Anda di halaman 1dari 40

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN DOKUMEN PADA ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah system informasi keperawatan


dosen pembimbing: Haris Hidayat, S. T, M. Kom.

Disusun oleh :

Alma Triana (032016038)

Nden Ayu Pratiwi (032016040)

Agia Permata Sari (032016058)

Alya Nurhaliza (032016059)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bearjudul “Sistem
Informasi Manajemen dan Dokumen Pada Asuhan Keperawatan Keluarga”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah system informasi keperawatan STIKes ‘Aisyiyah Bandung.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang dimiliki.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulis ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada


pihak-pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen
yang telah memberikan tugas dan petunjuk materi kepada kami, sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini.

Bandung, 4 Mei 2019

Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia pada era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai
kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka
masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Namun
kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung
dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi
ketersediaan dokumentasi yang lengkap di pelayanan kesehatan,
khususnya rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan
dengan baik khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan
keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai
kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai
pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah
disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada
realitanya di lapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan belum disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik, sehingga perawat mempunyai
potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka
sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan
keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar
akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan
keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi
secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen
asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang
menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan
keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model
asuhan keperawatan yang diberikan. Penetapan dan keberhasilan model
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di suatu rumah sakit
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana
pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan
yangdiberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada
tatanankomunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang dialamikeluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, berlandaskanpada etika dan etiket keperawatan, dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Kelompok
Kerja Keperawatan CHS,1994;Mc Closkey& Grace, 2001).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem informasi manajemen (SIM)?
2. Apa Fungsi dari Sistem informasi manajemen (SIM)?
3. Apa saja Fitur dalam Sistem informasi manajemen (SIM)?
4. Bagaimana Manajemen dari Sistem informasi manajemen
(SIM) keperawatan?
5. Apa manfaat dari aplikasi simtem informasi manajemen
keperawatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem informasi manajemen
(SIM)
2. Untuk mengetahui fungsi Sistem informasi manajemen (SIM)
3. Untuk mengetahui fitur dalam Sistem informasi manajemen
(SIM)
4. Untuk mengetahui manajemen Sistem informasi manajemen
(SIM) keperawatan
5. Untuk mengetahui manfaat dari aplikasi sistem informasi
manajemen keprawatan?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definsi Sistem Informasi Keperawatan


Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen
dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan.
Sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang
standar dokumen
tasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan
pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu
sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar
komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu
informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi.

B. Fungsi Sistem Informasi Keperawatan


Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4
fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif
1. Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat
kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan
dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja,
administrasi pasien.
2. Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara
spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi
informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang
aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen
perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan
penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap
infeksi.
3. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan
subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan
penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
4. Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan procedural.

C. Fitur dalam Sistem Informasi Keperawatan


Untuk menerapkan sistem informasi keperawatan digunakan data base
dengan menggunkan pengklasifikasian keperawatan yang telah baku seperti:
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), Nursing
Intervention Classification (NIC) dan Nursing Outcome Classification (NOC).
Beberapa fitur yang disediakan oleh sistem informasi keperawatan terdiri dari:
1. Catatan keperawatan: tanda-tanda vital, pengkajian keperawatan, perencanaan
keperawatan dan implementasi keperawatan.
2. Jadwal dinas perawat: Perawat dapat menjadwalkan sendiri pembagian
shift nya menggunakan pola yang disediakan dalam modul, kemudian
hasilnya akan dikonfirmasikan kepada koordinator atau manejer keperawatan.
Modul jadwal dinas dirancang untuk mengelola daftar kehadiran, kelebihan
jam kerja, jenjang karir dan efektivitas pembiayaan perawat.
3. Integrasi data klinis: Disini diberikan informasi dari seluruh profesi
sebagai umpan balik untuk kemudian dilihat dianalisis oleh staf perawat
kemudian diintegrasikan dalam perencanaan asuhan keperawatan.
4. Perhitungan angka kredit perawat :
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka
kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara urusan kepegawaian dengan
tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untukmenghutung angka
kredit sangat sedikit. Sehingga, perhitungan ngka kredit banyak yang tertunda
dan tidak valid. Simtem yang dibuat dalam SIM keperawatan, angka kredit
merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis
akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.
5. Daftar NIC terbanyak :
Rekapan tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing
diagnose keperawatan yang ada.
6. Laporan implementasi :
Rekap tindakan-yindakan keperawatan pada satu periode, yang dapat difilter
berdasarkan ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat
monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat.
Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan sift.
7. Laporan statistic :
Laporan statistic yang dimunculkan dalam sistem informasi manajemen
keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO diruang
tersebut.

D. Manajemen Asuhan Keperawatan


1. Dokumen Proses Keperawatan yang terdiri dari Pengkajian; Diagnosa,
Perencanaan, Implemetasi dan Evaluasi
2. Dokumentasi Keselamatan Pasien (patient safety) yang terdiri dari ketepatan
identifikasi pasien; Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai; Ketepatan pasien yang di operasi;
Pengurangan resiko infeksi;Pengurangan resiko pasien jatuh. Aplikasi ini
memfasilitasi dalam pengkajian pasien resiko jatuh, menampilkan dalam
dashdoard monitoring pasien yang beresiko sekaligus memfasilitasi form
KTD/KNC yang dikeluarkan oleh KKPRS
3. Dokumentasi indikator mutu pelayanan keperawatan klinik. Poin-poin
indikator mutu pelayanan keperawatan adalah Keselamatan pasien (patient
safety); Perawatan diri; Kepuasan pasien; Kecemasan; Kenyamanan;
Pengetahuan. Agar pelaporan indikator mutu pelayanan keperawatan menjadi
valid, maka sistem didesain agar data yang ditampilkan oleh sistem dapat
diklar ifikasi mengenai sumber data dasarnya (nama pasien, ruang, tanggal
kejadian dll).
4. Dan yang terbaru untuk saat ini adalah dashboard keperawatan.
5. Pendidikan klien :
a. Pencegahan penyakit
b. Mempertahankan kesehatan
c. Informed consent
d. Rencan pulang atau komunitas
6. Sistem MAKP :
a. Fungsional
b. Tim
c. Primer
d. Modifikasi
7. Factor-faktor yang berhubungan dengan perubahan MAKP
a. Kualitas pelayanan keperawatan
b. Standar praktek keperawatan
8. Kriteria asuhan keperawatan :
a. Minimal care
b. Intermediate care
c. Modified inrtensive care atau total care
d. Intensive care

E. Pemanfaatan Aplikasi SI Keperawatan


SI Kep yang ditawarkan dapat dimanfaatkan oleh unit kerja sebagai
berikut: Bagian Front Office, yang meliputi:
1. Unit pendaftaran pasien rawat inap
2. Unit pendaftaran pasien rawat darurat.
3. Unit pendaftaran pasien di ruangan.
Bagian Pelayanan meliputi:
1. Unit pelayanan rawat jalan.
2. Unit pelayanan rawat darurat
3. Unit pelayanan rawat inap
4. Unit pelayanan Bedah Sentral
5. Unit perawatan intensif
6. Unit Hemodialisis

F. Asuhan Keperawatan Keluarga


Pengkajian tanggal 8 Oktober 2018
I. Data Umum
1. Nama KK ; Tn. M
2. Usia : 54 Tahun
3. Pendidikan : SLTA/Sederajat
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Komplek Bumi Panyileukan C 3 No 22
6. Komposisi :

No Nama Umur Jk Status Pendidikan Pekerjaan Imunisasi Status


Kesehatan
1 Ny. I 51 th P Istri SLTA/Sederajat Wiraswasta - Sehat
2 Nn. S 20 th L Anak SLTA/Sederajat Mahasiswi Lengkap Sehat

29 21
Tn. M merupakan keluarga yang sudah menikah selama 32 tahun, yang mana
hasil pernikahannya telah dikaruniai dua orang anak, anak pertama berusia 29
tahun dan anak kedua berusia 20 tahun, dan Tn. M sekarang tinggal bersama
istri, anak bungsunya dan adik ipar Tn.M.

Keterangan:
= Laki-laki

= Perempuan
= Tinggal Serumah
= Klien
7. Tipe Keluarga : Keluarga The Extende Family karena terdiri dari suami,
istri, anak, dan ditambah adik ipar Tn.M yang tinggal bersama didalam
satu rumah.
8. Suku : Tn. M dan Ny. I berasal dari suku sunda asli.. Tn. M tinggal pada
lingkungan dengan latar belakang suku yang sama.
9. Agama ; Islam, keluarga rajin menjalankan ibadah sholat lima waktu. Tn
M melakukan ibadah shalat berjamaah di masjid hanya waktu shubuh saja.
Ny. I rajin melaksanakan sholat di rumah dan pengajian rutin di
lingkungan rumah.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga : Pencari nafkah Tn. M dan Ny. I. Saat ini
Tn. M bekerja wiraswasta dengan membuka toko kacamata (Optik)
dengan pendapatan sekitar 3.500.000 per bulan. Ny I ikut membantu
menambah pendapatan keluarga dengan membuka rumah makan dengan
pendapatan sekitar 3.000.000 per bulan. Tn.M tidak memiliki kreditan.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga : rekreasi yang rutin di lakukan adalah
menonton TV bersama, adapun untuk rekreasi keluar biasanya setiap satu
bulan sekali ke rumah-rumah saudara untuk silaturahmi dan mengadakan
arisan keluarga besar.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa, saat ini Tn.M seorang
bapak dan telah memiliki cucu dari anak pertamanya. Anak pertamanya
sudah tinggal terpisah dari Tn.M dan istrinya. Tn.M sering bermain
bersama cucunya saat cucunya dibawa ke rumah. Di waktu senggang
Tn.M bersama keluarga. Dalam keseharian Tn. M dan Ny.I selalu berbagi
tugas rumah terutama dalam mengurus usaha mereka.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Semua kebutuhan perkembangan keluarga telah terpenuhi, tinggal
membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat dan
membimbing anak pertamanya untuk mendidik anaknya.
3. Riwayat Keluarga Inti
Tn. M penduduk asli Bandung yang tinggal di Ahmad Yani sedangkan Ny.
I tinggal di Gatot Subroto. Mereka bertemu disuatu acara yang diadakan
oleh temannya pada tahun 1985 dan selesai acara Tn.M meminta alamat
Ny.I kepada salah satu teman Ny. I dan beberapa hari kemudian Tn.M
mendatangi rumah Ny.I mereka saling mengenal satu sama lain selama
satu tahun dan pada tahun 1986 merekapun menikah.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Hubungan antara keluarga pihak keluarga Tn. M dan Ny. I saat ini baik.
Orang tua Ny I tinggal dekat rumahnya namun beda perumahan
dengannya, sedangkan orang tua Tn. M sudah meninggal dunia. Keluarga
Tn. M pernah tinggal dengan orang tua Ny. I sekitar 2 tahun sebelum
akhirnya membuat rumah.

III. Karakteristik Rumah


1. Rumah yang ditempati adalah milik sendiri : rumah yang ditempati saat ini
milik sendiri, berukuran 62 m2, lantai pertama terdapat rumah makan atau
usaha Ny.I, dapur, kamar mandi yang didalamnya terdapat WC dan optic
yaitu usaha milik Tn.M. Tangga untuk ke lantai dua cukup tinggi jarak
antar tangga satu ke tangga lainnya. Lantai dua terdapat ruang TV, 3
kamar tidur, 2 kamar tidur terdapat WC yang bersatu dengan kamar
mandi, terdapat kolam ikan, saung. Lantai tiga difungsikan sebagai
jemuran. Rumah yang didiaminya permanen, dibangun dipinggir jalan
raya Komplek Bumi Panyileukan. Dibagian kiri rumah merupakan rumah
tetangga dan bagian kanan merupakan pegadaian. Depan rumah adalah
jalan raya utama.

Denah Rumah

Lantai 1

Gambar 2.1 halaman 17 Sistem Informasi Keperawatan


Lantai 2

Gambar 2.2 Halaman 18 Sistem Informasi Keperawatan

Gambar 2.3 Halaman 18 Sistem Informasi Keperawatan

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Tempat tinggal Tn.M berada di sebuah kota dengan jenis hunian komplek,
dengan kebiasaan warga untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan
dengan mengadakan minggu bersih. Akses pelayanan kesehatan seperti
puskesmas dan posyandu mudah dijangkau begitu pula dengan apotek.
Mudahnya transportasi umum, akan tetapi insiden kejahatan cukup tinggi,
contohnya terdapat kasus curanmor.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Dalam keseharian keluarga Tn.M menggunakan kendaraan roda dua
pribadi dan sebagai sarana komunikasi antar keluarga Tn.M sudah
memiliki handphone masing-masing. Tn. M dan keluarga sudah tinggal di
Panyileukan saat usia anaknya yang kedua tiga tahun sehingga sampai saat
ini terhitung sudah 17 tahun. Sebelumnya keluarga tinggal di daerah
Soreang.
4. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn. M sering mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat
karena Tn. M merupakan RT dilingkungan rumahnya. Ny. I dalam
kegiatan dimasyarakat selain sebagai bu RT, Ny I juga aktif kegiatan di
Majelis Ta’lim di masjid sekitar rumahnya.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Saat Tn.M dalam keadaan sakit seperti saat di operasi keluarga sangat
mendukung untuk kesembuhan Tn.M, beberapa keluarga untuk saling
menjaga saat di ruangan inap.

VI. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap
anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan, jika ada masalah mereka
selalu mengkomunikasikannya bersama.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Pemegang keputusan ada di Tn. M sebagai kepala keluarga, namun jika
anaknya sakit dan Tn. m sedang tidak ada dirumah Ny. I yang merawatnya
dan beberapa anggota keluarga yang lain.
3. Struktur Peran
Peran formal ayah sebagai bapak yang mencari nafkah. Ny.I sebagai ibu
yang mengatur urusan rumah , seperti memasak, mengurus anak dan
mengatur ruangan serta mencari nafkah juga. Ibu juga sebagai perawat
keluarga jika merawat anaknya baik dalam kondisi sehat maupun sakit.
4. Nilai dan Norma Budaya
Fungsi nilai dan budaya yang dianut keluarga adalah saling menghormati
antara anggota keluarga. Nilai yang ada di keluarga merupakan nilai
agama yang dianutnya yaitu agama Islam. Keluarga Tn.M selalu
membiasakan untuk menjalankan sholat berjamaah diwaktu magrib dan
isya kemudian dilanjutkan tadarus bersama.

V. Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn.M menyadari adanya kebutuhan saling menyayangi, melindungi dan
memberikan perhatian kepada istrinya dan anaknya. Selain itu Tn.M yang
masih memiliki anak dalam tahap menuju dewasa sangat memberi
perhatian yang lebih karena terdapat kekhawatiran pada anaknya itu.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. M memiliki peran dalam membesarkan anak, memperhatikan
lingkungan pertemanan anaknya dengan adanya pengawasan dan
komunikasi yang Tn.M jalin dengan anaknya.
3. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak Tn.M ada dua orang, anak pertamanya sudah menikah dan
anak keduanya masih gadis. Istri Tn.M sudah menopause dan tidak
memakai KB lagi.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi Tn.M didukung dan dibantu oleh istrinya dengan
membuka usaha rumah makan dan optik.
5. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Keluarga Mengenal Masalah
Keluarga mengenal pemicu saat darah tinggi Tn.M kambuh biasanya
karena Tn.M mengkonsumsi daging domba dan jeroan.
b. Keluarga Mampu Mengambil Keputusan yang Tepat
Ketika darah tinggi Tn.M semakin tidak terkendali keluarga
memutuskan untuk membawa fasilitas kesehatan supaya mendapat
penanganan lebih lanjut karena takut terjadi komplikasi
c. Merawat Anggota Keluarga
Keluarga bingung merawat Tn.M sendiri di rumah saat terjadi
kekambuhan karena Tn.M suka mengeluh nyeri kepala disertai nyeri
tengkuk oleh karena itu keluarga mencari alternatif lain.
d. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Ketika Tn.M darah tinggi nya mengalami kekambuhan keluarga
membawa Tn.M ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas untuk
meminta rujukan ke RS Al-Islam Bandung.
e. Mampu Memodifikasi Lingkungan
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan fisik kondisi rumah
karena dilihat akses untuk naik ke lantai atas terdapat tangga yang
jarak antar tangga nya cukup tinggi Tn.M pun takut pusing jika bolak-
balik tangga. Dan dirumah Tn.M pun terdapat kolam ikan yang
kondisinya licin dan kurangnya pijakan kasar untuk menghindari licin
dimana yang membersihkannya itu Tn.M tiap dua minggu sekali.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor Jangka Pendek
Tn. M terbiasa untuk melakukan pengecekan tekanan darah sendiri saat
mulai muncul gejala-gejala darah tinggi yang Tn.M rasakan akan tetapi
jika sudah terlalu parah Tn.M suka menyuruh anak keduanya untuk
mengecek tekanan darah Tn.M.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Keluarga mengenal pemicu munculnya kekambuhan pada penyakit Tn.M
tetapi tidak mengetahui bagaimana penanganannya.
3. Strategi Koping yang Digunakan
Koping yang Tn.M gunakan ketika menangani kekambuhannya, Tn.M
selalu sedia obat anti hipertensi yang dokter anjurkan didalam dompetnya.
4. Strategi adaptasi Disfungsi
Pada keluarga tidak ditemukan adanya adaptasi yang disfungsional.
Keluarga dapat menyelesaikan konflik yang terjadi dengan saling
meredam emosi dan membicarakan konflik tersebut bersama-sama.
5. Pemeriksaan Fisik
Tabel 1. Pengkajian Fisik Keluarga Tn. M
No Komponen Tn. M Ny. I Nn. S
1 Kepala Rambut pendek, Rambut pendek, Rambut panjang,
hitam sedikit hitam sedikit hitam bersih
beruban, tidak berubab, tidak ada distribusi baik,
ada kelainan, kelainan, tidak tidak ada
tidak ada keluhan ada keluhan gatal, kelainan, tidak
gatal. ketobe (-) ada keluhan
gatal, ketombe
(-)
2 Mata Seklera tidak Seklera tidak Seklera tidak
ikterus, ikterus, ikterus,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis,mata anemis, mata anemis, mata
kanan dan kiri kanan dan kiri kanan dan kiri
minus dua. plus dua minus satu
3 Telinga Bersih tidak ada Bersih tidak ada Bersih tidak ada
serumen dan tidak serumen dan tidak serumen dan
ada luka, fungsi ada luka fungsi tidak ada luka
pendengaran baik. pendengaran baik. fungsi
pendengaran
baik.
4 Hidung Bersih tidak ada Bersih tidak ada Bersih tidak ada
sekret, tidak ada sekret, tidak ada sekret, tidak ada
kelainan. kelainan. kelainan.
5 Mulut Stomatitis (-), Gigi berwarna Gigi berwarna
nyeri (-), ada putih,Stomatitis putih, Stomatitis
karang gigi, (-), nyeri (-), (-), nyeri (-),
terdapat karies bersih, karies (-) bersih, karies (-)
pada gigi
geraham .
6 Leher dan Nyeri (-), Nyeri (-), Nyeri (-),
Tenggorokan pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar limfe dan kelenjar limfe dan kelenjar limfe
Tiroid (-), Tiroid (-), dan Tiroid (-),
kesulitan menelan kesulitan menelan kesulitan
(-) (-) menelan (-),
7 Dada dan paru Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
simetris, ronchi simetris, ronchi simetris, ronchi
(-), weezing (-), (-), weezing (-), (-), weezing (-),
penggunaan otot penggunaan otot penggunaan otot
bantu pernafasan bantu pernafasan bantu pernafasan
(-), Batuk (-), (-), Batuk (-), (-), Batuk (-),
keluhan sesak (-) keluhan sesak (-) terkadang
mengeluh sesak
8 Jantung Bunyu janti 1 dan Bunyu janti 1 dan Bunyu janti 1 dan
2 murni, tidak 2 murni, tidak 2 murni, tidak
ditemukan suara ditemukan suara ditemukan suara
murmur. Irama murmur. Irama murmur. Irama
reguler regular reguler, cepat.
9 Abdomen Bising usus 8 x/ Bising usus 7 x/ Bising usus 10 x/
menit, tidak ada menit, tidak ada menit, tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, tumor nyeri tekan,
tumor (-). (-). tumor (-).
10 Extremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan, tidak kelainan, tidak kelainan, tidak
ada luka, fungsi ada luka, fungsi ada luka, fungsi
pergerakan baik. pergerakan baik. pergerakan baik.
11 Kulit Bersih, ada bekas Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
luka operasi pada bekas luka, tidak bekas luka, tidak
bagian punggung, ada jamur dan ada jamur dan
tidak ada jamur luka infeksi, luka infeksi,
dan luka infeksi, turgor < 2 detik turgor < 2 detik
turgor < 2 detik
12 Kuku Pendek dan Pendek dan Pendek dan
bersih, sianosis bersih, sianosis bersih, sianosis
(-), CRT< 2 detik (-), CRT< 2 detik (-), CRT< 2 detik
13 BB 70 Kg 52 Kg 51 Kg
14 TB 172 cm 146 cm 157 cm
15 Tanda Vital TD. 140/90 TD. 110/80 TD 120/80
mmHg, N. 84 mmHg, N. 72 mmHg, N. 74
x/mnt, R, 18 x/mnt, R, 16 x/mnt, R, 16
x/mnt, S. 37 °C x/mnt, S. 37,2 °C x/mnt, S. 36,5 °C
16 Kesimpulan Saat dikaji dalam Saat dikaji dalam Saat dikaji dalam
keadaan sehat keadaan sehat keadaan sehat
VII. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi cara perawatan
pasien hipertensi sehingga anggota keluarga dapat merawatnya dengan baik.

Tabel 2. Analisa Data

No Data Masalah Kesehatan


1. Subjektif: Resiko injuri
- Tn.M mengatakan takut pusing jika bolak berhubungan dengan
balik tangga di rumah jika keadaan sedang ketidakmampuan keluarga
kambuh darah tinggi. memodifikasi lingkungan.
- Tn.M mengatakan rutin menguras kolam
ikannya setiap dua minggu sekali.
Objektif:
- Tangga rumah Tn.M terlihat tinggi jarak
antar tangga satu ke tangga lainnya.
- Kondisi kolam ikan di rumah Tn.M terlihat
licin.
2 Subjektif: Nyeri akut berhubungan
- Keluarga mengatakan Tn.M suka dengan ketidakmampuan
mengeluhkan nyeri dibagian kepala anggota keluarga dalam
- Keluarga mengatakan bingung merawat merawat Tn.M saat
Tn.M saat terjadi kekambuhan mengalami kekambuhan.
- Keluarga mengatakan Tn.M tampak sering
memegang tengkuk
Objektif:
-
Diagnosa Keperawatan Prioritas

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam


merawat Tn.M saat mengalami kekambuhan.
2. Resiko injuri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan.
Tabel 3. Masalah Resiko injuri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : resiko 1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah resiko tinggi
tinggi karena beriko
membahayakan
kondisi Tn.M
2 Kemungkinan masalah 2 1/2 X 2 = 1 Sumber daya keluarga
dapat diubah : Sebagian ada, dana ada,
keluarga yang lain
mendukung, akan
tetapi dari lingkungan
untuk menghilangkan
lumut perlunya
perawatan secara
continue dan waktu
yang cukup relatif
lama.
3 Potensi untuk 1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah resiko injuri
dicegah :Cukup dapat terjadi dilihat
dari data bahwa klien
takut akan kondisinya
jika mengalami
kekambuhan berupa
naiknya tekanan darah
maka dari itu beberapa
potensi yang dapat
dicegah agar
menghindari masalah
lain yang timbul
terutama terjadinya
jatuh dan
menyebabkan
komplikasi pada organ
lain pencegahan
dengan merubah
kondisi lingkungan
agar lebih safety
cukup dapat
membantu mengurangi
resiko keparahan dari
komplikasi penyakit.
4 Menonjolnya masalah : 1 2/2 X 1 = 1 Keluarga menyadari
segera diatasi penyakit ini penting
untuk diatasi karena
dapat mengakibatkan
penyakit lebih berat.
Jumlah 3,34

Tabel 4. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga


dalam merawat Tn.M saat mengalami kekambuhan.

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : resiko 1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah resiko tinggi
tinggi karena gejala yang
dirasakan Tn.M yaitu
nyeri kepala disertai
nyeri tengkuk.
2 Kemungkinan masalah 2 1/2 X 2 = 1 Keluarga dapat
dapat diubah : Sebagian mengatasinya dengan
membawa Tn.M ke
fasilitas kesehatan
terdekat.
3 Potensi untuk dicegah 1 2/3 X 1 = 2/3 Dengan mengontrol
:Cukup makanan dapat
mencegah terjadinya
kekambuhan berulang
pada penyakit Tn.M
4 Menonjolnya masalah : 1 2/2 X 1 = 1 Masalah harus segera
segera diatasi ditangani karena akan
menimbullkan
komplikasi masalah
kesehatan yang
lainnya.
Jumlah 3,34
BAB III
IMPLEMENTASI
A. Kerangka perancangan SIM asuhan keperawatan keluarga

Pada halaman pertama terdapat tombol start


untuk memulai .

Gambar 3.1 halaman 27 SIK


Halaman
kedua yang berisikan tombol home, pengantar
dan input data. Input data tersebut berisikan
icon keluarga, gerontik, anak, komunitas,
maternitas dan jiwa. Ketika kita meng klik
tombol home akan muncul tampilan menu
asuhan keperawatan keluarga, selanjutnya
ketika meng klik tombol input dan icon
keluarga akan muncul ke halaman untuk log in,
dan yang terakhir ketika meng klik tombol
Gambar 3.2 halaman 27 SIK
pengantar maka akan muncul halam penjelasan
definisi keluarga dan askep keluarga.

Di halaman ke tiga, terdapat menu log in yang


dimana kita harus mengisi username dan
password terlebih dahulu.

Gambar 3.3 halaman 27 SIK


Setelah log in kita menuju ke halaman 4

Gambar 3.4 halaman 28 SIK


dimana terdapat menu asuhan keperawatan
keluarga yang terdapat berbagai macam
menu
berupa
input
data,

pengantar, data umum, genogram, riwayat


dan tahap perkembangan keluarga,
karateristik rumah, struktur keluarga, fungsi
keluarga, koping keluarga, pemeriksaan
fisik, analisis data, diagnosa keperawatan
keluarga, ncp, implementasi/ evaluasi,
format pengkajian keluarga mandiri (KM).
Selain itu terdapat tombol next dan back.
Gambar 3.4 halaman 28 sistem informasi
keperawatan

Setelah mengklik input data dan


pengantar akan menuju halaman ke
lima. Di halaman ke lima terdapat
penjelasan mengenai definisi keluarga
dan askep keluarga.

Gambar 3.5 halaman 28 SIK

Selanjutnya ketika meng klik tombol


input data di halaman ke lima langsung
menuju data umum di halaman ke
enam, yang dimana data umum harus di
isi dengan lengkap.

Gambar 3.6 halaman 28 SIK


Ketika kita meng klik tombol next muncul halaman tujuh yang masih kelanjutan
dari data umum.

Gambar 3.7 halaman 29 SIK

Ketika kita mengklik tombol lonceng di


halaman tujuh maka akan ke halaman
selanjutnya yang berupa penjelasan dari tipe
keluarga.

Gambar 3.8 halaman 29 SIK


Ketika kita meng klik tomblok next di
halaman delapan akan muncul
penjelasan tentang status sosial ekonomi
keluarga dan aktivitas kreasi keluarga

Gambar 3.9 halaman 29 SIK

Setelah kita meng klik tombol next


dihalaman Sembilan kita menuju
halaman sepuluh yang dimana
merupakan halaman genogram
keluarga.
Setelah meng klik tombol next
Gambar 4.0 halaman 29 SIK dihalaman sepuluh terdapat format
untuk mengisi riwayat dan tahap
perkembangan keluarga.

Gambar 4.1 halaman 30 SIK

Di halaman dua belas terdapat format


karakteristik rumah. Di halaman ini
juga kita harus melampirkan foto denah
rumah yang mengisi format tersebut.

Gambar 4.2 halaman 30 SIK


Ketika kita meng klik icon rumah pada
halaman dua belas akan muncul contoh
denah rumah yang terdapat pada
halaman tiga belas.

Gambar 4.3 halaman 30 SIK

Selanjutnya ketika mengklik tombol


next di halaman tiga belas atau klik
menu struktur keluarga di halaman dua
belas akan muncul halaman untuk
mengisi format struktur keluarga.

Ketika meng klik menu fungsi


Gambar 4.4 halaman 30 SIK
keluarga di halaman empat belas
selanjutnya menuju ke format
pengisian fungsi keluarga dihalaman
lima belas.

Gambar 4.5 halaman 31 SIK

Selanjutnya ketika meng klik tombol


next di halaman lima belas kita menuju
halaman enam belas yang berupa
format pengisian koping keluarga.

Gambar 4.6 halaman 31 SIK


Ketika meng klik next di halaman enam
belas muncul menu pemeriksaan fisik
yang dimana terdapat berbagai icon
berupa kepala, mata, telinga, hidung,
mulut, leher dan tenggorokan, dada dan
paru paru, jantung, pencernaan,
ekstremitas, kulit dan kuku, tanda vital,
berat badan dan tinggi badan.

Gambar 4.7 halaman 31 SIK

Ketika meng klik tombol organ muncul


format pemeriksaan fisik berupa organ
kepala.

Setelah mengisi format di halaman


delapan belas selanjutnya kita meng
Gambar 4.8 halaman 31 SIK
klik tombol organ untuk mengisi
format pemeriksaan organ mata.

Gambar 4.9 halaman 32 SIK

Setelah mengisi format di halaman


sembilan belas selanjutnya kita meng
klik tombol organ untuk mengisi format
pemeriksaan organ telinga.

Gambar 5.0 halaman 32 SIK


Setelah mengisi format di halaman
dua puluh selanjutnya kita meng klik
tombol organ untuk mengisi format
pemeriksaan organ hidung dan mulut.

Gambar 5.1 halaman 32 SIK

Setelah mengisi format di halaman


dua puluh satu selanjutnya kita meng
klik tombol organ untuk mengisi
format pemeriksaan organ dada dan
paru paru.

Setelah mengisi format di halaman


dua puluh dua selanjutnya kita meng
Gambar 5.3 halaman 32 SIK klik tombol organ untuk mengisi
format pemeriksaan organ leher dan
tenggorokan.

Gambar 5.4 halaman 33 SIK

Setelah mengisi format di halaman


dua puluh tiga selanjutnya kita meng
klik tombol organ untuk mengisi format
pemeriksaan organ jantung.

Gambar 5.5 halaman 33 SIK


Setelah mengisi format di halaman
dua puluh empat selanjutnya kita
meng klik tombol organ untuk
mengisi format pemeriksaan organ
pencernaan.

Gambar 5.6 halaman 33 SIK

Setelah mengisi format di halaman


dua puluh lima selanjutnya kita
meng klik tombol organ untuk
mengisi format pemeriksaan organ
ekstremitas.
Setelah mengisi format di halaman

Gambar 5.7 halaman 33 SIK dua puluh enam selanjutnya kita


meng klik tombol organ untuk
mengisi format pemeriksaan kuku dan tanda tanda vital.

Gambar 5.8 halaman 34 SIK

Setelah mengisi format di halaman dua puluh tujuh selanjutnya kita meng klik
tombol organ untuk mengisi format
pemeriksaan fisik tanda vital.

Gambar 5.7 halaman 34 SIK


Setelah mengisi format di halaman
dua puluh delapan selanjutnya kita
meng klik tombol organ untuk
mengisi format pemeriksaan fisik
berat badan dan tinggi badan.

Gambar 5.8 halaman 34 SIK

Setelah mengisi format di halaman


dua puluh sembilan selanjutnya kita
meng klik tombol organ untuk
mengisi format pemeriksaan fisik
kuku dan kulit.

Gambar 5.9 halaman 35 SIK

Setelah sudah selesai mengisi


format pemeriksaan fisik
selanjutnya klik tombol next dan
muncul format analisa data.

Gambar 6.0 halaman 35 SIK


Setelah sudah selesai mengisi format
analisa data selanjutnya klik tombol
next dan muncul format intervensi
keperawatan.

Gambar 6.1 halaman 35 SIK

Setelah sudah selesai mengisi


intervensi keperawatan selanjutnya
klik tombol next dan muncul format
pembobotan diagnosa keperawatan
keluarga.

Gambar 6.2 halaman 36 SIK

Setelah sudah selesai mengisi


pembobotan diagnosa keperawatan
keluarga selanjutnya klik tombol
next dan muncul format
implementasi dan evaluasi.

Gambar 6.3 halaman 36 SIK


Setelah sudah selesai mengisi
implementasi dan evaluasi
selanjutnya klik tombol next dan
muncul format pengkajian keluarga
mandiri (KM).

Gambar 6.4 halaman 36 SIK

Setelah sudah selesai mengisi


format pengkajian keluarga
mandiri (KM) selanjutnya klik
tombol next dan terdapat tombol
edit ulang atau simpan. Apabila
kita meng klik tombol simpan
maka langsung ke halaman selanjutnya.

Gambar 6.5 halaman 37 SIK

Selanjutnya ketika sudah mengklik tombol simpan data akan tersimpan semua dan
akan menuju ke halaman selanjutnya yaitu log out.

Gambar 6.6 halaman 37 SIK


Setelah kita meng klik tombol log out kita akan kembali ke halaman pertama.

Gambar 6.7 halaman 37 SIK

B. Kelemahan dan Kelebihan


Kelemahan pada sistem informasi manajemen ini yaitu:
1. Keterbatasan tingkat kemampuan sdm yang menguasi sistem informasi.
2. Adanya indikasi penyalah gunaan sistem informasi yang canggih
3. Harus menggunakan jaringan
internet agar dapat mengakses
SIM ini
Kelebihan pada sistem informasi
manajemen ini yaitu:
1. Lebih cepat dan lebih efisien
2. Menyimpan informasi dalam
jumlah yang sangat besar dalam
ruang yang kecil
3. Dapat menambah wawasan
kepada masyarakat umum
4. Dapat diakses dimana saja
BAB IV
KESIMPULAN

SIM asuhan keperawatan keluarga mempermudah orang untuk mengakses


dimana saja dan dapat mengefisienkan waktu dalam mengisi formatnya, tetapi
SDMyang mengerti mengenaihal SIM kesehatan ini masih kurang.
Dari SIM ini kita mendapatkan ilmu baru dan menambah wawasan kita,
tetapi walumpun dapat diakses dimana saja kita memerlukan jaringan internet.
Kita perlu mensosialisasikan SIM ini kepada masyarakat umum agar SDM kita
yang mengerti SIM ini dapat meningkat.
Dari perencanaan aplikasi SIM yang dibuat masih perlu adanya
pengembangan dari tools dan fungsi di setiap menunya dengan kolaborasi dengan
disiplin ilmu lain, selain itu perlunya penyempurnaan dalam pemogramannya agar
kedepannya didapatkan SIM yang semakin mempermudah dalam pengisian
format asuhan keperawatan terutama pada asuhan keperawatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai