Anda di halaman 1dari 16

KINERJA

PERAWAT

By : Susi Karmila
SR152090020
KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN
ASUHAN KEPERAWATAN BERPENGARUH
TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Tujuan : Bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja perawat dalam


memberikan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di
ruang Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya.

Definisi : Kinerja merupakan suatu hasil kerja secara kualitas dan


kuantitas yang dicapai oleh seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan.

Faktor : Kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu


pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan
fasilitas rumah sakit,proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di
rumah sakit.
Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di
ruang Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya. Teknik Sampling dalam penelitian
ini adalah Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling.

Hasil : Hasil penelitian dari 39 responden sebagian besar (51,3%) perawat


memiliki kinerja kurang, dan sebagian besar (56,4%) pasien menyatakan tidak
puas. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ρ (0,038) < α (0,05) maka H0
ditolak berarti ada hubungan kinerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di ruang Multazam Rumah Sakit
Islam Surabaya.

Pembahasan :
 Kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan menunjukkan bahwa
sebagian besar (51,3%) perawat memiliki kinerja yang kurang. Artinya kinerja
perawat masih dinilai kurang oleh sebagian besar pasien, dalam hal ini kinerja
perawat dinilai berdasarkan persepsi pasien.
 Ditinjau berdasarkan 5 karakteristik kepuasan pasien terdapat 3
karakteristik yang dinilai tidak puas oleh responden yaitu assurance,
tangible, dan empathy. Penelitian kepuasan pasien pada karakteristik
assurance didapatkan sebagian besar (53,8%) pasien menyatakan
tidak puas terhadap kinerja perawat. Hal ini disebabkan karena
kurangnya kemampuan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan, yang dibuktikan dengan, perawat tidak memberi
perhatian terhadap keluhan yang dirasakan.
 Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menggunakan
SPSS for windows 16 diperoleh nilai ρ = (0,038) < α (0,05) sehingga
H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap
di ruang Multazam Rumah Sakit Islam Surabaya.
KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN REWARD SYSTEM
BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT

Tujuan : Bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dan


reward system berhubungan dengan kinerja perawat.

Definisi: Dampak reward system yang kurang terstruktur dapat mempengaruhi


kinerja dan penampilan karakteristik individu perawat. Kinerja perawat yang
kurang baik akan menghambat proses penyembuhan pasien, proses pelayanan
medik, produktivitas perawat maupun proses pelayanan keperawatan.

Faktor Pendorong : Permasalahan yang sering dihadapi dari kinerja perawat


ruang inap yaitu lingkungan yang kurang kondusif, kurangnya umpan
balik/pengawasan, kurangnya reward system atau imbalan atau tidak ada
promosi
Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan seluruh
perawat yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Taman
Husada Kota Bontang. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis menggunakan
uji statistik Regresi Linier dengan tingkat kemaknaan α≤0,05.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat perempuan


mempunyai kinerja cukup baik 19 orang (57,57%). Sedangkan responden laki-laki
sebagian besar mempunyai kinerja kurang baik (83,3%). Hasil uji regresi linier
menunjukkan nilai terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan (p=0,007). Reward system (imbalan)
yang diberikan kepada perawata dibagi menjadi dua yaitu: imbalan intrinsik dan
ekstrinsik. Imbalan intrinsik lebih dari cukup menciptakan kinerja cukup baik
sebesar 38,5%. Imbalan ekstrinsik sebagian besar adalah cukup, menciptakan
kinerja cukup baik (35,9%). Hasil uji regresi linier menunjukkan nilai signifikan
p=0,003, menunjukkan ada hubungan antara imbalan ekstrinsik dengan kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Pembahasan:
 Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak semua
karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, masa kerja, dan status pegawai) berpengaruh
terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
 Sistem penghargaan intrinsik (intrinsic reward system) dengan
kinerja perawat menunjukkan ada hubungan yang signifikan
diantara keduanya dengan kekuatan hubungan yang lemah. Hal
ini disebabkan karena sebagian besar perawat RSUD Kota
Bontang merasa tidak perlu adanya pengawasan dalam bekerja.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MENERAPKAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM
BETHESDA GMIM TOMOHON

Tujuan : mengetahui hubungan antara motivasi, kompetensi, supervisi dan


penghargaan dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di
Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon.

Definisi : Kinerja klinis perawat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal, faktor internal adalah keterampilan dan motivasi perawat, sedangkan
faktor eksternal adalah supervisi, gaya kepemimpinan dan monitoring.

Faktor Pendorong : Beberapa hal juga yang ditemui adalah banyak


implementasi keperawatan yang dilakukan tidak maksimal di RSU Bethesda
GMIM Tomohon.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan
pendekatan potong lintang yang menjelaskan hubungan variabel dalam
penelitian ini, yakni metode pengambilan data yang dilakukan dalam waktu
bersamaan.

Hasil : Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna


antara motivasi (OR 6,98, p=0,004), supervisi (OR 4,69, p=0,019) dan
penghargaan (OR 19,79, p=0,000) dengan kinerja perawat, sedangkan
kompetensi (OR 1,91, p=0,409) tidak terdapat hubungan bermakna dengan
kinerja perawat. Analisis multivariat menunjukkan aspek penghargaan
merupakan variabel paling dominan mempengaruhi kinerja dengan nilai
Odds Ratio 16,513 dan bermakna secara statistik (p=0,004). Kinerja
perawat sangat berhubungan dengan motivasi, supervisi dan penghargaan
kerja perawat, sehingga aspek-aspek yang memengaruhi motivasi, supervisi
dan penghargaan kerja perlu dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil
kinerja perawat yang baik.
Pembahasan :
 Berdasarkan hasil penelitian ini, hal yang menyebabkan penghargaan
memiliki pengaruh terhadap kinerja adalah terletak pada kekuatan
penghargaan itu sendiri yang sangat efektif sebagai motivator perawat
dalam bekerja karena kekuatan untuk memotivasi kebutuhan melalui
pemberian penghargaan tidak lama. Penghargaan akan semakin kuat
memotivasi perawat seiring dengan perjalanan perawat dalam
mengembangkan dirinya dan dapat mempengaruhi persepsi individu
terkait pemenuhan aspek-aspek motivasi yang bersumber dari
penghargaan.
 Pemberian penghargaan ini merupakan salah satu usaha dalam
meningkatkan kualitas dan kinerja perawat dalam memenuhi kebutuhan
perawat. Perawat akan bekerja lebih semangat dam sesuai dengan harapan
dari rumah sakit jika rumah sakit memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan perawat, baik materi maupun non materi.
HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN KINERJA
PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU
PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi dengan kinerja


perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Pancaran Kasih GMIM
Manado

Definisi : Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang


mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor personal
atau individual, faktor kepemimpinan, faktor tim, faktor sistem, dan
kontekstual.

Faktor pendorong : Berdasarkan hasil survei sementara di RSU Pancaran


Kasih GMIM Manado, aspek yang dinilai kepada perawat terdapat kesamaan
dengan penilaian terhadap tenaga kesehatan lain atau tenaga kerja diluar
keperawatan, yang artinya penilaian terhadap tugas kerja perawat juga
melibatkan tugas tugas non keperawatan.
Metode : observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan simple random sampling sesuai
dengan kriteria inklusi dengan jumlah sampel 35 orang.

Hasil : Penelitian menggunakan uji statistik chi-square didapatkan variabel nilai ρ


value = 0,047 < α = 0,05 untuk variabel pengetahuan dengan kinerja, sedangkan
untuk variabel motivasi dengan kinerja diperoleh ρ value = 0,089 > α = 0,05.

Pembahasan :
 Sesuai dengan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Test
dan didapatkan nilai p = 0,047 hal ini berarti p lebih kecil dari α (0,05) dengan
demikian bahwa Ho ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara
Pengetahuan dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU
Pancaran Kasih GMIM Manado.
 Sesuai dengan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square
dan didapatkan nilai p = 0,089 hal ini berarti p lebih kecil dari α
(0,05) dengan demikian Ho gagal ditolak atau tidak terdapat
hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di
Instalasi Rawat Inap RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
 Berdasarkan hasil penelitian, Sebagian Perawat Pelaksana di
Instalasi Rawat Inap RSU Pancaran Kasih GMIM Manado memiliki
pengetahuan, motivasi dan kinerja yang baik. Terdapat Hubungan
yang signifikan antara Pengetahuan dengan Kinerja Perawat
Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Pancaran Kasih GMIM
Manado, dan Tidak Terdapat Hubungan antara Motivasi dengan
Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Pancaran
Kasih GMIM Manado.
PENINGKATAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA
MELALUI KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara komunikasi organisasi dan


kinerja perawat pelaksana.

Definisi : Gillies (1996) menyebutkan bahwa perawat dapat mewujudkan


sasaran yang berhubungan dengan pekerjaannya melalui kerja sama dan
komunikasi secara efektif dengan rekan kerjanya. Komunikasi organisasi
yang terjadi dengan efektif akan mempermudah perawat untuk memberikan
perhatian pada hal yang diprioritaskan dalam organisasi.

Faktor Pendorong : Evaluasi kinerja perawat dan identifikasi adanya


masalah komunikasi dalam pelayanan keperawatan diperlukan sebagai
pertimbangan untuk perbaikan kualitas pelayanan keperawatan agar tetap
optimal.
Metode : Penelitian ini menggunakan korelasi deskriptif dengan
pendekatan potong lintang, bertujuan untuk melihat hubungan
antara komunikasi organisasi dengan kinerja perawat pelaksana,
dan mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap
kinerja perawat pelaksana. Analisis bivariat menggunakan uji chi
square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik
berganda .

Hasil : Instrumen penelitian memiliki reliabilitas 0,8716–0,8776.


Hasil uji Chi square membuktikan adanya hubungan antara
komunikasi organisasi dengan kinerja perawat pelaksana (p=
0,046; α= 0,05). Variabel yang paling berpengaruh terhadap
kinerja perawat pelaksana adalah supervisi dan pengarahan.
Pembahasan :
 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara
komunikasi organisasi dengan kinerja perawat. Didapatkan bahwa
komunikasi organisasi yang lemah berisiko memberikan kinerja
kurang dibandingkan komunikasi organisasi kuat.
 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur
dengan kinerja perawat. Analisis selanjutnya disimpulkan bahwa
perawat yang umur kurang dari 32 tahun berisiko lebih besar
berkinerja kurang dibandingkan perawat yang umurnya lebih dari 32
tahun.
 Supervisi dan pengarahan merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap kinerja perawat. Perawat dengan supervisi dan
pengarahan yang lemah berisiko kinerjanya kurang setelah dikontrol
keterlibatan anggota, status perkawinan, umur dan lama kerja.

Anda mungkin juga menyukai