BAB I
PENDAHULUAN
(2013)
menemukan
hasil
audit
dokumentasi
asuhan
fundamental yang luas selama 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun, dan
memberikan dampak kualitas, efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan.
Data tersebut menunjukkan perawat dapat memberikan kontribusi sangat besar
untuk meningkatkan mutu rumah sakit jika dikelola dengan baik dan
profesional.
Kinerja perawat sangat penting karena berhubungan dengan pemberian
pelayanan asuhan keperawatan pada klien di rumah sakit. Penelitian Syah
(2004)
dalam
Mulyaningsih
(2012)
menjelaskan
faktor-faktor
yang
ketidakakuratan
informasi
dalam
berkomunikasi
catatan
medis
dapat
menyebabkan
peristiwa
buruk
seperti
standar
asuhan
keperawatan.
berhubungan
Dokumentasi
dengan
keperawatan
merupakan salah satu bagian dari standar asuhan keperawatan yang dapat
digunakan sebagi instrumen penilaian kinerja perawat. Selain itu, kelengkapan
dokumentasi keperawatan juga dapat digunakan sebagai bahan informasi,
komunikasi, dan laporan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Jadi, jika standar asuhan keperawatan terlaksana dengan baik maka kinerja
perawat akan menjadi baik pula.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui tentang
pelaksanaan timbang terima sudah yang dilakukan oleh perawat dan kinerja
perawat di ruang rawat inap. Hal ini dikarenakan timbang terima harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Adapun pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran karakteristik responden yang terdiri dari usia,
tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan masa kerja pada perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta ?
2. Bagaimana gambaran pelaksanaan timbang terima yang meliputi,
persiapan, pelaksanaan, dan post timbang terima di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta ?
3. Bagaimana gambaran kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Marinir Cilandak, Jakarta ?
4. Bagaimana hubungan persiapan timbang terima pasien dengan kinerja
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta ?
5. Bagaimana hubungan pelaksanaan timbang terima pasien dengan kinerja
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta ?
6. Bagaiman hubungan post timbang terima dengan kinerja perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta ?
7. Bagaimana hubungan timbang terima pasien dengan kinerja perawat di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
penerapan
asuhan
keperawatan
yang
meliputi
Kinerja
dapat
diartikan
melalui
kepatuhan
perawat
Komponen Kinerja
Kurniadi (2013) menjelaskan
deskripsi
dari
kinerja
10
II.1.3.
Pudjirahardjo
(2003)
II.1.4.
11
1. Pengertian
Ilyas (2001), penilaian kinerja adalah proses menilai hasil
karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen
penilaian kinerja. Marquis & Huston (2006) menjelaskan
penilaian
kerja
(performance
appraisal)
adalah
proses
(1996)
dalam
Nursalam
(2011)
standar
12
perasaanya
serta
menawarkan
bantuan
untuk
adalah
pernyataan
deskriptif
mengenai
tingkat
meliputi
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
13
menentukan
tujuan
dan
kriteria
hasil,
tindakan
observasi
ulang
rencana
keperawatan.
Langkah-langkah
14
asuhan
keperawatan.
Triwibowo
(2013)
dapat
siapa
yang
bertanggung
jawab
15
yang
meningkatkan
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen terkait dengan penilaian kinerja
terdapat sembilan hal, yaitu menggunakan sistem penilaian
kinerja yang telah disusun, mengumpulkan data secara adil dan
objektif untuk penilaian kinerja, menggunakan proses penilaian
untuk menentukan pendidikan staf dan kebutuhan akan pelatihan,
mendasari penilaian kinerja pada standar yang ada, berusaha
seobjektif
mungkin
dokumentasi
yang
menindaklanjuti
dalam
penilaian
tepat
menegenai
kekurangan
kinerja
kinerja,
melakukan
proses
penilaian,
yang
teridentifikasi,
16
II.1.6.
Teknik Penilaian
Beberapa cara melakukan penilaian kinerja antara lain
kepala
ruangan
sedangkan
II.1.7.
17
bawahan
perlu
membicarakan
cara-cara
memperbaiki
II.1.9.
Manajemen Kinerja
Beberapa ahli seperti kontinu Coens, Jenkins, Block,
18
II.1.10.
19
dalam
melaksanakan
asuhan
keperawatan.
Menurut
20
II.2.2.
(2011)
timbang
menjelaskan
terima
terdapat
(handover).
tiga
Pertama
tujuan
yaitu
II.2.3.
21
yaitu
memberikan
motivasi,
mengguanakan
terhadap
pasien
yang
berkesinambungan),
22
Mengidentifikasi
staf
yang
harus
hadir,
jika
untuk
memastikan
serah
terima
pasien
protocol
harus
jelas
23
II.2.5.
penyedia
pelayanan
lainnya,
termasuk
pelayanan
khusus,
misalnya
Perekam
audio,
catatan
24
sementara
yang
lain
tidak.
Pasien
jugan
menyatakan
waktu
komunikasi,
yang
terbuang
menunggu
disebabkan
tanggapan
dari
oleh
kemacetan
manajemen
unit
25
ke
dalam
organisasi
perawatan
kesehatan.
26
dari
ruang
perawatan
pasien
ke
tempat
berlangsungnya handover.
Clemow (2006) dalam Scovell (2010) menemukan bahwa
pada umumnya, saat shift dimulai setidaknya ada satu perawat
dari shift sebelumnya yang akan melakukan handover secara
lisan. Hal ini bisa dianggap sebagai kurang maksimalnya
pemanfaatan sumber daya terampil yang ada, tetapi diharapkan
laporan handover berguna untuk kesejahteraan pasien. handover
yang lama dapat menyebabkan kebosanan dan dapat mengurangi
waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas penting lainnya.
Masalah perpindahan staf dari ruangan diperburuk jika
shift mencatat adanya keterlambatan perawat yang hadir hingga
tujuh menit atau jika adanya kegiatan lain yang dilakukan.
Perawat harus segera bereaksi jika ada keadaan darurat terjadi
selama atau sebelum handover dilakukan. Kelalaian dari staf
yang akan pulang dalam mempersiapkan diri untuk handovre,
atau
keterlambatan
dari
staf
yang
akan
masuk,
dapat
dengan
menggunakan
rekaman
27
handover
membuat
rendahnya
tingkat
fungsi
perawat
lain
yang
secara
tiba-tiba masuk
dan
berupa
pelaporan,
pengenalan
staf
masuk,
28
29
dalam
mengambil
sebuah
keputusan,
staf
(1997)
dalam
Scovell
(2010)
30
II.2.7.
Langkah-langkah
Pelaksanaan
Timbang
Terima
(Handover)
Menurut Nursalam (2011) dalam Triwibowo (2013) langkahlangkah pelaksanaan handover adalah :
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan
perlu
II.2.8.
31
Pemilihan Tempat
Terima
Australian Medical Association (AMA) (2006) dalam
Triwibobo (2013) menjelaskan tempat yang tepat pada saat akan
dilakukan handover. Pertama yaitu idealnya dilakukan di ruang
perawat atau nurse station. Kedua, tempatnya luas dan besar
sehingga memberikan kenyamanan dan memungkinkan semua staf
menghadiri dalam pelaksanaan handover. Ketiga, bebas dari
gangguan (Gangguan yang dapat mengganggu proses serah terima
misalnya : pager, telpon, handphone, suara peralatan, alarm dan
berbicara) sehinga berkontribusi dalam meningkatkan kesulitan
untuk mendengar laporan dan dapat menakibatkan penerimaan
informasi yang tidak tepat. Terakhir yaitu terdapat hasil lab, x-ray,
dan informasi klinis lainnya
II.2.10.
32
kegiatan
selanutnya,
diantaranya
operasi,
persiapan
untuk
konsultasi
atau
33
34
II.2.11.
Persiapan
Pasien
Diagnosa Medis
Masalah Kolaboratif
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Tindakan
Pelaksanaan
Perkembangan
Keadaan Pasien
Post timbang
terima
Masalah :
1. Teratasi
2. Belum teratasi
Skema 2.1. Alur Handover
3. Muncul Masalah Baru
Sumber : Nursalam (2011), Rush (2012)
II.2.12.
35
yang
unuk
untuk
pengaturan
pelayanan
36
untuk
mengurangi
kesalahan
dan
meningkatkan keselamatan :
1) Serah terima pasien face-to-face lebih disukai untuk
memungkinkan
pertukaran
informasi
ferbal
dan
peluang
untuk
mengaukan
b. Gangguan
Masalah: faktor-faktor situasional selama serah
terima pasien yang dpaat berkontribusi sebagai gangguan.
Strategi untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan:
melakukan
serah
terima
pasien
peraawtan
kesehatan.
Strategi
untuk
37
cakupan
tugas
selama
serah
terima
pasien
untuk
dalam
meningkatkan
kesulitan
untuk
kebiasaan
membaca
kembali
dan
e. Kelelahan
Masalah : peningkatan kesalahan dapat teradi oleh
perawat yang bekerja pada shift yang berkepanangan.
Strategi untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan : batasi jumlah jam kerja untuk mengurangi
kelelahan dan kesalahan.
f. Memori
Masalah : memori angka pendek dan daya
penyimpanan yang terbatas teradi ketika seumlah besar
infomasi yang dikonmunikasikan selama serah terima
pasien.
Strategi
untuk
mengurangi
kesalahan
dan
38
mungkin
akan
membuat
kesalahan
dalam
cara
menyebabkan
serah
kelalaian
terima
dari
pasien
informasi
yang
penting
dapat
dan
39
Strategi
untuk
mengurangi
kesalahan
dan
2. Faktor organisasi
a. Budaya organisasi
Masalah : budaya organisasi yang tidak memiliki
cukup perhatian pada keselamatan pasien, staf mungkin
enggan untuk melaporkan masalah atau mungkin tidak
merasa nyaman mengajukan pertanyaan bila ada hal yang
jelas saat serah terima pasien.
Strategi untuk mengurangi
kesalahan
dan
meningkatkan keselamatan :
1) Mendukung pengembangan budaya dalam menaga
keselamatan pasien, dimana pelaporan kesalahan dan
masalah terkait budaya dapat didorong dan diterima
sebagai keunikan.
2) Mendorong pengembangan learning culture dan a
just culture
b. Hirarki
Masalah : struktur hirarkis dapat menghambat
komunikasi terbuka. Perawat mungkin merasa tidak
nyaman mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi
informasi atau mungkin merasa terintimidasi. Strategi
untuk
mengurangi
masalah
dan
meningkatkan
keselamatan :
1) Mempromosikan budaya keamanan pelayanan dalam
mendukung komunikasi terbuka.
40
2) Mengembangkan
protokol
atau
kebijakan
untuk
mengurangi
kesalahan
dan
mendukung
operasional
yang
efisien
dalam
41
yaitu
pertimbangkan
model
perawatan
kebutuhan
ruang
yang
memadai
dan
kesehatan
lain.
Strategi
untuk
mengurangi
proses
perencanaan
yang
memadai,
organisasi
mungkin
42
kesehatan
yang
lain,
kemungkinan
terdapat
untuk
mengurangi
keselamatan
sistem,
proses,
kesalahan
dan
adalah
berusaha
untuk
dan
kebiakan
yang
keterbatasan
tenaga
adalah
43
mengurangi
keselamatan,
yaitu
kesalahan
dan
menindaklanjuti
mengurangi
kegagalan
komunikasi,
upgrade
mengurangi
kesalahan
dan
44
dalam
situasi
kritis
dikirim
dan
dterima
akurat
atau
menjamin
dan
sangat perlu
dikomunikasikan
dan
45
II.2.14.
Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada overran, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia, yaitu catatan overan, status klien dan kelompok shift
overran. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan overan
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi,
pagi ke sore. Kegiatan overan pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses overan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
46
semakin
meningkat
akan
meningkat
pula
kebijakan
47
Jenis Kelamin
Profesi keperawatan pada umumnya didominasi oleh
48
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan pengalaman yang berfungsi
Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya perawat bekerja dimulai sejak
49
diikuti
pengorganisasian
(organizing),
ketenagaan
(staffing),
(2013)
menjelaskan
pengertian
pengorganisasian
50
keperawatan
oleh
kepala
ruangan
harus
menyusun
jadwal
dinas,
memberikan
perhatian
terhadap
perbaikan
bila
ada
kekurangan.
Pengendalian
pelayanan
51
52
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
III.1.Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan pertautan antara teori-teori yang
berhubungan dengan variable-variabel penelitian yang akan diteliti. Dharma
(2011) menjelaskan, kerangka konsep penenlitian adalah penjelasan tentang
konsep-konsep yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang digunakan
untuk mengabstraksikan unsur-unsur yang terkandung dalam fenomena yang
akan ditelitidan menggambarkan bagaimana hubungan diantara konsepkonsep tersebut. Kerangka konsep dalam penelitian ini mengacu pada tujuan
penelitian yaitu diketahuinya hubungan pelaksanaan timbang terima pasien
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Angkatan Laut
Marinir Cilandak, Jakarta.
Variabel adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi
antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian
(Dharma, 2011). Menurut Notoatmodjo (2012) menjelaskan variable
mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.
Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang
didefinisikan sebagi suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi
suatu
penelitian
(Nursalam,
2008).
Pada
penelitian
ini
peneliti
53
Variabel Independen
Timbang Terima :
-
Persiapan
Pelaksanaan
Post
timbang
terima
Varibel Dependen
54
Kinerja Perawat
Karakteristik perawat :
-
Umur
Tingkat Pendidikan
Jenis Kelamin
Masa kerja
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang dihubungkan
:Variabel
yang
tidak
dihubungkan
III.2.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk
kalimat
penelitian
55
No.
Variabel
Definisi
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Operasional
1.
Ukur
Independen
Timbang
Suatu bentuk
Pengukuran
Responden 1.
Menyeluruh
terima
komunikasi
dilakukan
diminta
bila mean/
(handover)
perawat dalam
dengan
mengisi
median
menyampaika
menggunaka
kusioner
n dan
n instrument
No. 1-20
menerima
2.
Tidak
menyeluruh
informasi yang
bila mean/
berkaitan
median
dengan
keadaan klien
pada setiap
pergantian
shift yang
terdiri dari
tahap
persiapan,
Skala
Triwibowo,
(2013)
Ordinal
56
pelaksanaa,
dan post
overan.
2.
Dependen
Kinerja
Prestasi
perawat
Pengukuran
Responden
yang
dilakukan
diminta
ditunjukkan
dengan
mengisi
oleh
kerja
perawat
menggunaka
kusioner
pelaksana
n instrument
No. 1-25
dalam
1.
Baik
bila
Ordinal
mean/medi
2.
an
Kurang
baik
bila
mean/medi
an
melaksanakan
tugas-tugas
(Mulyaningsih,
asuhan
2013)
keperawatan
No.
3.
Variabel
Definisi
Operasional
Karakteristik Perawat
a. Umur
Lamanya
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Pengukuran
Responden
1.
2.
30 Tahun
30 Tahun
waktu hidup
dilakukan
diminta
responden
dengan
mengisi
(Warouw,
sejak
menggunaka
kusioner
Herman J. &
dilahirkan
n instrument
No. 2
sampai waktu
Ordinal
2010)
pengambilan
b. Jenis
kelamin
c. Tingkat
Pendidika
n
data.
Ciri fisik yang
Pengukuran
membedakan
dilakukan
Responden 1.Laki-laki
2.Perempuan
diminta
responden
dengan
mengisi
berdasarkan
menggunaka
kusioner
seks yang
n instrument
No. 5
didapatkan
sejak lahir
Jenjang atau
Pengukuran
Responden 1.
D III
tingkat
dilakukan
diminta
Keperawatan
S1
pendidikan
dengan
mengisi
terakhir yang
menggunaka
kusioner
diambil
n instrument
No. 3
Nominal
(Kurniadi, 2013)
2.
Keperawatan
/ Ners
Ordinal
57
perawat
A
(Sugijati;
Sajidah,
A.;
Dramawan, A.,
2008)
d. Masa Kerja
Lamanya
Pengukuran
perawat
dilakukan
Responden 1.
2.
diminta
dengan
mengisi
menggunaka
kusioner
pengambilan
n instrument
No. 4
waktu data
bekerja
awal
sejak
sampai
5 tahun
5 tahun
Ordinal
(Kurniadi
(2013)
BAB IV
METODE PENELITIAN
58
Flamboyan
(perawatan dewasa)
3. Paviliun Cempaka Atas
Jumlah Perawat
16
Bawah
16
(internis
16
kelas III)
Jumlah
48
59
IV.3.2.
Sampel
Sampel
adalah
sebagian
dari
populasi
yang
N
2
1+ N ( d )
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketetapan yang
diinginkan (0,05)
Dari hasil pendataan di Paviliun Flamboyan Bawah, Paviliun
Cempaka Atas jumlah populasi sebanyak 48 orang. Maka sampel
yang diperoleh yaitu sebesar :
N
n=
2
1+ N ( d )
n=
48
2
1+ 48(0,05 )
n=
48
1+ 48(0,025)
n=
48
1+0,12
n=
48
1, 12
n=42,857
n= 43 orang
60
2. Tahap Pelaksanaan
61
dan
jenis
data
yang
dibutuhkannya,
komitmen,
prosedur
62
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dijamin
63
Subvariabel
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Dokumentasi Keperawatan
Jumlah Total
Jumlah
5
3
5
6
3
3
25
3. Kuisioner/instrument C
Kuisioner/instrument C digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
timbang terima pasien yang terdiri dari 20 buah pertanyaan. Kuisioner
ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan empat pilihan
jawaban yaitu setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Kuisioner dibuat dalam bentuk kalimat pertanyaan , pertanyaan positif
(sangat tidak setuju = skor 1, tidak setuju = skor 2, setuju = skor 4,
sangat setuju = 5), dan kalimat pertanyaan negatif (sangat tidak setuju =
skor 5, tidak setuju = skor 4, setuju = skor 2 , sangat setuju = 1). Kisikisi kuisioner B dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Subvariabel
Positif
Negatif
Persiapan
Pelaksanaan
1, 3
4, 5, 6, 9, 10, 11,
2
7, 8, 10, 15, 16,
Post Overan
Jumlah Total
19
22, 23
7
Jumlah
3
16
5
24
64
2
{nx ( 2 } {n y 2
n ( xy )( xy)
r=
Keterangan :
r
= koefisien validitas item yang dicari
n
= jumlah responden
x
= skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
y
= skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
x
= jumlah skor dalam variable x
y
= jumlah skor dalam variable y
2
x
= jumlah kuadrat masing-masing skor x
y2 = jumlah kuadrat masing-masing skor y
xy = jumlah perkiraan variable xy
Menurut Hastorno (2010) keputusan uji validitas, yaitu :
a. Bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak, artinya
variabel valid
b. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho gagal ditolak,
artinya variabel tidak valid.
IV.7. 2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas
adalah
tingkat
konsistensi
dari
suatu
65
tetapi angka ini hampir tidak pernah terjadi karena selalu terdapat
kesalahan
acak
(random
error)
beberapa
derajat
dalam
][
Keterangan :
r
= koefisien reliabilitas instrument (cronbachs alpha)
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2 = total varians butir
t2
= total varians
Tingkat Reliabilitas
Kurang reliabel
Agak reliabel
Cukup reliabel
Reliabel
Sangat reliabel
66
3. Scoring
Scoring adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data
menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).
4. Entry Data
Entry data merupakan jawaban yang sudah diberi kode kategori
kemudian dimasukkan dalam table dengan cara manual atau melalui
pengolahan computer.
5. Cleaning
Cleaning yaitu proses yang dilakukan setelah data masuk ke dalam
computer. Data akan diperiksa apakah ada keselahan atau tidak, jika
terdapat data yang salah, oleh proses cleaning ini.
6. Tabulasi Langsung
Sistem pengolahan data langsung yang ditabulasi oleh kuisioner. Metode
ini juga merupakan metode paling sederhana bila dibandingkan dengan
metode yang lain. Tabulasi ini dilakukan dengan memasukkan data dari
kuisioner ke dalam kerangka table yang telah disipakan, tanpa proses
perantara yang lain. Tabulasi langsung biasanya dilakukan dengan
system tally yaitu cara menghitung data menurut klasifikasi yang telah
ditentukan. Cara lain adalah kuisioner dikelompokkan menurut jawaban
yang diberikan, kemudian dihitung jumlahnya, lalu dimasukkan ke
dalam tabel yang telah dipersiapkan. Dengan cara ini kemungkinan salah
karena lupa dapat diatasi. Kelemahannya adalah pengaturannya menjadi
rumit bila jumlah klasifikasi dan sampelnya besar.
7. Komputer
Mengolah data dengan komputer peneliti terlebih dahulu perlu
menggunakan program tertentu, baik yang sudah tersedia maupun
program yang sudah dipersiapkan secara khusus dapat ditambahkan
bahwa dalam ilmu-ilmu social banyak sekali digunakan program SPSS
(Statitical Program For Sosial Sciences). Dengan mengguanakan
program tersebut dapat dilakukan tabulasi sederhana, tabulasi silang,
regresi, korelasi, analisa faktor dan berbagai tes statisitik.
IV.9. Analisa Data
67
Variabel
Karakteristik
Sub Variabel
Umur
Jenis Data
Ordinal
Cara Analisa
Frekuensi
perawat
dan
Jenis Kelamin
presentase
Frekuensi
Nominal
dan
Tingkat
presentase
Frekuensi
Ordinal
Pendidikan
dan
Masa Kerja
presentase
Frekuensi
Ordinal
dan
5.
Independen (bebas)
Timbang terima
presentase
Frekuensi
Ordinal
dan
6.
Dependen (terikat)
Kinerja perawat
presentase
Frekuensi
Ordinal
dan
presentase
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,
2012). Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variable dependen melalui uji Chi Square. Uji ini digunakan untuk
melihat hubungan antara variable independen yaitu timbang terima
dengan variabel dependen yaitu kinerja perawat.
Tingkat kemaknaan dan derajat kebebasan yaitu P= 0,05. Nilai
probabilitas
yang
didapatkan
dari
hasil
uji,
kemudian
68
x =
(OE)
E
Keterangan :
= penjumlahan
X
= nilai Chi Square
O
= frekuensi pengamatan untuk tiap kategori
E
= frekuensi yang diharapkan untuk tiap kategori
Setelah didapatkan nilai dari X2 maka dibandingkan dengan nilai
dari X2 tabel maka akan di dapat criteria pengujian sebagai berikut:
HO diterima (H1 ditolak) apabila X2 X2 tabel
HO ditolak (H1 diterima ) apabila X2 X2 tabel
Dapat juga dengan membandingkan nilai P value dengan nilai alpha
(0,05)
HO diterima (H1 ditolak) apabila P-value nilai alpha (0,05)
HO ditolak (H1 diterima) apabila P-value nilai alpha (0,05)
Tabel 4.6 Analisa Bivariat
Variabel
Independen
Persiapan
Variabel Dependen
Jenis Data
Analisa Data
Kinerja Perawat
Kategorik
Kinerja Perawat
Kategorik
Kinerja Perawat
Kinerja Perawat
Kategorik
Kategorik
Timbang
Terima
Pelaksanaan
Timbang
Terima
Post Overan
Timbang
Terima
69