Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Saat ini Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer rumah sakit
(SIMRS) merupakan sarana pendukung yang sangat penting, bahkan bisa
dikatakan mutlak untuk mendukung pengelolaan operasional rumah sakit
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2020). Seperti yang sudah
disebutkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82
tahun 2013, pada pasal 2 bahwa Pengaturan SIMRS bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalitas, kinerja, serta akses dan
pelayanan rumah sakit. Pada pasal selanjutnya yaitu pasal 3 ayat 1 menegaskan
bahwa setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS. Dari uraian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pentingnya penerapan SIMRS dalam
mendukung kinerja rumah sakit secara keseluruhan (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia 2013).
Tersusunnya suatu sistem dengan baik tentu tidak hanya dari sistem yang
terbentuk atau tehnologi yang dikembangkan untuk menaikkan kualitas. Tanpa
dilengkapi dengan sumber daya manusia yang mau berkomitmen kepada
pelaksanaan sistem tersebut, tentu implementasi sistem tidak akan berjalan
dengan baik (Biomass 2019). Salah satu upaya agar sistem informasi yang baik
bisa berjalan dengan maksimal harus dengan menerapkan budaya organisasi
yang mendukung dan menunjang. Keuntungan dari adanya Sistem Informasi
yang diciptakan dapat meningkatkan kualitas perusahaan bukan sekedar
meningkatkan biaya tanpa memberi benefit yang sesuai. Namun dari beberapa
perawat ada yang mempermaslahkan terkait penambahan sistem ini,
dikarenakan selain menambah beban kerja juga mengganggu kualitas kinerja
perawat. Dengan penambahan beban kerja penginputan ini membuat banyaknya
karyawan mengeluh terkait dengan banyakanya tindakan asuhan keperawatan
yang harus diselesaikan, namun masih melakukan penginputan juga.
Menurut penelitian Haryono, bahwa beban kerja mempunyai hubungan
yang signifikan dengan kelelahan kerja. Apabila beban kerja berlebih akan

1
2

berpengaruh dengan kinerjanya, dimana hal ini berkaitan dengan tingkat


kelelahan atau kejenuhan seseorang. Hal ini akan berdampak pada penurunan
kualitas pelayanan. Teori tersebut senada dengan hasil wawancara mendalam
kepada salah satu informan dan hasil observasi penelitian bahwa ketika beban
kerja tinggi maka terjadi penurunan kualitas pelayanan (Ningsih 2013). Perawat
sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang peranan penting
dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan
pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien. Kinerja perawat adalah
aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik–baiknya suatu
wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan
tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Kinerja
perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahaan.
Beban kerja adalah yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketegangan
dalam diri seseorang sehingga menimbulkan stress. Dampak negatif dari
meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan timbul emosi perawat yang
tidak sesuai dengan harapan pasien. Beban kerja yang berlebihan ini sangat
berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kesehatan dan tentu saja
berpengaruh terhadap produktifitas perawat. Perawat merasakan, bahwa jumlah
perawat yang ada tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus
diselesaikan (Maharani 2019). Kinerja perawat sangat berkaitan erat dengan
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Analisa beban kerja perawat
dapat dilihat dari aspek-aspek seperti tugas-tugas yang dijalankan berdasarkan
fungsi utama dan tugas tambahan yang dikerjakan, jumlah pasien yang harus
dirawat, kapasitas kerjanya, sesuai pendidikan yang diperoleh, waktu kerja yang
digunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang
berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu
perawat penyelesaikan pekerjaan dengan baik.2 Beban kerja yang terlalu berat
akan mengganggu kemampuan mental atau fisik seseorang sehingga kinerja
atau pelayanan yang diberikan kurang optimal (Dwiyana, Sastria, 2021).
Penelitian yang dilakukan oleh rusdianti, 2022 dengan judul implementasi
SIMR dengan beban kerja dan kinerja perawat didapatkan Hasil analisis
3

hubungan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


(SIMRS) dengan beban kerja perawat RS Salak tahun 2021 adalahp-
value0,013 < 0,05 dan hubungan Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) dengan kinerja perawat RS Salak tahun 2021
adalahp-value,004 < 0,05 (Wiwin Rusdiyanti, Ruliani, and Herliani 2022).
Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes bekerja sama dengan WHO (World
Health Organization) tahun 2004 yang meneliti beberapa provinsi di Indonesia
yang terdiri dari provinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara,
Jawa Barat dan DKI Jakarta didapatkan hasil bahwa selama 3 tahun terakhir
sebanyak 70,9% perawat tidak pernah mengikuti pelatihan (Nurhidayah 2018).
Kinerja perawat di Indonesia masih rendah. Penelitian Maimun, 2016 dirumah
sakit Bhayangkara Pekanbaru melaporkan kinerja perawat rendah sebesar 53,4
%. Penelitian Hidayat Rahmat (2016) di rumah sakit Surabaya juga
memperlihatkan kinerja perawat yang rendah sebesar 50%. Sementara
penelitian yang dilakukan oleh Maulani, 2015 di RSUD H. Hanafie Muara
Bungo Jambi juga memperlihatkan kinerja perawat dalam kategori kurang baik
sebesar 47,6 % (SARASTI 2015).
Pada beberapa penelitian diatas menunjukkan judul yang sama, namun
berbeda tempat dan sisitem manajemen Rumah Sakit yang digunakan, pada
penelitian ini ingin melakukan penilaian beban kerja perawat dan kinerja
perawat guna untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan Rumah Sakit.
Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang mengadakan pelayanan
kesehatan secara sempurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat (Rahmadani 2016). Dukungan organisasi dalam
mengakomodir kebutuhan pegawai pun diperlukan agar pegawai merasa
organisasi tempat ia bekerja peduli terhadap apa yang dibutuhkan olehnya,
sehingga pegawai akan merasa nyaman dalam bekerja (Muntari et al. 2020).
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah sistem komputer
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan
kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
4

Rumah sakit Bina Husada Cibinong Bogor terdiri dari 14 ruangan, dengan
jumlah perawat pelaksana dan kepala ruangan sebanyak 138 perawat. Dari 14
ruangan ini sudah diterapkan menggunakan Sistem Informasi Manajemen pada
saat melakukan tindakan penginputan resep dan biling rumah sakit. Dua
ruangan IGD dan Poliklinik juga sudah diterapkan sistem dokter melakukan
asesment tindakan pasien dengan menggunakan SIMRS. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan pada 10 orang perawat didapatkan 3 orang perawat
mengatakan dalam penerapan SIMRS terkadang ada kendala, pada kondisi
pasien banyak dan harus dilakukan tindakan segera, secara otomatis
penginputan data melalui SIMRS sering terlewat dan menumpuk. 4 orang
perawat mengatakan masih kurang paham dalam cara pengisian SIMRS ini
sehingga harus menunggu perawat yang terbiasa mengisi ini. Sedangkan pada
3 orang perawat lainnya mengatakan lebih gampang dengan penerapan SIMRS
ini semua kegiatan jadi terinput dengan rapi, namun terkadang terhambat
dengan sinyal yang tidak mendukung, sehingga pekerjaan yang seharusnya
selesai dengan cepat jadi terhambat.
Dari latar belakang kejadian dan fenomena-fenomena yang di dapat daqn
belum ada yang meneliti judul yang sama sehingga menarik minat peneliti
untuk melakukan penelitian ini dengan judul ‘’Hubungan Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dengan Beban Kerja dan Kinerja
Perawat RS Bina Husada Tahun 2022’’.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkann latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui : Hubungan
Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dengan
Beban Kerja dan Kinerja Perawat RS Bina Husada Tahun 2022.

1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan
implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
dengan beban kerja dan kinerja perawat RS Bina Husada Tahun 2022
5

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Diketahuinya gambaran karakteristik responden berdasarkan data
demografi diantaranya : usia, pendidikan dan suku perawat di RS
Bina Husada Tahun 2022.
2. Diketahuinya hubungan implementasi Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) dengan beban kerja dan kinerja perawat RS
Bina Husada Tahun 2022

1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Instansi RS Bina Husada
Menjadikan bahan evaluasi bagi pihak pelayanan RS Bina Husada guna
untuk sering memberikan pelatihan dan reward kepada perawat yang
berprestasi dalam penginputan.
1.4.2. Bagi Institusi Universitas Nasional
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada pihak
departemen atau ini program studi keperawatan untuk mengajarkan
mahasiswa tentang cara mengimplementasikan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pihak terkait tentang
pentingnya penggunaan aplikasi SIMRS.

Anda mungkin juga menyukai