Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn. B (56 TAHUN)


DENGAN TINDAKAN OPERASI: REPAIR HERNIA PER
LAPAROSKOPI

Dibuat untuk memenuhi tugas stase Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pengampu: Popy Siti Aisyah, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh:

Alma Triana (402020050)

Rizky Ahmad Fauzi (402020051)

Asri Syahida Ridwan (402020001)

Adinda Rahma AFD (402020002)

Astri Nurul Siti Patimah (402020010)

Utari Ayunda Oktariani (402020012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2020

KONSEP TINDAKAN OPERATIF

A. Definisi
Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat
berdiameter 5 sampai 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah
melakukan prosedur bedah didalam rongga perut untuk melihat organ didalam
perut tersebut digunakan yang juga berukuran kecil, dengan telebih dahulu
dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih luas. Dokter bedah
melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-
alat tersebut dengan kedua tangannya.
Laparoskopi perbaikan hernia adalah intervensi bedah untuk memperbaiki
kelemahan dalam perut dinding otot dengan menggunakan teleskop tipis dan mesh
untuk menambal cacat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan Hernia


Inguinalis berdasarkan ilmu keperawatan dan pola pikir ilmiah

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Hernia Inguinalis
b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pasien dengan Hernia
Inguinalis
c. Mampu membuat perencanaan pada pasien dengan Hernia Inguinalis
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana ysng
telah dibuat
e. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
C. Prosedur
Tiga atau lebih sayatan kecil (5-10mm) dibuat di perut untuk memungkinkan
port akses untuk dimasukkan. Ahli bedah kemudian menggunakan laparoskopi
yang mentransmisikan gambar organ-organ perut pada monitor video, yang
memungkinkan operasi untuk dilakukan.
Prosedur repair hernia per laparoskopi yaitu sebelum prosedur bedah dimulai,
pasien akan diberikan anestesi melalui pembuluh darah lengan dan dipasangkan
alat bantu pernapasan. Prosedur diawali dengan membuat sayatan kecil di dinding
perut. Sayatan tersebut umumnya terbagi 3, berukuran 1-1,5 cm dan digunakan
untuk jalan masuk laparoskop beserta alat penunjang operasi lainnya.
Lalu setelah itu salah satu alat khusus terlebih dahulu digunakan untuk
memasukan gas CO2 ke dalam perut yang berfungsi untuk menciptakan ruang di
dalam perut, memisahkan dinding perut dengan organ sehingga dokter bedah
dapat melihat kondisi organ dengan lebih jelas.
Setelah itu laparoskop beserta alat penunjang lain dimasukkan melalui
sayatan yang sudah dibuat. Dokter dibantu timnya akan mengembalikan organ
yang bermasalah ke lokasi awalnya. Setelah itu celah jaringan otot yang menjadi
tempat keluarnya organ ditutupdengan mesh atau jaring khusus. Setelah mesh
terpasang dengan baik, prosedur dilanjutkan ke tahap akhir. Laparoskop beserta
alat lain akan dikeluarkan. Sayatab dijahit dan di perban. Lama prosedur sekitar
30-45menit.
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn. B (56 TAHUN)
DENGAN TINDAKAN OPERASI: REPAIR HERNIA PER
LAPAROSKOPI

I. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn.B
Tgl lahir/ Umur : 18 Januari 1965/ 56 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Kopo
No CM : 0036582
Diagnosa Medis : Hernia Inguinalis
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Istri

Asal Pasien: Rawat Jalan

 Rawat Inap
Rujukan
A. Preoperasi
1. Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri di selangkangan kanan.
2. Riwayat Penyakit:
DM Asma Hepatitis Hipertensi Jantung
HIV Tidak ada

3. Riwayat operasi/ anestesi: Ada Tidak ada

4. Riwayat alergi: Ada, ….  Tidak ada
5. Jenis operasi: Hernia Repair per Laparoskopi
6. TTV: Suhu: 36,5˚C Nadi: 101x/menit Respirasi: 16x/menit TD: 130/90
7. TB/BB: 165/63
8. Golongan Darah: B Rhesus: +

Riwayat Psikososial/ Spiritual

9. Status Emosional:
Tenang Bingung Kooperatif Tidak Kooperatif

Menangis Menarik diri
10. Tingkat Kecemasan : Tidak Cemas Cemas

11. Skala cemas:
0: Tidak Cemas
1: Mengungkapkan kerisauan

2: Tingkat Perhatian Tinggi
3: Kerisauan tidak berfokus
4: Resposn simpate-adrenal
5: Panik
12. Skala nyeri

0-1 2-3 4-5 6-7 8-9 10



13. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:

Normal Jika tidak normal, Jelaskan


Ya Tidak
Kepala 
Leher 
Dada 
Abdomen 
Genitalia  Terdapat benjolan di
selangkangan kanan dan
pasien mengeluh nyeri di area
benjolan tersebut
Integument 
Ekstremitas 
14. Hasil Data Penunjang
a. Laboratorium:

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Tanggal 18Januari 2021
Hematologi
- Hemoglobin 14,5 13,5 ~ 17,5 g/dL
- Hematokrit 51 40 ~ 52 %
- Eritrosit 5,5 4,5 ~ 6,5 juta/uL
- Leukosit 10200 4400 ~ 11300 /mm3
- Trombosit 226000 150000 ~ 450000 /mm3
Kimia Darah
- Ureum 25 15 ~ 50 mg/dL
- Kreatinin 0,8 0,7 ~ 1,2 mg/dL
- GDS 142 < 200 mg/dL
Elektrolit
- Natrium (Na) 136 135 ~ 145 mEq/L
- Kalium (K) 4,4 3,6 ~ 5,5 mEq/L
- Klorida 98 98 ~ 108 mEq/L

b. EKG: -
c. Rontgen: -
d. USG: -
e. Lain-lain:-
B. Intra Operasi
1. Anestesi dimulai jam: 08.00
2. Pembedahan dimulai jam: 08.15
3. Jenis Anestesi:
Spinal umum/general anestesi Lokal Nevus blok

…..
4. Posisi Operasi
Terlentang Litotomi tengkurap/knee chees

Lateral: Kanan Kiri Lainnya
5. Catatan Anestesi:
6. Pemasangan alat-alat:
Airway: Terpasang ETT, No:… Terpasang LMA, No:…
OPA O2 Nasal

7. TTV:
Suhu: 36,5˚C Nadi: 65 x/menit, Teraba: kuat Lemah

Teratur Tidak Teratur RR: 16 x/menit TD: 110/80 mmHg
Saturasi O2: 98%
8. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:

Normal Jika tidak normal, Jelaskan


Ya Tidak
Kepala 
Leher 
Dada 
Abdomen  Terdapat luka sayatan di perut
bagian bawah sebelah kanan
Genitalia 
Integument 
Ekstremitas 
Total cairan masuk:
Infus: 250 cc
Transfuse: -
Total cairan keluar:
Urine: 200 cc
Perdarahan: -
Balance Cairan: +50 cc
C. Post Operasi
Pasien pindah ke:
Pindah ke ICU/PICU/NICU, jam :…. WIB
RECOVERY ROOM, Jam:08.45
1. Keluhan saat di RR:
Mual Muntah Pusing Nyeri luka operasi

Kaki terasa baal
2. Keadaan Umum
Baik Sedang Sakit berat

3. TTV:
Suhu: 36,7 ˚, Nadi: 72 x/menit, RR: 20 x/menit TD: 130/80 mmHg
Sat O2: 98%
4. Kesadaran:
CM Apatis Somnolen Sopore Coma

5. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:

Normal Jika tidak normal, Jelaskan


Ya Tidak
Kepala 
Leher 
Dada 
Abdomen  Terdapat luka insisi di perut
bagian bawah sebelah kanan
Genitalia 
Integument 
Ekstremitas 
6. Skala Nyeri

0-1 2-3 4-5 6-7 8-9 10



II. Analisa Data

Symptom Problem Etiologi


Pre Operasi
DS: Nyeri akut Hernia
1. Klien mengatakan
nyeri pada benjolan Pre operasi
diselangkangan kanan
dengan skala 2-3 (1- Peningkatan isi abdomen
10) memasuki kantong hernia
2. Klien mengatakan
nyeri dirasakan hilang Peningkatan tekanan
timbul terutama saat
posisi duduk dan System limfe terbendung
Cberdiri
3. Klien mengatakan Oedema
nyeri berkurang Hernia inguinalis
ketika pasien
diposisikan telentang Pre operasi
DO:
1. TD: 130/90 Peningkatan isi abdomen
2. Nadi: 102x/menit memasuki kantong hernia
3. Suhu: 36,5˚C
Peningkatan tekanan

System limfe terbendung

Iskemia jaringan

Pelepasan mediator nyeri


(prostaglandin, histamine,
bradikinin)

Stimulasi saraf

Nyeri akut
DS: Ansietas Hernia
Klien mengatakan merasa
khawatir dengan akibat Pre operasi
dari operasi walaupun ini
operasi kedua Perubahan status
DO: kesehatan
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak tegang Kurangnya informasi
tentang pembedahan

Ansietas

Intra Operasi
DS: - Resiko infeksi Hernia
DO:
1. Nadi: 65 x/menit Post operasi
teraba kuat
2. Suhu: 36,5˚C Prosedur pembedahan
3. TD: 110/80 mmHg
4. SPO2 : 98% resiko infeksi
5. Total cairan masuk:
Infus: 250 cc
Transfuse: -
6. Total cairan keluar:
Urine: 200 cc
Perdarahan:-
7. Balance Cairan: +50
cc
Post Operasi
DS: Nyeri akut Hernia
1. Klien mengatakan
nyeri pada bekas Post operasi
operasi dengan skala
3-5 (1-10) Prosedur pembedahan
2. Klien mengatakan
nyeri dirasakan saat diskontinuitas jaringan
bergerak
3. Klien mengatakan System limfe terbendung
nyeri berkurang
ketika pasien Pelepasan mediator nyeri
diposisikan telentang (prostaglandin, histamine,
DO: bradikinin)
1. Suhu: 36,7 ˚C
2. Nadi: 72 x/menit Stimulasi saraf
3. RR: 20 x/menit
4. TD: 130/80 mmHg Nyeri akut
5. Sat O2: 98%

III. Diagnosa Keperawatan


Pre operasi:

1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik


2. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan

Intra Operasi:

1. Resiko Infeksi

Post Operasi:

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur pembedahan)


IV. Rencana Keperawatan (Meliputi Pre, Intra dan Post)

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Pre Operasi

1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
pencedera fisik selama 60 menit Observasi
Observasi
1. Nyeri merupakan suatu hal
1. Identifikasi nyeri secara komprehensif
yang perlu dijelaskan dan
(lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
diungkapkan oleh pasien.
kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri)
Pengkajian nyeri secara
komprehensif diperlukan
untuk memilih intervensi
yang tepat untuk diberikan
kepada pasien nyeri
2. Untuk mengetahui respon
2. Identifikasi respons nyeri non verbal
dan keadaan umum klien
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Untuk mengetahui faktor
memperingan nyeri
yang memperberat dan
memperingan nyeri

Terapuetik
Teraputik
1. Untuk membantu pasien
1. Bantu keluarga dalam mencari dan
dalam menguatkan dirinya
menyediakan dukungan
2. Agar pasien tetap kuat dan
2. Libatkan keluarga dalam modalitas
tegar dengan perawatan
penurun nyeri,
yang akan dilakukan
2 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas
kekhawatiran selama 60 menit Observasi
Observasi
mengalami kegagalan
1. Untuk mengetahui tanda-
1. Monitoring tanda-tanda ansietas
tanda ansietas
Terapeutik
Terapeutik

1. Ciptakan suasana terapeutik 1. untuk menumbuhkan


kepercayaan
2. Menemani pasien 2. untuk mengurangi rasa
cemas
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. untuk membantu bantu
pasien dalam mengurangi
rasa cemas

Edukasi

Edukasi 1. agar pasien lebih bisa dalam


mempersiapkan dirinya
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
dengan prosedur yang akan
mungkin dialami
dilakukan
2. agar pasien mengetahui serta
2. Informasikan secara factual mengenai bisa mempersiapkan dirinya
diagnosis, pengobatan dan prognonis dalam mengetahui factual
diagnosis, pengobtan dan
prognosis yang akan
dilakukan
3. agar merasa dilindungi dan
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama percaya diri
pasien
Intra Operasi

1 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi
selama 35 menit diharapkan tingkat Observasi Observasi
infeksi menurun dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan 1. Untuk mengetahui dan
a. Tidak ada demam sistemik memastikan pada periode
b. Tidak ada kemerahan peradangan adakah infeksi
c. Tidak ada nyeri pada klien sehingga sepsis
d. Tidak ada bengkak 2. Monitor dan pertahankan temperature dapat dicegah
e. Kadar sel darah putih normal ruangan antara 20oC – 24oC 2. Suhu panas dapat
menyebabkan tubuh
berkeringat sehingga
memungkinkan terjadinya
peningkatan kuman di
pori-pori kulit
3. Monitor dan pertahankan kelembapan 3. Kelembapan >50%
relative 40-50% memudahkan jamur untuk
4. Monitor penggunaan instrument jamur dan tumbuh
kassa 4. Mengetahui alat mana saja
yang sudah on steril

Terapeutik Terapeutik

5. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 5. Mencuci tangan untuk


dengan pasien dan lingkungan pasien melindungi perawat dan
6. Pertahankan tekhnik surgical aseptic pasien
sebelum operasi berlangsung 6. Surgical aseptic bertujuan
untuk menjaga kesterilan
dan untuk menghindari
terjadinya infeksi
7. Agar kulit pasien terhindar
7. Disinfeksi area kulit yang akan dilakukan
dari kuman dan
pembedahan
mikroorganisme lain
penyebab infeksi
8. Menghindari kontaminasi
8. Tutup area tidak steril menggunakan duk
ke area steril
steril
9. Instrument yang tertinggal
9. Pastikan tidak ada instrument jarum/ kassa
dapat menyebabkan
yang tertinggal di tubuh klien
komplikasi lain dan
terjadinya infeksi post
operatif

Post Operasi
1 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan jatuh Pencegahan jatuh
selama 60 menit diharapkan tingkat jatuh Observasi: Observasi:
menurun dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi faktor resiko jatuh (seperti 1. Penurunan tingkat
a. Tidak mengalami jatuh dari tempat penurunan tingkat kesadaran) kesadaran akibat anestesi
tidur
yang dilakukan saat operasi
saat berpengaruh sehingga
perlu tindakan serta
pengawasan yang lebih

Terapeutik Terapeutik:

2. Untuk menghindari resiko


2. Pastikan roda tempat tidur selalu dalam
jatuh
kondisi terkunci
3. Untuk menghindari pasien
3. Pasang handrall tempat tidur
dari resiko jatuh
4. Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh dekat
4. Agar pasien tertap
dengan pantauan perawat
terpantau dan tejaga dari
5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyer
resiko jatuh

Anda mungkin juga menyukai