Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENGGAJIAN KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT SWASTA KOTA


PAMEKASAN
(Studi Kasus Rumah Sakit Swasta Larasati Kabupaten Pamekasan)

Disusun Oleh :
MOH. SYARIFUDDIN
170221100107

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2020
ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENGGAJIAN KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT SWASTA KOTA
PAMEKASAN
(Studi Kasus Rumah Sakit Swasta Larasati Kabupaten Pamekasan)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Jasa pelayanan kesehatan pada saat ini telah menjadi sebuah industri
yang banyak diminati para investor dan pelaku usaha. Hal ini disebabkan
karena semakin meningkatknya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
kesehatan. Sehingga memberi dampak pada persaingan yang semakin ketat
pada industri ini. Faktor persaingan dan tuntutan masyarakat inilah yang
membuat suatu Rumah Sakit harus meningkatkan kualitas jasa pelayanan
kesehatan yang dihasilkan. Jika tidak demikian, Rumah Sakit tidak akan
mampu bertahan lama dalam industri ini.Rumah Sakit sebagai suatu industri
yang bergerak di bidang jasa, merupakan industri yang melakukan transaksi
dari suatu hal yang tidak berwujud. Kualitas dari layanan yang diberikan
memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan
konsumen. Sehingga kesuksesan ataupun kegagalan suatu perusahaan yang
bergerak dibidang jasa, tergantung pada sumber daya manusia yang
dimilikinya. Dalam industri jasa, sumber daya manusia yang berkualitas
sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang kegiatan operasional
perusahaan. Menurut Azzohlini (1993) dalam Siehoyono (2006), selain pilar
dalam organisasi, karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu
organisasi dengan organisasi lain, dimana karyawan yang berkualitas akan
menjadi keunggulan yang kompetitif bagi organisasi tersebut.

Penghargaan atas kinerja karyawan diberikan melalui gaji. Gaji


merupakan imbalan jasa atas usaha atau kerja yang telah dilakukan karyawan
terhadap suatu perusahaan. Dalam memberikan gaji, setiap perusahaan
memiliki sistem yang berbeda-beda. Gaji yang diberikan kepada karyawan
berbedabeda sesuai dengan tingkat pendidikan, jabatan dan lama bekerja.
Dalam penghitungan gaji, terkadang perusahaan mengalami beberapa
kesulitan dalam melakukannya. Kesulitan tersebut biasanya disebabkan oleh
banyaknya jumlah karyawan dan singkatnya waktu yang digunakan dalam
penghitungan gaji. Masalah penggajian menjadi sangat penting karena
pengalokasian biaya tenaga kerja yang tidak tepat akan memengaruhi
perhitungan laba bersih suatu perusahaan. Penanganan gaji pegawai yang
kurang cermat dan tidak efektif dapat menyebabkan keresahan pada tenaga
kerja yang akhirnya akan memengaruhi kelancaran operasional perusahaan
(kontra produktif). Berkaitan dengan hal tersebut, maka suatu perusahaan
dituntut untuk membuat suatu kebijakan sistem penggajian dan pengupahan
yang baik.

Sistem yang dipakai harus baik dan tepat, karena gaji merupakan
komponen yang secara rutin diberikan dalam penyelenggaraan usaha dan
sangat penting karena berkaitan dengan motivasi karyawan. Hal inilah yang
menyebabkan gaji menjadi biaya yang dominan. Untuk memudahkan
administrasinya, maka diperlukan suatusistem akuntansi penggajian dan
pengupahan karyawan.

Rumah Sakit Swasta adalah rumah sakit yang dimiliki oleh


perusahaan keuntungan atau perusahaan nirlaba dan swasta dibiayai melalui
pembayaran untuk layanan medis oleh pasien itu sendiri, oleh penanggung
asuransi, atau oleh kedutaan asing. Kegiatan perusahaan ini adalah
memberikan pelayan kesehatan kepada masyarakat Kota Pamekasan pada
khususnya dan semua orang pada umumnya, yang membutuhkan pelayanan
kesehatan. Salah satu sistem yang paling berpengaruh dalam menunjang
kelancaran pelayanan jasa kesehatan adalah sistem penggajian, hal ini
dikarenakan sistem penggajian sangat erat kaitanya dengan karyawan, selain
itu dalam sistem penggajian terdapat banyak sekali dokumen-dokumen
penting yang digunakan untuk menentukan besarnya gaji yang diterima setiap
karyawan dan juga memuat dokumen-dokumen tentang produktivitas
karyawan. Hal-hal seperti diatas itulah yang menjadikan sistem penggajian
menjadi sangat penting dalam menunjang kelancaran operasional suatu
perusahaan.

Dalam setiap perusahaan sistem informasi akuntansi memegang


peranan penting dalam semua bidang. Sistem informasi akuntansi
menyediakan informasi-informasi penting berkaitan dengan kebijakan yang
diambil, arah dan tujuan serta pengendalian intern suatu perusahaan. Sistem
akuntansi penggajian dan pengupahan adalah sistem informasi yang
menyediakan informasi bagaimana suatu siklus penggajian dan pengupahan
yang ada dalam suatu perusahaan diatur dan berjalan sesuai kebijakan
masing-masing perusahaan. Dimana setiap perusahaan mempunyai kebijakan
dan sistem yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Agita Dwi R (2011), tentang


evaluasi dan perancangan sistem akutansi penggajian pada PT. Ganesha
Abaditama, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem akutansi
penggajian yang telah berjalan selama ini pada PT. Ganesha Abaditama, serta
apakah sistem akutansi penggajian tersebut telah baik dan memenuhi unsur
pengendalian internal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa sistem akutansi penggajian yang selama ini berjalan pada PT. Ganesha
Abaditama melibatkan hanya dua fungsi yakni fungsi personalia dan fungsi
keuangan. Fungsi personalia berfungsi sebagai penyedia kartu jam hadir dan
penyusunan rekap absensi yang kemudian diserahkan ke bagian keuangan.
Sedangkan fungsi keuangan menyusun daftar gaji sampai pendistribusian gaji
pada semua karyawan. Sehingga kesimpulan yang didapatkan bahwa PT.
Ganesha Abaditama belum memenuhi unsur-unsur pengendalian intern
karena ada pembagian fungsi yang perlu dievaluasi, yaitu tidak terdapatnya
fungsi akutansi.

Keunggalan dari penelitian ini yaitu bisa dilihat dari sistem penggajian
yang digunakan oleh perusahaan tersebut, dimana sistem yang digunakan
dirumah sakit swasta kota pamekasan (Larasati) ini telah memenuhi unsur-
unsur yang telah ditetapkan, sedangkan di PT. Ganesha Abaditama masih
menerapkan beberapa unsur-unsur saja yang diterapkan yaitu fungsi
personalia dan fungsi keuangan. Kemudian Rumah sakit swasta kota
pamekasan (Larasati) sudah menggunakan sistem penggajian dengan cukup
rapi dan teratur.

Dimana setiap perusahaan pasti membutuhkan sistem penggajian yang


rapi dan teratur agar lebih mudah bagi pimpinan dalam menetapkan gaji
karyawan. Dengan demikian, pengawasan yang baik dapat mencegah
terjadinya penyimpangan atau penyelewengan. Sistem penggajian yang baik
juga dapat menyediakan data-data yang lebih akurat untuk pengambilan
keputusan. Sehingga jelas sudah bahwa sistem penggajian berperan sangat
penting bagi perusahaan dan karyawan sendiri. Mengingat pentingnya sistem
penggajian karyawan, maka penulis tertarik mengambil kajian tentang
“ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENGGAJIAN KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT SWASTA KOTA
PAMEKASAN (Studi Kasus Rumah Sakit Swasta Larasati Kabupaten
Pamekasan)".

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Rumah Sakit Swasta Kota Pamekasan merupakan salah satu milik


perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan yang punya orientasi
keuntungan, sehingga kepuasan konsumen menjadi begitu berarti bagi
keberlangsungan Rumah Sakit ini. Kepuasan konsumen merupakan
perwujudan dari baiknya kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang maksimal
dapat terwujud apabila setiap karyawan mendapatkan imbal jasa atau gaji
sesuai dengan usahanya. Pentingnya masalah penggajian, menimbulkan
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem penggajian yang diterapkan pada Rumah Sakit Swasta


Kota Pamekasan ?
2. Unsur-unsur apa yang terkait dalam sistem penggajian di Rumah Sakit
Swasta Kota Pamekasan ?
3. Apakah faktor kehadiran, tingkat pendidikan, jabatan dan lama bekerja
dapat mempengaruhi besar kecilnya penggajian (tunjangan kesejahteraan
pegawai) di Rumah Sakit Swasta Kota Pamekasan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam menyusun Karya Tulis Tugas
Akhir adalah :

1. Mengetahui sistem penggajian yang diterapkan di Rumah Sakit Swasta


Kota Pamekasan.
2. Bagaimana evaluasi dalam sistem penggajian di Rumah Sakit Swasta
Kota Pamekasan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggajian (tunjangan kesejahteraan
pegawai) di Rumah Sakit Swasta Kota Pamekasan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu masukan positif bagi Rumah Sakit Swasta Kota
Pamekasan demi kemajuan dan kelangsungan hidup Rumah Sakit Swasta
Kota Pamekasan.
2. Sarana dan media tambahan pengetahuan dan wawasan serta sebagai
bentuk implementasi teori yang didapat dibangku kuliah dengan
kenyataan yang ada.
3. Menjadi salah satu referensi dan sumbangan pemikiran bagi penelitian
selanjutnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.2.1 Theory of Reasoned Action (TRA)

Theory of Reasoned Action (TRA) atau teori tindakan


bersama dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980). Teori ini
muncul karena kurang berhasilnya penelitian yang menguji teori
sikap, yaitu hubungan antara sikap dan perilaku. Teori tindakan
balasan Ajzen dan Fishbein (1980), mengasumsikan perilaku
ditentukan oleh keinginan individu untuk melakukan suatu perilaku
tertentu dan sebaliknya. Keinginan ditentukan oleh dua variabel
independen termasuk sikat dan norma subjektif.

TRA ini menjelaskan tahapan manusia melakukan perilaku.


Pada tahap awal, perilaku (behavior) diasumsikan ditentukan oleh
niat (intention). Pada tahap berikutnya, niat dapat dijelaskan dalam
bentuk sikap terhadap perilaku (attitudes toward the behavior) dan
norma subyektif (subjective norms) dalam bentuk kepercayaan
tentang konsekuensi melakukan perilaku tentang ekspektasi normatif
dari orang yang relevan. Sehingga secara keseluruhan perilaku
seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan
kepercayaannya, karena kepercayaan seseorang mewakili informasi
yang mereka peroleh tentang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya
(Jogiyanto, 2007).

Teoti ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari


sikat terhadap perilaku. Berdasarkan teori tersebut, penentu
terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk berperilaku.
Intensi individu untuk menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi
dari sikap untuk menampilkan perilaku tersebut sikap dan norma
subjektif. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan
mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma
subjektif, kepercayaan-kepercayaan normatif dan motivasi untuk
patuh.
Theory Of Reasoned Action (TRA) atau teori tindakan
beralasan mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku melalui
suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan
dampaknya terbatas hanya tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak
ditentukan oleh sikap umum tetapi oleh sikap yang lebih spesifik
terhadap sesuatu. Kedua, perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap
tetapi juga oleh norma subyektif yaitu keyakinan kita mengenai apa
yang orang lain inginkan agar kita lakukan. Ketiga, sikap terhadap
suatu perilaku bersama-sama norma subyektif membentuk suatu
intense atau niat untuk berperilaku tersebut.

Berdasarkan penelitian dengan judul “Knowledge Sharing


Behavior of Physicians in Hospitals” yang dilakukan oleh Ryu et al.
tentang berbagi pengetahuan dokter di rumah sakit dan merupakan
kajian yang sangat kritis, agar berhasil menghadapi lingkungan yang
kompetitif. Penelitian ini merupakan riset empirik untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan perilaku dokter
untuk berbagi pengetahuan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk
menguji pengalaman dokter dalam berbagi pengetahuan dengan
model riset tentang teori Tindakan beralasan (Theory of Reasoned
Action) dan Teori Perilaku yang direncanakan (Theory of Planned
Behavior). Model Theory of Planned Behavior yang dikembangkan
dari Theory of Reasoned Action lebih baik dalam menjelaskan
keinginan dokter untuk berbagi pengetahuan. Berkembangnya model
Theory of Planned Behavior merupakan perbaikan penting atas
model Theory of Planned Behavior asli.

Pada model Theory of Planned Behavior yang dikembangkan,


norma-norma subjektif ditemukan mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap keinginan berbagi pengetahuan dokter baik secara langsung
atau melalui sikap. Sikap ditemukan menjadi faktor kedua penting
yang mempengaruhi keinginan dokter. Perilaku yang dirasakan juga
ditemukan mempunyai efek pada keinginan untuk berbagi
pengetahuan dibandingkan dengan norma-norma subjektif atau sikap.

2.2 Efentivitas Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

2.2.1 Efektivitas

Efektivitas adalah tercapainya atau berhasilnya suatu sasaran


atau tujuan yang telah ditentukan suatu perusahaan dengan
menjalankan pekerjaan yang benar dari sebelumnya yang merupakan
sebuah pengukuran dimana suatu target dan sasaran telah tercapai
dan ditetapkan sesuai dengan apa yang direncanakan dalam suatu
perusahaan secara tepat. Setiap organisasi atau perusahaan didalam
kegiatannya menginginkan adanya pencapaian tujuan. Tujuan dari
suatu perusahaan akan tercapai segala kegiatannya dengan berjalan
efektif akan dapat dilaksanakan apabila didukung oleh faktor-faktor
pendukung efektivitas. Upaya mengevaluasi jalannya suatu
organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini
adalah salah satu faktor untuk menentukan perusahaan akan
membutuhkan untuk membiayai kegiatan usaha yang akan digunakan
apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk
dan manajemen organisasi atau tidak.

Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapai tujuan


organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara
efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses maupun keluaran
(output) yang dimaksud adalah sumber daya meliputi ketersediaan
personil, sarana dan prasarana serta metode yang digunakan. Suatu
kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut dilaksanakan
dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat. Suatu
perusahaan pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai,
pelaksanaan tujuan tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab
dari pihak manajemen. Agar tujuan yang ditetapkan oleh manajemen
dalam suatu perusahaan dapat tercapai secara optimal, maka perlu
adanya pengawasan atau pengendalian intern yang baik adalah
efektivitas. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil
mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional.

Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang,


aktivitas, data, jaringan dan teknologi yang terintegrasi yang
berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari
bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk memecahkan
masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer. Kebutuhan akan
informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu
sistem informasi. Sistem informasi akuntansi dikatakan efektif
apabila penyelenggaraan sistem informasi tersebut telah memberikan
manfaat sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2.2.2 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem akuntansi dibuat bertujuan untuk menghasilkan


informasi. Informasi tersebut dapat berupa laporan keuangan untuk
keperluan manajerial dalam mengambil keputusan. Kebutuhan akan
informasi yang dapat digunakan untuk menentukan tindakan yang
harus diambil dalam sebuah keputusan. Sistem informasi menerima
input yang biasa disebut dengan nama transaksi suatu sistem, yang
kemudian diajukan atau dikirim melalui berbagai proses menjadi
output informasi yang akan didistribusikan kepada para pemakai
informasi yang akan mencatat dan mengolah data transaksi dan
menyajikan informasi kepad pihak-pihak yang berhak dan
berkepentingan untuk dibidang sistem informasi suatu perusahaan.
Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen antara lain:

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan


melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur–prosedur, baik manual maupun yang terotomatis, yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan
data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan
pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi
jaringan. Setiap tindakan yang perusahaan yang baik akan
mempunyai arah yang jelas. Sistem informasi akuntansi
penggajian dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila
melibatkan fungsi kepegawaian, fungsi keuangan dan fungsi
akuntansi. Menurut Mulyadi, catatan akuntansi yang digunakan
dalam pencatatan penggajian adalah sebagai berikut:

1. Jurnal umum

Dalam pencatatan gaji ini jurnal umum digunakan


untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja kedalam setiap
departemen dalam perusahaan.

2. Kartu harga pokok produk

Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja


langsung yang dikeluarkan untuk peranan tertentu.

3. Kartu biaya

Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga


kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi
setiap departemen dalam perusahaan. sumber informasi untuk
pencatatan dalam kartu biaya ini adalah bukti memorial.

4. Kartu penghasilan karyawan

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan


berbagai potongannya yang diterima oleh setiap karyawan.
Menurut Mulyadi, sistem penggajian terdiri dari jaringan
prosedur berikut ini:

1. Prosedur pencatatan waktu

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir


karyawan yang diselenggarakan oleh fungsi pencatat
waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu
masuk. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar
hadir biasa atau menggunakan kartu hadir yang diisi
secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat
waktu.

2. Prosedur pembuatan daftar gaji

Fungsi pembuat daftar gaji membuat daftar gaji


karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan
daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai
pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat,
pemberhentian karyawan, penurunan pangkat daftar gaji
bulan sebelumnya, dan daftar hadir.

3. Prosedur distribusi biaya gaji

Dalam distribusi biaya gaji, biaya tenaga kerja


didistribusikan kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaat tenaga kerja. Ini dimaksudkan untuk
pengendalian intern dan perhitungan harga pokok produk.

4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.

Biaya tenaga kerja didistribusikan kepada


departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga
kerja. Ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan
perhitungan harga pokok produksi.

5. Prosedur pembayaran gaji

Prosedur pembayaran gaji melibatkan fungsi


akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi
melibatkan perintah pengeluaran kas ke fungsi keuangan
agar ditulis cek dan fungsi keuangan mencairkan cek ke
bank untuk pembayaran gaji Sistem informasi akuntansi
gaji dan upah juga dirancang oleh perusahaan untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai gaji dan upah
karyawan sehingga mudah dipahami dan mudah
digunakan. Dan mengatasi adanya kesalahan dan
penyimpangan dalam perhitungan maupun pembayaran
gaji. Sistem informasi akuntansi penggajian dapat
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan.

3.1 Sistem Akuntansi Penggajian

3.1.1 Sistem Akuntansi

Menurut Marshall B. Romney (2006:2) ”Sistem adalah


rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapaisuatu tujuan”.
Menurut Zaki Baridwan (1996:4) “Sistem adalah sekelompok unsur
yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga berfungsi
bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Menurut Mulyadi
(2001:3),”sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan
laporan yang dikoordinasikan secara sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keunagan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahakan pengelolaan perusahaan. Sistem akuntansi juga
dapat diartikan sebagai kumpulan formulir, catatan, dan prosedur
yang digunakan untuk mengolah data dalam suatu usaha dimana
melalui pengolahan data tersebut dapat dihasilkan umpan balik
berupa laporan keuangan yang nantinya akan digunakan oleh
berbagai pihak yang berkepentingan.

Sistem akuntansi juga dapat didefinisikan sebagai jaringan


yang dapat menghasilkan informasi dimana informasi yang
dihasilkan nantinya akan digunakan untuk keperluan pengawasan,
operasi maupun dalam pengambilan keputusan bisnis. Sistem
akuntansi yang disusun umumnya berbeda-beda tiap perusahaan.
Perbedaan ini karena jenis usaha yang berbeda-beda dari masing-
masing perusahaan. Misal sistem akuntansi perusahaan manufaktur
tentunya berbeda dengan sistem akuntansi di perusahaan dagang
maupun jasa.

Beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan
prosedur yang dikoordinasikan sedemikian rupa dalam mengolah
data suatu perusahaan sehingga dihasilkan informasi yang berguna
bagi pihak yang berkepentingan.
3.3.2 Unsur Unsur Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi terdiri dari beberapa unsur yang bekerja sama


untuk menghasilkan informasi akuntansi. Adapun unsur-unsur sistem
akuntansi tersebut sebagai berikut:

a. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk


merekam terjadinya transaksi. Formulir ini juga disebut dengan
istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi
didalam perusahaan direkam atau didokumentasikan di atas secarik
kertas. Formulir sering disebut dengan istilah media, karena
formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi
dalam perusahaan. Dalam sistem akuntansi manual media yang
digunakan untuk merekam transaksi keuangan yang terjadi adalah
formulir yang terbuat dari kertas (paper form). Dalam sistem
akuntansi berbasis komputer media yang digunakan adalah
berbagai perangkat elektronik yang dapat memasukkan data ke
dalam komputer.

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama kali


digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas
data keuangan dan data lainnya. Sumber pencatatan dalam jurnal
adalah formulir, dalam jurnal data keuangan pertama kali
diklasifikasikan menurut penggolongan yang disajikan dalam
laopran keuangan. Dalam jurnal juga terdapat kegiatan peringkasan
data yang hasilnya kemudian diposting ke rekening yang
bersangkutan di buku besar.

c. Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan


untuk meringkas data keuangan yang telah dibuat. Rekening-
rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-
unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Rekening buku besar ini di satu sisi dapat dilihat sebagai wadah
untuk menggolongkan data keuangan, di sisi lain dapat dilihat
sumber informasi keuangan untukpenyajian laporan keuangan.
d. Buku Pembantu

Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu


yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening
tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu
merupakan catatan akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan
akuntansi lain sesudah data akuntansi yang diringkas dan
digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu.
Setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam buku tersebut,
proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan.

e. Laporan

Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan


yang dapat berupa laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas dan neraca juga catatan atas laporan keuangan.
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran dari sistem
akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetakan atau tayangan
pada layar monitor komputer.

3.3.3 Komponen Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah salah satu sistem informasi diantara


berbagai sistem informasi yang dipakai manajemen dalam mengelola
perusahaan. Setiap informasi terdiri atas blok-blok bangunan yang
membangun sistem tersebut. Seperti bangunan, sistem informasi
memiliki komponen utama yang membentuk struktur bangunan sistem
informasi. Komponen tersebut terdiri atas:

a. Blok Masukan (Input Block)

Masukan adalah data yang dimasukkan kedalam sistem


informasi beserta metode dan media yang digunakan untuk
menangkap dan memasukkan data tersebut ke dalam sistem.
Masukan terdiri atas transaksi, permintaan, pertanyaan, perintah
dan pesan. Umumnya masukan harus mengikuti aturan dan bentuk
tertentu mengenai isi, identifikasi, otorisasi, tata letak, dan
pengolahannya. Cara untuk memasukkan masukan ke dalam sistem
dapat berupa tulisan tangan, formulir kertas, pengenalan
karakteristik fisik seperti sidik jari, papan ketik dan lain-lain.

b. Blok Model (Model Block)

Blok model terdiri atas logico mathematical models yang


mengolah masukan dan data yang disimpan dengan berbagai
macam cara untuk memproduksi hasil yang dikehendaki atau
keluaran. Logico mathematical dapat mengkombinasi unsur-unsur
data untuk menyediakan jawaban atas suatu pertanyaan atau dapat
meringkas atau menggabungkan data menjadi laporan ringkas.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa


informasi yang bermutu dan dokumen untuk semua tingkat
manajemen dan semua pemakai informasi, baik pemakai internal
maupun pemakai luar organisasi. Keluaran suatu sistem merupakan
faktor utama yang menetukan blok-blok lain suatu sistem
informasi. Keluaran sistem akuntansi dapat berupa laporan
keuangan, faktur, surat order pembelian, cek, laporan pelaksanaan
anggaran, pesan, perintah, hasil keputusan, skenario dan lain-lain.

f. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi menangkap masukan, menjalankan model,


menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
menyampaikan keluaran, serta mengendalikan seluruh sistem.
Dalam sistem informasi berbasis komputer teknologi terdiri dari
tiga komponen; komputer dan penyimpan data di luar (auxiliary
storage), telekomunikasi, dan perangkat lunak (software).

g. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang


digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai informasi. Basis
data dapat diperlakukan dari dua sudut pandang, secara fisik dan
secara logis. Basis data secara fisik berupa media untuk
menyimpan data seperti buku besar, pita magnetik, dan cd. Basis
data secara fisik merupakan tempat sesungguhnya suatu data
disimpan. Namun yang lebih penting bukan dalam bentuk fisik apa
data disimpan untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai. Oleh
karena itu, basis data dapat dipandang dari sudut pandang logis
yang bersangkutan dengan berbagai struktur penyimpan data
sehingga menjami ketepatan, ketelitian, dan relevansi pengambilan
informasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

h. Blok Pengendalian (Control Block)

Semua sistem akuntansi harus dilindungi dari berbagai


bencana dan ancaman seperti bencana alam, api, kecurangan,
kegagalan sistem, kesalahan, penyadapan, ketidakefisienan dan
sabotase. Beberapa cara perlu dirancang untuk menjamin
perlindungan, integritas dan kelancaran jalannya sistem informasi
adalah:

1) Penggunaan sistem pengolahan catatan


2) Penerapan pengendalian akuntansi
3) Pembuatan rencana darurat dalam sistem informasi gagal
menjalankan fungsi
4) Penerapan prosedur seleksi karyawan
5) Pembuatan dokumentasi lengkap tentang sistem informasi yang
digunakan perusahaan
6) Pengembangan rencana induk sistem informasi
7) Perlindungan dari bencana api dan putusnya aliran listrik
8) Pembuatan sistem penunjang untuk mengantisipasi kegagalan
sistem informasi yang sekarang digunakan untuk pembuatan
tempat penyimpanan data di luar perusahaan sebagai cadangan
9) Pembuatan prosedur pengamanan serta pengendalian akses ke
dalam sistem informasi (Mulyadi, 2001:11-14).

4.1 Sistem Akuntansi Penggajian

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:118) “gaji merupakan balas


jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta
mempunyai jaminan yang pasti”. Tujuan pemberian gaji (balas jasa)
adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif,
motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan
pemerintah. Program balas jasa harus ditetapkan atas asas adil dan layak
serta dengan memperhatikan undang-undang ketenagakerjaan yang
berlaku. Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian yang sebaik-
baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan merangsang gairah dan
kepuasan kerja karyawan.

Menurut Mulyadi : “Sistem akuntansi penggajian dirancang untuk


menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan
pembayarannya. Sistem ini terdiri dari jaringan prosedur antara lain
prosedur pencatatan waktu hadir dan kerja, pembuatan daftar gaji,
pembayaran gaji dan distribusi biaya gaji.

Dalam menjalankan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,


tenaga kerja atau karyawan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kesuksesan dalam menjalankan aktivitas tersebut. Tenaga
kerja yang telah berkontribusi terhadap kegiatan perusahaan diberikan
penghargaan yang disebut dengan gaji. Gaji sangat penting bagi
karyawan karena dapat memberikan pengaruh terhadap kepuasan
karyawan sehingga dapat memotivasi dan merangsang karyawan bekerja
lebih giat.

Gaji merupakan suatu bentuk balas jasa ataupun penghargaan


yang diberikan secara teratur kepada seorang atas jasa dan hasil kerjanya.
Gaji sering juga disebut sebagai upah, dimana keduanya merupakan
suatu bentuk kompensasi. Pemberian gaji karyawan baik secara langsung
atau tidak didasarkan dan dibatasi oleh produktivitas dan keahlian
sumber daya manusianya serta tingkat jabatan karyawan. Karena gaji
merupakan unsur yang sangat penting bagi perusahaan, maka diperlukan
suatu sistem yang dapat mengelola gaji secara baik.

Sistem penggajian merupakan suatu jaringan prosedur yang


dibuat secara terpadu untuk menghasilkan informasi mengenai gaji
pegawai secara akurat dan memadai sehingga informasi tersebut dapat
berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan. Sistem penggajian yang
baik merupakan sistem yang mampu memotivasi karyawannya untuk
bekerja lebih baik lagi guna untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sistem informasi akuntansi penggajian dan upah juga dirancang


oleh perusahaan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai gaji
dan upah karyawan sehingga mudah dipahami dan mudah digunakan.
Dan mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan
maupun pembayaran gaji. Sistem informasi akuntansi penggajian dapat
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk merencanakan dan
mengendalikan operasi perusahaan. Menurut Mulyadi, juga menjelaskan
bahwa unsur-unsur pokok pengendalian intern dalam sistem akuntansi
penggajian adalah sebagai berikut:

1. Organisasi
a. Fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari keuangan.
b. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi.

2. Sistem Otorisasi
a. Setiap orang namanya tercantum dalam daftar gaji harus memiliki
surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang
ditandatangani oleh direktur utama.
b. Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat,
perubahan tarif gaji, tambahan keluarga harus didasarkan pada
keputusan direktur keuangan.
c. Setiap potongan atas gaji karyawan selain dari pajak penghasilan
karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji yang
diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.
d. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.
e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen
karyawan yang bersangkutan.
f. Daftar gaji harus diotorisasi oleh fungsi personalia
g. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh
fungsi akuntansi.

3. Prosedur Pencatatan
a. Perubahan dalam catatan penghasilan kartu karyawan
direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan.
b. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam diverifikasi
ketelitiannya oleh fungsi akuntansi.

4. Praktik yang sehat


a. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja
sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi
biaya tenaga kerja langsung.
b. Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatat waktu harus
diawasi oleh fungsi pencatat waktu.
c. Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian
perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan
pembayaran.
d. Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan
catatan penghasilan karyawan.
e. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat
daftar gaji

Uraian sistem penggajian yang merupakan sistem pembayaran


jasa yang diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai manajer
atau kepada karyawan yang gajinya dibayarkan bulanan, tidak
tergantung dari jumlah jam atau hari kerja atau jumlah produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu, dalam sistem penggajian ini tidak
diperlukan pencatatan waktu kerja, karena biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh perusahaan tidak perlu dibebankan langsung kepada
produk. Dalam sistem penggajian berikut ini, tanda terima gaji oleh
karyawan dibuktikan dengan penandatangan oleh karyawan atas kartu
penghasilan karyawan, sehingga setiap karyawan hanya dapat melihat
gajinya masing-masing. Informasi gaji merupakan informasi pribadi,
yang bersifat rahasia bagi karyawan lain.
BAB III

METEDO PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Rumah sakit swasta kota pamekasan, Jl.


Mandilaras No. 74, RW. 08, Barurampat kota pada Mei 2020.

4.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan


melakukan wawancara dan dokumentasi terhadap sistem akuntansi
penggajian yang ada pada Rumah Sakit Swasta Kota Pamekasan untuk
memberikan gambaran yang lengkap mengenai prosedur penggajian yang
ada. Penelitian ini berusaha melihat situasi yang ada, yang selanjutnya
dianalisis dan disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.

4.3 Jenis Data

Jenis data yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari


obyeknya. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil survey
wawancara dengan petugas bagian keuangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,


baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian, dan sifatnya melengkapi atau mendukung data primer.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data yang digunakan dalam kajian ini antara lain :

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu usaha yang di lakukan dalam kajian


untuk mengumpulkan data dengan cara menggunakan dokumen yang
tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang di
harapkan. Metode Dokumentasi ini di gunakan untuk mengumpulkan data
tentang penggajian karyawan yang diterapkan pada Rumah Sakit Kota
Pamekasan.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dimana peneliti mengajukan


pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada informan untuk
memperoleh informasi yang di harapkan. Teknik wawancara ini di
gunakan untuk melengkapi data tentang unsur-unsur yang terkait dalam
sistem penggajian karyawan pada Rumah Sakit Swasta dikota Pamekasan
(Larasati). Pihak yang diwawancarai adalah Dr. Indri Widayanti, M.Mkes
selaku Staff keuangan di Rumah sakit swasta dikota pamekasan
(Larasati). Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui Sistem Informasi
Akuntansi yang digunakan oleh Rumah Sakit Swasta dikota Pamekasan
(Larasati).
BAB VI

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah perusahaan

Rumah Sakit Larasati beroperasi sejak tanggal 02 September


2002. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit swasta pertama di
Pamekasan yang didirikan dibawah Yayasan Anggoro Kasih
dengan Akte Notaris No. C-3 HT.03.01. Th. 1990. Rumah sakit ini
ikut berkiprah dalam pembangunan kesehatan terutama dalam
pelayanan kesehatan dan pengobatan serta memperluas lapangan
pekerjaan dibidang kesehatan. Rumah Sakit Larasati beroperasi
dengan ijin operasional No. 440/35/432.412/2015 Tentang
pemberian izin operasional.

Pada awal berdiri, RS Larasati hanya memiliki 20 tempat


tidur untuk perawatan pasien. Saat ini RS New Larasati memiliki
92 tempat tidur untuk perawatan dengan total seluruh karyawan
sebanyak 210 karyawan yang terdiri dari medis (52), keperawatan
(32), kebidanan (56), kefarmasian (6), gizi (2), teknik biomidika
(8), struktural (10), dukungan manajemen (62). Tempat tidur
penunggu pasien di ruang VIP (very important person) terdapat
kasur tingkat yang bisa dipakai dua orang.

Sebelum berubah menjadi rumah sakit, semula Yayasan


Anggoro Kasih hanya mendirikan praktik dokter bersama, apotek,
dan laboratorium. Tingginya kebutuhan masyarakat akan
perawatan kesehatan yang memadai membuat yayasan ini
mengembangkan praktik dokter bersama tadi menjadi rumah sakit.

Konsep RS Larasati adalah konsep boutique hospital.


Konsep ini memadukan kenyamanan dan keasrian lingkungan
rumah sakit. Namun, prinsip penanganan pasien dengan cara dan
peralatan modern tetap menjadi keunggulan utama rumah sakit ini.
RS Larasati memberikan kualitas pelayanan prima untuk
kesembuhan dan kepuasan pasien serta keluarganya. Di samping
itu faktor kemanusiaan, ketakwaan, kejujuran, ketulusan, dan
keramahan akan menjadi nilai utama yang menandai ciri khas
rumah sakit ini.

4.1.2 Personalia

Dalam suatu perusahaan personalia memiliki peran penting


yaitu mengatur sumber daya manusia yang ada di perusahaan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan personalia yaitu:

a. Tenaga kerja

Jumlah keseluruhan karyawan Rumah Sakit Swasta dikota


Pamekasan (Larasati) sebanyak 210 karyawan yang terdiri dari
medis (52), keperawatan (32), kebidanan (56), kefarmasian (6),
gizi (2), teknik biomidika (8), struktural (10), dukungan
manajemen (62).

b. Metode kerja

Dalam melakukan kegiatan operasi sehari-hari rumah sakit


larasati membagi karyawannya menjadi 3 shift :

Shift 1 = Mulai 06:30-14:30


Shift 2 = Mulai 14:30-22:30
Shift 3 = Mulai 22:30-06:30

Keterangan :
Masing-masing shift ini berjalan dengan urutan I,II,III begitu
seterusnya. Untuk setiap shift diberi waktu istirahat setangah
jam dan makan minum yang disediakan oleh rumah sakit. Pada
setiap tiga bulan sekali diadakan penggantian jam kerja
masing-masing shift. Misalkan shift I yang semula bekerja pagi
maka diganti malam begitu seterusnya

4.2 Hasil Penelitian

 Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian pada Rumah


Sakit Swasta dikota Pamekasan (Larasati)

 Fungsi-fungsi dalam Sistem Akuntansi Penggajian pada Rumah Sakit


Swasta dikota Pamekasan (Larasati) meliputi:
a. Fungsi Pencatat Presensi Karyawan

Fungsi ini bertugas mencatat kehadiran karyawan pada saat jam kerja.
Fungsi ini hanya melibatkan alat presensi yang sudah menggunakan
sensor sidik jari sehingga tidak perlu ada pengawas yang bertugas
mengawasi karyawan yang datang terlambat.

b. Fungsi Pembuat Daftar Rekap Presensi

Fungsi ini bertujuan membuat rekap daftar presensi karyawan yang


berisi informasi jumlah kehadiran, keterlambatan dan ketidakhadiran
karyawan yang nantinya digunakan sebagai dasar pembuatan daftar
gaji bulanan. Fungsi ini menjadi tanggung jawab personalia.

c. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Rekap Daftar Gaji

Fungsi pembuat daftar gaji bertujuan membuat daftar gaji kayawan


yang memiliki tanggung jawab menghitung jumlah penghasilan
karyawan berdasarkan jabatan, daftar presensi dan potongan yang
mungkin terjadi. Fungsi ini menjadi tanggung jawab bagian keuangan.

d. Fungsi Akuntansi dan Keuangan

Fungsi ini memiliki tugas mencatat transaksi yang berkaitan dengan


pembayaran gaji karyawan dan juga bertugas membayarkan gaji
karyawan tiap bulannya dengan membuat surat perintah transfer
sebagai dasar pengeluaran uang dari bank ke rekening masing masing
karyawan. Fungsi ini menjadi tanggung jawab bagian keuangan.

 Prosedur Penggajian yang digunakan pada Rumah Sakit Swasta dikota


Pamekasan (Larasati)

a. Prosedur Presensi Karyawan

Prosedur ini memiliki tujuan mencatat waktu dan kehadiran karyawan


dalam satu bulan. Pada Rumah Sakit Swasta dikota Pamekasan
(Larasati) sistem yang dipakai sudah elektronik yaitu dengan
menggunakan sensor sidik jari. Dalam prosedur ini yang terlibat adalah
karyawan yang melakukan presensi dan alat yang digunakan presensi
yang dilengkapi dengan sensor pemindai sidik jari.
b. Prosedur Pembuatan Daftar Rekap Presensi

Prosedur ini dilakukan untuk membuat daftar rekap presensi. Daftar


rekap presensi akan digunakan untuk menghitung jumlah jam kerja
dan potongan akibat ketidakhadiran karyawan. Dalam prosedur ini
yang terlibat adalah bagian personalia.

c. Prosedur Pembuatan Daftar Gaji dan Rekap Daftar Gaji

Prosedur ini dilakukan untuk membuat daftar gaji karyawan secara


bulanan. Daftar gaji dibuat berdasarkan daftar rekap presensi
karyawan. Daftar gaji kemudian dibuat rekap daftar gaji. Prosedur ini
melibatkan bagian keuangan.

d. Prosedur Pembuatan Surat Perintah Transfer

Prosedur ini digunakan untuk membuat surat perintah transfer yang


ditujukan kepadan bank sebagai dasar untuk melakukan pembayaran
gaji. Prosedur ini melibatkan bagian keuangan.

e. Prosedur Pembayaran Gaji

Prosedur ini bertujuan untuk membayarkan gaji yang telah menjadi


hak karyawan setiap bulannya yang dibayarkan melalui rekening bank
yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Prosedur ini melibatkan
karyawan sebagai pihak yang menerima gaji dan bank sebagai tempat
karyawan mengambil gaji.

f. Prosedur Pembuatan Rekapitulasi Pembayaran

Prosedur ini bertujuan membuat rekapitulasi pembayaran gaji yang


dibuat berdasarkan bukti transfer yang dikeluarkan oleh bank.
Prosedur ini melibatkan bagian keuangan.

g. Prosedur Pencatatan Biaya Gaji

Prosedur ini dilakukan untuk mencatat biaya gaji ke dalam jurnal dan
buku besar yang dibuat berdasarkan rekap daftar gaji yang telah
dibuat. Prosedur ini melibatkan bagian keuangan.
 Dokumen dan Catatan yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi
Penggajian pada Rumah Sakit Swasta dikota Pamekasan (Larasati)

a. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penggajian pada


Rumah Sakit Swastadikota Pamekasan (Larasati) adalah:

1) Rekap Presensi

Dokumen ini berisi data kehadiran dan ketepatan waktu karyawan.

2) Daftar Gaji Karyawan

Dokumen ini berisi jumlah gaji pokok yang diterima oleh


karyawan setiap bulannya ditambah dengan honor lembur atau
dikurangi dengan pajak PPh pasal 21, iuran jaminan sosial serta
potongan ketidakhadiran bila ada.

3) Rekap Daftar Gaji Karyawan

Dokumen ini merupakan ringkasan dari daftar gaji karyawan yang


disusun urut sesuai abjad.

4) Surat Perintah Transfer

Dokumen ini merupakan surat perintah ke pada bank untuk


mentransfer uang (gaji) ke rekening milik karyawan.

5) Bukti Transfer

Dokumen ini berisi bukti transfer pembayaran gaji ke rekening


karyawan.

6) Rekapitulasi Pembayaran gaji

Dokumen ini digunakan untuk meringkas bukti transfer dan berisi


rekapitulasi pembayaran gaji ke karyawan yang disusun urut sesuai
abjad.
b. Catatan yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penggajian pada
Rumah Sakit Swasta dikota Pamekasan (Larasati)

Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem Akuntansi


Penggajian Pada Rumah Sakit Swasta dikota Pamekasan (Larasati)
adalah:

1) Jurnal

Jurnal digunakan untuk mencatat biaya gaji karyawan per bulan


yang digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan. Jurnal
yang digunakan berupa jurnal umum dan jurnal pengeluaran kas.

2) Buku Besar

Buku besar digunakan untuk mengklasifikasikan dan meringkas


rekening yang berkaitan dengan biaya gaji selain itu digunakan
untuk melakukan penyesuaian biaya gaji.

4.3 Pembahasan

1. Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penggajian pada Rumah Sakit


Swasta dikota Pamekasan (Larasati)

Analisis sistem penggajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana


sistem yang telah diterapkan oleh Rumah Sakit Larsati apakah terdapat
masalah atau tidak. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan bila
terdapat kesalahan. Analisis yang digunakan adalah analisis PIECES.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dari sistem yang telah
diterapkan. Adapun sistem analisis PIECES terdiri atas:

a. Analisis kinerja (Perfomance)

Analisis kinerja sistem penggajian pada perusahaan adalah


kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan perhitungan besarnya
gaji karyawan dengan cepat sehingga tujuan dari sistem penggajian
segera terpenuhi. Kinerja dalam hal ini diukur dari ketepatan dalam
menghitung besarnya gaji dan waktu yang diperlukan dalam
menghitung besarnya gaji karyawan. Pada Rumah Sakit Larasati
penggunaan sistem akuntansi penggajian dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Penggunaan presensi telah menggunakan alat yang dilengkapi
sensor sidik jari karyawan. Cara ini mempermudah bagian
personalia dalam menghitung jumlah presensi karena secara
langsung data presensi serta potongan akibat keterlambatan
ataupun ketidakhadiran secara otomatis tercatat dalam komputer.
2) Pemberian gaji yang didasarkan pada jumlah presensi membuat
bagian keuangan harus benar-benar memperhatikan keakuratan
presensi. Bagian keuangan harus melakukan perhitungan jumlah
presensi dalam satu bulan sekaligus melakukan perhitungan gaji.
Dengan media presensi yang telah memadai, maka proses presensi
dan gaji tidak perlu memakan waktu yang lama. Hal tersebut
disebabkan data presensi berupa data elektronik sehingga secara
otomatis masuk ke dalam program penggajian yang dilengkapi
dengan data keterlambatan dan ketidakhadiran karyawan, sehingga
bagian keuangan tidak perlu menghitung secara manual.
3) Dokumen-dokumen yang digunakan untuk proses penggajian
sebagian besar telah disimpan di dalam komputer sehingga
mempercepat proses perhitungan gaji.

b. Analisis Informasi (Information)

Aspek informasi dalam sistem penggajian menjadi perhatian


utama perusahaan karena informasi memiliki peran yang cukup vital.
Pada sistem penggajian manual informasi yang ada bersifat statis dan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuatnya. Informasi
yang selalu ada dan selalu diperbaharui serta disimpan dengan baik
dapat membuat manajer perusahaan dapat segera memutuskan suatu
kebijakan dengan cepat. Sistem penggajian yang diterapkan Rumah
Sakit Larasati telah terkomputerisasi sehingga rekap data seperti
absensi atau daftar gaji yang diperlukan dalam proses penggajian
sudah tersedia sehingga proses pengambilan keputusan berkaitan
dengan penggajian dapat dilakukan secara cepat dan akurat.

c. Analisis Ekonomi (Economy)

Penilaian penghematan dan keuntungan akan didapatkan dari


sistem yang telah terkomputerisasi. Sistem yang telah terkomputerisasi
akan memberikan penghematan dari sisi operasional dan
meningkatkan pengendalian dalam presensi sehingga tidak akan ada
manipulasi atau kecurangan presensi yang mengakibatkan pembayaran
gaji yang tidak seharusnya dan dapat menekan kesalahan dalam
perhitungan gaji. Penghematan diperoleh melalui pembayaran gaji
sesuai data presensi jaryawan yang ada di perusahaan sedangkan
keuntungan diperoleh dari peningkatan pengendalian dan nilai
informasi yang dihasilkan sistem yang telah terkomputerisasi. Pada
sistem penggajian yang diterapkan Rumah Sakit Larasati dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1) Tidak terdapat manipulasi presensi karena penggunaan sensor sidik


jari hanya dapat dilakukan oleh karyawan itu sendiri. Dalam hal ini
perusahaan tidak akan dirugikan dalam pemberian gaji karena
karyawan yang terlambat atau tidak masuk kerja akan mendapat
potongan gaji.
2) Tidak akan pernah terjadi lagi kesalahan dalam perhitungan gaji
yang mengakibatkan perusahaan harus membayar gaji yang tidak
seharusnya dibayarkan.

d. Analisis Keamanan (Control)

Sistem keamanan dalam sistem akuntansi penggajian yang


digunakan harus dapat mengamankan data dari segala risiko seperti
kerusakan ataupun kehilangan. Sistem penggajian yang diterapkan
Rumah Sakit Larasati telah menggunakan penyimpanan data secara
terkomputerisasi sehingga risiko kehilangan atau kerusakan data dapat
diminimalisir karena telah di backup di komputer.

e. Analisis Efisiensi (Eficiency)

Untuk meminimalkan pemborosan sumber daya yang ada pada


perusahaan perlu dilakukan efisiensi. Efisiensi dari suatu sistem
adalah pemakaian secara maksimal sumber daya yang ada meliputi
manusia, waktu, uang, peralatan dan ruang serta keahlian. Sistem
akuntansi penggajian yang diterapkan Rumah Sakit Larasati sudah
tergolong efisien dalam perhitungan gaji karyawan yaitu bagian
keuangan tidak harus melakukan pengecekan presensi secara manual
terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan gaji karena seluruh
data presensi yang digunakan telah secara otomatis didapat dari sistem
terkomputerisasi.

f. Analisis Pelayanan (Services)

Penggunaan sistem akuntansi penggajian di dalam suatu


perusahaan disebabkan untuk memberikan peningkatan pelayanan
yang lebih baik untuk karyawan. Peningkatan pelayanan bertujuan
untuk meningkatkan kepuasan karyawan maupun manajemen
perusahaan. Pelayanan penggajian kepada karyawan Rumah Sakit
Larasati memakan waktu yang relatif cukup singkat dan cepat karena
proses penggajian sudah terkomputerisasi sehingga proses perhitungan
gaji tidak perlu memakan waktu yang lama dan tidak ada
keterlambatan dalam pembayarannya.

2. Faktor faktor yang mempengaruhi penggajian

Pelaksanaan pemberian gaji yang dilakukan pada Rumah Sakit


Larasati terhadap para karyawan, sebaiknya mampu memberikan
dorongan dan motivasi, sehingga akan berdampak baik terhadap
peningkatan prestasi kerja karyawan tersebut.

Merupakan hal yang sangat utama bagi suatu perusahaan agar


dapat mencapai tujuannya maka perusahaan tersebut diharapkan dapat
memberikan gaji yang baik, dan dengan gaji yang baik maka karyawan
perusahaan akan merasa puas karena dapat memenuhi segala kebutuhan
dan keperluan yang paling utama adalah dapat meningkatkan tarap hidup
karyawan perusahaan.

Pencapaian hal-hal tersebut tentunya perusahaan harus


memperhatikan aspek-aspek yang ada, misalnya besar kecilnya pemberian
gaji dipengaruhi oleh kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada saat ini.
Pemberian gaji yang dilakukan Rumah Sakit Larasati belum berdasarkan
permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga karyawan yang sesuai
dengan syarat-syarat tertentu dan sesuai dengan permintaan perusahaan
akan menuntut perusahaan agar memberikan gaji yang tinggi.

Pemberian gaji dipengaruhi pula oleh peraturan pemerintah dan


serikat kerja, pemberian gaji pada Rumah Sakit Larasati belum
sepenuhnya disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan serikat kerja,
sehingga gaji belum mencukupi kebutuhan pokok para karyawannya.

Besar kecilnya gaji dipengaruhi pula oleh tarip upah yang sedang
berlaku pada saat ini, misalnya perbandingan dengan perusahaan lain dan
upah minimum daerah. Selama ini perusahaan belum pernah melakukan
perbandingan gaji dengan perusahaan lain. Agar perusahaan tidak
mengalami permasalahan-permasalahan yang akan mengakibatkan
kesulitan dalam menarik dan mempertahankan karyawan yang cakap,
maka perusahaan diharuskan melakukan perbandingan dengan perusahaan
lain, sehingga akan berdampak baik pada perusahaan.

Besar kecilnya gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, misalnya dapat


memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kemampuan daya beli
karyawan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada Rumah Sakit
Larasati, bahwa gaji yang diberikan perusahaan belum sepenuhnya dapat
memenuhi kebutuhan pokok para karyawan perusahaan. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada Rumah Sakit Larasati, bahwa gaji
yang diberikan perusahaan belum dapat meningkatkan kemampuan daya
beli karyawan terhadap barang dan jasa.

Kemampuan majikan untuk membayar akan berpengaruh pula


terhadap besar kecilnya gaji yang akan diberikan perusahaan misalnya,
kondisi ekonomi yang belum stabil sangatlah berpengaruh terhadap
perkembangan perusahaan. Maka perusahaan harus mampu
mempertahankan karyawannya agar tidak berusaha untuk mencari
perusahaan lain yang gajinya lebih tinggi. Jadi apabila Rumah Sakit
Larasati ingin mempertahankan karyawan yang ada maka di dalam
pemberian gajinya harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi yang ada.

Kekuasaan perundingan bersama dalam menentukan besarnya tarip


gaji yang diberikan, merupakan hal yang sangat penting dan mempunyai
dampak baik bagi perusahaan, karena jumlah gaji yang diberikan telah
disepakati antara pihak perusahaan dan karyawan. Hal tersebut belum
dilakukan pada Rumah Sakit Larasati, sehingga perusahaan harus
berusaha untuk melakukan perundingan tersebut sehingga akan
membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Nilai relatip jabatan dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi


besar kecilnya gaji yang akan diterima seorang karyawan perusahaan,
dalam hal ini jabatan pekerjaan dan kondisi kerja. Jabatan pekerjaan
merupakan suatu bentuk tanggung jawab yang diberikan perusahaan
kapada karyawannya dan tanggung jawab tersebut disesuaikan dengan
latar belakang pendidikan, keahlian dan kemampuan yang dimilliki.
Kondisi kerja merupakan penempatan suatu bagian pekerjaan yang
dilandasi oleh keterampilan, kecakapan dan keahlian yang dimiliki.
Tingkat kesulitan pekerjaan yang ada dilapangan akan lebih sulit
dibandingkan dengan pekerjaan yang ada didalam ruangan, apalagi dilihat
dari segi keamanan dan keselamatan para pekerja.

Kondisi kerja yang dihadapi dan tingkat jabatan dalam pekerjaan


akan mempengaruhi tingkat gaji yang akan diberikan perusahaan. Kondisi
kerja yang memiliki resiko keamanan dan keselamatan karyawan yang
rendah harus diimbangi oleh pemberian jaminan atau pemberian gaji yang
yang lebih tinggi di banding karyawan yang bekerja tanpa memiliki resiko
kamanan dan keselamatan kerja yang tinggi.
Tingkat jabatan dalam pekerjaan akan mempengaruhi tingakat gaji
yang akan diberikan perusahaan. Agar karyawan yang menempati jabatan
tertentu dapat bekerja dengan baik sesuai dengan jabatan pekerjaannya,
maka gaji harus disesuaikan dengan tingkat jabatan.

Maka Rumah Sakit Larasati, yang selama ini belum melakukan hal
tersebut, dituntut agar dapat melakukan penyesuaian pemberian gaji
sesuai dengan kedua hal tersebut. Pemberian gaji yang disesuaikan
dengan jenis pekerjaan dan tingkat jabatan akan berdampak baik bagi
peningkatan prestasi kerja karyawan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki.(1996).Sistem Akuntansi.Yogyakarta.BPFE

Faishol, A.(2017).Analisis Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Penggajian


Karyawan Pada Cv. Gunung Dono Putro.Jurnal Penelitian Ekonomi dan
Akuntansi.Vol II (1):281-293

Mahyarni, Mahyarni.(2013).Theory Of Reasoned Action dan Theory Of Planned


Behavior (sebuah Kajian Historis Tentang Perilaku).Jurnal El-Riyasah, Vol. 4
(1):13-23

Malayu S.P. Hasibuan.(2005).Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta.Bumi


Aksara

Marshall B. Romney.(2006).Sistem Informasi Akuntansi.Jakarta.Salemba Empat

Mulyadi.(2001).Sistem Akuntansi.Jakarta.Salemba Empat

Siehoyono, L.(2006). Am I satisfied?: Analysing the influence of employee


backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in economics
faculty of Petra christian university, Surabaya.Proposal penelitian internal.
Surabaya: Program Management Perhotelan

Yurmaini, Ashari K.(2019).Analisis Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi


Penggajian Karyawan Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Al-Washliyah
Medan.Jurnal Ekonomi Islam, Vol. IV (2):414 - 435

Anda mungkin juga menyukai