ISSN :
Juwita Sari
juwitasari@stiesia.ac.id
Siti Rokhmi Fuadati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
An effective leadership style in managing human resources and supported by employees' understanding of work
will affect work behavior as indicated by an increase in individual job satisfaction and the performance of the unit
itself, then affect the company's performance. The purpose of this study was to determine the effect of leadership
style on job satisfaction, leadership style on performance, job satisfaction on employee performance and the
influence of leadership style on performance through the intervening variable job satisfaction. The research
instrument is a questionnaire. Samples were taken as many as 100 respondents, employees of the private hospital
in Gresik. Sampling using probability sampling technique. Data analysis using Path analysis by Smart PLS 3.
The results showed that all 4 (four) hypotheses were proven and significant, leadership style affects job satisfaction,
leadership style affects performance, job satisfaction affects employee performance and leadership style affects
performance through the intervening variable job satisfaction.
ABSTRAK
Gaya kepemimpinan yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia akan berpengaruh pada
perilaku kerja yang diindikasikan dengan peningkatan kepuasan kerja individu dan kinerja unit itu
sendiri, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Tujuan
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, Gaya
kepemimpinan terhadap kinerja, kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja melalui variabel intervening kepuasan kerja. Instrumen penelitian
yaitu kuisioner. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden karyawan Rumah Sakit Swasta di
Gresik. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling. Analisis data menggunakan
SEM dan diolah menggunakan PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 4 (empat) hipotesis semua
diterima dan signifikan, yaitu Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja, Gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja melalui variabel intervening kepuasan kerja.
data 2010 jumlah RS hanya 1.632 unit. melayani banyak masyarakat di Gresik.
Jumlah RS terbanyak ada di provinsi Jawa Manajemen RS juga membuka Klinik kese-
Timur (https://databoks.katadata.co.id/datapu hatan di kompleks Perumahan Gresik Kota
blish/2019/10/10/berapa-jumlah-rumah-sakit- Baru. Untuk meningkatkan kinerja RS,
di-indonesia). manajemen RS juga telah bekerja sama de-
Pertumbuhan rumah sakit yang skema- ngan kurang lebih 20 perusahaan di wila-
kin meningkat secara kuantitas, didukung yah Gresik dan asuransi terkait dengan
dengan perkembangan ilmu dan teknologi, pelayanan kesehatan karyawan yaitu
maka setiap rumah sakit dituntut untuk Jamsostek dan Askes. Mengacu kepada
memberikan pelayanan kesehatan yang tingginya kebutuhan masyarakat dan tun-
baik dan berkualitas untuk masyarakat. tutan dari rekanan baik dari perusahaan
Di sisi lain tingkat pengetahuan ma- industri maupun asuransi agar dapat
syarakat pun sudah semakin berkembang, memberikan pelayanan prima selama 24
sehingga tuntutan masyarakat terhadap jam, maka RS harus meningkatkan kinerja
kualitas jasa pelayanan rumah sakit juga karyawan medis dan non medis.
semakin tinggi. Rumah sakit dihadapkan Semakin tingginya kebutuhan dan
pada tekanan yang kuat untuk mengontrol kepercayaan yang timbul dari masyarakat,
biaya dan di saat yang sama harus me- manajemen RS perlu mempertimbangkan
ningkatkan kualitas pelayanannya (Ivana pentingnya sistem pengelolaan sumber-
Ariyani, 2016). Rumah sakit adalah sebuah dayanya (sumber daya manusia, fasilitas,
institusi jasa perawatan kesehatan profesi- dan modal), proses bisnis, output dan
nal yang pelayanannya disediakan oleh dampak berjalanannya bisnis, dalam rang-
tenaga kerja medis dan non medis. Masya- ka meningkatkan mutu pelayanan keseha-
rakat berharap Rumah Sakit memberikan tan secara umum pada organisasi tempat-
pelayanan prima disemua unit kerja yang nya bekerja, dan dampak akhir bermuara
berhubungan dengan pasien. Para tenaga pada kualitas hidup dan kesejahteraan
medis dan non medis inilah yang menjadi masyarakat. Sistem Pengelolaan secara opti-
ujung tombak kinerja Rumah Sakit mal dapat diwujudkan dengan sikap kepe-
(Fuadiputra, 2013). Baik buruknya citra mimpinan yang efektif (Yulianto et al.,
Rumah Sakit ditentukan oleh pengalaman 2018), pemenuhan indikator kompetensi
pasien ketika dirawat. Oleh karenanya, para yang terstandarisasi, pengembangan keah-
tenaga kerja medis dan non medis di lian dengan pelatihan-pelatihan dan asuhan
Rumah Sakit sering disorot kinerjanya oleh keperawatan, penilaian kinerja yang objek-
pasien karena tenaga medis merupakan tif, pembagian jam kerja yang adil, serta
karyawan yang berhubungan langsung sistem kompensasi yang dapat memberikan
dengan pasien. kepuasan kerja (Fuadiputra, 2013).
Tenaga medis khususnya perawat me- Penilaian kinerja yang obyektif akan
miliki waktu paling banyak dalam berin- memberikan umpan balik yang tepat, se-
teraksi dengan pasien dibandingkan dokter hingga karyawan akan merasa dihargai dan
yang berkunjung/visite dijam tertentu saja. didukung oleh organisasi dan akan mem-
Sehingga, para tenaga medis dan non medis berikan hasil kerja yang optimal, serta
Rumah sakit dituntut untuk memberikan secara emosional akan lebih terikat kepada
pelayanan sesuai harapan pasien. organisasi tempatnya bekerja. Penilaian ki-
Penelitian ini dilakukan di salah satu nerja merupakan refleksi dari berkembang
Rumah Sakit (RS) swasta di kabupaten atau tidaknya perusahaan dimana hasil
Gresik. Seiring dengan perkembangan tek- penilaian tersebut menunjukkan keefektif-
nologi dan ilmu kesehatan serta tuntutan an SDM dalam melaksanakan tugas yang
perubahan organisasi. RS tersebut berkem- akan mempengaruh kinerja perusahaan.
bang menjadi Rumah Sakit umum yang
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja...– Sari, Fuadati 41
kan bahwa guru muda dan perempuan yaitu semangat untuk menyelesaikan tugas-
menunjukkan tingkat stres yang tinggi. tugas baru dan dalam memperbesar tang-
Faktor lingkungan yang diuji juga memiliki gungjawabnya. 7. Personality quality, yaitu
efek positif pada kinerja. menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
Faktor tersebut antara lain: pemberian keramah-tamahan dan intregritas pribadi .
penghargaan, kondisi kerja yang baik, Menurut Tsui, et. al., 1997 pada
motivasi oleh atasan dan partisipasi dalam Destiasari (2015). Pengukuran kinerja dapat
administrasi kantor dan pengambilan dilakukan dengan menggunakan indikator
keputusan. Temuan ini juga didukung seperti: 1. Kuantitas kerja karyawan. 2. Ku-
penelitian (Ibrahim et al., 2017). Dimana alitas kerja karyawan. 3. Efisiensi karyawan.
karyawan tidak hanya memerlukan hard 4. Standar kualitas karyawan. 5. Usaha yang
skill dalam bekerja, tetapi juga memerlukan lebih keras. 6. Karyawan memegang stan-
soft skill. Selanjutnya soft skill akan dikem- dar professional yang tinggi. 7. Kemam-
bangkan lebih terarah dengan pelatihan puan karyawan dalam melaksanakan pe-
yang efektif dari perusahaan. Pelatihan kerjaan inti. 8. Kemampuan karyawan
yang tepat akan membantu meningkatkan menggunakan akal sehat. 9. Ketepat-an
kinerja karyawan. karyawan berkaitan dengan pekerjaan
utamanya. 10. Kreativitas karyawan dalam
Indikator Penilaian Kinerja Karyawan melaksanakan pekerjaan utamanya
Tentunya tidak semua kriteria peng- Menurut Campbell et al., (1990) ber-
ukuran kinerja dipakai dalam suatu hasil tidaknya kinerja yang telah dicapai or-
penilaian kinerja karyawan. Hal ini harus gannisasi tersebut dipengaruhi oleh tingkat
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang kinerja dari karyawan secara individu
akan dinilai. Penilaian pekerja pada pela- maupun kelompok. Selanjutnya, ada enam
yanan jasa hotel akan berbeda dengan indikator yang digunakan untuk mengukur
pekerja di pabrik manufaktur. kinerja pegawai yaitu kualitas, kuantitias,
Merujuk pada teori Bernardian dan ketepatan waktu, efektivitas dan keman-
Russel yang selanjutnya dikembangkan dirian.
pada buku Faustino Cardoso Gomes (2005)
(Destiasari, 2015) ada beberapa tipe kriteria Kepemimpinan
atau indikator penilaian kinerja yang Kepemimpinan atau leadership meru-
didasarkan atas perilaku yang spesifik, pakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social,
adalah: 1. Quantity of Work, yaitu jumlah sebab prinsip-prinsip dan rumusannya
kerja yang dilakukan dalam suatu periode diharapkan dapat mendatangkan manfaat
waktu yang telah ditentukan. 2. Quality of bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak
work, yaitu kualitas kerja yang dicapai pengertian yang dikemukakan oleh para
berdasarkan syarat kesesuaian dan kesi- pakar menurut sudut pandang masing-
apannya. 3. Job Knowledge, yaitu pengeta- masing, definisi-definisi tersebut menun-
huan atas pekerjaannya. Luasnya pemaha- jukkan adanya beberapa kesamaan.
man mengenai pekerjaan dan keteram- Hoyt et al., (2013); Hoyt & Price (2015)
pilannya. 4. Creativeness, yaitu keaslian menjelaskan kepemimpinan adalah suatu
gagasan-gagasan yang dimunculkan dan kegiatan atau seni mempengaruhi orang
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
persoalan-persoalan yang timbul. 4. pada kemampuan orang tersebut untuk
Cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja membimbing orang lain dalam mencapai
sama dengan orang lain (sesama anggota tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
organisasi). 5. Dependability, yaitu kesadar- Penelitian Raus et al., (2012) setuju dengan
an dan dapat dipercaya dalam hal kehadir- definisi teori kepemimpinan Clement yaitu
an dan penyelesaian pekerjaan. 6. Initiative, kepemimpinan merupakan proses dimana
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja...– Sari, Fuadati 43
seseorang menetapkan tujuan atau arah dan mimpinan merupakan suatu perilaku yang
menentukan orang-orang didalamnya un- digunakan oleh seseorang pada saat orang
tuk bertindak bersama dengan kompetensi tersebut memipin sebuah kelompok/
dan komitmen penuh untuk agar tercapai mencoba mempengaruhi perilaku orang
tujuan yang sudah disepakati. Pada dasar- lain seperti yang ia inginkan.
nya, menurut literature review oleh Van Wart Gaya kepemimpinan dalam organisasi
(2013) memahami definisi kepemimpinan sangat diperlukan untuk mengembangkan
merupakan suatu hal yang menantang, lingkungan kerja yang kondusif dan
tetapi bagi mereka yang berharap menjadi membangun iklim motivasi bagi karyawan
pemimpin yang efektif harus mampu sehingga diharapkan akan menghasilkan
menghadapi tantangan dan menikmatinya. produktivitas yang tinggi (Bhargavi &
Menurut Yudiaatmaja (2013) kepemim- Yaseen, 2016; Yanoto, 2018; Yudiaatmaja,
pikan didefinisikan sebagai tindakan me- 2013).
mimpin orang lain, dimana pemimpinnya Gaya kepemimpinan adalah suatu cara
disebut juga sebagai team leader (pemimpin yang digunakan oleh seorang pemimpin
kelompok) yang memahami tanggung ja- dalam mempengaruhi perilaku orang lain
wab tugasnya, memahami kondisi bawa- (Van Wart, 2013). Dari gaya ini dapat
hannya dan bersedia meleburkan diri atas diambil manfaatnya untuk dipergunakan
tuntutan dan konsekuensi yang terjadi sebagai pemimpin dalam memimpin
padanya serta memiliki komitmen untuk bawahan atau para pengikutnya. Pemimpin
membawa setiap bawahannya mengeksplo- tidak dapat menggunakan gaya kepemim-
rasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan pinan yang sama dalam memimpin
prestasi tertinggi. bawahannya, namun harus disesuaikan
Siagian (2002) pada tulisan (Dolphina, dengan karakter-karakter tingkat kemam-
2012) mengemukakan bahwa kepemim- puan dalam tugas setiap bawahannya
pinan adalah kemampuan seseorang untuk (Bhatti et al., 2012; Fuadiputra, 2013).
mempengaruhi orang lain (para bawahan- Pemimpin yang efektif dalam Meneg-
nya) sedemikian rupa sehingga orang lain rapkan gaya tertentu dalam kepemim-
itu mau melakukan kehendak pemimpin pinannya terlebih dahulu harus memahami
meskipun secara pribadi hal itumungkin siapa bawahan yang dipimpinnya, menger-
tidak disenanginya. ti kekuatan dan kelemahan bawahannya,
Dari beberapa definisi diatas dapat dan mengerti bagaimana caranya memanfa-
disimpulkan bahwa kepemimpnan meru- atkan kekuatan bawahan untuk mengim-
pakan kemampuan mempengaruhi orang bangi kelemahan yang mereka miliki. Isti-
lain, bawahan maupun kelompok, kemam- lah gaya merupaka pilihan/cara yang di-
puan mengarahkan tingkah laku bawahan pergunakan pimpinan dalam mempe-
atau kelompok, memiliki kemampuan atau ngaruhi para pengikutnya.
keahlian khusus dalam bidang yang Dalam teori jalur tujuan (Path Goal
diinginkan oleh kelompoknya, untuk Theory) yang dikembangkan oleh House
mencapai tujuan organisasi atau kelompok (1971) menyatakan bahwa pemimpin men-
tersebut. dorong kinerja yang lebih tinggi dengan
cara memberikan kegiatan-kegiatan yang
Gaya Kepemimpinan mempengaruhi bawahannya agar percaya
Ada suatu pendekatan yang dapat bahwa hasil yang maksimal bisa dicapai
digunakan untuk memahami kesuksesan dengan usaha yang serius. Kepemimpinan
dari kepemimpinan, yakni dengan memu- yang berlaku secara universal menghasil-
satkan perhatian pada apa yang dilakukan kan tingkat kinerja dan kepuasan bawahan
oleh pemimpin tersebut. Jadi yang dimak- yang tinggi.
sudkan disini adalah gayanya. Gaya kepe-
44 JIMBis: Jurnal IIlmu Manajemen dan Bisnis – Volume 1, Nomor 1, Mei 2022 : 39 – 59
Dalam situasi yang berbeda mensyarat- anak buahnya. Sikap direktif yang de-
kan gaya kepemimpinan yaitu karakteristik mikian diperkirakan akan membuahkan
personal dan kekuatan lingkungan. Teori hasil yang positif.
ini juga menggambarkan bagaimana per- 2. Gaya Supportif
sepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan Gaya kepemimpinan yang menunjuk-
kontijensi diantara empat gaya kepemim- kan keramahan seorang pemimpin, mudah
pinan dan berbagai sikap dan perilaku ditemui daan menunjukkan sikap memper-
karyawan. Perilaku pemimpin memberikan hatikan bawahannya. Kepemimpinan gaya
motivasi sampai tingkat: (1)Mengurangi supportif, menggambarkan situasi dimana
halangan jalan yang mengganggu penca- pegawai yang memiliki kebutuhan tinggi
paian tujuan, (2)Memberikan panduan dan untuk berkembang mengerjakan tugas-
dukungan yang dibutuhkan oleh para kar- tugas yang mudah, sederhana, dan rutin.
yawan, dan (3) Mengaitkan penghargaan Individu seperti ini mengharapkan pekerja-
yang berarti terhadap pencapaian tujuan. an sebagai sumber pemuasan kebutuhan,
Selain itu House percaya bahwa tetapi kebutuhan mereka tidak terpenuhi.
pemimpin dapat menunjukkan lebih dari Reaksi yang mungkin timbul adalah pera-
satu gaya kepemimpinan. Selanjutnya, saan kecewa dan frustasi. Bukti-bukti
House mengidentifikasikan lima gaya penelitian oleh House (1971) dengan kuat
kepemimpinan, yaitu: menunjukkan bahwa karyawan yang me-
1. Gaya Direktif ngerjakan tugas-tugas yang kurang me-
Dimana pemimpin memberitahukan muaskan seperti ini cenderung memberikan
kepada bawahan apa yang diharapkan dari respon positif terhadap sikap pimpinan
mereka, memberitahukan jadwal kerja yang yang supportif.
harus diselesaikan dan standar kerja, serta 3. Gaya Partisipatif
memberikan bimbingan secara spesifik Gaya kepemimpinan dimana mengha-
tentang cara-cara menyelesaikan tugas ter- rapkan saran-saran dan ide mereka sebelum
sebut, termasuk di dalamnya aspek peren- mengambil suatu keputusan. Apabila iba-
canaan, organisasi, koordinasi dan penga- wahan merasa mempunyai kemampuan
wasan. Karakteristik pribadi bawahan yang baik, gaya kepemimpinan direktif
mempengaruhi gaya kepemimpinan yang akan dirasa berlebihan, bawahan akan sen-
efektif. Jika bawahan merasa mempunyai derung memusuhi, sehingga gaya kepe-
kemampuan yang tidak baik, kepemim- mimpinan partisipatif lebih sesuai. (Parijat
pinan instrumental (direktif) akan lebih & Bagga, 2014) mengatakan bahwa
sesuai. Sebaliknya apabila bawahan merasa partisipasi bawahan juga mempengaruhi
mempunyai kemampuan yang baik, gaya dalam pengambilan keputusan oleh pe-
direktif akan dirasakan berlebihan, bawa- mimpin. Situasi dimana kebutuhan untuk
han akan cenderung memusuhi. berkembang rendah dan karyawan menger-
House juga menyatakan bahwa direktif jakan tugas-tugas yang mudah, sikap yang
leadership itu memberitahukan kepada dianggap tepat untuk karyawan yang
para bawahan apa yang diharapkan dari secara ego terlibat dengan pekerjaan dan
mereka, memberi pedoman yang spesifik, mengalami kepuasan intrinsik dari tugas
meminta para bawahan untuk mengikuti yang dikerjakan adalah sikap partisipatif
peraturan-peraturan dan prosedur-prose- dan berorientasi prestasi
dur, mengatur waktu dan mengkoordinaasi 4. Gaya Orientasi Prestasi
pekerjaan mereka. Gaya kepemimpinan dimana pemim-
Fungsi pimpinan dalam situasi ini pin menetapkan tujuan yang menantang
adalah memberikan struktur tugas dengan dan mengharapkan bawahan untuk ber-
merencanakan, mengorganisir, mengkoor- prestasi semaksimal mungkin serta terus
dinasi, mengarahkan, dan mengontrol kerja menerus mencari pengembangan prestasi
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja...– Sari, Fuadati 45
dalam pencapaian tujuan tersebut. Tingkah dalam organisasi. Bhatti et al., (2012) me-
laku individu didorong oleh need for nyatakan gaya kepemimpinan autokratis
achievement atau kebutuhan untuk berpres- mendeskripsikan pemimpin yang cende-
tasi. Kepemimpinan yang berorientasi ke- rung memusatkan kekuasaan kepada
pada prestasi (achievement) dihipotesakan dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas
akan meningkatkan usaha dan kepuasan harus diselesaikan, membuat keputusan se-
bila pekerjaan tersebut tidak tersetruktur cara sepihak, dan meminimalisasi partisi-
(misalnya kompleks dan tidak diulang- pasi karyawan. Ciri-ciri gaya kepemim-
ulang) dengan meningkatkan rasa percaya pinan autokratis : 1. Pemimpin kurang
diri dan harapan akan menyelesaikan memperhatikan kebutuhan bawahan. 2.
sebuah tugas dan tujuan yang menantang. Semua kebijakan ditentukan oleh pemim-
Kepuasan kerja lebih tinggi diperoleh pin. 3. Pemimpin cenderung menjadi pari-
apabila telah melaksanakan prestasi kerja badi dalam pujian dan kecamannya terha-
yang baik. Pegawai yang memiliki kebu- dap kerja setiap anggota. 4. Pemimpin
tuhan untuk berkembang dan mengerjakan mengambil jarak dari partisipasi kelompok
tugas-tugas sulit berdasarkan pembahasan aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.
konseptual House (1971) sikap pemimpin 2. Gaya kepemimpinan Demokratis /
yang paling tepat untuk karyawan ini Partisipatif
adalah gaya partisipatif dan berorientasi Kepemimpinan demokratis ditandai
prestasi. dengan adanya suatu struktur yang pe-
5. Gaya Pengasuh ngembangannya menggunakan pendeka-
Dalam kepemimpinan gaya pengasuh, tan pengambilan keputusan yang koopera-
sikap yang mungkin tepat adalah campur tif. Dibawah kepemimpinan demokratis
tangan minim dari pimpinan. Dimana pe- bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat
mimpin hanya memantau kinerja tetapi bekerja sama, mengutamakan mutu kerja
tidak mengawasi bawahan secara aktif. dan dapat mengarahkan diri sendiri. Gaya
Tidak dibutuhkan banyak interaksi antara kepemimpinan demokratis mendeskripsi-
pimpinan dengan bawahan sepanjang kan pemimpin yang cenderung mengikut
kinerja karyawan tidak menurun. Pimpinan sertakan karyawan dalam pengambilan ke-
merasa lebih tepat untuk tidak campur putusan, mendelegasikan kekuasaan, men-
tangan dengan tugas-tugas bawahan karena dorong partisipasi karyawan dalam menen-
rasa percaya dari pimpinan bahwasannya tukan bagaimana metode kerja dan tujuan
karyawan mampu menyelesaikan dengan yang ingin dicapai, dan memandang
baik setiap tugasnya. umpan balik sebagai suatu kesempatan
Menurut teori kepemimpinan oleh untuk melatih karyawan (Raus et al., 2012;
Lewin (Bhargavi & Yaseen, 2016; Raus et al., Scheidlinger, 1994). Ciri-ciri gaya kepemim-
2012; Scheidlinger, 1994) menyimpulkan pinan demokratis : 1. Semua kebijaksanaan
ada tiga gaya kepemimpinan; gaya kepe- terjadi pada kelompok diskusi dan kepu-
mimpinan autokratis, gaya kepemimpinan tusan diambil dengan dorongan dan ban-
demokratis, gaya kepemimpinan Laissez- tuan dari pemimpin. 2. Kegiatan-kegiatan
Faire (Kendali Bebas). Berikut merupakan didiskusikan, langkah-langkah umum
penjelasan atas teori tersebut: untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika
1. Gaya Kepemimpinan Autokratis. dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pe-
Menurut Scheidlinger (1994) kepemim- mimpin menyarankan dua atau lebih
pinan autokratis adalah gaya kepemimpi- alternatif posedur yang dapat dipilih. 3.
nan yang menggunakan metode pendeka- Para anggota bebas bekerja dengan siapa
tan kekuasaan dalam mencapai keputusan saja yang mereka pilih dan pembagian tu-
dan pengembangan strukturnya, sehingga gas ditentukan oleh kelompok. 3. Gaya Ke-
kekuasaanlah yang paling diuntungkan pemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas)
46 JIMBis: Jurnal IIlmu Manajemen dan Bisnis – Volume 1, Nomor 1, Mei 2022 : 39 – 59
pinan menjadi cermin kemampuan sese- Menurut Bhargavi & Yaseen (2016) ga-
orang dalam mempengaruhi individu atau ya kepemimpinan berpengaruh positif kuat
kelompok. terhadap kinerja karyawan dan kinerja
Seorang pemimpin harus mampu men- organisasi. Gaya kepemimpinan memberi-
jaga keselarasan antara pemenuhan kebutu- kan manajer kemampuan untuk mengambil
han individu dengan pengarahan individu keputusan, berpartisipasi dengan orang lain
pada tujuan organisasi. Pemimpin yang atau meminta bawahan mereka untuk
efektif adalah pemimpin yang mengakui menangani masalah pada organisasi. Kerja-
kekuatan-kekuatan penting yang terkan- sama ini membentuk hubungan atasan
dung dalam individu atau kelompok, serta bawahan yang positif yang pada akhirnya
fleksibel dalam cara pendekatan yang meningkatkan kinerja mereka.
digunakan demi meningkatkan kinerja Temuan-temuan ini memberikan indi-
seluruh organisasinya. kasi bahwa gaya kepemimpinan seorang
Gaya kepemimpinan dalam perusaha- pemimpin sangat berpengaruh terhadap
an merupakan hal penting dalam sebuah kinerja bawahannya. Kinerja karyawan
era organisasi modern yang menghendaki akan meningkat ketika mereka merasa
adanya demokratisasi dalam pelaksanaan cocok dengan gaya kepemimpinan yang
kerja dan kepemimpinan perusahaan. Gaya diterapkan, begitu pula sebaliknya. Di
kepemimpinan adalah suatu seni menge- samping itu untuk mendapatkan kinerja
rahkan segala sumber daya yang dimiliki yang baik diperlukan juga adanya pem-
dalam upaya mencapai tujuan dengan berian pembelajaran terhadap bawahannya,
setrategi yang disesuaikan dengan kondisi organisasi yang mendukung, budaya kerja
lingkungan. Akibat yang mungkin timbul yang baik dan pemberian pelatihan kerja
dari adanya gaya kepemimpinan yang yang efektif.
buruk adalah penurunan kinerja karyawan Disisi lain, terdapat penelitian dari
yang akan membawa dampak kepada Lomanjaya et al., (2013) yang memaparkan
penurunan kinerja total perusahaan. hasil tidak adanya hubungan yang positif
Gaya kepemimpinan (leadership style) signifikan pada gaya kepemimpinan trans-
merupakan cara pimpinan untuk mempe- formasional dan gaya kepemimpinan tran-
ngaruhi orang lain atau bawahannya sede- saksional terhadap kinerja karyawan.
mikian rupa sehingga orang tersebut mau Responden merupakan pekerja perusahaan
melakukan kehendak pimpinan untuk jasa yang bekerja di Rumah Sakit. Artinya,
mencapai tujuan organisasi meskipun dimungkinkan karyawan kurang merasa-
secara pribadi hal tersebut mungkin tidak kan sosok kepemimpinan dari leadernya,
disenangi. Berbagai macam gaya kepemim- atau bisa jadi karena pekerja merupakan
pinan dicoba diteliti pada penelitian terda- pekerja dengan tingkat pendidikan yang
hulu dalam upayanya meningkatkan ki- rendah dengan status karyawan tidak tetap
nerja karyawan. Seperti halnya oleh sehingga mereka bekerja sebatas pertu-
Fuadiputra, (2013); Yulianto et al., (2018) karan transaksional tanggung jawab beker-
memaparkan adanya pengaruh positif sig- ja. Artinya, tidak semua gaya kepemim-
nifikan antara gaya kepemimpinan demo- pinan berpengaruh pada kinerja karyawan.
kratis terhadap kinerja karyawan. Berikut Faktor pendidikan, status karyawan juga
pula pada penelitian Ali & Agustian (2018); mempengaruhi hubungan keduanya.
Ariyani (2016) yang menguji gaya kepe- Pada penelitian ini, peneliti mencoba
mimpinan secara general/umum/tidak meneliti kinerja para tenaga medis khusus-
membagi pada satu gaya, menunjukkan nya Perawat di RS swasta di Gresik. Dilihat
adanya pengaruh positif terhadap kinerja dari status karyawan dan pendidikan yang
karyawan. mayoritas adalah Diploma dan Sarjana
maka peneliti menarik hipotesis:
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja...– Sari, Fuadati 49
2015; Hamid & Hazriyanto, 2019; Indrawati, karyawan. Hal ini membuktikan bahwa
2013; Nurnaningsih & Wahyono, 2017). gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
Karyawan yang merasa puas akan peker- organisasi tempat bekerja secara signifikan
jaannya secara terbukti menunjukkan hasil mampu meningkatkan kinerja karyawan
yang bagus pula pada kinerjanya. Ketika seiring dengan meningkat pula kepuasan
kepuasan kerja tinggi, maka kinerja kerja karyawan. Dalam kata lain, kepuasan
karyawan juga tinggi. Beberapa indikator kerja merupakan hal yang patut dipertim-
kepuasan kerja yang umum digunakan bangkan dalam upaya meningkatkan kiner-
adalah sikap atasan, hubungan rekan kerja, ja karyawan (Cahyono, 2019; Fitrianis &
kompensasi, jenjang karir, dan lingkungan Apriliani, 2019; Lousyiana & Harlen, 2015;
kerja karyawan. Pambudi et al., 2016; Putri, 2018; Winarto &
Disisi lain, hasil yang berbeda ditunjuk- Purba, 2018).
kan oleh (Saufa & Maryati, 2017). Dengan Walaupun hasil berbeda ditunjukkan
objek penelitian yang sama yaitu di Rumah pada penelitian Fathurrohman (2015); E.
Sakit, dimana bisnis utama adalah pelaya- Kusumawati & Ansori (2008) dimana tidak
nan, penelitian ini memaparkan bahwa ke- terjadi hubungan mediasi oleh variabel
puasan kerja tidak berpengaruh signifikan kepuasan kerja atas gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan. Hal itu bisa saja terhadap kinerja, penelitian ini tetap
terjadi karena perbedaan persepsi masing- mengacu pada penelitian yang menyatakan
masing karyawan. adanya hubungan mediasi oleh kepuasan
Kepuasan kerja merupakan hal yang kerja terhadap gaya kepemimpinan dan
bersifat individu, puas tidaknya seseorang kinerja.
memiliki tingkat yang berbeda dengan H4=Kepuasan kerja memediasi hubungan
kepuasan orang lain. Selain itu, tanggung antara gaya kepemimpinan terhadap
jawab pekerjaan karyawan medis/perawat kinerja karyawan.
adalah merawat pasien. Puas atau tidak
mereka tetap akan merawat pasien tersebut, Kerangka Pemikiran
terlebih lagi sumpah medis yang sudah Dari uraian yang didukung berda-
diikrarkan semasa kuliah. Sehingga, ke- sarkan landasan teoritis dan hasil penelitian
puasan kerja yang dirasakan tidak akan empiris diatas, maka dapat digambarkan
mempengaruhi kinerjanya, baik hal itu adanya keterkaitan antara gaya kepemim-
sifatnya menurunkan maupun meningkat- pinan dan kinerja karyawan dengan ke-
kan kinerja. puasan kerja sebagai variabel intervening.
Tetapi, pada penelitian menarik hi- Pola hubungan antar variabel tersebut da-
potesis atas penelitian sebelumnya oleh pat digambarkan dalam kerangka peneli-
(Indrawati, 2013) dimana karyawan yang tian pada gambar 1.
merasa puas akan kerjanya akan memberi- Pada gambar 1 menunjukkan kerangka
kan dampak positif yaitu meningkatkan konseptual yang dibahas pada penelitian
kinerja karyawan. ini, dari gambar tersebut dapat ditarik 4
H3=Kepuasan kerja berpengaruh positif hipotesis. H1= Gaya kepemimpinan berpe-
signifikan terhadap kinerja karyawan. ngaruh positif signifikan terhadap kinerja
karyawan. H2=Gaya kepemimpinan berpe-
Kepuasan Kerja Memediasi Hubungan ngaruh positif signifikan terhadap kepuas-
Antara Gaya Kepemimpinan Terhadap an kerja. H3=Kepuasan kerja berpengaruh
Kinerja Karyawan positif signifikan terhadap kinerja karya-
Penelitian sebelumnya mengkonfirma- wan. H4=Kepuasan kerja memediasi hu-
si adanya pengaruh tidak langsung kepuas- bungan antara gaya kepemimpinan terha-
an kerja karyawan terhadap hubungan an- dap kinerja karyawan.
tara gaya kepemimpinan terhadap kinerja
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja...– Sari, Fuadati 51
Gambar 1
Kerangka Konseptual
Gambar 2
Path Coeffients
Sumber: Olah Data Peneliti
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja...– Sari, Fuadati 55
FEB UB. Malang, 148, 148–162. Manajemen Rumah Sakit, 5(2), 1–7.
Ghozali, I. (2009). Analisis Multivariate https://doi.org/10.18196/jmmr.5118
Lanjutan dengan Program SPSS. Badan Johnson, S., Cooper, C., Cartwright, S.,
Penerbit Universitas Diponegoro. Donald, I., Taylor, P., & Millet, C. (2005).
Ghozali, I. (2014). Structural Equation The experience of work-related stress
Modeling. Metode Alternatif dengan Partial across occupations. Journal of Managerial
Least Squares (PLS). Dilengkapi Software Psychology, 20(2), 178–187. https://doi.
SmartPLS3.0.0 Xlstat 2014 dan org/10.1108/02683940510579803
WarpPLS4.0. Edisi 4 (4th ed.). Badan Kusumawati, E., & Ansori, M. (2008).
Penerbit Universitas Diponegoro. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transak-
Hamid, A., & Hazriyanto, H. (2019). sional dan Transformasional Terhadap
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawam dengan Mediasi
Kinerja Karyawan PT. Aker Solutions Kepuasan Kerja di Politeknik Negeri Batam.
Batam. Jurnal Benefita, 4(2), 326. Kusumawati, R. (2008). Analisis Pengaruh
https://doi.org/10.22216/jbe.v4i2.1877 Budaya Organisasi dan Gaya Kepemim-
House, R. J. (1971). A Path Goal Theory of pinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk
Leader Effectiveness. Administrative Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi
Science Quarterly, 16(3), 321–339. Kasus Pada RS Roemani Semarang).
Hoyt, C. L., & Price, T. L. (2015). Ethical Lomanjaya, J., Laudi, M., Widjaja, D. C., &
Decision Making and Leadership: Kartika, E. W. (2013). Analisis Pengaruh
Merging Social Role and Self-Construal Gaya Kepemimpinan Transformasional
Perspectives. Journal of Business Ethics, Dan Transaksional Terhadap Kinerja
126(4), 531–539. https://doi.org/10.- Karyawan Pt. Iss Indonesia Cabang
1007/s10551-013-1974-x Surabaya Di Rumah Sakit Katolik St.
Hoyt, C. L., Price, T. L., & Poatsy, L. (2013). Vincentius a. Paulo. Journal of Chemical
The social role theory of unethical Information and Modeling, 53(9), 1689–
leadership. Leadership Quarterly, 24(5), 1699.
712–723. https://doi.org/10.1016/j. Lousyiana, T. T., & Harlen. (2015). Pengaruh
leaqua.2013.07.001 Gaya Kepemimpinan Dan Budaya
Ibrahim, R., Boerhannoeddin, A., & Kazeem Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Kayode, B. (2017). Organizational cul- dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit
ture and development: Testing the Islam Ibnu Sina Pekanbaru. Tepak
structural path of factors affecting Manajemen Bisnis, 7(3), 509–521.
employees’ work performance in an Luthans, F., & Youssef, C. M. (2007).
organization. Asia Pacific Management Emerging positive organizational
Review, 22(2), 104–111. https://doi.org/ behavior. Journal of Management, 33(3),
10.1016/j.apmrv.2016.10.002 321–349. https://doi.org/10.1177/0149
Indrawati, A. D. (2013). Pengaruh Kepuasan 206 307300814
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dan Mak, B. L., & Sockel, H. (2001). A
Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Sakit confirrmatory factor analysis of IS
Swasta Di Kota Denpasar. Jurnal employee motivation and retention
Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirau- Brenda. Elsevier Science B.V, 38.
sahaan, 7(2), 135–142. https:/doi.org/10. Ni’Am, M. M., Maharani, A., & Fauzi, A.
24843/Matrik:Jmbk (2021). Dinamika Gaya Kepemimpinan
Ivana Ariyani, R. (2016). Pengaruh Gaya Tangkas, Motivasi, Kinerja Dan Ke-
Kepemimpinan Dan Loyalitas Karya- puasan Kerja Di Perusahaan Perke-
wan Terhadap Kinerja Karyawan Di bunan. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan
Rumah Sakit Islam Hidayatullah Pendidikan), 5(3), 14–22. https://doi.
Yogyakarta. Jurnal Medicoeticolegal Dan org/10.36312/jisip.v5i3.2015
58 JIMBis: Jurnal IIlmu Manajemen dan Bisnis – Volume 1, Nomor 1, Mei 2022 : 39 – 59
Nurnaningsih, S., & Wahyono, W. (2017). Raus, A., Haita, M., & Lazǎr, L. (2012).
Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi Hierarchy of needs, perception and
Kerja Dan Komitmen Organisasi preference for leadership styles within a
Terhadap Kinerja Melalui Organiza- police educational institution.
tional Citizenship Behavior (Ocb) Transylvanian Review of Administrative
Sebagai Variabel Intervening. Economic Sciences, 35, 238–255.
Education Analysis Journal, 6(2), 365–378. Robbin, S. P., & Judge, T. A. (2008).
Pambudi, didit setyo, Mukzam, D., & Organizational Behavior (13th).
Nurtjahjono, gunawan eko. (2016). Pe- Said, R. M., & El-Shafei, D. A. (2021).
ngaruh Gaya Kepemimpinan Transfor- Occupational stress, job satisfaction, and
masional Terhadap Kinerja Karyawan intent to leave: nurses working on front
Melalui Kepuasan Kerja Karyawan lines during COVID-19 pandemic in
Sebagai Variabel Mediasi. Journal Bisnis Zagazig City, Egypt. Environmental
Administration, 39(1), 164–171. Science and Pollution Research, 28(7),
Parijat, P., & Bagga, S. (2014). Victor Vroom’s 8791–8801. https://doi.org/10.1007/
Expectancy Theory of Motivation – An s11356-020-11235-8
Evaluation. International Journal of Sari, J., & Suhariadi, F. (2019). Kontrak
Business and Management, VII(9), 1–8. psikologis terhadap commitment to
Pawirosumarto, S., Sarjana, P. K., & Muchtar, change: Resiliensi akademik sebagai
M. (2017). Factors affecting employee variabel mediasi. Persona:Jurnal Psikologi
performance of PT.Kiyokuni Indonesia. Indonesia, 8(2), 178–192. https://doi.
International Journal of Law and org/10.30996/persona.v8i2.2535
Management, 59(4), 602–614. https://doi. Saufa, J., & Maryati, T. (2017). Dampak
org/10.1108/IJLMA-03-2016-0031 Kepuasan Kerja Dalam Peningkatan
Plangiten, P. (2013). Gaya Kepemimpinan Kinerja Perawat Dengan Komitmen
Dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya Organisasi Sebagai Variabel Intervening
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ( Studi Pada Perawat Rs Pku
Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Muhammadiyah Gamping). JBTI : Jurnal
Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manaje- Bisnis Teori Dan Implementasi, 8(2), 200–
men, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4), 2155– 213. https://doi.org/10.18196/bti.82094
2166. https://doi.org/10.35794/emba. Scheidlinger, S. (1994). Brief report: The
v1i4.3426 Lewin, Lippitt and White study of
Pratama, C. Y. (2012). Pengaruh Gaya leadership and “social climates”
Kepemimpinan Otokratis Terhadap revisited. International Journal of Group
Kepuasan Kerja. Journal of Social and Psychotherapy, 44(1), 123–127. https://
Industrial Psychology, 2(1), 22–27. doi.org/10.1080/00207284.1994.1149073
Prayatna, A., & Subudi, I. (2016). Pengaruh 7
Gaya Kepemimpinan Terhadap Stres Sinurat, E. J. (2017). Pengaruh Gaya Kepe-
Kerja Dan Kepuasan Kerja Karyawan mimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Pada Fave Hotel Seminyak. E-Jurnal Karyawan Pada Pt. Himawan Putra
Manajemen Universitas Udayana, 5(2), Medan. Jurnal Ilmiah Methonomi, 3(2),
252587. 92–106.
Putri, W. O. R. (2018). Pengaruh Gaya Van Wart, M. (2013). Lessons from
Kepemimpinan Transformasional Terhadap leadership theory and the contemporary
Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja challenges of leaders. Public Admi-
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empi- nistration Review, 73(4), 553–565.
ris Pada PT Telekomunikasi Indonesia Area https://doi.org/10.1111/puar.12069
Semarang). Universitas Muhammadiyah Winarto, & Purba, J. H. (2018). Pengaruh
Magelang. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja...– Sari, Fuadati 59