PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi sehat atau sakit merupakan dua keadaaan berlawanan yang
selalu dialami setiap manusia sepanjang hayat didunia. Islam sebagai agama
yang sempurna sangat perhatian terhadap kemaslahatan manusia di akhirat
maupun dunia. Kemaslahatan yang ingin dituju dan diciptakan dalam syariat
islam tersebut meliputi pemeliharaan lima hal yang paling utama (Al- kulliyyat
al-khams), yaitu agama(hifzuddin), jiwa (hifzunnafs), keturunan dan
kehormatan (hifzunnasl), harta (hifzulmaal) serta akal (hifzul aql). Tiga
dianatara secara langsung berhubungan dengan kesehatan manusia
(kedokteran), yaitu jiwa, keturunan dan akal. Seorang mukallaf akan
memperoleh kemaslahatan manakala dapat memelihara kelima aspek pokok
tersebut, sebaiknya akan merasakan mafsadat manakala ia tidak dapat
memelihara kelima poko tersebut secara baik.
Seorang muslim hendaknya memahami konsep keadaan sehat dan
sakit dengan baik, terlebih lagi bagi mahasiswa kedokteran, adalah menjadi
tanggung jawab utama bagi setiap dokter sebagai salah satu tenaga dan profesi
kesehatan terhadap kondisi sehat atau sakit atas diri sendiri, pasien bahkan
masysarakat luas.
Pada kenyataannya, kehadiran soerang dokter lebih sering dibutuhkan
ketika seseorang atau sekelompok orang telah jatuh sakit, baik dalam derajat
ringan, sedang maupun beratbahkan menjelang ajal atau sakharatul maut.
Pada situasi demikian, hendaknya seorang dokter atau mahasiswa calon
dokter memahami dengan baik bagaimana adab orang sakit dari pandangan
islam sehingga peran pada saat memberikan upaya layanan kesehatan
terhadap pasien yang merupakan mahluk biopsikososial dan religious dapat
optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adab Orang Sakit
Orang yang sedang sakit, sering kali lupa bahwa usaha memulihkan kembali
kesehatannya itu, tidak hanya bergantung pada obat saja, tapi juga sangat
tergantunng pada dokter atau tenaga kesehatan yang mengerti penyakit dan
bisa memberikan layanan upaya kesehatan yang mengerti penyakit dan bisa
memberikan layanan upaya kesehatan. Juga pesan, sikap dan perilaku dokter
maupun tenaga kesehatan lain terhadap pasien memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam upaya penyambuhan. Ini berarti bahwa setiap pasien wajib
menegakkan displin, dalam bentuk adab atau kewajiban orang sakit. Tanpa
disiplin dalam wujud adab atau kewajiban orang sakit untuk berupaya mencari
penyambuhan akan mengalami hambatan yang tidak diharapkan semua pihak.