Anda di halaman 1dari 5

Motivasi intrinsic pada kinerja perawat di rumah sakit umum labuang baji makassar

pengantar
Sumber daya manusia kesehatan terbesar di rumah sakit adalah perawat yang jumlah dan
kebutuhannya paling banyak di antara semua pekerja kesehatan seperti dokter, bidan, dll, karena
perawat memberikan layanan kepada pasien selama 24 jam [1]. Jadi, peran perawat menjadi
penentu dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Perawat harus dapat
bersaing secara profesional. Perawat memiliki kontribusi besar dalam mencapai kinerja rumah
sakit. Oleh karena itu, kualitas perawat akan meningkatkan profesionalisme secara berkelanjutan
[2].
Berdasarkan tugas dan fungsi perawat yang kompleks, rumah sakit membutuhkan
sumber daya manusia yang profesional dalam melakukan pekerjaan dan fungsi utama sebagai
tanggung jawab perawat dalam melayani pasien [3]. Motivasi berbicara tentang bagaimana
mendorong semangat perawat, untuk bersedia bekerja dengan menyediakan kemampuan dan
keahlian yang optimal untuk mencapai tujuan organisasi [4]. Pada dasarnya, rumah sakit tidak
hanya mengharapkan perawat atau petugas kesehatan yang cakap dan terampil, tetapi juga yang
paling penting adalah mereka ingin bekerja lebih keras, disiplin dan memiliki keinginan untuk
mencapai hasil yang optimal. Semakin besar motivasi perawat, semakin tinggi pula kinerjanya.
Padahal, semakin rendah beban kerja perawat, kinerja perawat akan semakin baik. [5].
Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar adalah rumah sakit non-pengajaran kelas B
dan milik pemerintah provinsi, yang merupakan rumah sakit rujukan dari kabupaten. Salah satu
indikator untuk menilai efisiensi kinerja pelayanan di Rumah Sakit Umum Labuang Baji adalah
dengan melihat nilai Bed Occupancy Rate (BOR). Tingkat pencapaian BOR di Rumah Sakit
Umum Labuang Baji berfluktuasi dan menurun pada tahun 20142016. Lihatlah pada tahun 2014,
indikator efisiensi tidur BOR mencapai 44,74%. Pada tahun 2015 meningkat 46,78% dan menurun
drastis pada tahun 2016 dengan nilai 29,18%. Data BOR di Rumah Sakit Umum Labuang Baji
belum mencapai standar BOR ideal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai 60%
hingga 85%. Selain itu, jumlah kunjungan pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji
telah berfluktuasi atau tidak stabil dalam tiga tahun terakhir di mana jumlah kunjungan telah
meningkat dari 11.542 dikunjungi pada tahun 2014 menjadi 12.199 dikunjungi pada tahun 2015.
Pada tahun 2016, jumlah kunjungan pasien drastis menurun dengan 7,419 dikunjungi. Penurunan
BOR dan kunjungan pasien di rumah sakit menunjukkan bahwa layanan yang diberikan oleh
petugas kesehatan tidak maksimal.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh [6] di Pakistan, hasilnya menunjukkan
bahwa motivasi adalah alat kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kepuasan kerja.
Kinerja karyawan dan kepuasan kerja akan tercapai ketika seorang individu termotivasi untuk
memastikan usaha dengan tekad pribadinya. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
sebelumnya oleh [7] di Mesir, menunjukkan bahwa penilaian kinerja memiliki dampak positif
yang sangat signifikan pada motivasi intrinsik perawat dan hasil kerja perawat. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa motivasi intrinsik perawat memiliki hubungan positif yang sangat signifikan
dengan hasil kerja perawat. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh [8], menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan dari motivasi intrinsik: prestasi, tanggung jawab, kesempatan untuk maju
dan pengakuan pada kinerja perawat. Selain itu, penelitian yang dikondisikan oleh [9],
menunjukkan bahwa faktor motivasi intrinsik dianggap lebih penting dibandingkan dengan faktor
motivasi ekstrinsik.
Sebelumnya, beberapa penelitian telah mempelajari tentang motivasi intrinsik. Tetapi
penelitian ini sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif
saja dan belum banyak peneliti yang mempelajari metode campuran. Berdasarkan beberapa
penelitian, teori tentang motivasi intrinsik, peneliti tertarik untuk mempelajari motivasi intrinsik
pada kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar.
Metode

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Jenis penelitian
adalah mixed method dengan desain penelitian cross sectional. Metode campuran adalah
menggabungkan atau menghubungkan metode kuantitatif dan kualitatif [10]. Data kuantitatif dan
kualitatif dikumpulkan pada saat yang sama dan dianalisis untuk melengkapi satu sama lain [11].
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian terdiri dari seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap
rumah sakit umum Labuang Baji yang berjumlah 130 orang. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah accidental sampling berjumlah 108 orang.
Metode Pengumpulan Data
1. Kuantitatif
Data primer dikumpulkan oleh peneliti menggunakan kuesioner pada identitas responden
dan pertanyaan item tentang variabel penelitian. Data sekunder diperoleh dari dokumen instansi
terkait yaitu Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar
2. Kualitatif
Data dikumpulkan secara mendalam ke 14 informan yang terdiri dari kepala unit
keperawatan, kepala ruang perawatan, ketua tim perawat, perawat dan pasien. Peneliti sebagai
instrumen (instrumen manusia) pengumpulan data dengan menggunakan panduan wawancara
mendalam. Data juga dikumpulkan dengan menggunakan perangkat rekaman suara dengan
persetujuan terlebih dahulu dari informan.
Wawancara data dalam bentuk rekaman suara diproses menjadi transkripsi manual,
disiapkan dan diketik ke dalam bentuk tertulis program Microsoft Word. Kemudian coding untuk
menentukan kategori dan tema berdasarkan fakta yang dikemukakan oleh informan penelitian.
Interpretasi makna tema persepsi publik disampaikan dalam naratif dan dilengkapi dengan kutipan
wawancara. Proses untuk memastikan validitas temuan dalam penelitian ini dilakukan oleh sumber
triangulasi.

Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat, Bivariat dan Multivariat.
Analisis univariat dilakukan untuk menunjukkan karakteristik semua responden yang disajikan
oleh tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan uji Chi-Square dengan
selang kepercayaan 95% dan α = 0,05. Analisis multivariat, dilakukan untuk mengetahui variabel
mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat.

Hasil
Karakteristik Responden
Tabel 1 menunjukkan karakteristik semua responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, status pekerjaan dan gaji. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, sebagian
besar responden adalah wanita sebanyak 103 responden (95,4%) dan pria 5 responden (4,6%).
Sebagian besar responden usia kelompok 20-39 tahun sebanyak 86 responden (79,6%) dan
terendah adalah ≥40 tahun sebanyak 22 responden (20,4%). Pendidikan terakhir menunjukkan
bahwa sebagian besar responden adalah lulusan Perguruan Tinggi (Sarjana dan Ners) sebanyak 80
responden (74,1%). Dan yang terendah adalah lulusan Nurse Academy (Diploma) sebanyak 28
responden (25,9%). Status pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah
pegawai negeri sipil sebanyak 77 responden (71,3%) dan terendah adalah PNS non 31 responden
(28,7%). Karakteristik gaji perawat menunjukkan bahwa responden terbanyak mendapat lebih dari
≥ $ 167,9066 sebanyak 83 responden (76,9%) dan responden yang mendapat gaji kurang dari <$
167,9066 sebanyak 25 responden (23,1%).

1. Prestasi
Tabel 3 menunjukkan bahwa 102 responden yang dinilai baik untuk pencapaian, ada 9
responden (8,8%) yang menilai kinerja perawat rendah dan 93 responden (91,2%) menilai kinerja
perawat tinggi. Dari 6 responden yang menilai prestasi tidak baik, ada 4 responden (66,7%) yang
menilai kinerja perawat rendah dan 2 responden (33,3%) menilai bahwa kinerja perawat tinggi,
dengan tingkat signifikansi = 0,002 (p <

3. Tanggung jawab
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab berpengaruh terhadap kinerja
perawat di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar, dengan tingkat signifikansi
0,038 (p <0,05). Sebagian besar responden dinilai bagus untuk tanggung jawab. Alasannya adalah
karena sebagian besar perawat bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepada mereka.
seperti tidak menunda pekerjaan mereka (RP, AS, HS, AN). Tanda kutip wawancara disajikan
dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Hasil ini sesuai dengan penelitian lain yang dilakukan oleh [15], [19] menunjukkan
bahwa tanggung jawab memiliki efek positif pada kinerja perawat. Namun, hasil penelitian yang
berbeda telah dilakukan oleh [18], [20], menunjukkan tidak ada pengaruh tanggung jawab pada
kinerja perawat.
Berdasarkan hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan
variabel motivasi intrinsik yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat adalah prestasi
dengan 40,557 kali terhadap kinerja perawat dibandingkan variabel lain di Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Labuang Baji Makassar, dengan tingkat signifikansi = 0,001. Hal ini menunjukkan
bahwa, semakin tinggi motivasi intrinsik perawat terhadap kebutuhan prestasi maka akan semakin
tinggi kinerja yang dihasilkan oleh perawat.

kesimpulan dan rekomendasi


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
prestasi (p = 0,002), pengakuan (p = 0,002), dan tanggung jawab (p = 0,038) terhadap kinerja
perawat. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa pencapaian merupakan variabel yang
paling berpengaruh terhadap kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Labuang
Baji Makassar. Selanjutnya, semua variabel motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja
perawat perlu dipertimbangkan dan digunakan sebagai patokan dalam pembuatan kebijakan di
masa depan di institusi rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai