Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MULIA


BANJARMASIN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
Devi Agustin
NIM: 14.IK. 384

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
2018
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MULIA
BANJARMASIN

Devi Agustin1*,Mohammad Basit1,Nordiansyah Firahmi2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin
2
Universitas Islam Kalimantan Banjamasin
*Korespondensi Penulis. Telepon: 085751002948, E-mail: deviagustin26@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
tertulis. Perawat kurang menyadari pentingnya pendokumentasian asuhan keperawatan, hal ini
terlihat dari pendokumentasian yang masih banyak yang tidak dilengkapi perawat mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan. Faktor
yang mendorong perawat melaksanakan dokumentasi keperawatan adalah motivasi perawat itu
sendiri.
Tujuan: Menganalisis hubungan motivasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di
Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin.
Metode: penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 32 perawat pelaksana di ruang rawat
inap RSU Sari Mulia Banjarmasin. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank dengan nilai
signifikan p<0,05.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa perawat yang motivasi tinggi (78,1%), perawat yang
motivasi rendah (21,9%), sedangkan untuk pendokumentasian asuhan keperawatan didapakan hasil
rekam medik dalam kategori lengkap (65,6%), rekam medik dalam kategori tidak lengkap (34,4%).
Hasil uji analisis hubungan antara motivasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di
Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin menggunakan perhitungan Spearman Rank dengan
tingkat kemaknaan 0,05 didapatkan value=0,019 < α 0,05 dengan r=0,413 yang bermakna hubungan
antara variabel motivasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan termasuk dalam kategori
tingkat keeratan sedang.
Kesimpulan: Adanya Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di
Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin

Kata kunci: Asuahan Keperawatan, Dokumentasi, Motivasi, Perawat.


The Relationship of Motivation with Documentation of Nursing Care at Sari
Mulia General Hospital
Banjarmasin

Devi Agustin1*,Mohammad Basit1,Nordiansyah Firahmi2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin
2
Universitas Islam Kalimantan Banjamasin
*Korespondensi Penulis. Telepon: 085751002948, E-mail: deviagustin26@gmail.com

ABSTRACT

Background: Nursing documentation is evidence of nurses' recording and reporting on providing


health services on the basis of accurate and complete communication in writing. Nurses are not
aware of the importance of documenting nursing care, as seen from the incomplete nurses’
documentation ranging from assessment, diagnosis, planning, implementation, evaluation, and
records of nursing care. Factors that encourage nurses to carry out nursing documentation are the
motivation of nurses themselves.
Objective: To analyze the motivational relationship with documenting nursing care at Sari Mulia
General Hospital in Banjarmasin.
Method: This study uses a cross-sectional design. Sampling was done by purposive sampling
technique. The sample used was 32 nursing nurses in the inpatient ward of Sari Mulia Hospital in
Banjarmasin. The data were analyzed using the Spearman Rank test with a significant value of p
<0.05.
Results: The results showed that nurses who were highly motivated amount to 78.1%, nurses who
were low in motivation amount to 21.9%, while for nursing documenting with medical records in
full categories (65.6%), medical records in the incomplete category (34.4%). The test results of the
analysis of the relationship between motivation and documentation of nursing care at Sari Mulia
Banjarmasin General Hospital using Spearman Rank calculations with a significance level of 0.05
obtained a value = 0.019 <α 0.05 with r = 0.413 which means a relationship between motivation
variables for documenting nursing care included in the category of moderate closeness.
Conclusion: The Relationship between Motivation and Documentation of Nursing Care at Sari
Mulia Public Hospital Banjarmasin.

Keywords:Documentation, Motivation, Nurses, Nursing Requirements.


Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

PENDAHULUAN jawaban dalam aspek hukum, kualitas


Upaya peningkatan derajat kesehatan pelayanan, komunikasi antar tenaga kesehatan,
secara optimal menuntut profesi keperawatan referensi pendidikan, keuangan dan berkas
mengembangkan mutu pelayanan yang atau bahan dalam proses akreditasi (Nursalam,
profesional. Keperawatan merupakan bentuk 2013).
pelayanan profesional kepada klien yang Said dan Selma (2015) mengemukkan
bersifat humanistis, holistis, dilakukan bahwa sumber motivasi perawat yang tertinggi
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, dan adalah motivasi internal konsep diri karena
berorientasi pada kebutuhan pasien yang perawat memiliki tanggung jawab, dan kerja
saling berkesinambungan (Nursalam, 2014). keras dalam bekerja dan motivasi intrinsik
Salah satu tugas dan tanggung jawab memiliki kategori terendah, proses motivasi
perawat adalah melakukan dokumentasi intrinsik bisa diperbaiki dengan otonomi yang
asuhan keperawatan. Pendokumentasian lebih dan umpan balik dari atasan.
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan Retyaningsih dan Bambang (2013)
perawat dalam memberikan pelayanan mengemukakan penyebab ketidaklengkapan
kesehatan dengan dasar komunikasi yang dokumentasi asuhan keperawatan adalah
akurat dan lengkap secara tertulis (Hutahaean motivasi perawat itu sendiri dimana motivasi
cit Putra, 2016). Dokumentasi asuhan yang tidak baik dalam pendokumentasian
keperawatan merupakan hal yang penting asuhan keperawatan akan membuat timbulnya
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat dorongan yang lemah untuk melakukan
dalam menjalankan tugasnya. Tetapi akhir- pekerjaan sebaik mugkin dan supervisi yang
akhir ini tanggung jawab perawat terhadap dilakukan oleh kepala ruangan juga
dokumentasi sudah berubah. Akibatnya, isi berpengaruh terhadap pendokumentasian
dan fokus dokumentasi telah dimodifikasi asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi yang
(Nursalam, 2013). baik dapat dipakai sebagai usaha untuk
Salah satu faktor yang mendorong melakukan penjaminan mutu. Supervisi yang
perawat melaksanakan tugasnya adalah dilakukan dengan benar merupakan bentuk
motivasi perawat itu sendiri. Motivasi dukungan dari lingkungan untuk
merupakan sesuatu yang mendorong seseorang meningkatkan kualitas kerja perawat sehingga
untuk bertingkah laku dalam mencapai suatu kualitas dokumentasi dapat menjadi lebih baik.
tujuan (Saam dan Wahyuni, 2013). Motivasi Target pencapaian pengkajian awal
akan mendorong seseorang untuk melakukan keperawatan di Rumah Sakit Umum Sari
tindakan atau perilaku dalam mencapai tujuan Mulia Banjarmasin sebesar 80%, Meskipun
(Hasibuan, 2014). kelengkapan ada peningkatan tetapi
Motivasi sangat diperlukan perawat kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
dalam melakukan pendokumentasian asuhan masih dibawah standar.
keperawatan di Rumah Sakit, karena dengan Hasil studi pendahuluan yang
motivasi diharapkan setiap individu mau dilakukan tanggal 11 November 2017 Rumah
bekerja keras dan antusias untuk mencapai Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin dengan
produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi yang melakukan observasi di ruang Merpati, Nuri A
baik perawat perlu menyadari kebutuhan dan dan B, Cendrawasih, Garuda 4 dan Garuda 7,
kepentingan pendokumentasian asuhan dengan mengobservasi status klien yang
keperawatan. Dokumentasi umumnya kurang masuk ke ruang perawatan minimal dua hari
disukai oleh perawat karena dianggap terlalu didapatkan dari sepuluh status hanya lima
rumit, beragam, dan menyita waktu, namun yang isi status tersebut lengkap dari
dokumentasi keperawatan yang tidak pengkajian, diagnosis, intervensi,
dilakukan dengan tepat, lengkap dan akurat implementasi evaluasi dan catatan asuhan
dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan. Dari lima status klien tersebut
keperawatan karena tidak dapat yang ada hanya diisi sebagian mulai dari
mengidentifikasi sejauh mana tingkat pengkajian karena masalah jarang dirumuskan
keberhasilan asuhan keperawatan yang telah berdasarkan masalah yang telah ditemukan,
diberikan dan berdampak pada pertanggung diagnosis tidak mencerminkan PE/PES,

5
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

intervensi ada yang tidak diisi sama sekali, yaitu untuk mencari hubungan antar variabel
revisi implementasi tidak berdasarkan hasil dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau
evaluasi, evaluasi kadang tidak mengacu pada tingkat kepercayaan 95%.
tujuan dan catatan asuhan keperawatan kadang
tidak ada jam dan tanda tangan perawat. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Enam dari sepuluh perawat a. Jenis Kelamin
termotivasi untuk melaksanakan dokumentasi
asuhan keperawatan karena tanda pengenal
perawat menumbuhkan rasa percaya diri untuk Gambar 1 Karakteristik Berdasarkan
mendokumentasikan asuhan keperawatan, Jenis Kelamin
atasan selalu memberikan umpan balik dalam
pelaksanaan dokumentasi, dan terjalin Gambar 1 diketahui bahwa dari 32
hubungan komunikasi antara perawat dengan perawat pelaksana, yang paling tinggi berjenis
atasan dan empat perawat kurang termotivasi kelamin perempuan sebesar 59,4% (19
perawat agak jenuh dalam responden).
mendokumentasikan asuhan keperawatan b. Umur
karena format yang terlalu banyak diisi,
banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan,
atasan jarang memberikan kesempatan Gambar 2 Karakteristik Berdasarkan
mengikuti pelatihan, manajemen Rumah Sakit Umur
jarang memberikan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan pendokumentasian. Gambar 2 diketahui bahwa dari 32
Paparan yang telah disebutkan, sangat baik perawat pelaksana, kelompok umur yang
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang tertinggi adalah umur 26-30 tahun sebesar
“Hubungan motivasi dengan 75,0% (24 responden).
pendokumentasian asuhan keperawatan di c. Pendidikan
Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin”.

BAHAN DAN METODE Gambar 3 Karakteristik Berdasarkan


Metode penelitian yang digunakan adalah Pendidikan
penelitian kuantitatif dengan rancangan
correlation study. Jenis penelitian Gambar 3 diketahui bahwa dari 32
menggunakan pendekatan cross sectional, perawat pelaksana, tingkat pendidikan yang
yakni suatu kegiatan pengumplan data dalam tertinggi adalah diploma berjumlah 59,4% (19
suatu penelitian yang dilakukan sekaligus responden).
dalam waktu tertentu dan hanya dilakukan satu d. Masa Kerja
kali pendataan (pengamatan) untuk semua
variabel yang diteliti (Machfoedz, 2014).
Populasi dalam penelitian ini berjumlah Gambar 4 Karakteristik Berdasarkan
35 perawat pelaksana. Sampel yang digunakan Masa Kerja
berjumlah 32 perawat pelaksana menggunakan
rumus slovin. Tehnik sampling yang Gambar 4 diketahui bahwa dari 32
digunakan dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana sebesar 75,0% (24
purposive sampling yakni penetapan sampel responden) dengan masa kerja 1-5 tahun.
dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai dengan yang dikehendak peneliti.
Variabel independen adalah motivasi HASIL PENELITIAN
sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini 1. Analisis Univariat
adalah pendokumentasian asuhan
a. Motivasi
keperawatan.
Uji hipotesis dilakukan dengan metode Gambar 5 Motivasi Perawat di Ruang
koleratif, menggunakan uji Spearman Rank Rawat Inap Rumah Sakit

6
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

Umum Sari Mulia Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin.


Banjarmasin Koefisien korelasi (r) dengan nilai r = 0,413
menunjukkan hubungan sedang (0,26-0,50)
Gambar 5 menunjukkan bahwa sebagian dengan arah positif.
besar motivasi perawat di Ruang Rawat Inap PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin 1. Motivasi Perawat di Ruang Rawat Inap
dengan kategori tinggi sebesar 78,1% (25
responden). Rumah Sakit Umum Sari Mulia
b. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan
Banjarmasin.
Keperawatan

Hasil penelitian yang dilakukan


Gambar 6 Pelaksanaan Dokumentasi
Asuhan Keperawatan di terhadap 32 perawat pelaksana
Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Sari Mulia menunjukkann bahwa motivasi perawat
Banjarmasin
pelaksana dengan kategori tinggi sebasar
Gambar 6 menunjukkan bahwa
sebagian besar pelaksanaan dokumentasi 78,1% yang diukur berdasarkan faktor
asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
dengan kategori lengkap sebesar 65,6% (21
rekam medik). merupakan pemberian daya penggerak
2. Analisis Bivariat
Tabel 1 Tabulasi Silang Motivasi dengan yang menciptakan kegairahan kerja
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
Umum Sari Mulia Banjarmasin
bekerja efektif dan terintegrasi dengan
Dokumentasi ASKEP
N Tidak
Lengkap
Total Value segala daya upayanya untuk mencapai
o. Motivasi Lengkap
N % N % N % kepuasan (Hasibuan, 2014). Klasifikasi
15 6,
1. Rendah 5 2 7 21,9
,6 2
2. Tinggi 6
18
19
59
25 78,1
0,019 motivasi sebagaimana yang dikemukakan
,8 ,4
34 65
Jumlah 11
,4
21
,6
32 100 oleh Frederick Herzberg dalam Nursalam

(2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor


Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 21
responden dengan motivasi tinggi sebagian
yang mempengaruhi motivasi ada faktor
besar pendokumentasian lengkap sebesar
59,4%, sedangkan 11 responden dengan
intrinsik (satisfiers) dan ekstrinsik
motivasi rendah sebagian besar
pendokumentasian asuhan keperawatan tidak
(dissatisfier) dimana kedua faktor tersebut
lengkap sebesar 15,6%.
Hasil analisis bivariat menggunakan uji
terdapat beberapa indikator. Indikator
spearman rank diperoleh nilai p=0.019
(p<0.05), maka dinyatakan bahwa adanya
intrinsik (kepuasaan) meliputi prestasi,
hubungan antara motivasi dengan
pendokumentassian asuhan keperawatan di
pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab

7
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

dan pengembangan potensi individu, antara perawat lain selalu terjalin dengan

sedangkan indikator ekstrinsik baik hal, tersebut menjadikan faktor

(ketidakpuasaan) meliputi gaji atau upah, pendorong tingginya motivasi ekstrinsik.

kondisi kerja, kebijaksanaan dan Hasil ini sejalan dengan penelitian

administrasi perusahaan, hubungan antar Hee et al. (2016) menunjukkan bahwa

pribadi dan kualitas supervisi. terdapat hubungan antara motivasi

Tingginya motivasi perawat ekstrinsik dan intrinsik dengan prestasi

pelaksana dapat dilihat dari beberapa kerja.

kuesioner dari faktor intrinsik dan Motivasi perawat yang tinggi sesuai

ekstrinsik bahwa perawat bekerja sering dengan Sardiman (2005) mengemukakan

bertindak disiplin, tanda pengenal perawat jika dalam diri seseorang individu ada

selalu menumbuhkan rasa percaya diri keinginan yang merangsangnya untuk

untuk mendokumentasikan asuhan melakukan tindakan-tindakan. Perawat

keperawatan, selalu melaksanakan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa

pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, dirinya akan berhasil dalam mencapai

hal tersebut menjadikan faktor pendorong tujuan dan keinginannya.

motivasi dari dalam diri perawat. Motivasi Motivasi perawat rendah sebesar

ekstrinsik perawat pelaksana dapat dilihat 21,9% (7 responden), dikarenakan atasan

dari beberapa kuesioner bahwa ruang jarang memberikan kesempatan mengikuti

perawatan sering memberikan pelatihan, manajemen Rumah Sakit jarang

kenyamanan dalam pengisian memberikan kesempatan untuk

pendokumentasian, kepala ruangan selalu meningkatkan kemampuan

memberikan arahan dalam pengisian pendokumentasian, tidak menerima

pendokumentasian, hubungan antar intensif tambahan. Hasil dari analisis dari

pribadi sesama teman dan atasan yang beberapa aspek motivasi terendah dari

baik dan pola hubungan komunikasi faktor intrinsik dan ekstrinsik yaitu aspek

8
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

pengembangan potensi individu dan gaji Simamora (2004) berpendapa

atau upah. salah satu faktor untuk meningkatkan

Kuesioner yang telah dibagikan prestasi kerja, motivasi dan kepuasaan

tentang kompensasi finansial perawat kerja adalah dengan pemberian

rata-rata menngatakan masih kurang dan kompensasi, yang dapat berupa

pemberian kompensasi non finansial di kompensasi finansial dan non finansial.

Rumah Sakit Umum Sari Mulia Okello & Gilson (2015) mengemukakan

Banjarmasin tidak menerapkan pemberian faktor-faktor yang berkaitan dengan

reward untuk karyawan. Rumah Sakit hubungan kepercayaan dan motivasi

Umum Sari Mulia Banjarmasin adalah dengan rekan-rekan sejawat,

diharapkan untuk menerapkan pemberian supervisor, manajer, klien dan kinerja

reward (penghargaan) terhadap perawat. dari individu sendiri.

Salah satu pemberian reward kepada 2. Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan

perawat adalah dengan mengembangkan Keperawatan di Ruang Rawat Inap

sistem penghargaan berdasarkan kinerja Rumah Sakit Umum Sari Mulia

perawat. Bagi karyawan yang kinerjanya Banjarmasin.

baik, imbalan yang diberikan berupa


Hasil penelitian yang dilakukan
dalam bentuk material dan non material.
observasi terhadap 32 rekam medik klien
Pemberian reward yang baik seperti gaji
menunjukkan bahwa pendokumentasian
atau imbalan, perlindungan bahaya,
asuhan keperawatan dalam kategori
peningkatan kesejahteraan, penyediaan
lengkap sebesar 65,6% (21 rekam medik).
fasilitas maka akan tercipta motivasi yang
Terdapat beberapa aspek dalam
tinggi terhadap perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan
pekerjaannya, sehingga menciptakan
antara lain aspek pengkajian, diagnosis,
pelaksanaan yang tinggi pula dalam
intervensi, implementasi, evaluasi dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan.
catatan asuhan keperawatan. Hasil

9
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

penelitian Per-Aspek antara lain pertama yang ditulis oleh perawat pelaksana di

dari aspek pengkajian didapatkan sebesar ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Sari

89,8% (lengkap). Kedua, dari aspek Mulia Banjarmasin belum memenuhi

diagnosis sebesar 58,3% (tidak lengkap). ketentuan yang berlaku atau tidak sesuai

Ketiga dari aspek intervensi sebesar dengan standar Depkes RI tahun 2001 dan

70,8% (tidak lengkap). Keempat dari Rumah Sakit yaitu > 80%.

aspek implementasi sebesar 77,3% (tidak Kelengkapan dokumentasi yang

lengkap). Kelima dari aspek evaluasi paling rendah berada pada aspek diagnosis

sebesar 87,5% (lengkap). Keenam dari sebesar 58,3%. Persentasi tertinggi ada

aspek catatan asuhan keperawatan sebesar pada pernyataan diagnosis tidak

86,9% (lengkap). mencerminkan PE/PES. Menurut peneliti

Putra (2016) menjelaskan bahwa diagnosis tidak mencerminkan PE/PES

dokumentasi asuhan keperawatan karena perawat kurang inisiatif dalam

merupakan bagian dari media komunikasi menganalisis data dan mengidentifikasi

antara perawat yang melakukan asuhan masalah klien berdasarkan penyebab dan

keperawatan dengan perawat lain atau gejala klien yang seharusnya dapat dilihat

dengan tenaga kesehatan lain, Manfaat pada pengkajian yang telah dilakukan dan

dari dokumentasi asuhan keperawatan kurangnya pengalaman perawat dalam

adalah sebagai bukti hukum, semua menggunakan catatan yang luas pada

catatan informasi tentang klien merupakan penegakan diagnosis keperawatan dan dan

dokumentasi dokumen resmi dan bernilai juga Rumah Sakit Umum Sari Mulia

hukum (Nursalam, 2013). Banjarmasin biasanya hanya berfokus ke

Melihat banyaknya aspek yang tidak pengkajian keperawatannya saja sehingga

di dokumentasikan oleh perawat berpengaruh terhadap kelengkapan

pelaksana, hal ini menunjukkan bahwa diagnosis karena jarang dikaji

pendokumentasian asuhan keperawatan kelengkapannya.

10
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

Penelitian Retyaningsih dan Bambang adalah kurangnya sistem penghargaan dan

(2013) menunjukkan bahwa penyebab kurangnya monitoring serta evaluasi dari

ketidaklengkapan dokumentasi asuhan atasan.

keperawatan adalah motivasi perawat itu 3. Hubungan Motivasi dengan

sendiri dimana motivasi yang tidak baik Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

dalam pendokumentasian asuhan di Rumah Sakit Umum Sari Mulia

keperawatan akan membuat timbulnya Banjarmasin.

dorongan yang lemah untuk melakukan Uji statistik menggunakan komputer

pekerjaan sebaik mugkin dan supervisi SPSS diketahui dengan melihat tabulasi

yang dilakukan oleh kepala ruangan juga silang, hasil penelitian dengan motivasi

berpengaruh terhadap pendokumentasian rendah dengan dokumentasi tidak lengkap

asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi sebesar 15,5%, motivasi perawat tinggi

yang baik dapat dipakai sebagai usaha dengan dokumentasi tidak lengkap sebesar

untuk melakukan penjaminan mutu. 18,8%, motivasi perawat rendah dengan

Bijani et al. (2016) mengemukakan dokumentasi lengkap sebesar 6,2% dan

ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi perawat tinggi dengan

buruknya dokumentasi asuhan dokumentasi lengkap sebesar 59,4%.

keperawatan antara lain terkait perawat itu Hasil uji statistik Spearman Rank

sendiri seperti kurangnya personil (sumber diperoleh nilai p = 0,019 dengan nilai p<

daya manusia), kurangnya waktu dan (α=0,05) dengan nilai (p=0,019<0,05 dan

kelelahan mempengaruhi catatan r=0,413) dengan arah positif dan korelasi

keperawatan. Faktor yang berkaitan sedang, maka dapat disimpulkan bahwa

dengan lingkungan Rumah Sakit seperti hipotesis diterima, yang artinya ada

peningkatan jumlah klien dan beban kerja hubungan motivasi dengan

yang tinggi, sedangkan faktor yang pendokumentasian asuhan keperawatan di

berkaitan dengan manajemen keperawatan Rumah Sakit Umum Sari Mulia

11
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

Banjarmasin dengan nilai r = 0,413 yaitu asuhan keperawatan, lingkungan kerja

dengan kolerasi sedang. sangat penting untuk meningkatkan

Nursalam (2013) menjelaskan bahwa kepatuhan dokumentasi, pengawasan yang

dalam melaksanakan asuhan keperawatan mendukung akan menghasilkan

penilaian kualitas pelayanan keperawatan dokumentasi yang baik pula dan dukungan

kepada klien dengan menggunakan standar dari orang lain dalam profesi keperawatan

praktik keperawatan yang mengacu pada dan luar profesi memotivasi perawat untuk

tahapan proses keperawatan. Sesuai tahapan mendokumentasikan perawatan klien.

proses keperawatan, maka dokumentasi

terdiri atas dokumentasi pengkajian, UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan terimakasih
dokumentasi diagnosis, dokumentasi sebesar-besarnya kepada ketua program studi
Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Sari
intervensi, dokumentasi implementasi, Mulia yang telah memberikan ijin untuk
mengangkat masalah yang akan di teliti,
dokumentasi evaluasi dan catatan asuhan kepada direktur dan kepala diklat Rumah Sakit
Umum Sari Mulia Banjarmasin yang telah
keperawatan. memberikan izin untuk melakukan penelitian
ini.
Hasil ini sejalan dengan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya et al. (2016) bahwa kompetensi Bijani, et al. 2016. Factors influencing poor
nursing documentation from the
dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja perspective of nursing staf. International
Journal of Medical Research.11(1): 717-
perawat pada dokumentasi asuhan 718.

keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Depkes, R.I. 2001. Instrumen Evaluasi
Penerapan Standar Asuhan
Wisata Universitas Indonesia Timur Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Makassar. Grace, et al. 2015. The nursing documentation
dilemma in Uganda. Neglected but
Grace et al. (2015) mengemukakan necessary. A case study at Mulogo
National Referral Hospital. Open
bahwa faktor-faktor motivasi seperti Journal of Nursing. 5 (2): 1063-1071.

kepemimpinan, tim interdisiplin, Hasibuan, Malayau. 2014. Manajemen Dasar,


Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi.
memfasilitasi dan menciptakan lingkungan Jakarta: Bumi Aksara.

yang kondusif untuk mendokumentasikan Hee, et al. 2016. Motivatoin and job
performance among nurse in the healt

12
Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan .............

tourism Hospital in Malaysia. Universitas Indonesia Timur Makassar.


International Review of Management Jurnal Mirai Manajemen. 1 (2):446-461.
and Marketing. 6(4): 668-672.
Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya
Machfoedz, I. 2014. Metodologi Penelitian Manusia. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Bidang Kesehatan, Keperawatan, Ilmu Ekonomi YKPN.
Kebidanan dan Kedokteran. Yogyakarta:
Fitrayurna.

Nursalam. 2013. Proses dan Dokumentasi


Keperawatan. Konsep dan Praktik. Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan


Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Medika.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan


Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 5. Salemba Medika.

Okello dan Gilson. 2015. Exploring the


influence of trust relationship on
motivation in the health sector: a
systemic riview. Journal Human
Resources for Health. 13(16): 1-18.

Putra, Candra Sah. 2016. Buku Ajar


Manajemen Keperawatan. Jakarta: In
Media

Retyaningsih dan Bambang. 2013. Hubungan


karakteristk perawat, motivasi, dan
supervisi dengan kualitas dokumentasi
proses asuhan keperawatan. Universitas
Diponegoro. Jurnal Manajemen
Keperawatan. 1 (2): 107-114.
Saam. Wahyuni. 2013. Psikologi
Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.

Said dan Selma. 2015. Nurse’s working


motivation sources and related factors: A
questionnaire survey. International
Journal of Human Sciences. 12(1):70-79.

Sanjaya, et al. 2016. Pengaruh kompetensi dan


motivasi terhadap kinerja perawat pada
dokumentasi asuhan keperawatan di
Ruang Rawat Inap RSU Wisata.

13

Anda mungkin juga menyukai