Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KLIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS: KONVERSI AGAMA


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Spiritual
Muslim I

Disusun oleh :

Fitria Kanda Putri (032016039)

Mayang Arlita Afandi (032016044)

Vinolia Cantika Amaliana (032016048)

Utari Ayunda Oktariani (032016053)

Astri Nurul Siti Patimah (032016056)

Anggy Agustina Rahayu (032016060)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

TAHUN AKADEMIK 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan
spiritual muslim ini dengan judul “Klien dengan kebutuhan khusus: konversi
agama” tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
kita berada di zaman terang benderang ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah berikutnya. Taklupa,kami
mengucapkan terimakasih kepada rekan kelompok kami yang telah bekerjasama
dalam mengerjakan makalah ini, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Definisi..........................................................................................................2
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Konversi Agama................3
C. Proses Konversi Agama................................................................................5
D. Dampak Sosial Konversi Agama..................................................................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan
pemahaman dan perlakuan secara khusus pada pasien atau anak yang
mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu. Di masyarakat cukup
banyak anak-anak atau orang biasa dengan kebutuhan khusus sehingga
mereka mengalami kesulitan hidup ditengah-tengah masyarakat normal.
Sebagian mereka seperti terkucilkan/ tidak diterima karena “kelainan” atau
“gangguannya” dan tidak mendapatkan bantuan atau penanganan yang
adekuat sebagian dari mereka yang berasal dari kalangan mampu dapat
mendapatkan penanganan ahli secara adekuat sehingga mereka dapat
bersekolah di tempat khusus dan mampu mandiri pada usia dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari konversi agama?
2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi konversi agama?
3. Bagaimana proses konversi agama?
4. Bagaimana dampak social konversi agama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi konversi agama.
2. Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi konversi
agama.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses konversi agama.
4. Untuk mengetahui dampak social konversi agama.
2

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Konversi menurut etimologi, konversi berasal dari kata latin
“conversion” yang berarti: taubat, pindah, dan berubah (agama).
Selanjutnya kata tersebut dipakai dalam bahasa Inggris conversioan yang
mengandung pengertian: berubah dari suatu keadaan atau dari suatu agama
ke agama lain. Berdasarkan arti kata-kata di atas, dapat disimpulkan
bahwa konversi agama mengandung pengertian: bertaubat, berubah
agama, berbalik pendirian terhadap ajaran agama atau masuk kedalam
agama lain (Jalaluddin, 2010).

Konversi agama secara terminologi. Menurut Max Heirich (dalam


Jalaluddin, 2010) mengatakan bahwa konversi agama adalah
suatutindakan dimana seseorang atau sekelompok orang masuk atau
berpindah kedalam suatu system kepercayaan atau perilaku yang
berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.

Jadi konversi agama adalah adanya perubahan arah pandang dan


keyakinan seseorang terhadap kepercayaan dan agama yang dianutnya.
perubahan yang terjadi dipengaruhi kondisi kejiwaan sehingga perubahan
dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak. perubahan tersebut
bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke
agama lain, tetapi juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama
yang dianutnya sendiri. selain factor kejiwaan dan kondisi lingkungan
maka perubahan itupun disebabkan factor petunjuk dari Yang Mahakuasa.
4

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Konversi Agama


Beberapa ahli mengemukakan pendapat sesuai dengan bidang ilmu yang
mereka tekuni (Jalaluddin, 2010) antara lain:

1. Para ahli agama menyatakan, bahwa yang menjadi faktor pendorong


terjadinya konversi agama adalah petunjuk Illahi. Pengaruh
supranatural berperan secara dominan dalam proses terjadinya
konversi agama pada diri seseorang ataupun kelompok.
2. Para ahli sosiologi berpendapat, bahwa yang menyebabkan terjadi
konversi agama adalah pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang
mendorong terjadinya konversi agama itu terdiri dari adanya beberapa
faktor antara lain:
a. Pengaruh hubungan antar pribadi, baik pergaulan yang bersifat
keagaamaan maupun non agama (kesenian, ilmu pengetahuan,
maupun bidang yang lain)
b. Pengaruh kehidupan yang rutin. Pengaruh ini dapat mendorong
seseorang atau kelompok untuk berubah kepercayaan jika
dilakukan secara rutin hingga terbiasa, misalnya: menghadiri
upacara keagamaan, ataupun pertemuan-pertemuan yang bersifat
keagamaan baik dalam lembaga formal maupun informal.
c. Pengaruh anjuran ataupun propaganda dari orang-orang terdekat,
misalnya: karib, keluarga, dan sebagainya.
d. Pengaruh pemimpin keagamaan
e. Pengaruh perkumpulan yang berdasarkan hobi
f. Pengaruh kekuasaan pemimpin
g. Faktor sosial yang mempengaruhi terjadinya konversi agama selaras
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2011) pada
suku Baduy di Banten. Dalam penelitiannya, ia menemukan yang
menjadi salah satu faktor yang melatar belakangi masyarakat suku
Baduy melakukan konversi agama ialah karena adanya faktor

4
5

sosial. Dimana, mereka memeluk islam karena tertarik dengan


ajaran islam yang disampaikan oleh para pendakwah didaerah
mereka. Selain itu, faktor lainnya yang mempengaruhi masyarakat
Baduy memeluk islam ialah karena adanya hubungan perniakahn
antara suku Baduy yang beragama non islam dan beragama islam.
3. Para ahli psikologi berpendapat bahwa yang mendorong terjadinya
konversi agama adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh factor-
faktor intern maupun faktor ektern. Faktor-faktor tersebut apabila
mempengaruhi seseorang atau kelompok hingga menimbulkan
semacam gejala tekanan batin, makan akan terdorong untuk mencari
jalan keluar yaitu ketenangan batin.
a. Faktor Intern
1) Kepribadian. Secara psikologis tipe kepribadian tertentu akan
mempengaruhi kehidupan jiwa seseorang. Dalam penelitian
William James (dalam Jalaluddin, 2010) ia menemukan, bahwa
tipe melankolis yang memiliki kerentanan perasaan lebih
mendalam dapat menyebabkan terjadinya konversi agama dalam
dirinya.
2) Faktor Pembawaan. Menurut penelitian Swanson (dalam
Jalaluddin, 2010) bahwa ada semacam kecenderungan urutan
kelahiran mempengaruhi konversi agama. Anak sulung dan anak
bungsu biasanya tidak mengalami tekana batin, sedangkan anak-
anak yang dilahirkan pada urutan antara keduanya sering
mengalami stres jiwa. Kondisinya yang dibawa berdasarkan
urutan kelahiran itu banyak mempengaruhi terjadinya konversi
agama.
b. Faktor Ekstern
Diantara faktor ekstern yang mempengaruhi konversi agama,
diantaranya adalah:
1) Faktor keluarga. Faktor keluarga, kedekatan keluarga,
ketidakserasian, berlainan agama, kesepian, kesulitan seksual,

5
6

kurang mendaptkan pengakuan kerabat, dan lainnya. Kondisi


yang demikian menyebabkan seseorang akan mengalami
tekanan batin sehingga sering terjadi konversi agama dalam
usaha untuk meredakan tekanan batin yang menimpa dirinya.
2) Lingkungan tempat tinggal. Orang yang merasa terlempar dari
lingkungan tempat tinggal atau tersingkir dari kehidupan
disuatu tempat yang merasa hidupnya sebatang kara. Keadaan
yang demikian menyebabkan seseorang mendambakan
ketenangan dan mencari tempat untuk bergantung hingga
kegelisahan batinnya hilang.
3) Perubahan status. Perubahan status yang secara mendadak akan
banyak mempengaruhi terjadinya konversi agama, misalnya:
perceraian, keluar dari sekolah atau perkumpulan, perubahan
pekerjaan, menikah dengan orang yang berbeda agama, dan
sebagainya.
4) Kemiskinan. Kondisi ekonomi yang sulit juga merupakan
faktor yang mendorong dan mempengaruhi terjadinya konversi
agama. Masyarakat awam yang miskin cenderung untuk
memeluk agama yang menjanjikan kehidupan dunia yang lebih
baik. Kebutuhan mendesak akan sandang dan pangan dapat
mempengaruhi.

C. Proses Konversi Agama


Konversi agama menyangkut perubahan batin seseorang secara mendasar.
Penindo (dalam Jalaluddin, 2010) berpendapat bahwa konversi agama
mengandung dua unsur yaitu :
1. Unsur dari dalam diri (endogenus origin) yaitu proses perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang atau kelompok. Konversi yang terjadi
dalam batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu
informasi yang disebabkan oleh krisis yang terjadi di dalam keputusan
yang diambil oleh seseorang berdasarkan pertimbangan pribadi.

6
7

2. Unsur dari luar (exogenous origin) yaitu proses perubahan yang


berasal dari laur diri atau kelompok, sehingga mampu meorang
nguasai kesadaran orang atau kelompok orang yang bersangkutan.

Kedua unsur tersebut kemudian mempengaruhi kehidupan batin


seseorang sehingga dapat memilih penyelesaian yang mampu memberikan
ketenangan batin. Kerangka proses pentahapan konversi agama, juga
dijelaskan oleh H. Carrier (dalam Jalaluddin, 2010) adalah sebagai berikut:

1. Terjadi diintegrasi sintesis kognitif dan motivasi sebagai akibat dari


krisis yang dialami.
2. Reintegrasi kepribadian berdasarkan konversi agama yang baru.
Dengan adanya reintegrasi ini maka terciptalah kepribadian baru yang
berlawanan dengan struktur lama.
3. Tumbuh sikap menerima konsepsi agama baru serta peranan yang
dianut oleh ajarannya.
4. Tumbuh kesadaran bahwa keadaan yang baru itu merupakan panggilan
suci petunjuk Tuhan.

Darajat (dalam Jalaluddin, 2010) juga memberikan pendapatnya


yang berdasarkan proses kejiwaan yang terjadi melalui lima tahap, yaitu:

1. Masa tenang
Disaat ini kondisi jiwa seseorang berada dalam keadaan tenang, karena
masalah agama belum mempengaruhi sikapnya. Terjadi semacam
sikap prioritas terhadap agama. Keadaan yang demikian dengan
sendirinya tidak akan mengganggu keimbangan batinnya, sehingga ia
berada dalam keadaan tenang dan tentram.
2. Masa ketidaktenangan
Tahap ini berlangsung jika masalah agama telah mempengaruhi
batinnya. Mungkin dikarenakan suatu krisis, musibah ataupun
perasaan berdosa yang dialaminya. Hal ini menimbulkan semacam

7
8

goncangan yang berkecamuk dalam bentuk rasa gelisah, panic, putus


asa, ragu, dan bimbang.
3. Masa konversi
Tahap ketiga ini terjadi setelah konflik batin mengalami keredaan,
karena emantapan batin telah terpenuhi berupa kemampuan
menetapkan keputusan untuk memilih yang dianggap serasi ataupun
timbulnya rasa pasrah. Keputusan ini memberikan makna dalam
menyelesaikan pertentangan batin yang terjadi. Sehingga terciptalah
ketenangan dalam bentuk menerima kondisi yang dialami sebagai
petunjuk Ilahi.
4. Masa tenang dan tentram
Masa tenang dan tentram yang kedua ini berbeda dari sebelumnya. Jika
ada tahap pertama keadaan itu dialami karena sikap acuh tak acuh,
maka ketenangan dan ketentraman pada tahap ketiga ini ditimbulkan
oleh kepuasan terhadap keputusan yang telah diambil.
5. Masa ekspresi konversi
Sebagai ungkapan dari sikap menerima terhadap konsep baru dari
ajaran agama yang telah diyakininya, maka tindak tanduk dan sikap
hidupnya diselaraskan dengan ajaran dan peraturan agama yang dipilih
tersebut. Pencerminan amalan dalam bentuk amal perbuatan yang
serasi dan relevan sekaligus merupakan pernyataan konversi agama itu
dalam kehidupan.

D. Dampak Sosial Konversi Agama


Menurut Aryadharma ada dua dampak terjadi ketika konversi
agama terjadi di Bali:

1. Goncangan adat akibat konversi agama


Keputusan yang diambil sebagian kecil masyarakat di Bali untuk
berpindah agama dari sebelumnya beragama hindu ke Kristen
protestan telah mengakibatkan sejumlah guncangan baik di tingkat
desa pakrman maupun keluarga. Penghancuran tempat suci hindu

8
9

sebagai bentuk kesetiaaan terhadap agama baru telah membuat


masyarakat adat di Bali marah dan tersinggung. Kemudian larangan
orang yang sudah Kristen mengambil kegiatan adat di tempat mereka
karena dianggap penyembahan berhala oleh para pemimpin Kristen.
Sehingga hal tersebut menimbulkan resistensi dari masyarakat adat
setempat yang berdampak pada gangguan terhadap orang Kristen
hingga sampai terjadi pembakaran gereja.
2. Keretakan keluarga akibat konversi agama
Keluarga bagi orang Bali bukan hanya satu unit kecil masyarakat,
tetapi berhubungan dengan sanggah pemujaan yang menjadi
tanggungjawab segenap keturunan untuk melanjutkan pemujaan
tersebut. Hilangnya salah satu anggota keluarga yang berpindah agama
berarti pula semakin sedikit yang memanggul tanggung jawab itu.
Dalam sejarah kekristenan disebutkan penganut kekristenan pertama di
Bali adalah Nicodemus I Gusti Wayan Karangasem yang dibabtis,
keluarganya menganggap dia sudah mati (dikucilkan dalam keluarga)
karena telah menjadi Kristen. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa
terputusnya hubungan keluarga antara pelaku konversi dengan
keluarganya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konversi agama adalah adanya perubahan arah pandang dan
keyakinan seseorang terhadap kepercayaan dan agama yang dianutnya.
perubahan yang terjadi dipengaruhi kondisi kejiwaan sehingga perubahan
dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak. perubahan tersebut
bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke
agama lain, tetapi juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama
yang dianutnya sendiri. selain factor kejiwaan dan kondisi lingkungan
maka perubahan itupun disebabkan factor petunjuk dari Yang Mahakuasa.

Konversi agama menyangkut perubahan batin seseorang secara


mendasar. Penindo (dalam Jalaluddin, 2010) berpendapat bahwa konversi
agama mengandung dua unsur yaitu unsur dari dalam diri dan luar diri.

B. Saran
Sebagai perawat ketika kita merawat klien yang konversi agama
kita harus benar-benar memberikan dukungan secara social karena orang
yang mengalami konversi agama biasanya terjadi keretakan hubungan
dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Amsal Bahtiar. (1997). Filsafat Agama. Jakarta: Logos Wacana Ilmu Imam

Suprayogo dan Tbbroni. (2003). Metodologi Penelitinn Sosial-Agama, Cet.


Kedua.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Jalaluddin. (1998). Psikologi Agama, Cet. Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Jamaluddin dan Ramayulis. (1993). Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam
Mulia

Nasruddin Rozak. (1993). Dienul Islam. Bandung: FT. Al Ma'arif Zakiyah


Daradjat, 1976 Ilmu fiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang

Anda mungkin juga menyukai