Abstrak
Abstract
The quality of nursing documentation demonstrates the accountability of nurses in providing nursing care to
patients. However, the implementation of nursing documentation at hospital X is 58% still below the
standard so that it is necessary to optimize the implementation of nursing documentation. The purpose of this
study is to describe an innovation project to optimize the implementation of nursing documentation. The
method used was a pilot study of 70 nursing documentation. The process starts from problem identification,
problem analysis, plan of action, implementation, and evaluation. The quality of nursing documentation is
measured using a nursing documentation audit instrument. Implementation in the form of guidelines,
standart operational procedure (SOP), socialization, trials, assistance and making video roleplay nursing
documentation. The results of the study showed an increase in the implementation of nursing documentation
by 11.40%. The conclusion is that the implementation of an innovation project can improve the
implementation of nursing documentation. The recommendation is to use a guide, SOP and roleplay videos
as a reference in carrying out nursing documentation.
Cite this as : Saraswasta IWG, Hariyati RRTS, Fatmawati U. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Jakarta: Pilot Study. Dunia Keperawatan. 2020;8(2): 199-207
Tabel 2. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan sebelum dan setelah dilakukan proyek inovasi
(n=70)
No Dokumentasi Keperawatan Pre Post
1 Pengkajian 58.08 70.46
2 Diagnosis Keperawatan 61.01 77.39
3 Perencanaan 57.87 73.04
4 Implementasi 60.16 64.43
5 Evaluasi 62.59 71.36
201
Dunia Keperawatan, Volume 8, Nomor 2, 2020: 199-207
yaitu ruang B sebesar 73,32% dan paling bertanggung jawab dalam memberikan
rendah di ruang C sebesar 65,78%. Hasil pengarahan, melakukan monitoring dan
tersebut menunjukkan peningkatan evaluasi secara berkelanjutan mengenai
pelaksanaan dokumentasi keperawatan. proses keperawatan dan dokumentasi (22).
Perbandingan pelaksanaan dokumentasi
keperawatan sebelum dan setelah Manajer perawat sebagai agen pembaharu
optimalisasi pelaksanaan dokumentasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
keperawatan dapat dilihat pada tabel 2 penerapan sistem baru agar perubahan yang
(terlampir). Tabel 2. Menunjukkan nilai dilakukan berjalan secara optimal (23,24).
pelaksanaan dokumentasi keperawatan Terdapat tiga tahapan dalam melakukan
sebelum dan setelah proyek inovasi mulai perubahan menurut kurt lewin yaitu
pengkajian, diagnosis keperawatan, unfreezing, moving dan refreezing. Pada
perencanaan, implementasi dan evaluasi tahap unfreezing manajer perawat harus
mengalami peningkatan. Dokumentasi dapat meyakinkan staf pentingnya melakukan
diagnosis keperawatan mengalami dokumentasi keperawatan sesuai dengan
peningkatan paling tinggi sebesar 16,39% standar. Selanjutnya tahap moving yaitu
sedangkan peningkatan paling rendah pada menyusun perencanaan dan mulai bergerak
dokumentasi implementasi sebesar 4,28%. untuk mengoptimalkan pelaksanaan
dokumentasi keperawatan. Terakhir tahap
Perawat dalam melaksanakan praktik unfreezing yaitu setelah berhasil melakukan
keperawatan berkewajiban untuk perubahan manajer perawat harus
mendokumentasikan Asuhan Keperawatan memastikan retensi terhadap perubahan yang
sesuai dengan standar (19). Beberapa strategi telah dilakukan untuk menjamin kualitas
dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien (25).
dokumentasi keperawatan seperti
memastikan tersedianya regulasi yang Hasil pengkajian menunjukkan bahwa
menjadi dasar pelaksanaan dokumentasi 68,75% perawat masih bependidikan diploma
keperawatan, terpenuhinya jumlah perawat 3 dan 100% belum pernah mendapatkan
yang diperlukan, pelatihan mengenai cara pelatihan dokumentasi keperawatan dari
melakukan dokumentasi keperawatan, serta rumah sakit. Hal tersebut juga didapatkan
penerapan sistem informasi keperawatan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
untuk memastikan kesinambungan Malawat, Hariyati, & Purwandari, (2018)
perawatan, meningkatkan efektivitas dan yang menyebutkan 88,9% perawat
efisiensi layanan (20,21). Manajer perawat berpendidikan diploma 3 dan 44,4% belum
203
Dunia Keperawatan, Volume 8, Nomor 2, 2020: 199-207
isyarat verbal dan non-verbal (30). Roleplay bagaimana keberlanjutan program inovasi
atau simulasi merupakan metode pendidikan tersebut.
yang realistis dan efektif dalam persiapan
praktik. Pelaksanaan roleplay membantu KONFLIK KEPENTINGAN
perawat dalam memahami tanggung jawab
terutama dalam melakukan dokumentasi Penulis menyatakan tidak ada konflik
keperawatan (31). kepentingan dalam penyusunan tulisan ini.
206
Saraswasta IWG, Hariyati RRTS, Fatmawati U. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
207
Dunia Keperawatan, Volume 8, Nomor 2, 2020: 199-207
208