Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN

KEPERAWATAN DI IRJ RSUP FATMAWATI JAKARTA

Anisah Ardiana1)
1) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember,
Email: nyz_rek@yahoo.co.id

ABSTRACT
Outpatient services is one of entrances of health services at the hospital. Generally, people
considered the quality of hospital health care services based on the quality of outpatient
care. Improving the nursing care quality of can be applied by implementing nursing care
standard sice assessment to evaluation of the system through proper nursing care
recording. This descriptive study involved 35 nurses as samples. Analysis was using
frequency distribution. The instrument is a questionnaire consisting of four categories:
definitions, he purposes, principles, and the importance of evaluating nursing
documentation. Most of nurses perceive positively four categories of nursing
documentation in outpatient of hospital. Generally nurses have good perception on
implementing of nursing documentation, but not good on timeless principles. Improper
perception will affect on unappropriate behavior to manager expectation. A manager
should analyze factors that influence this perception including the factor of individuals
themselves, a factor object (implementation of documentation) and work environment that
support the implementation of nursing documentation in outpatient of hospital.
Keywords : perception, documentation, outpatient

ABSTRAK
Layanan rawat jalan adalah salah satu pintu masuk dari pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Umumnya, kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit terutama dilihat berdasarkan
kualitas perawatan rawat jalan. Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan dapat dilakukan dengan menerapkan standar asuhan keperawatan termasuk
penilaian sampai dengan evaluasi sistem dengan pencatatan asuhan keperawatan yang
tepat. Penelitian deskriptif ini melibatkan 35 perawat sebagai sampel. Analisis data
menggunakan distribusi frekuensi. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang
terdiri dari empat kategori yaitu definisi, tujuan, prinsip dan pentingnya mengevaluasi
dokumentasi keperawatan. Sebagian besar persepsi perawat positif pada empat kategori
dokumentasi keperawatan rawat jalan di rumah sakit. Persepsi perawat umumnya baik
pada pelaksanaan dokumentasi keperawatan, namun kurang baik pada prinsip ketepatan
waktu dokumentasi. Sebuah persepsi tidak benar mempengaruhi perilaku yang tidak
sesuai dengan harapan manajer. Seorang manajer harus menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi ini termasuk faktor individu perawat itu sendiri, objek factor
(pelaksanaan dokumentasi) dan faktor lingkungan kerja yang mendukung pelaksanaan
dokumentasi keperawatan rawat jalan di rumah sakit.
Kata kunci: persepsi, dokumentasi, rawat jalan

53
PENDAHULUAN nomor Y.M.00.03.2.6.7637, khususnya
pada Standar VIII tentang catatan
Sistem pelayanan kesehatan utama
asuhan keperawatan (Praptianingsih,
adalah suatu sistem dimana pelayanan
2006). Beberapa penelitian telah
kesehatan esensial dapat diperoleh
dilakukan mengenai dokumentasi
dengan mudah secara universal sebagai
keperawatan. Salah satunya yang
individu dan keluarga dalam komunitas
dilakukan oleh Setyowati dan Kemala
tertentu, yang disediakan bagi mereka
Rita (2005) dengan judul suatu alternatif
melalui partisipasi penuh dari mereka
pemecahan masalah dalam
sendiri, dan dilaksanakan dengan biaya
pendokumentasian keperawatan. Hasil
yang dapat terjangkau oleh masyarakat
penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
dan pemerintah daerah (WHO dalam
peningkatan efisiensi dan efektivitas
Potter & Perry, 1997/2005). Sistem
pendokumentasian keperawatan dengan
pelayanan kesehatan tersebut, salah
menggunakan model dokumentasi
satunya adalah rumah sakit, yang
modifikasi, juga peningkatan
merupakan tempat bekerja tenaga
pengetahuan perawat tentang
kesehatan yang berhubungan langsung
dokumentasi serta ketrampilan perawat
dengan pasien (Praptianingsih, 2006).
terhadap kelengkapan dan ketepatan
Keperawatan merupakan pendokumentasian.
komponen utama dalam sistem
Pelayanan rawat jalan
pelayanan kesehatan, dan perawat
merupakan salah satu pintu masuk
merupakan kelompok pekerja yang
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
paling besar dalam sistem tersebut.
Umumnya masyarakat menilai kualitas
Salah satu indikator kualitas pelayanan
pelayanan kesehatan suatu rumah sakit
kesehatan di rumah sakit adalah
didasarkan pada kualitas pelayanan di
pelayanan keperawatan yang
instalasi rawat jalan. Hal ini sangat
berkualitas. Keberhasilan pelayanan
dipengaruhi oleh kualitas tenaga, sarana
kesehatan bergantung pada partisipasi
dan prasarana. Demikian pula halnya
perawat dalam memberikan perawatan
dengan RSUP Fatmawati, yang
yang berkualitas bagi pasien (Potter &
merupakan rumah sakit berstatus Badan
Perry, 1997/2005). Upaya peningkatkan
Layanan Umum (BLU) dengan pengguna
kualitas pelayanan keperawatan tersebut
layanan berasal dari berbagai kelas atau
dapat dilakukan dengan pelaksanaan
golongan masyarakat. RSUP Fatmawati
standar asuhan keperawatan mulai dari
mempunyai Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
pengkajian hingga evaluasi disertai
yang terdiri dari 21 poliklinik dengan
sistem pencatatan asuhan keperawatan
jumlah total perawat sebanyak 72 orang
yang tepat.
dengan beragam tingkat pendidikan
Pendokumentasian atau mulai dari SPK hingga S1 keperawatan.
pencatatan asuhan keperawatan
Instalasi rawat jalan RSUP
merupakan salah satu bukti legal
Fatmawati telah mengembangkan
pelaksanaan suatu layanan keperawatan
pelaksanaan dokumentasi keperawatan
yang telah diberikan dan dapat
(catatan keperawatan) dalam pemberian
dipertanggungjawabkan.
layanan kepada pasien yang datang di
Penyelenggaraan pencatatan asuhan
IRJ dengan harapan perawat selalu
keperawatan telah ditetapkan dalam SK
melaksanakan tindakan terapi
Direktur Jenderal Pelayanan Medik

54
keperawatan daripada tindakan non- Fatmawati sejumlah 63 perawat. Jumlah
keperawatan. Selain itu, pencatatan sampel yang diambil adalah 35 perawat
tersebut sebagai bukti nyata peran dan pelaksana dengan menggunakan tehnik
fungsi perawat selama pemberian pengambilan sampel secara acak.
asuhan keperawatan kepada pasien Kuesioner yang kembali sebanyak 34,
melalui format yang telah disediakan. namun 11 kuesioner tidak memenuhi
syarat karena pertanyaan tidak dijawab
Namun demikian, pelaksanaan
secara keseluruhan,sehingga jumlah
pendokumentasian keperawatan di IRJ
sampel yang benar-benar diteliti
RSUP Fatmawati mengalami kendala.
sebanyak 23.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Wakil Ketua Bidang pelayanan IRJ Penelitian ini menggunakan
RSUP Fatmawati, diketahui bahwa desain deskriptif analitik dengan
beberapa dokumentasi ditemukan tidak pendekatan cross sectional dimana
lengkap meskipun petunjuk teknis pengukuran variabelnya dilakukan hanya
pengisian telah disosialisasikan, satu kali, pada satu saat (Ghazali,
beberapa perawat belum melaksanakan Sastromihardjo, Rochani, Soelaryo, &
pencatatan keperawatan. Hal ini dapat Pramulyo, 2008). Penelitian ini
disebabkan salah satunya oleh karena merupakan studi deskriptif univariat yaitu
perawat masih lebih banyak suatu penelitian yang menganalisa satu
melaksanakan tindakan non- variabel. Variabel yang diteliti adalah
keperawatan dan belum adanya persepsi perawat. Analisis univariat
kesadaran diri tentang pentingnya mendeskripsikan karakteristik variabel
pencatatan keperawatan. yang diteliti (Hastono, 2007). Data pada
penelitian ini dianalisis menggunakan
Peneliti tertarik untuk
distribusi frekuensi dengan ukuran
menganalisa persepsi perawat dalam
prosentase atau proporsi.
pelaksanaan dokumentasi keperawatan
di IRJ RSUP Fatmawati guna Instrumen penelitian
merencanakan tindak lanjut dari menggunakan kuesioner. Jumlah
penerapan pendokumentasian pertanyaan pada kuisioner sebanyak 25
keperawatan ini. Kajian analisa ini buah yang dibagi dalam empat kategori
diharapkan dapat berkontribusi dalam yaitu pertanyaan yang mengidentifikasi
peningkatan mutu pelayanan persepsi perawat tentang makna
keperawatan di Instalasi Rawat Jalan. pendokumentasian keperawatan, tujuan
pencatatan keperawatan, prinsip-prinsip
pendokumentasian dan kebutuhan
METODOLOGI adanya evaluasi atau supervisi terhadap
Penelitian ini dilaksanakan di IRJ RSUP pelaksanaan pendokumentasian
Fatmawati, Jakarta. Rumah Sakit ini keperawatan di IRJ.
dipilih karena RSUP Fatmawati telah
menerapkan pelaksanaan dokumentasi
HASIL DAN BAHASAN
keperawatan di IRJ mulai tahun 2007.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Responden pada penelitian ini adalah
Oktober 2008 - November 2008. perawat pelaksana di IRJ RSUP
Fatmawati sejumlah 23 orang.
Populasi pada penelitian ini
Karakteristik responden dapat terlihat
adalah perawat pelaksana di IRJ RSUP
55
pada tabel 1. laman yang cukup di bidang pelayanan
kesehatan. Namun, dengan usia yang
Gambaran karakteristik
cukup tua dan lama kerja yang lama
responden pada sampel menunjukan
dapat menjadi salah satu penyebab
bahwa lebih dari 50% perawat pelaksana
sulitnya mempengaruhi persepsi mereka
IRJ RSUP Fatmawati berusia diatas 45
untuk menerapkan proses perubahan,
tahun. Lama kerja di RSUP rata-rata

Tabel 1. Distribusi Perawat Pelaksana menurut Usia, Jenis Kelamin, Tingkat


Pendidikan, Lama Kerja di RS dan Lama Kerja di IRJ RSUP Fatmawati,
November 2008 (n= 23)
No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase
1 Usia
< 36 tahun 1 4.3 %
36-40 tahun 3 13 %
41-45 tahun 4 17.5 %
46-50 tahun 5 21.7 %
51-55 tahun 10 43.5%
2 Jenis kelamin
Perempuan 23 100 %
Laki-laki 0 0%
3 Tingkat pendidikan
SPK / SPR 12 52.1 %
D3 Kep/Keb 11 47.8 %
4 Lama kerja di RS
< 5 tahun 1 4.3 %
5-10 tahun 1 4.3 %
11-15 tahun 1 4.3 %
16-20 tahun 4 17.5 %
> 20 tahun 16 69.6 %
5 Lama kerja di IRJ
< 5 tahun 9 39.2 %
5-10 tahun 7 30.5 %
11-15 tahun 5 21.7 %
16-20 tahun 1 4.3 %
> 20 tahun 1 4.3 %
Sumber: Data Primer, 2008

lebih dari 20 tahun (69.6%) dan lebih dari seperti perubahan yang sedang
50% perawat telah bekerja di IRJ RSUP diterapkan di IRJ RSUP Fatmawati yaitu
Fatmawati selama 5 sampai 15 tahun. penerapan pendokumentasian catatan
Hal ini menunjukkan bahwa perawat keperawatan. Mereka sudah merasakan
pelaksana yang bekerja di IRJ RSUP nyaman dengan kondisi sebelum
Fatmawati saat ini mempunyai penga- dilakukan perubahan sehingga sulit

56
memunculkan persepsi baru tentang Hasil analisa menunjukkan bahwa
pentingnya dilakukan penerapan persepsi perawat tentang makna
pendokumentasian catatan keperawatan pendokumentasian keperawatan bersifat
di IRJ. positif terbukti jawaban perawat pada
rentang setuju dan sangat setuju.
Data ketenagaan di IRJ RSUP
Gambaran persepsi perawat tentang
Fatmawati menunjukkan dari jumlah total
makna pendokumentasian keperawatan
perawat pelaksana sebanyak 63 orang,
terlihat pada diagram 1.
43 diantaranya adalah lulusan SPK. Data
ini menggambarkan perawat IRJ Persepsi perawat tentang tujuan
didominasi lulusan SPK. Namun, pendokumentasian keperawatan
berdasarkan analisa data sampel dianalisa berdasarkan hasil tabulasi
menunjukkan jumlah perawat lulusan pertanyaan kuesioner nomor 5, 7, dan
SPK yaitu 52.1%. Hal penting yang perlu 15. Hasil analisa menunjukkan bahwa
diperhatikan disini adalah masih persepsi perawat tentang tujuan
banyaknya perawat dengan tingkat pendokumentasian keperawatan juga
pendidikan yang masih rendah. bersifat positif terbukti jawaban perawat
Meskipun pengalaman kerja dapat pada rentang setuju dan sangat setuju.
menunjang kemampuan ketrampilan Gambaran persepsi perawat tentang
individu, namun tingkat pendidikan tujuan pendokumentasian keperawatan
sangat mempengaruhi persepsi individu terlihat pada diagram 2.
tentang sesuatu termasuk persepsi Persepsi perawat dalam pelaksanaan
tentang pelaksanaan pendokumentasian pendokumentasian keperawatan IRJ
catatan keperawatan yang merupakan
hal baru di IRJ RSUP Fatmawati. Analisa persepsi perawat dalam
pelaksanaan pendokumentasian
Persepsi perawat tentang makna keperawatan di IRJ dijabarkan dalam
pendokumentasian keperawatan empat kategori utama. Pertanyaan yang
dianalisa berdasarkan hasil tabulasi menggali persepsi makna
pertanyaan kuesioner nomor 2, 4, dan 6.

80

70

60

50

40

30 setuju

20
sangat setuju
10

0
P2 P4 P6

Diagram 1 Distribusi persepsi perawat tentang makna pendokumentasian


keperawatan di IRJ RSUP Fatmawati

57
pendokumentasian keperawatan terhadap pertanyaan ini diketahui bahwa
terdapat 3 pertanyaan yaitu pada persepsi semua perawat positif terhadap
pertanyaan nomor 2, 4 dan 6. Hasil tujuan pendokumentasian. Perawat
tabulasi terhadap pertanyaan ini menyadari bahwa pelaksanaan

100
90
80
70
60
50
setuju
40
sangat setuju
30
20
10
0
P5 P7 P15

Diagram 2 Distribusi persepsi perawat tentang tujuan pendokumentasian


keperawatan di IRJ RSUP Fatmawati

diperoleh bahwa perawat mempunyai dokumentasi keperawatan di IRJ


persepsi yang baik tentang makna bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dokumentasi keperawatan. Ini dibuktikan pelayanan kesehatan rumah sakit. Selain
dengan jawaban responden berada pada itu, perawat mengetahui bahwa
rentang setuju dan sangat setuju. 65.2% pencatatan yang dilakukannya dapat
perawat sangat setuju bahwa melindungi perawat dari tuntutan pasien
dokumentasi keperawatan merupakan karena data yang dicatat dalam
dokumen penting yang berisi informasi dokumentasi keperawatan dapat menjadi
penting mengenai pasien. Selain itu, bukti berharga dalam proses peradilan.
semua perawat mempunyai persepsi Persepsi perawat tentang
yang sama bahwa dokumentasi prinsip-prinsip pendokumentasian terdiri
keperawatan adalah salah satu dari 14 pertanyaan. Pertanyaan-
kewajiban professional individu. Perawat pertanyaan ini menggali persepsi
juga mempunyai persepsi yang baik perawat tentang prinsip kelengkapan,
bahwa melaksanakan keakuratan, ketepatan waktu, organisasi,
pendokumentasian keperawatan sama aspek legal dokumentasi. Perawat
pentingnya dengan melakukan tindakan mempunyai persepsi yang positif tentang
keperawatan. kelengkapan dokumentasi keperawatan
Pertanyaan yang mengidentifi- seperti penulisan identitas pasien (nama,
kasi persepsi perawat mengenai tujuan umur, jenis kelamin) dan waktu
pendokumentasian keperawatan terdiri pelaksanaan dokumentasi. Perawat juga
dari 3 pertanyaan. Hasil tabulasi

58
mengetahui pentingnya keakuratan Pertanyaan yang mengidentifi-
penulisan dokumentasi keperawatan. kasi persepsi perawat tentang perlunya
supervisi atau evaluasi terhadap
Persepsi perawat tentang
pelaksanaan pendokumentasian
ketepatan waktu pendokumentasian
keperawatan di IRJ terdiri dari 5
masih beragam. Sebagian perawat
pertanyaan. Sebagian besar perawat
masih belum mempunyai persepsi yang
menginginkan adanya evaluasi oleh
baik mengenai prinsip tepat waktu dalam
pimpinan terhadap pelaksanaan
dokumentasi. 82.6% perawat
pendokumentasian keperawatan yang
mempunyai persepsi bahwa
telah dilaksanakan. Hanya sekitar 4.3 %
pendokumentasian keperawatan dapat
yang tidak memerlukan adanya evaluasi.
dilakukan sebelum perawat pulang.
Sebagian kecil perawat (8.7%) masih Analisa terhadap persepsi
mempunyai persepsi bahwa perawat tentang pelaksanaan pendo-
dokumentasi dapat ditunda jika waktu kumentasi keperawatan di IRJ RSUP
yang tersedia tidak cukup. Jumlah Fatmawati menunjukkan adanya
pasien yang banyak, menurut hampir beberapa perbedaan persepsi individu.
seluruh perawat (47.8%), dapat Perawat mempunyai persepsi yang
mengurangi waktu perawat untuk beragam mengenai makna
melakukan dokumentasi. Hal ini tidak pendokumentasian keperawatan, tujuan
sesuai dengan prinsip tepat waktu. pencatatan keperawatan, prinsip-prinsip
Pennels, 2001 dalam Craven & Hirnle, pendokumentasian dan kebutuhan
2006 menyatakan bahwa dokumentasi adanya evaluasi atau supervise terhadap
tepat waktu dapat menghindari pelaksanaan pendokumentasian kepera-
kesalahan. Perawat mencatat semua watan di IRJ.
tindakan tepat waktu, mencatat Sebagian besar perawat
prosedur, tindakan dan pengkajian mempunyai persepsi yang baik terhadap
segera setelah dilakukan. Pencatatan makna pendokumentasian, tujuan
tepat waktu juga dapat menghindari pencatatan dan pentingnya evaluasi atau
kealpaan terhadap informasi yang supervise terhadap pelaksanaan
penting. pendokumentasian keperawatan di IRJ.
Perawat mempunyai persepsi Sebaliknya, persepsi perawat beragam
yang baik mengenai prinsip organisasi tentang prinsip-prinsip pendokumen-
dalam pendokumentasian. Semua tasian mencakup prinsip kelengkapan,
perawat setuju bahwa pencatatan harus keakuratan, ketepatan waktu, organisasi,
dilakukan secara terorganisir sesuai aspek legal dokumentasi. Dari 5 prinsip
kronologis kondisi klien.Perawat tersebut, 4 prinsip telah dipersepsikan
memperhatikan aspek legal dengan baik, kecuali prinsip ketepatan
pendokumentasian. Hal ini dibuktikan waktu. Perawat mempunyai persepsi
dengan semua perawat mempunyai yang buruk tentang ketepatan waktu.
persepsi yang sama bahwa pencatatan Perawat seharusnya melakukan
nama dan tanda tangan perawat harus dokumentasi tepat waktu untuk
dilakukan di setiap pendokumentasian menghindari kesalahan. Perawat
setelah melakukan tindakan mencatat semua tindakan tepat waktu,
keperawatan. mencatat prosedur, tindakan dan
pengkajian segera setelah dilakukan.

59
Pencatatan tepat waktu juga dapat harapan-harapan perawat terhadap
menghindari kealpaan terhadap pelaksanaan pendokumentasian
informasi yang penting (Pennels, 2001 keperawatan. Gibson dan kawan-kawan
dalam Craven & Hirnle, 2006). (1996) menyatakan bahwa rangsangan
akan menghasilkan pembentukan sikap,
Persepsi yang baik terhadap
yang kemudian membawa kepada satu
suatu hal akan mempengaruhi perilaku
atau lebih respon afektif, kognitif dan
yang baik pula. Gibson dan kawan-
perilaku yang diinginkan. Afektif
kawan (1995) mengatakan bahwa
didefinisikan sebagai segmen emosional
persepsi berperan dalam penerimaan
dari sikap. Komponen kognisi dari sikap
rangsangan, mengaturnya dan
terdiri dari persepsi, pendapat dan
menginterpretasikan rangsangan
kepercayaan seseorang. Respon kognisi
tersebut untuk mem-pengaruhi perilaku
berkaitan dengan penilaian seseorang
dan membentuk sikap. Perbedaan
yang dimanifestasikan sebagai kesan
persepsi tentang suatu hal atau obyek
baik atau tidak baik terhadap suatu
dapat dialami antara manajer dengan
obyek. Komponen perilaku mengacu
bawahannya. Seorang manajer harus
pada kecenderungan seseorang untuk
mampu melakukan cara untuk
bertindak terhadap sesuatu dengan cara
mempengaruhi persepsi yang masih
tertentu. Rangsangan diatas dapat
buruk menuju persepsi yang baik
berupa sistem imbalan atas
sehingga diperoleh perilaku pekerja yang
pendokumentasian yang telah dilakukan
sesuai harapan manajer, salah satunya
perawat dan gaya persuasi yang
dengan mengkaji faktor-faktor yang
digunakan supervisor dalam melakukan
mempengaruhi persepsi perawat.
evaluasi terhadap pelaksanaan
Seorang manajer sebaiknya dokumentasi keperawatan. Hal ni sesuai
melakukan kajian terhadap faktor-faktor dengan pendapat Gibson dan kawan-
yang mempengaruhi persepsi individu. kawan (1996). Manajer keperawatan
Robbins & Judge (2008) menyatakan dapat mempertimbangkan hal ini untuk
bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi meningkatkan persepsi yang baik
persepsi individu yaitu faktor-faktor sehingga diperoleh respon afektif,
dalam diri pembentuk persepsi, faktor- kognitif dan perilaku baik yang diinginkan
faktor dalam diri target yang diartikan, mengenai pelaksanaan
serta faktor-faktor dalam konteks situasi pendokumentasian keperawatan.
dimana persepsi tersebut dibentuk.
Faktor dari target obyek, dalam
Faktor-faktor yang mempengaruhi
hal ini pelaksanaan dokumentasi, juga
persepsi dalam hal pelaksanaan
dapat mempengaruhi persepsi perawat.
pendokumentasian ini mencakup faktor
Manajer dan perawat perlu menyamakan
dari dalam diri perawat, faktor dari obyek
persepsi mengenai pelaksanaan
target (pelaksanaan dokumentasi) dan
dokumentasi. Hasil kajian yang dilakukan
faktor lingkungan (lingkungan sosial dan
penulis, persepsi perawat masih belum
lingkungan kerja).
baik mengenai prinsip tepat waktu dalam
Sesuai dengan pendapat pendokumentasian. Manajer hendaknya
Robbins dan Judge (2007) maka dapat menyampaikan kepada perawat
diasumsikan bahwa faktor dari dalam diri mengenai harapan kinerja terhadap
perawat meliputi sikap, kepribadian, pelaksanaan pendokumentasian
minat, pengalaman masa lalu dan keperawatan di IRJ. Robbins dan Judge

60
(2007) menyatakan bahwa perilaku SIMPULAN DAN SARAN
seorang individu ditentukan oleh Persepsi perawat terhadap pelaksanaan
harapan-harapan individu lain. Dengan pendokumentasian keperawatan di IRJ
perkataan lain, manajer yang beragam. Persepsi perawat umumnya
menyampaikan harapannya tentang baik terhadap pelaksanaan pencatatan
pentingnya ketepatan waktu keperawatan di IRJ, namun persepsi
pelaksanaan dokumentasi, dapat terhadap prinsip ketepatan waktu dalam
mempengaruhi persepsi perawat pendokumentasian masih belum baik.
sehingga berdampak pada perilaku Persepsi yang belum baik akan
perawat untuk melakukan mempengaruhi pembentukan perilaku
pendokumentasian tepat waktu. Perawat yang tidak sesuai dengan kinerja yang
(sekitar 80% perawat) membutuhkan diharapkan manajer. Seorang manajer
supervisi atau evaluasi terhadap hendaknya menganalisa faktor-faktor
pelaksanaan pendokumentasian yang mempengaruhi persepsi yang
keperawatan di IRJ. Perawat IRJ belum baik ini, mencakup faktor dari
membutuhkan arahan terhadap individu perawat sendiri, faktor obyek
penampilan kinerja yang diharapkan (pelaksanaan dokumentasi) dan faktor
manajer, dalam hal ini pelaksanaan lingkungan kerja yang mendukung
dokumentasi keperawatan. Meskipun pelaksanaan pendokumentasian
usia dan lama kerja di rumah sakit cukup keperawatan di IRJ.
lama, namun sebagian besar perawat
menyatakan perlu adanya evaluasi Pihak rumah sakit terutama
terhadap pelaksanaan dokumentasi pada tingkat pimpinan mulai mempertim-
keperawatan di IRJ. bangkan 3 hal yaitu perlunya audit atau
evaluasi terhadap pelaksanaan pen-
Faktor lain yang mempengaruhi dokumentasian keperawatan di IRJ,
persepsi individu adalah factor adanya pemberian rangasangan yang
lingkungan (lingkungan sosial dan baik terhadap persepsi perawat seperti
lingkungan kerja). Lingkungan kerja sistem imbalan terhadap pelaksanaan
hendaknya mendukung pelaksanaan pencatatan yang telah dilakukan oleh
pendokumentasian keperawatan di IRJ, perawat dan Supervisi atau evaluasi
misalnya dengan penyediaan format terhadap pelaksanaan pencatatan
catatan keperawatan yang konsisten. tindakan keperawatan di IRJ RSUP
Wakil ketua bidang Pelayanan dalam Fatmawati. Selain itu, institusi pendidikan
wawancaranya menyatakan salah satu keperawatan dapat bekerjasama dengan
kendala dalam penerapan pelaksanaan pihak rumah sakit untuk
pendokumentasian keperawatan di IRJ menyelenggarakan sosialisasi atau
adalah Instalasi Rekam Medik pendidikan dan pelatihan tentang
Keperawatan (IRMIK) belum secara pendokumentasian keperawatan ter-
kontinyu menyediakan format catatan masuk prinsip-prinsipnya guna mem-
keperawatan. Oleh karena itu, diperlukan bentuk persepsi yang baik sehingga
penyediaan format yang kontinyu guna menghasilkan perilaku perawat yang
mendukung penerapan pelaksanaan baik dalam pendokumentasian
pendokumentasian keperawatan di IRJ. keperawatan.

61
REFERENSI metodologi penelitian klinis (pp. 112-
125). Jakarta: Sagung Seto.
Craven, R.F., & Hirnle, C.J. (2006).
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., & Donelly,
Fundamentals of Nursing: Human
J.H. Alih bahasa: Adiarni, N. (1996).
health & Function. 5th Edition.
Organisasi. Edisi 8. Jakarta:
Philadelphia: Lippincott Williams &
Binarupa Aksara.
Wilkins.
Gordon, J.R. (1993). A Diagnostic
Fischbach, F.T. (1991). Documenting
Approach to Organizational
care: Communication, the nursing
Behavior. 4th Edition. USA: Allyn &
process & documentation standards.
Bacon.
Philadelphia: Davis Company
Hastono, S.P. (2007). Analisis data
Iyer, P.W., Camp, N.H. Alih bahasa :
kesehatan. Depok: FKM UI
Kurnianingsih, Sari. (2005).
Praptianingsih, S. (2006). Kedudukan
Dokumentasi Keperawatan : suatu
hukum perawat dalam upaya
pendekatan proses keperawatan.
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Edisi 3. Jakarta : EGC.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kerbala, H. (2008) Tenaga Keperawatan:
Potter, P.A., Perry, A.G. Alih bahasa :
kewenangan, hak, kewajiban. Tidak
Yasmin Asih, dkk. (1997/2005). Buku
dipublikasikan.
ajar Fundamental Keperawatan:
Kozier, B., et al. (2003). Fundamentals of
konsep, proses dan praktik. Edisi 4.
Nursing: concepts, process &
Jakarta : EGC.
practice. New Jersey: Pearsin
Robbins, S.P., Judge, T.A. Alih bahasa:
Education.
Angelica, D. (2007). Perilaku
Ghazali, M.V., Sastromihardjo, S.,
Organisasi. Edisi 12. Jakarta:
Rochani, S., Soelaryo, T., &
Salemba Empat.
Pramulyo, H. (2008). Studi cross-
sectional. Dalam S. Sastroasmoro &
S. Ismael (Ed.). Dasar-dasar

62

Anda mungkin juga menyukai