengan kinerjanya. Semakin besar perawat yang mempunyai beban kerja
tinggi tingkat pendidikan seseorang akan tinggi tidak melakukan pendokumentasian
semakin tinggi juga pengetahuan, keterampil- dengan lengkap. Hasil juga menunjukkan
an, berpikir kritis, mempunyai wawasan yang terdapat hubungan yang bermakna antara
luas serta harapan dan prestasi kerja yang baik. beban kerja dengan kelengkapan pendokumen-
Begitu halnya dengan pendokumentasian yang tasian asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil
dilakukan perawat akan semakin lengkap dan penelitian dari semua perawat yang mem-
baik seiring dengan peningkatan pendidikannya. punyai beban kerja tinggi tersebut hanya
16,7% yang melakukan pendokumentasian
Pelatihan merupakan faktor penting dalam dengan lengkap. Hasil penelitian ini sejalan
meningkatkan kualitas kerja seseorang sesuai dengan pendapat Ilyas (2012) bahwa beban
dengan tanggung jawabnya ditempat kerja. kerja perawat yang tinggi memengaruhi
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan produktivitas kinerja perawat termasuk ke-
yang bermakna antara pelatihan dengan giatan pendokumentasian asuhan keperawatan.
kelengkapan pendokumentasian asuhan ke- Hal ini juga sesuai pernyataan Sochalski
perawatan. Hasil analisis menunjukkan perawat (2004), semakin banyak jumlah pasien akan
yang pernah pelatihan pendokumentasian meningkatkan beban kerja dan pada akhirnya
cenderung akan mendokumentasikan asuhan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.
keperawatan dengan lengkap 30,60 kali lebih Begitu halnya akibat dari kekurangan tenaga
besar dibandingkan dengan perawat yang akibat penyebaran dan alokasi yang tidak
82 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 16, No. 2, Juli 2013, hal 77-84

merata menyebabkan beban kerja meningkat perawat yang pernah pelatihan pendokumen-
dan risiko terjadi penurunan kualitas pelayanan tasian maka akan cenderung untuk lebih
keperawatan (Duffield, et al 2011). lengkap pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan di rumah sakit.
Kelengkapan pendokumentasian asuhan kepera-
watan juga disebabkan oleh tingginya beban Hasil penelitian terkait faktor variabel
kerja perawat setiap shift. Hasil penelitian beban dominan yang lain adalah variabel beban kerja
kerja dilihat berdasarkan shift menemukan dan berpola negatif, dengan kata lain perawat
bahwa shift pagi dan shift sore rata-rata perawat yang mempunyai beban kerja tinggi cenderung
mempunyai beban kerja tinggi. Hal ini diperkuat untuk tidak melakukan pendokumentasian
oleh hasil penelitian Mobiliu (2005) yang asuhan keperawatan dengan lengkap sebesar
menyatakan bahwa adanya keterkaitan antara 6,29 kali dibanding perawat yang mempunyai
shift pagi dengan kualitas pendokumentasian beban kerja rendah setelah dikontrol dengan
dibanding shift sore dan malam. Hasil penelitian variabel pelatihan. Hasil penelitian tersebut
juga memperlihatkan lama waktu dinas perawat sesuai menurut studi Al-Kandari dan Thomas
berlebih dari full time ekuivalen (FTE) perawat (2008) yang menemukan bahwa 95% perawat
untuk shift pagi, shift sore, dan shift malam. melewatkan waktu istirahatnya termasuk
Hal lain yang mengindikasikan beban kerja kegiatan pendokumentasian akibat dari
perawat tinggi adalah peneliti menemukan 6 banyaknya kegiatan perawat yang menyebab-
orang perawat terpaksa harus double shift, hal kan beban kerja perawat berlebih.
itu dilakukan karena banyaknya kegiatan
perawat terutama shift pagi dan sore sehingga Pendokumentasian menjadi kurang efektif
memengaruhi pelaksanaan pendokumentasian disebabkan oleh beban kerja perawat yang
asuhan keperawatan. bertambah yang disebabkan oleh banyaknya
pekerjaan dan berulang karena disebabkan
Hasil penelitian terkait variabel pelatihan oleh perawat itu sendiri (Braaf, Manias, &
merupakan faktor yang paling dominan dan Riley, 2011). Sedangkan Sugiharto, Keliat,
berpola positif, hasil analisis menunjukkan dan Hariyati (2012) menyatakan bahwa
perawat yang pernah pelatihan pendokumentasian perawat dalam melakukan pekerjaannya kerap
cenderung akan mendokumentasikan asuhan menyebabkan demotivasi yang disebabkan
keperawatan dengan lengkap 23,67 kali lebih oleh beberapa hal seperti jam kerja yang
besar dibanding dengan perawat yang belum panjang, dampak jam kerja malam, ke-
pernah pelatihan setelah dikontrol variabel kurangan tenaga keperawatan karena beban
beban kerja. Pelaksanaan pendokumentasian kerja tinggi, gaji rendah, dan kurang
juga dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan penghargaan.
perawat itu sendiri karena tidak tahu data apa
saja yang harus dimasukkan dan bagaimana Kesimpulan
mendokumentasikannya yang diakibatkan oleh
pendidikan dan pelatihan yang minimal Beban kerja perawat pada penelitian ini sebagian
terhadap pendokumentasian (Hariyati, 1999). besar tinggi dan sebagian besar pendokumentasian
Hal ini menunjukkan bahwa peran pelatihan yang dilakukan oleh perawat belum lengkap.
perawat sangat penting dalam memengaruhi Berdasarkan karakteristik perawat menunjukkan
kelengkapan pendokumentasian asuhan ke- bahwa umur tidak ada hubungan dengan keleng-
perawatan. Menurut Samsudin (2006) bahwa kapan pendokumentasian asuhan keperawatan,
pelatihan bagi sumber daya manusia sangat berbeda halnya dengan masa kerja dan pelatihan
diperlukan karena berkontribusi terhadap menunjukkan ada hubungan yang bermakna
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dengan kelengkapan pendokumentasian. Beban
dalam melaksanakan pekerjaan. Kondisi ini kerja juga menunjukkan ada hubungan yang
juga menunjukkan bahwa semakin banyak bermakna. Faktor yang paling dominan terhadap
Siswanto, et al., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pendokumentasian 83

kelengkapan pendokumentasian adalah pelatihan Journal of Nursing Studies, 48 (8), 1024


dan beban kerja. 1038. doi: 10.1016/j.ijnurstu. 2011.05.009.

Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas Cardona, P., Tappen, R.M., Tertill, M., Acosta, M.,
& Eusebe, M.I. (1997). Nursing staff time
pelayanan dalam hal kelengkapan pendokumen-
alocation in long term care, Awork sampling
tasian asuhan keperawatan adalah meningkatkan study. Journal Nursing Administation, 27 (2),
frekuensi pengawasan dan penilaian terhadap 28 36.
pelaksanaan pendokumentasian asuhan kepera-
watan di rumah sakit. Peningkatan pelatihan Depkes, RI. (2005). Instrumen evaluasi penerapan
terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan standar asuhan keperawatan di Rumah Sakit
yang dapat dilakukan secara berkala. Meningkat- (Cetakan ke 5). Jakarta: Direktorat Jendral
kan strategi pengelolaan sumber daya manusia Pelayanan Medik, Direktorat Keperawatan
keperawatan dengan meninjau ulang ketenagaan dan Keteknisan Medik.
yang tersedia, merekrut tenaga baru untuk
mengimbangi kekurangan tenaga akibat beban Duffield, C. (2011). Nursing staffing, nursing
workload, the environment and patients
kerja perawat yang tinggi dan menempatkan
outcomes. Applied Nursing Research, 24,
SDM sesuai dengan beban kerja yang tersedia 244255.
di ruangan. Hasil temuan dalam penelitian ini
dapat dijadikan referensi yang dapat dijadikan Fribeg, F., Bergh, A.L., & Lepp, M. (2006). In
alternatif pengembangan kurikulum manajemen search of details of patient teaching in nursing
keperawatan pada pendidikan keperawatan dalam documentation: An analysis of patient records in
meningkatkan solusi untuk memecahkan masalah a medical ward in Sweden. Journal of Clinical
terkait pelaksanan pendokumentasian asuhan Nursing, 15, 15501558.
keperawatan yang dikaitkan dengan beban kerja
perawat. Peneliti selanjutnya perlu dilakukan Hariyati, T.S. (1999). Hubungan antara
penelitian action research atau quasi experiment pengetahuan aspek hukum dari perawat dan
karakteristik perawat dengan kualitas
sehingga dapat diketahui lebih mendalam dan pendokumentasian asuhan keperawatan di
akurat terkait faktor-faktor yang memengaruhi Rumah Sakit Bhakti Yudha 1999 (Tesis, tidak
pendokumentasian asuhan keperawatan (RR, dipublikasikan). Program Pasca Sarjana
ENN). Program Studi Kajian Administrasi Rumah
Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat
Referensi Universitas Indonesia, Jakarta.

Al-Kandari, F., & Thomas, D. (2008). Adverse nurse Hayrinen, K., & Saranto, K. (2009). The use of
outcomes: correlation to nurses workload, nursing terminology in electronic documentation.
staffing, and shift rotation in Kuwait Studies in Health Technology & Informatics,
hospitals. Applied Nursing Research, 21, 146, 342346.
139146.
Hurst, K. (2005). Relationships between patient
Bergh, A.L., Bergh, C.H., & Friberg, F. (2007). How do dependency, nursing workload and quality.
nurses record pedagogical activities? Nurses International Journal of Nursing Studies, 42,
documentation in patient records in a cardiac 7584.
rehabilitation unit for patients who have
undergone coronary artery bypass surgery. Ilyas, Y. (2012). Kinerja: Teori, penilaian, dan
Journal of Clinical Nursing, 16, 18981907. penelitian (Edisi revisi). Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI.
Braaf, S., Manias, E., & Riley, R. (2011). The
role of documents and documentation in Iyer, P.W. & Camp, N.H. (2005). Dokumentasi
communication failure across the perioperative keperawatan: Suatu pendekatan proses
pathway: A literature review. International keperawatan (3th Ed.). Terjemahan oleh: Sari
84 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 16, No. 2, Juli 2013, hal 77-84

Kurnianingsih. Jakarta: EGC. (Buku Asli integrative review. Journal of Nursing


Diterbitkan Tahun 1999). Education, 47 (4), 149156.

Jefferies, D., Johnson, M., Nicholls, D., & Lad, S. Rykkje, L. (2009). Implementing electronic patient
(2012). A ward-based writing coach program record and VIPS in medical hospital wards:
to improve the quality of nursing documentation. evaluating change in quantity and quality of
Journal Nurse Education Today, 32, 647 nursing documentation by using the audit
651. instrument cat-ch-Ing. Nursing Science &
Research in Nordic Countries, 29 (2), 913.
Kane, R.L., Shamliyan, T., Mueller, C., Duval, S.,
& Wilt, T. (2007). Nursing staffing and Robins, S.P. (2006). Perilaku organisasi (10th
quality of patient care. Evidence Report Ed.). Alih Bahasa oleh Drs. Benyamin Molan.
Technology Assessment., 151, 1 115. Jakarta: PT. Indeks, Kelompok Gramedia.
(Buku asli diterbitkan Tahun 2003).
Karlsen, R. (2007) Improving the nursing
documentation: professional consciousness- Samsudin, S. (2006). Manajemen sumber daya
raising in a Northern-Norwegian psychiatric manusia. Cetakan pertama. CV Pustaka Setia:
hospital. Journal of Psychiatric and Mental Bandung.
Health Nursing, 14, 573577.
Sochalski, J. (2004). The relationship between
Lusianah. (2008). Hubungan motivasi dan supervisi nurse staffing and the quality of nursing care
dengan kualitas dokumentasi keperawatan di in hospitals. Journal Medical Care, 42, II-67
instalasi rawat inap Rumah Sakit Marinir II-73.
Cilandak Jakarta (Tesis, tidak dipublikasikan).
Program Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Sugiharto, A.S., Keliat, B.A., Hariyati, T.S. (2012).
Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta. Manajemen keperawatan aplikasi MPKP di
rumah sakit. Jakarta: EGC.
Myny, D., Hecke, A.V., DeBacquer, D., Verhaeghe,
S., Gobert, M., Defloor, T., & Goubergen, Teytelman, Y. (2002). Effective nursing
D.V. (2012). Determining a set of measurable documentation and communication. Seminars
and relevant factors affecting nursing workload in Oncology Nursing, 18 (2), 121127.
in the acute hospital setting: A Cross-sectional
study. International Journal of Nursing Wang, N., Hailey, D & Yu, P. (2011). Quality of
Studies, 49 (4), 427436. doi: 10.1016/j. nursing documentation and approaches to its
ijnurstu.2011.10.005. evaluation: A mixed-method systematic review.
Journal of Advanced Nursing, 67 (9), 1858
Potter, P.A., & Perry, G.A. (2010). Fundamental of 1875.
nursing (Volume 2, 7th Ed.). ST. Louis: Mosby
Year Book. Wong, F.W.H. (2009). Chart audit. Journal for
Nurses in Staff Development, 25 (2), E1E6.
Ridley, R.T. (2008). The relationship between
nurse education level and patient safety: An

Anda mungkin juga menyukai