Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 943 - 952, Desember 2020 p-ISSN 2085-1049

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

MOTIVASI DAN BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP MUTU PELAYANAN DI


PUSKESMAS
Enok Sureskiarti*, Fatma Zulaikha, Lidya Vera, Raenaldy Sanjaya
Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Jl. Ir. H. Juanda No.15,
Sidodadi, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75124
*es202@umkt.ac.id

ABSTRAK
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dituntut untuk dapat
memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan terjangkau. Peningkatan pelayanan kesehatan yang
berkualitas adalah untuk menjalin hubungan yang baik dengan pasien agar pasien tetap loyal kepada
Puskesmas. Perawat merupakan salah satu tim pelayanan kesehatan terbesar yang dituntut untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di unit pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas pelayanan perawat adalah faktor internal yaitu motivasi. Semakin tinggi motivasi seseorang
maka semakin kuat pula dorongan untuk bekerja lebih keras sehingga dapat meningkatkan kualitas
mutu pelayanan. Selain faktor internal, kinerja perawat juga dipengaruhi oleh faktor eksternal antara
lain faktor beban kerja Fisik Perawat, semakin banyak beban kerja akan mempengaruhi mutu
pelayanan yang di berikan di Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
motivasi dan beban kerja fisik perawat terhadap kualitas mutu pelayanan di Puskesmas yang
merupakan salah satu unit pelayanan Kesehatan. Metode Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
35 perawat yang bekerja di Puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser Kalimantan Timur dengan
sebaran 19 perawat di Puskesmas Utama dan 16 perawat yang tersebar di 14 Puskesmas Pembantu
yang tersebar di Long Ikis Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Uji bivariat untuk motivasi dan beban
kerja perawat menggunakan Uji Korelasi Gamma. Hasil dari penelitian ini adalah Tidak ada
hubungan antara motivasi perawat dengan kualitas pelayanan dengan P = 0.007 < 0.05 dan
Ada hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat terhadap kualitas pelayanan di Puskesmas
Long Ikis Kabupaten Paser Kalimantan Timur dengan P = 0.457 > 0.05.

Kata kunci: beban kerja fisik; motivasi; mutu pelayanan;


puskesmas

THE RELATIONSHIP BETWEEN NURSE MOTIVATION AND PHYSICAL


WORKLOAD TO IMPROVING QUALITY OF SERVICE AT PUSKESMAS

ABSTRACT
Puskesmas as the first level health service center are required to be able to provide quality, fair and
affordable health services. The improvement of quality health services is to establish good
relationships with patients so that patients remain loyal to the Puskesmas. Nurses are one of the
largest health service teams who are required to improve the quality of service in the health service
unit. One of the factors that influence the quality of nurse services is an internal factor,
namely
motivation. The higher a person's motivation, the stronger the urge to work harder so that it can
improve the quality of service. In addition to internal factors, the performance of nurses is also
influenced by external factors, including the physical workload factor of nurses, the more workload
will affect the quality of services provided at the Puskesmas. The purpose of this study was to
determine the relationship between motivation and physical workload of nurses on the quality of
service quality at the Puskesmas, which is a health service unit. Methodology This research is a
descriptive correlation study with a cross sectional approach. The number of samples in this study
were 35 nurses who worked at the Long Ikis Community Health Center with a distribution of
19 nurses in the Main Health Center and 16 nurses in 14 Puskesmas Paser Village. Bivariate test for
motivation and workload of nurses using the Gamma Correlation Test. The conclusion of this study
is that there is no relationship between the motivation of nurses and the quality of service with P
=
943
Jurnal Keperawatan Vo lume 12 No 4, Hal 943 - 952, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

0.007 <0.05 and there is a significant relationship between the workload of nurses and the quality
of service at Long Ikis Public Health Center, Paser Regency, East Kalimantan with P = 0.457> 0.05.

Keywords: motivation; physical workload; puskesmas; quality of service


PENDAHULUAN unsur proses meliputi tindakan medis dan
Puskesmas sebagai pusat pelayanan tindakan non medis, dalam unsur masukan
kesehatan tingkat pertama diharuskan terdapat tenaga dan kepemimpinan mutu
memberikan mutu pelayanan kesehatan (Sulaeman. 2016).
yang berkualitas, adil dan terjangkau. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor Perawat merupakan salah satu tim
36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang pelayanan kesehatan terbesar yang dituntut
menekankan pentingnya upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan di
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. rumah sakit. Dalam rangka menjaga dan
Tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan meningkatkan mutu pelayanan, maka
yang bermutu adalah membentuk kinerja dari seluruh perawat pelaksana
hubungan yang baik dengan pasien agar senantiasa dipacu untuk ditingkatkan.
pasien tetap loyal terhadap Puskesmas Mutu pelayanan di rumah sakit ditinjau
(Bustomi, 2016). dari sisi keperawatan meliputi aspek
jumlah dan kemampuan tenaga
Satrianegara (2018) menjelaskan bahwa profesional, motivasi kerja, dana, sarana
layanan bermutu dalam pengertian yang dan perlengkapan penunjang, serta
luas dan komprehensif adalah sejauh mana manajemen keperawatan di mana akan
realitas layanan kesehatan yang diberikan mempengaruhi beban kerja seorang
sesuai dengan kriteria dan standar perawat di uni pelayanan kesehatan
profesional medis terkini dan baik yang (Nursalam, 2014).
sekaligus telah memenuhi atau bahkan
melebihi kebutuhan dan keinginan Menurut Fauzan (2017) salah satu faktor
pelanggan dengan tingkat efisiensi yang yang mempengaruhi kualitas pelayanan
optimal. Untuk menawarkan komponen dari pegawai adalah faktor motivasi.
kualitas pelayanan dan meningkatkan Motivasi adalah dorongan, baik dari dalam
organisasi penawaran, Semakin tinggi maupun dari luar diri manusia untuk
motivasi seseorang, akan semakin kuat menggerakkan dan mendorong sikap dan
dorongan yang timbul untuk bekerja lebih tingkah lakunya dalam bekerja. Motivasi
giat sehingga dapat meningkatkan kualitas adalah karakteristik psikologis manusia
pelayanan yaitu dengan menggunakan memberikan kontribusi pada tingkat
model Service Quality terdiri dari lima komitmen seseorang. Hal ini termasuk
dimensi mutu pelayanan yang meliputi faktor-faktor yang menyebabkan,
responsiveness (daya tanggap), reability menyalurkan, dan mempertahankan
(kehandalan), assurance (jaminan), empaty tingkah laku manusia dalam arah tekad
(empati), dan tangible (bukti fisik). tertentu. Motivasi adalah perasaan atau
pikiran yang mendorong seseorang
Sistem manajemen mutu merupakan suatu melakukan pekerjaan atau menjalankan
tatanan yang menjamin tercapainya tujuan kekuasaan, terutama dalam berprilaku
dan sasaran mutu yang direncanakan (Nursalam, 2014). Beban kerja sebagai
termasuk di dalam pelayanan keperawatan perbedaan antara kemampuan pekerja
(Sulaeman. 2016). Faktor yang dengan tuntutan pekerjaan. Jika
mempengaruhi mutu pelayanan terdiri atas kemampuan pekerja lebih tinggi dari pada
unsur masukan meliputi tenaga, dana dan tuntutan pekerjaan, akan muncul perasan
sarana, unsur lingkungan meliputi bosan. Namun sebaliknya, jika
kebijakan, organisasi dan manajemen, dan kemampuan pekerja lebih rendah dari pada
Jurnal Keperawatan Vo lume 12 No 4, Hal 943 - 952, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kendal
tuntutan pekerjaan, maka akan muncul terhadap mutu Pelayanan Kesehatan di
kelelahan yang lebih. Dengan demikian PUSKESMAS Long Ikis Kabupaten Paser
pengertian beban kerja adalah sebuah Kalimantan Timur.
proses yang dilakukan oleh seseorang
dalam menyelesaikan tugas-tugas suatu METODE
pekerjaan atau kelompok jabatan yang Penelitian ini merupakan penelitian
dilaksanakan dalam keadaan normal dalam descriptive correlation dengan pendekatan
suatu jangka waktu tertentu (Meshkati cross sectional. Descriptive correlation
dalam Astuti et al., 2018). yaitu penelitian atau penelaah hubungan
antara dua variable pada suatu situasi
Penelitian yang dilakukan oleh Taekab et kelompok subyek. Dalam penelitian ini
al.,(2018) menjelaskan ada hubungan yang yang menjadi populasi adalah perawat
bermakna antara mutu pelayanan dengan pelaksana keperawatan di PUSKESMAS
kepuasan pasien berdasarkan lima dimensi Induk dan perawat PUSKESMAS
mutu pelayanan di PUSKESMAS pembantu sebanyak 35 orang. Sampel
Leyangan Semarang. Fatimah et al (2016) merupakan bagian dari jumlah
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa karakteristik yang dimiliki oleh populasi
ada pengaruh yang signifikan antara (sugiyono,2010). Teknik pengambilan
kepemimpinan terhadap motivasi kerja sampling menggunakan total sampling.
perawat rawat jalan Rumah Sakit Islam Sampel yang diambil peneltian ini adalah
Harapan Anda Tegal. Penelitian yang 35 perawat. Penelitian ini dilaksankan
dilakukan Astuti et al.,(2018) pada bulan April sampai September 2020
menyimpulkan bahwa ada pengaruh atau dari mulai pengumpulan data sampai
hubungan yang searah antara beban kerja dengan penyusunan hasil penelitian.
dan motivasi terhadap kinerja perawat Penelitian ini dilaksanakan di seluruh
secara nyata di Rumah Sakit Umum Mitra PUSKESMAS baik Puskesmas Induk
Medika Medan. maupun Puskesmas Pembantu yang berada
di Long Ikis Kabupaten Paser Kalimantan
Kecamatan Long Ikis mempunyai luas Timur. Kuesioner beban kerja Ardiansyah
2
wilayah sekitar 212.957.5 km yang terdiri (2016), dari hasil uji validitas pada
menjadi 3 puskesmas induk yaitu variabel beban kerja ada 20 item
(Puskesmas Long Ikis, Puskesmas krayan pertanyaan yang valid dari 20 pertanyaan,
dan Puskesmas Long Gelang). Puskesmas data dikatakan valid apabila nilai r hasil
Long Ikis berdiri sejak tahun 1979 yang (corrected item - total correlation) > r tabel
merupakan Puskesmas terbesar di yaitu 0,3610 dengan df = n - 2 = 30 – 2 =
Kecamatan Long Ikis dengan luas wilayah 28 dan α = 5%. Diketahui item pertanyaan
kerja sekitar 63.735.50 km, dengan semua kuesioner memiliki r hasil > r tabel
pelayanan rawat jalan dan rawat inap serta : 0,3610, sehingga seluruh item pertanyaan
memiliki wilayah kerja di 15 desa. tersebut valid di penelitian ini. Kuesioner
Penilaian tim akreditasi pusat yang mutu pelayanan Riandi (2018) dari hasil
dilakukan pada tahun 2015, menetapkan uji validitas pada variabel mutu pelayanan
status akreditasi untuk Puskesmas Long hanya 26 item pertanyaan yang valid dari
ikis adalah dasar. Penelitian Ini sangat di 30 pertanyaan, data dikatakan valid apabila
perlukan untuk mengetahui motivasi dan nilai r hasil (corrected item - total
Beban kerja perawat yang dapat correlation) > r tabel yaitu 0,3610 dengan
berdampak terhadap kualitas mutu df = n - 2 = 30 – 2 = 28 dan α = 5%.
pelayanan yang diberikan di Puskesmas, Diketahui item pertanyaan nomor p2
oleh karena itu maka peneliti ingin (0,054), p7 (0,213), p5 (0,032) ,p19
membuktikan apakah ada hubungan (0,336) memiliki r hasil < r tabel : 0,3610.
motivasi dan beban kerja fisik perawat sehingga item pertanyaan tersebut yaitu
tidak valid dan dihilangkan atau tidak bekerja lebih dari 3 tahun dan mayoritas
dijadikan item pertanyaan pada kuesioner lulusan D3 Keperawatan (65,7%).
variabel mutu pelayanan di penelitian ini.
Uji reabilitas yang telah dilakukan yaitu Beban Kerja Perawat
variabel beban kerja memiliki realibitas Tabel 2 diperoleh hasil bahwa sebagian
0,935 dan 0,862 mutu pelayanan besar perawat memiliki beban kerja ringan
kesehatan. Perhitungan hasil uji normalitas sebanyak 22 orang (62,9%).
Beban Kerja adalah 0,004. Maka data
distribusi tidak normal sehingga Motivasi Perawat
menggunakan nilai median. Sedangkan Tabel 3 diperoleh hasil bahwa sebagian
variabel mutu pelayanan diperoleh nilai besar perawat memiliki motivasi tinggi
signifikansi : 0,000 < 0,05 yaitu data sebanyak 21 orang (60,0%).
berdistribusi tidak normal. Analisis
Bivariat dilakukan terhadap dua variable Mutu Pelayanan
yang diduga berhubungan. Analisi ini Tabel 4 diperoleh hasil bahwa mutu
melihat hubungan antara tiga variabel pelayanan PUSKESMAS Long ikis
yaitu Motivasi, Beban kerja Fisik terhadap sebagian besar tinggi sebanyak 19 orang
Mutu pelayanan Kesehatan di uji (54,3%).
menggunakan Uji Gamma.
Hasil Analisis Uji Gamma
HASIL Data tabel 5 diperoleh nilai P adalah 0.457
Karakteristik Responden yang menunjukkan P > 0.05 maka 0.457 >
Tabel 1 diperoleh hasil bahwa mayoritas 0.05 yang menunjukkan ada hubungan
umur responden berada dalam rentang 26- yang sangat bermakna antara beban kerja
35 tahun (62,9%), sebagian besar berjenis fisik terhadap kualitas Mutu pelayanan
kelamin perempuan (71,4%), sebagian yang diberikan di Puskesmas Long Ikis
besar berprofesi sebagai perawat honor Kabupaten Paser Kalimantan Timur.
(71,4%), dan seluruh responden (100%)

Tabel 1. Karakteristik
responden (n=35)
Karakteristik f %
Umur
17-25 tahun 1 2.9
26-35 tahun 22 62.9
36-45 tahun 9 25.7
46-55 tahun 3 8.6
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 28.6
Perempuan 25 71.4
Status Kepegawaian
PNS 10 28.6
Honor 25 71.4
Lama Kerja
>3 Tahun 35 100
Pendidikan
D3 Kep 23 65.7
S1 Kep 12 34.3
Tabel 2.
Beban Kerja Perawat (n=35)
Beban Kerja Perawat f %
Ringan 22 62.9
Berat 13 37.1

Tabel 3.
Motivasi Perawat Perawat (n=35)
Motivasi Perawat f %
Tinggi 21 60.0
Rendah 14 40.0

Tabel 4. Analisis variabel Mutu Pelayanan (n=35)


Mutu Pelayanan f %
Tinggi 19 54,3
Rendah 16 45,7

Tabel 5.
Analisis Uji Gamma beban kerja terhadap Mutu pelayanan
Mutu
kurang Koofisien
optimal korelasi r Nilai P
optimal
Beban tinggi 13 9
kerja fisik 0.255 0.457
rendah 6 7

Tabel 6.
Analisis Uji Gamma MotivasiMutu
Perawat terhadap Mutu pelayanan
Koofisien
kurang
optimal korelasi r Nilai P
optimal
Motivasi tinggi 15 6 0.724 0.007
Perawat rendah 4 10
Data table 6 dapat simpulkan nilai P tentang Pegawai Negeri Sipil menyatakan
adalah 0.007 yang menunjukkan P < 0.05 bahwa: beban kerja adalah frekuensi rata-
maka 0.007 < 0.05 yang menunjukkan rata masing-masing jenis pekerjaan dalam
Tidak ada hubungan antara Motivasi jangka waktu dimana dalam
perawat terhadap kualitas Mutu pelayanan memperkirakan beban kerja organisasi
yang diberikan di Puskesmas Long Ikis berdasarkan perhitungan dan pengukuran,
Kabupaten Paser Kalimantan Timur dari beberapa pengertian diatas dapat di
garis bawahi bahwa beban kerja perawat
PEMBAHASAN pelaksana di ruang rawat merupakan
Beban Kerja Perawat bagian yang sangat penting untuk
Berdasarkan data diperoleh hasil bahwa diketahui oleh pemimpin atau manajemen
mayoritas perawat memiliki beban kerja sebagai sebuah organisasi dalam hal ini
ringan sebanyak 22 orang (62,9%) dan PUSKESMAS, paling tidak diketahui oleh
beban kerja berat sebanyak 13 orang manajer keperawatan dan kepala ruangan,
(37,1%). Peraturan pemerintah RI No.97 ini berkaitan dengan pelayanan yang
tahun 2000 pasal 4 ayat (2) huruf C diberikan oleh perawat di ruang rawat
sebagai sebuah asuhan agar lebih optimal beban kerja merupakan factor kunci yang
dan berdampak pada mutu pelayanan mempengaruhi perasaan dan menciptakan
PUSKESMAS lebih baik. tekanan atau stress di kalangan pekerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Peneliti berasumsi dari hasil dan teori-teori
penelitian Masriati (2018) dimana hasil diatas, ternyata tidak semua perawat
beban kerja terhadap kinerja perawat di memiliki beban kerja berat. Mereka
PUSKESMAS Palanro Kabupaten Barru memiliki kinerja yang efektif, dapat
memiliki Beban kerja ringan sebanyak 30 bekerja secara optimal dan tidak semua
orang (89,5%), Sehingga beban kerja perawat didapatkan memiliki penekanan
berpengaruh positif terhadap kinerja dalam beban kerja. Selain itu perawat bisa
perawat. Faktor yang mempengaruhi menyelesaikan tugasnya dengan baik,
beban kerja terdiri dari Pekerjaan yang melakukan asuhan keperawatan secara
sangat bervariasi di ruang rawat, sehingga optimal. Jika beban kerja perawat berat
beban kerja dipisahkan menurut jenis maka dampak yang akan timbul pun
kegiatan, pemberian pelayanan banyak. Dari segi fisik dimana akan
keperawatan. Menurut Suyanto (2009), mendapatkan koping stress, kurang
aktivitas keperawatan dibagi menjadi dua bersemangat dalam mengerjakan tugas,
bentuk kegiatan, yaitu: Kegiatan tidak fokus dan akan kurang optimal
perawatan langsung Aktivitas perawatan dalam melakukan pelayanan kesehatan di
yang diberikan oleh perawat yang ada puskesmas. Terlebih lagi akan
hubungan secara khusus dengan kebutuhan berpengaruh dengan komunikasi perawat.
fisik, psikologi dan spritual pasien.
Kebutuhan ini meliputi Sangat penting untuk atasan atau manager
komunikasi,pemberian obat, pemberian keperawatan untuk bisa mengontrol setiap
makan dan minum, kebersihan diri, serah kinerja perawatnya. Apakah perawat
terima pasien dan prosedur tindakan memiliki penekanan beban kerja atau
Kegiatan tindakan perawatan tidak tidak. Kerena bisa saja perawat menutupi
langsung Merupakan kegiatan persiapan hal tersebut. Mereka akan bekerja secara
untuk melengkapi tindakan keperawatan optimal namun menyimpan penekanan
langsung, antara lain, administrasi pasien, beban kerja. Hal ini sangat perlu di
menyiapkan obat-obatan, menyiapkan alat, perhatikan karena akan mempengaruhi
melakukan koordinasi dan konsultasi demi dalam kinerja terumata terhadap mutu
kepentingan pasien. pelayanan.

Hollon (1976) mengidentifikasi stress Motivasi Perawat


kerja dan keupuasan kerja memiliki Berdasarkan data diperoleh hasil bahwa
hubungan timbal balik. Khalidi and mayoritas perawat memiliki motivasi
Wazalify (2013) Ternyata di dapatkan tinggi sebanyak 21 orang (60,0%) dan
banyak faktor yang berhubungan dengan motivasi rendah sebanyak 14 orang
kinerja yang menyebabkan penurunan (40,0%). Hasil penelitian ini sejalan
kepuasan pelayanan. Kawasaki,dkk., (2009 dengan penelitian Librianty (2018) dimana
: 239) Menyatakan bahwa investigasi yang sebagian besar perawat di Puskesmas
dilakukan oleh American Society of Tapung Kabupaten Kampar memiliki
Anesthesiolo-GISTs pada tahun 1991 motivasi tinggi sebanyak 30 orang
menunjukan penyebab lain beban kerja (89,5%). Motivasi merupakan kekuatan
adalah stress dalam kerja. Dalam kinerja (energi) seseorang yang dapat
pekerja sangat penting meningkatkan menimbulkan tingkat persistensi dan
kebahagian pekerja (Okpara JO,dkk., entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
2005). Kumar (2011) menemukan bahwa kegiatan, baik yang bersumber dari dalam
diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) tersedia di rumah sakit atau puskesmas
maupun dari luar individu (motivasi secara wajar, efisien dan efektif serta
ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang diberikan secara aman dan memuaskan
dimiliki individu akan banyak menentukan secara normal, etika, hukum, dan sosial
kualitas prilaku yang ditampilkanya, baik budaya dengan memperhatikan
dalam konteks belajar, bekerja, maupun keterbatasan dan kemampuan
dalam kehidupan lainya. pemerintah, serta masyarakat konsumen
(Sulaeman, 2016). Kesesuaian pelayanan
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kesehatan dengan standar profesi
daya pendorong (drifing force) yang dengan memanfaatkan sumber daya
menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang ada secara baik, sehingga
yang diperbuat karena takut akan sesuatu. kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk
Menurut Bustomi (2016) motivasi kerja mencapai derajat kesehatan yang
adalah dorongan kehendak yang optimal dapat tercapai (Bustami, 2016).
mempengaruhi prilaku tenaga kerja untuk
dapat meningkatkan kinerja karna ada Mutu pelayanan derajat haruslah diberikan
keyakinan bahwa peningkatan kinerja secara efisien dan efektif sesuai
mempunyai manfaat untuk dirinnya. dengan standar profesi, standar
Motivasi rendah ditimbulkan oleh berbagai pelayanan yang dilaksanakan secara
sebab yang berakibat pada rendahnya menyeluruh sesuai dengan kebutuhan
kinerja. Menurut Luthans (2016) dimana pasien, memanfaatkan teknologi tepat
dikatakan bahwa motivasi sangat penting guna dan hasil penelitian dalam
karena dengan motivasi diharapkan setiap pengembangan pelayanan kesehatan/
individu pegawai dapat membangkitkan keperawatan sehingga tercapai
keinginan untuk bekerja keras dan antusias derajat kesehatan yang optimal (Nursalam,
untuk mencapai kinerja yang tingi. Setiap 2014). Prinsip pendekatan mutu
orang memiliki motivasi dalam hidup yang pelayanan kesehatan terdiri atas: 1)bekerja
dapat dijadikan suatu alasan pendorong dalam tim, 2)memberikan fokus
untuk bekerja lebih keras lagi untuk perubahan pada proses, 3)mempunyai
menghasikan output secara maksimal. orientasi kinerja pada pelanggan
Peneliti berasumsi hendaknya pimpinan 4).pengambilan keputusan berdasarkan
dapat memotivasi perawat yang bekerja data, 5)adanya komitmen pimpinan
dengan cara memberikan reward yang dan keterlibatan staf dalam perbaikan
sesuai tanpa memandang status proses pelayanan. Jika kelima prinsip
kepegawaian PNS atau honor. tersebut dapat dirasakan dan
dibuktikan keberadaanya di suatu
Mutu Pelayanan Puskesmas, maka dapat dikatakan bahwa
Berdasarkan data diperoleh hasil bahwa Puskesmas itu telah menerapkan prinsip-
mutu pelayanan Puskesmas Long ikis prinsip jaminan dalam manajemennya
sebagian besar tinggi sebanyak 19 orang (Mangkunegara, 2019).
(54,3%) dan rendah sebanyak 16 orang
(45,7%). Hasil ini seirama dengan peneliti Menurut analisis peneliti mutu pelayan
Retno (2017) yang mengatakan mutu kesehatan di Puskesmas perlu ditingkatkan
pelayanan di Puskesmas Bantul mutu karena akan berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan kesehatan tinggi sebanyak 74%. pelayanan yang dirasakan oleh pasien yang
Mutu pelayanan kesehatanmerupakan berkunjung ke puskesmas
derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi
dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang
SIMPULAN Asmar. (2017). Hubungan Beban Kerja
Karakteristik berdasarkan 35 responden dan Motivasi Perawat dengan
mayoritas responden berada dalam Kepatuhan dalam Melaksanakan
rentang 26-35 tahun, berjenis kelamin SOP Pengurangan Resiko Infeksi
perempuan, status kepegawaian sebagian (Hand Hygiene) RSUD DR Abdul
besar perawat honor, lama kerja seluruh Rivai Berau. Skripsi tidak
perawat telah lebih dari 3 tahun, sebagian dipubilikasi. Samarinda: Fakultas
besar perawat lulusan D3 Keperawatan. llmu Keperawatan.
Hasil beban kerja diperoleh hasil bahwa https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.
sebagian besar perawat memiliki beban 2017
kerja rendah, memiliki motivasi tinggi dan
hasil mutu pelayanan sebagian besar Astuti, L. (2018). Pengaruh Motivasi dan
tinggi. Beban Kerja terhadap Kinerja
Perawat pada RSU Mitra Medika
Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Medan. Jurnal Ilman, 42-50.
Gamma untuk beban kerja diperoleh nilai https://jurnal.stimsukmamedan.ac.id/
P adalah 0.457 yang menunjukkan P > index.php/ilman
0.05 maka 0.457>0.05 yang menunjukkan
ada hubungan yang sangat bermakna Baharuddin, F. A. (2019). Pengaruh
antara beban kerja fisik terhadap kualitas Kualitas Perawat dan Sarana
mutu pelayanan yang diberikan di Prasarana Terhadap Askep Melalui
Puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser Motivasi kerja di RSUD Trikora
Kalimantan Timur. Sedangkan untuk Salakan Sul-Teng. Journal of
Motivasi Perawat diperoleh nilai P adalah Management, 2.
0.007 yang menunjukkan P<0.05 maka
0.007< 0.05 yang menunjukkan tidak ada Bahtiar, S. (2017). Manajemen
hubungan antara Motivasi perawat Keperawatan dengan Pendekatan
terhadap kualitas Mutu pelayanan yang Praktis. Tasikmalaya: Erlangga.
diberikan di Puskesmas Long Ikis
Bustami. (2011). Penjamin Mutu
Kabupaten Paser Kalimantan Timur.
Pelayanan Kesehatan dan
Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Assaf. (2009). Mutu Pelayanan Depkes. (2019). Standar Teknis
Kesehatan. Jakarta: EGC. Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Ardiansyah. (2017). Hubungan Antara
Indonesia.
Beban Kerja dengan Displin Kerja
Perawat di Ruang Rawat INap Donabedian, (1980) Exlaration ini Quality
RSUD I.A. Moeis Samarinda.Skripsi Assesment And Monitoring Health
tidak dipublikasi. Samarinda: Administration, Michigan, Press ann
Fakultas Ilmu Keperawatan Stikes Arbor
Muhammadiyah.
https://dspace.umkt.ac.id/handle/463. Fatmasari, W. A. (2018). Analisis
2017 Motivasi Keja Perawat di RSUD
Ambarawa Semarang. Jurnal
Arikunto. (2006). Prosedur Kesehatan Masyarkat, Vol 6, 38-48.
Penelitian;Suatu Pendekatan https://ejournal3.undip.ac.id/index.p
Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: hp/jkm
Rineka Cipta.
Fauzan, M. (2017). Pengarus Stress dan Kumar, Kanagaluru Sai. (2011). A Study
Kepemimpinan Terhadap Kinerja on Job Stressof the Employees with
Perawat. Wawasan Manajemen, 89- Reference to Banking Sector.
106. Internasional. journal of
Management
Gilles, D. A. (2006). Manajemen https://www.emerald.com/insight/pu
Keperawatan;Suatu Pendekatan blication/issn/0262-1711
Sistem. Edisi kedua. Philadephia:
W.B Saunders. Koesmono, T. H. (2016). Pengaruh
Kepemimpinan dan Tuntutan Tugas
Gurusinga, W. (2017). Hubungan Gaya Terhadap Komitmen Organisasi
Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Variabel Moderasi Motivasi
dengan Motivasi Kerja Perawat Perawat Rumah Sakit Swasta
Pelaksana di Rumah Sakit Grandmed Surabaya. Jurnal Manajemen dan
Lubuk Pakam. Jurnal Kesehata Kewirausahaan, Vol 2, 1-6.
Masyarakat, 8-15. jurnal.unmer.ac.id/index.php/jmdk/
https://ejournal3.undip.ac.id/index.p
hp/jkm Muninjaya, A. (2004). Manajemen
Kesehatan Edisi 2. Jakarta: EGC.
Hamda, W. (2016). Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Mutu Nurhayati, T. (2012). Hubungan
Pelayanan Keperawatan di Kepemimpinan Transformasional
Puskesmas Katobu Kabupaten Muna dan Motivasi Kerja. Jurnal
Tahun 2016. HIGEIA JOURNAL OF Edueksos, Vol 2, 77-92.
PUBLIC HEALTH RESEARCH https://syekhnurjati.ac.id/jurnal/inde
AND DEVELOPMENT, 65-72. x.php/edueksos/article/view/380

Hasibuan, M. S. (2009). Manajemen Pratiwi, H. A. (2016). Implentasi Sistem


Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Manajemen Mutu Pelayanan
Jakarta: Bumi Aksara. Keperawatan Melalui
Kepemimpinan Mutu Kepala
Hollon, C. J., and Chesser, R. J. (1976). Ruangan. Ners, 1-6.
The Relation of Personal Influence
dissonance to job tension, Priansa, S. d. (2011). Manajemen SDM
satisfaction, and involvement. dalam Organisasi Publik dan Bisnis.
Academy of Management Journal, Bandung: Alfabeta.
19,pp: 308-314.
Riandi. (2018). Hubungan Mutu Peayanan
Kawasaki, Kazoyoshi., Miho Sekomoto., Kesehatan dengan Kepuasan Pasien
Tatsuro Ishizakiand Yuichilmanaka. Rawat Jalan di Puskesmas Wonorejo
(2009) WorkStress and Workload of Samarinda. Skripsi tidak dipublikasi.
Full-time Anasthesiologistsin Acute Samarinda: Fakultas Ilmu Kesehatan
Care Hospital in Japan. Journal of UMKT.
Anesthesia,23 pp: 235-241.
https://bjanaesthesia.org/ Sureskiarti, Enok (2020). Manajemen
Keperawatan. Yayasan Pendidikan
Khalidi, Doaa Al and Mayyada Wazaify. Dan Sosial Indonesia Maju (YPSIM)
(2013). Assessmentof Pharmacusts Banten
Job Satisfaction and Job Related
Stress in Amman. Jurnal Int J Clin Sureskiarti, Enok (2020). Pengaruh
Pharm, 32,pp:821-828. Spritual Leadership Terhadap
Kinerja Perawat Dalam Menjalankan
Asuhan Keperawatan. Yayasan
Pendidikan Dan Sosial Indonesia
Maju (YPSIM) Banten

Taekab, e. (2019). Analisis Persepsi Pasien


Terhadap Mutu Pelayanan
Puskesmas dan Hubungannya
dengan Kepuasan Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Lelayang
Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol 7, No 1, 31-40.

Triani, D. (2016). Hubungan Beban Kerja


dan Tipe Kepemimpinan Dengan
Tingkat Stress Perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Aji Muhammad
Parikesit Tenggaarong. Skirpsi tidak
dipublikasi. Samarinda: Fakultas
Ilmu Keperawatan Stikes
Muhammadiyah.
https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.
2017

Anda mungkin juga menyukai