Oleh:
A. Definisi
Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat
berdiameter 5 sampai 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah
melakukan prosedur bedah didalam rongga perut untuk melihat organ didalam
perut tersebut digunakan yang juga berukuran kecil, dengan telebih dahulu
dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih luas. Dokter bedah
melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-
alat tersebut dengan kedua tangannya.
Laparoskopi perbaikan hernia adalah intervensi bedah untuk memperbaiki
kelemahan dalam perut dinding otot dengan menggunakan teleskop tipis dan mesh
untuk menambal cacat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Hernia Inguinalis
b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pasien dengan Hernia
Inguinalis
c. Mampu membuat perencanaan pada pasien dengan Hernia Inguinalis
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana ysng
telah dibuat
e. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
C. Prosedur
Tiga atau lebih sayatan kecil (5-10mm) dibuat di perut untuk memungkinkan
port akses untuk dimasukkan. Ahli bedah kemudian menggunakan laparoskopi
yang mentransmisikan gambar organ-organ perut pada monitor video, yang
memungkinkan operasi untuk dilakukan.
Prosedur repair hernia per laparoskopi yaitu sebelum prosedur bedah dimulai,
pasien akan diberikan anestesi melalui pembuluh darah lengan dan dipasangkan
alat bantu pernapasan. Prosedur diawali dengan membuat sayatan kecil di dinding
perut. Sayatan tersebut umumnya terbagi 3, berukuran 1-1,5 cm dan digunakan
untuk jalan masuk laparoskop beserta alat penunjang operasi lainnya.
Lalu setelah itu salah satu alat khusus terlebih dahulu digunakan untuk
memasukan gas CO2 ke dalam perut yang berfungsi untuk menciptakan ruang di
dalam perut, memisahkan dinding perut dengan organ sehingga dokter bedah
dapat melihat kondisi organ dengan lebih jelas.
Setelah itu laparoskop beserta alat penunjang lain dimasukkan melalui
sayatan yang sudah dibuat. Dokter dibantu timnya akan mengembalikan organ
yang bermasalah ke lokasi awalnya. Setelah itu celah jaringan otot yang menjadi
tempat keluarnya organ ditutupdengan mesh atau jaring khusus. Setelah mesh
terpasang dengan baik, prosedur dilanjutkan ke tahap akhir. Laparoskop beserta
alat lain akan dikeluarkan. Sayatab dijahit dan di perban. Lama prosedur sekitar
30-45menit.
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn. B (56 TAHUN)
DENGAN TINDAKAN OPERASI: REPAIR HERNIA PER
LAPAROSKOPI
I. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn.B
Tgl lahir/ Umur : 18 Januari 1965/ 56 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Kopo
No CM : 0036582
Diagnosa Medis : Hernia Inguinalis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Istri
Rawat Inap
Rujukan
A. Preoperasi
1. Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri di selangkangan kanan.
2. Riwayat Penyakit:
DM Asma Hepatitis Hipertensi Jantung
HIV Tidak ada
3. Riwayat operasi/ anestesi: Ada Tidak ada
4. Riwayat alergi: Ada, …. Tidak ada
5. Jenis operasi: Hernia Repair per Laparoskopi
6. TTV: Suhu: 36,5˚C Nadi: 101x/menit Respirasi: 16x/menit TD: 130/90
7. TB/BB: 165/63
8. Golongan Darah: B Rhesus: +
9. Status Emosional:
Tenang Bingung Kooperatif Tidak Kooperatif
Menangis Menarik diri
10. Tingkat Kecemasan : Tidak Cemas Cemas
11. Skala cemas:
0: Tidak Cemas
1: Mengungkapkan kerisauan
2: Tingkat Perhatian Tinggi
3: Kerisauan tidak berfokus
4: Resposn simpate-adrenal
5: Panik
12. Skala nyeri
b. EKG: -
c. Rontgen: -
d. USG: -
e. Lain-lain:-
B. Intra Operasi
1. Anestesi dimulai jam: 08.00
2. Pembedahan dimulai jam: 08.15
3. Jenis Anestesi:
Spinal umum/general anestesi Lokal Nevus blok
…..
4. Posisi Operasi
Terlentang Litotomi tengkurap/knee chees
Lateral: Kanan Kiri Lainnya
5. Catatan Anestesi:
6. Pemasangan alat-alat:
Airway: Terpasang ETT, No:… Terpasang LMA, No:…
OPA O2 Nasal
7. TTV:
Suhu: 36,5˚C Nadi: 65 x/menit, Teraba: kuat Lemah
Teratur Tidak Teratur RR: 16 x/menit TD: 110/80 mmHg
Saturasi O2: 98%
8. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:
Iskemia jaringan
Stimulasi saraf
Nyeri akut
DS: Ansietas Hernia
Klien mengatakan merasa
khawatir dengan akibat Pre operasi
dari operasi walaupun ini
operasi kedua Perubahan status
DO: kesehatan
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak tegang Kurangnya informasi
tentang pembedahan
Ansietas
Intra Operasi
DS: - Resiko infeksi Hernia
DO:
1. Nadi: 65 x/menit Post operasi
teraba kuat
2. Suhu: 36,5˚C Prosedur pembedahan
3. TD: 110/80 mmHg
4. SPO2 : 98% resiko infeksi
5. Total cairan masuk:
Infus: 250 cc
Transfuse: -
6. Total cairan keluar:
Urine: 200 cc
Perdarahan:-
7. Balance Cairan: +50
cc
Post Operasi
DS: Nyeri akut Hernia
1. Klien mengatakan
nyeri pada bekas Post operasi
operasi dengan skala
3-5 (1-10) Prosedur pembedahan
2. Klien mengatakan
nyeri dirasakan saat diskontinuitas jaringan
bergerak
3. Klien mengatakan System limfe terbendung
nyeri berkurang
ketika pasien Pelepasan mediator nyeri
diposisikan telentang (prostaglandin, histamine,
DO: bradikinin)
1. Suhu: 36,7 ˚C
2. Nadi: 72 x/menit Stimulasi saraf
3. RR: 20 x/menit
4. TD: 130/80 mmHg Nyeri akut
5. Sat O2: 98%
Intra Operasi:
1. Resiko Infeksi
Post Operasi:
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Pre Operasi
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
pencedera fisik selama 60 menit Observasi
Observasi
1. Nyeri merupakan suatu hal
1. Identifikasi nyeri secara komprehensif
yang perlu dijelaskan dan
(lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
diungkapkan oleh pasien.
kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri)
Pengkajian nyeri secara
komprehensif diperlukan
untuk memilih intervensi
yang tepat untuk diberikan
kepada pasien nyeri
2. Untuk mengetahui respon
2. Identifikasi respons nyeri non verbal
dan keadaan umum klien
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Untuk mengetahui faktor
memperingan nyeri
yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapuetik
Teraputik
1. Untuk membantu pasien
1. Bantu keluarga dalam mencari dan
dalam menguatkan dirinya
menyediakan dukungan
2. Agar pasien tetap kuat dan
2. Libatkan keluarga dalam modalitas
tegar dengan perawatan
penurun nyeri,
yang akan dilakukan
2 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas
kekhawatiran selama 60 menit Observasi
Observasi
mengalami kegagalan
1. Untuk mengetahui tanda-
1. Monitoring tanda-tanda ansietas
tanda ansietas
Terapeutik
Terapeutik
Edukasi
1 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi
selama 35 menit diharapkan tingkat Observasi Observasi
infeksi menurun dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan 1. Untuk mengetahui dan
a. Tidak ada demam sistemik memastikan pada periode
b. Tidak ada kemerahan peradangan adakah infeksi
c. Tidak ada nyeri pada klien sehingga sepsis
d. Tidak ada bengkak 2. Monitor dan pertahankan temperature dapat dicegah
e. Kadar sel darah putih normal ruangan antara 20oC – 24oC 2. Suhu panas dapat
menyebabkan tubuh
berkeringat sehingga
memungkinkan terjadinya
peningkatan kuman di
pori-pori kulit
3. Monitor dan pertahankan kelembapan 3. Kelembapan >50%
relative 40-50% memudahkan jamur untuk
4. Monitor penggunaan instrument jamur dan tumbuh
kassa 4. Mengetahui alat mana saja
yang sudah on steril
Terapeutik Terapeutik
Post Operasi
1 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan jatuh Pencegahan jatuh
selama 60 menit diharapkan tingkat jatuh Observasi: Observasi:
menurun dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi faktor resiko jatuh (seperti 1. Penurunan tingkat
a. Tidak mengalami jatuh dari tempat penurunan tingkat kesadaran) kesadaran akibat anestesi
tidur
yang dilakukan saat operasi
saat berpengaruh sehingga
perlu tindakan serta
pengawasan yang lebih
Terapeutik Terapeutik: