Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Perilaku SADARI Dengan Deteksi Dini


Akan Kanker Payudara Pada Remaja Putri

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pembimbing:

Dr. Sitti Syabariyah, S.Kp., MS.Biomed, CWCS

Disusun Oleh :

Alma Triana

NIM 032016038

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut (Sinaga & Ardayani, 2017), Kanker Payudara merupakan suatu sel
yang mengalami kehilangan kendali dan mekanisme normalnya, sehingga
menyebabkan pertumbuhannya tidak normal, cepat dan tak terkendali di daerah
jaringan payudara.
Penyebab utama kematian yaitu salah satunya adalah penyakit kanker.kanker
payudara adalah salah satu penyakit kanker yang banyak menyerang wanita,
kanker payudara sendiri yaitu merupakan suatu tumor ganas yang berkembang di
jaringan payudara meliputi kelenjar susu, jaringan lemak dan jaringan ikat pada
payudara. (Rukiyah, 2012)
Menurut Mboi (2014) telah banyakditemukan penderita kanker payudara,
yang tidak sedikitnya menyerang pada usia remaja putri sekitar 14 yang menderita
tumor dipayudaranya, dimana tumor tersebut merupakan salah satu gejala awal
yang berpotensi penyebabkan kanker bila tidak dideteksi secara awal.
Menurut WHO (World Health Organization) sendiri, wanita yang berpotensi
mengalami kanker payudara sekitar 8-9%, dan kaknker payudara sendiri adalah
salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan pada wanita. Lebih dari 250.000
kasus kanker payudara setiap tahunnya telah ditemukan di Eropa dan 175.000
kasus kurang lebih terjadi di Amerika Serikat. (Lumbal Goal, Briani, 2014)
Dari data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC)
diketahui bahwa kanker payudara di dunia merupakan penyakit kanker dengan
presentase yang baru (setelah dikontrol dengan umur) tertinggi, sekitar 43,3%, dan
presentase kematian akibat kanker payudara sekitar 12,9%.
(Infodatin,2015)globokan juga telah memperkirakan kasus kanker yang terjadi di
Indonesia sebesar 134 per 100.000 penduduk.hasil dari Riskendes (2013) estimasi
nya tidak jauh berbeda dengan hasil yang mendapatkan prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk atau sekita 330.000 orang, sedangkan di
DKI Jakarta sendiri prevalensi kanker payudara di tahun 2013 sebesar 1,9 per
1000 penduduk. (Kemenkes, 2015)
Penderita kanker di Indonesia terus bertambah seiring dengan perkembangan
zaman.awal mulanya kanker payudara menyarang wanita dengan kisaran usia
lebih dari 30 tahun, akan tetapi kini usia penderita menjadi lebih muda, bahkan
remaja. (Fres,2015)
Kanker payudara pada umumnya terjadi pada wanita, akan tetapi bisa terpadi
pada pria juga, perbandingannya yaitu sekitar 1:100, yang artinya dimana setiap
100 wanita menderita kanker payudara terdapat 1 laki-laki yang menderita
penyakit yang sama. (Yuliani, 2000)
Penderita kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar sekitar 70%,
karena penderita datang ke dokter dengan stadium yang sudah lanjut. Banyak cara
yang data dilakukan untuk mencegahnya yaitu dengan pemeriksaan awal atau
deteksi dini. (Putra,2015). Tujuan utama dari deteksi dini pada kanker payudara
adalah, untukmenemukan kanker dengan stadium yang masih dini (level 1),
sehingga pengobatannya akan lebih baik sekitar 75-85% keganansan kanker
payudara telah ditemukan pada saat pemeriksaan payudara sendiri. (Putra, 2015)
Sesuai dengan bertambahnya usia, penderita kanker payudara
meningkat.(Luwis, 20103) Akan tetapi, usia muda juga bukan jaminan aman dari
kanker payudara (Yayasan Kanker Indonesia, 2008). Tingginya angka kejadian
kanker payudara mengakibatkan tidak sedikit pula penderita kanker payudara
yang berujung pada kematian (Saryono, 2009). Jika saja tanda dan gejala kanker
payudara dapat ditemukan sedini mungkin maka tingkat kesembuhan akan
semakin tinggi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker
payudara ini adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
(Melda S, 2008). Faktanya, lebih banyak kanker payudara stadium dini dapat
dideteksi dengan cara SADARI (Erniyati, 2006). Upaya remaja putri dalam
pencegahan kanker payudara secara dini ini dipengaruhi oleh pengetahuan remaja
putri mengenai cara melakukan SADARI (Lily, 2008). Menurut Lawrence Green,
pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
individu (Notoatmodjo, 2003). Oleh karena itu, bagaimana pengetahuan remaja
putri tentang cara melakukan SADARI juga akan terkait dengan kebiasaan remaja
putri dalam melakukan SADARI.
Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk mendeteksi kanker
payudara atau tumor sedini mungkin. Seringkali penderita mengetahui dirinya
terkena kanker payudara sesudah stadium lanjut sehingga sulit untuk
disembuhkan. Lebih dini kanker ditemukan dan mendapatkan penanganan yang
tepat, akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih besar. Sadari
merupakan cara sederhana untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
payudara. Sadari harus dilakukan setiap bulan oleh perempuan setelah berumur 20
tahun. Meskipun sadari merupakan suatu tehnik penyaringan yang sederhana, dan
tidak mahal, tetapi sadari sangat efektif untuk mengetahui adanya kanker secara
dini, tidak berbahaya, aman dan tidak menimbulkan nyeri. Kematian oleh kanker
payudara lebih sedikit pada perempuan yang melakukan pemeriksaan sadari
dibandingkan yang tidak sadari (Ariani, 2015).
Sadari juga perlu dilakukan pada perempuan dengan usia 15-20an, ini berarti
tidak ada kata terlalu dini untuk memulai memberikan pendidikan SADARI
secara rutin (7-10 hari setelah haid) setiap bulan, dengan melakukan SADARI
akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, tapi
wanita yang melakukan SADARI masih rendah 25%-30% (Etwiory, 2014). Salah
satu kelompok yang telah mencapai usia tersebut adalah mahasiswi. Pada saat itu
seorang mahasiswi memasuki tahap perkembangan remaja akhir (adolescence)
(Sarwono, 2004). Mahasiswi yang menempuh pendidikan dalam bidang kesehatan
pada umumnya telah memperoleh pengetahuan tentang SADARI sehingga akan
cenderung membentuk sikap positif yang tercermin dalam perilakunya. Karena
adanya pengetahuan tersebut merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah,yaitu :
Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang perilaku SADARI
(Pemeriksaan Pyudara Sendiri) terhadap deteksi dini akan kanker payudara
pada remaja putri ?
1.3 Batasan Masalah
Pengetahuan Tentang Perilaku SADARI Terhadap Deteksi Dini Akan Kanker
Payudara
1.4 Tujuan Penelitian
Peneliatian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan tentang
perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhadap deteksi dini akan
kanker payudara pada remaja putri
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil peneliatian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
A. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi untuk psikologi kesehatan, yaitu hubungan antara
pengetahuan tentang perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
terhadap deteksi dini akan kanker payudara pada remaja putri
B. Manfaat Praktis
Memberikan masukan kepada remaja putri mengenai factor-faktor yang
berhubungan antara pengetahuan tentang perilaku SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) terhadap deteksi dini akan kanker payudara pada remaja
putri
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
A. Kanker payudara
Kanker adalah suatu pemyakit yang pertumbuhan selnya sangat cepat
disuatu organ dan akan menyebar ke organ lain yang terdekat. Kanker
payudara adalah suatu penyakit yang pertumbuhan sel nya ada pada payudara,
dan jika tidak segera terdeteksi terlebih lagi dapat menyebabkan kematian
(Dini, 2009)
Menurut data yang diambil dari World Health Organization (WHO) tahun
2013, angka kejadian kanker mengalami peningkatan dari 12,7 juta kasus pada
tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus yang terjadi pada tahun 2012, dan jumlah
kematian akibat kanker meningkat juga dari 7,6 juta pasien pada tahun 2008
menjadi 8,2 juta pasien pada tahun 2012. Penyakit kanker menjadi penyakit no
2 di dunia yang mengakibatkan kematian yaitu, sebesar 13% setelah penyakit
kardiovaskuler. Diperkirakan pada tahun 2030, penyakit kanker dapat
mencapai 26 juta pasien dan 17 juta diantaranya akan meninggal dunia akibat
penyakit tersebut, terlebih lagi untuk Negara yang miskin dan berkembang
angka kejadiannya akan lebih mengalami percepatan. (Sinaga & Ardayani,
2017)
Penderita kanker payudara yang datang ke pelayanan kesehatan biasanya
dalam keadaan stadium lanjut atau inoperable, maka dari itu, penanganan akan
sukar dilakukan dan menyebabkan tinggi angka kematian sekitas 70%
(Oemiati, Rahajeng, & Kristanto, 2011), padahal deteksi secara dini dapat
dilakukan oleh diri sendiri tanpa mengeluarkan biaya dan dapat dilakukan
secara rutin.
Melalui Kementrian Kesehatan, pemerintah telah menetapkan pedoman
tentang teknis 796/Menkes/SK/VII/2010. Sejauh ini, usaha lain yang telah
dilakukan, yaitu dengan adanya pencegahan primer seperti: promosi, gaya
hidup sehat dan vaksinasi. Pencegahan sekunder seperti: deteksi dini dan
pengobatan segera. Pencegahan tersier seperti: pengobatan dan pelayanan
paliatif. Adapun kegiatan penting lainnya, yaitu surveilans, penelitian, support
dan rehabilitasi. (Agustina, 2010)
Dugaan dari adanya penyakit kanker karena perubahan gaya hidup seperti,
terbiasa memakan makanan cepat saji, adanya perubahan kondisi lingkungan,
dan sering terpapar radiasi dari media elektronik. Ada juga penyebab lain dari
tingginya angka kejadian kanker payudara yaitu karena keterbatasan
pengetahuan masyarakat akan bahaya dari kanker payudara itu sendiri, tanda-
tanda awal, deteksi dini, factor resiko dan cara penanggulangan dari penyakit
tersebut. (Lubis, 2018)
B. Pengetahuan
Pengetahuan itu sendiri bisa didapatkan setelah seseorang melakukan
pengindraan pada suatu objek. Pengindraan sendiri bisa terjadi dengan panca
indra manusia itu sendiri, seperti : penglihatan, penciuman, perasa, peraba dan
pendengaran. (Notoatmodjo,2011)(kesehatan-masyarakat-ilmu-dan-seni-
repository-ui-gt8042655, n.d.)
Tindakan seseorang (over behavior) dapat terbentuk melalui pengetahuan
atau kognitif seseorang dari pengalaman atau penelitian yang telah dilakukan,
dan ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama dari
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoatmodjo, 2012)
Notoatmodjo (2012) juga menjelaskan tentang perilaku kesehatan
seseorang juga dipengaruhi oleh pengetahuan itu sendiri, sikap, tradisi
maupun kepercayaan yang dianutnya. Lalu penyebab tingginya angka kejadian
kanker payudara diakibatkan dari kurang nya kesadarang serta deteksi dini
yang dilakukan oleh wanita diseluruh Indonesia.
Penyebab keterlambatan akan penanganan kanker payudara disebabkan
oleh tingkat pemahaman masyarakat itu sendiri yang masih rendah dan mitos
yang beredar menyebabkan kekeliruan tentang kanker payudara, jadi dengan
menambah pengetahuan tentang kanker payudara dan pemeriksaannya secara
dini dapat meningkatkan status kesehatan pada perempuan. (Nugraheni, 2010)
C. Perilaku Sadari
Cara sederhana dan mudah untuk medeketeksi benjolan pada payudara
yaitu dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Menurut
Irianto (2015), SADARI dapat membantu wanita untuk mengecek adanya
benjolan atau perubahan lain pada payudaranya serta dapat mendeteksi secara
dini akan terjadinya tumor atau kanker payudara yang penting untuk adanya
perhatian medis.
Deteksi dini akan payudara adalah satu langkah awal dalam pencegahan
kanker. Kunci dari tingkat bertahan hidup seseorang dari kanker payudara
yaitu dengan deteksi dini dan skrining. Deteksi dini dan skrining yang
dilakukan ini dapat menekan angka kematian yang terjadi sebesar 25-30%,
selain itu juga deteksi secara dini, diagnoasa dini, dan terapi dini dapat
menjadi kuci akan tingginya kesembuhan penderita kanker payudara. Maka
dari itu diperlukanlah pengetahuan mengenai kanker payudara dan cara
melakukan pemeriksaan payudara sendiri. (Rasjidi, 2010)
Dalam peneliltian diambil kesimpulan bahwa pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan dirinya sendiri, sikapnya, tradisinya dan
kepercayaan yang diyakininya. (Notoatmodjo, 2012) Sedangkan dalam
peneliatin ini juga menurut Rasjidi (2010) kanker payudara sendiri dapat
terdeteksi melalui dua cara yaitu deteksi dini dan skrining

2.2 Kerangka Teori


Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan seseoramg dapat
dipengaruhi dari : pengetahuan dirinya sendiri, sikap, tradisi yang biasa
dilakukan maupun kepercayaan yang dianutnya. Sedangkan menurut
Rasjidi (2010) kanker payudara sediri dapat diketahuai lebih awal dengan
cara : deteksi dini dan skrining.
2.3 Kerangka Pemikiran

Kanker Payudara

Pengetahuan : Perilaku :

1. Pengetahuan sendiri 1. Deteksi dini


2. Sikap 2. Skrining
3. Tradisi
4. Kepercayaan

2.4 Penelitian Relevan


Penelitian yang relevan diantara adalah sebagai berikut :
A. Penelitian Cristra F Sinaga, Tri Ardayani tahun 2016 yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Deteksi Dini
Kanker Payudara Melalui Periksa Payudara Sendiri Di Sma Pasundan 8
Bandung Tahun 2016”. Hasil menujukan bahwa :
1. Pengetahuan dari remaja putri mengenai deteksi dini kanker payudara
yaitu sebesar 77% berpengetahuan kurang mengenai deteksi dini
melalui SADARI.
2. Sikap yang ditunjukannya yaitu berespon positif sekitar 65% tentang
deteksi dini melalui SADARI.
3. Hasil dari penelitian yan telah dilakukan menunjukan kesignifikanan
antara pengetahuan dan sikap remaja putri tentang deteksi dini pada
kanker payudara melalui SADARI di SMA Pasundan 8 tahun 2016.

B. Penelitian Reni Puspita Sari tahun 2017 yang berjudul “Hubungan


Pengetahuan Dengan Perilaku Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker
Payudara”. Hasil menunjukan bahwa :
1. Pengetahuan dari sebagian besar responden memiliki tinggat
pengetahuan yang tinggi mengenai SADARI.
2. Perilaku dari sebagian besar responden cukup baik.
3. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku
SADARI yang ditunjukan oleh responden mahasiswa akademi
kebidanan Yayasan RS Jakarta.

No Subvariable Indicator Butir Pertanyaan


1. Pengetahuan sendiri 1. Sebelum 1. Saya bertanya kepada
pasien sebelum penjelasan
mengenai kanker
payudara
2. Sesudah 2. Saya bertannya kembali
pada pasien tentang
penjelasan yang saya
sampaikan
2. Sikap Cepat menanggapi Saya cepat menanggapi sikap
yang ditunjukan oleh pasien
3. Tradisi Cepat menanggapi Saya cepat menanggapi tradisi
atau kebiassan yang biasa pasien
lakukan
4. Kepercayaan Ceoat menanggapi Saya menanggapi, kepercaya
seperti apa yang bisa pasien
pahami

No Subvariabel Indicator Butir Pertanyaan


1. Deteksi dini Cepat menanggapi Saya bertanya apakah pasien
sudah pernah melakukan deteksi
dini (sendiri / ke rs)
2. Skrining Cepat menanggapi Saya bertanya apakah pasien
pernah dilakukan skrining
2.5 hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji model
regrasi logistic sederhana, karena hanya menggunakan 1 variabel yang
menggunakan skala ordinal.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik kerelasional.
Penelitian korelasional merupakan tipe penelitian yang berbentuk hubungan
dari dua variabel atau lebih. Penelitian korelasional bertujuan untuk
menyelidiki ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya. Dalam penelitian ini akan dicari apakah hubungan antar pengetahuan
tentang perilaku SADARI dengan deteksi dini akan kanker payudara pada
remaja putri.
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu dapat menjadi objek penelitian atau gejala
yang menjadi focus dalam penelitian (Riwidikdo, 2007). Pada penelitian ini,
variabel yang akan diteliti adalah :
1. Variabel Bebas : Pengetahuan Tentang Perilaku SADARI
2. Variabel Terikat : Deteksi Dini akan Kanker Payudara
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi target untuk penelitian ini adalah remaja putri, dan populasi
terjaungkau pada penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI yang berasal dari
SMAN 1 SOREANG.
Populasi remaja putri di SMAN 1 SOREANG sebanyak 136 orang yaitu
berasal dari kelas X (5 kelas) dan kelas XI (5 kelas). Populasi dalam penelitian
ini memiliki kriteria, yakni:
1. Kriteria inklusi yaitu:
a. Remaja putri yang masih aktif mengikuti pembelajaran selama
penelitian dilakukan
b. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
2. Kriteria eksklusi yaitu: remaja putri yang sudah selesai ujian nasional
(tidak mengikuti proses belajar mengajar selama dilakukan penelitian).
Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified
random sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 remaja putri
yang berasal dari kelas X dan XI SMAN 1 SOREANG.. Perhitungan statistik
yang digunakan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan
analisis bivariate menggunakan analisa chi-square.

3.4 Intrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, dan setelah
didapatkan hasil dari kuesioner dalanjutkan dengan perhitungan skala untuk
menentukan apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang perilaku
SADARI terhadap deteksi dini akan kanker payudara pada remaj putri.
3.5 Uji Validitas dan Reabilitas
1. Validitas
Validitas bertujuan mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tes tersebut mampu
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut.
Pada penelitian estimasi validitas yang dilakukan adalah estimasi
validitas isi pada setiap sistem dalam skala ukur. Estimasi terhadap
validitas isi dilakukan dengan pengujian terhadap isi tes dengan analisis
rasional yaitu sejauh mana sitem-sitem tes mewakili komponen-komponen
dalam keseluruhan isi objek yang hendak diukur dengan kata lain
dilakukan dengan melihat apabila butir-butir dalam tes telah sesuai dengan
blue printnya (Azwar, 2001).
2. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsisten atau keterpercayaan hasil ukur,
yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Suatu hasil pengukuran
menunjukan sejauhmana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang
relative tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek
yang sama. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reability (rxy) yang
angkanya berada pada rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas yang diperoleh atau dengan kata lain suatu alat ukur dikatakan
memiliki reliabitas yang baik jika memiliki koefisien reabilitas sebesar
0,90. Semakin tinggi keperccayaan hasil pengukuran alat tersebut bagi
kelompok subjek yang diteliti. Lebih tepatnya, suatu alat ukur dikatakan
reliable jika memiliki koefisien reliabilitas yang berkisar antar 0,60 sampai
0,90 (Azwar,2001).
3.6 Teknik Analisis Data
Untuk menguji yang telah diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik
analisis dengan metode statistic. Metode ini merupakan cara ilmial untuk
menyimpulkan, menyusun, mengerjakan dan menganalisis data penelitian
yang berwujud angka,, menarik kesimpulan dengan teliti serta mengambil
keputusan yang logis (Hadi, 1982).
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis korelasi product momen dari Pearson. Sebelum
melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi terlebih dahulu.
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan atau gangguan terhadap variabel yang ada dalam model
(Algifari dalam Pujihastuti, 2007). Uji persyaratan analisis korelasi yang
dilakukan adalah uji normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran
atau distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas tidaknya sebaran
atau distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas dilkukan dengan
melihat nilai Skewness dan Kurtosis pada data variabel tergantung.
Kenormalan data terlihat dari nilai swekness yang diperoleh dibagi
dengan standar error or skwwness.untuk nilai kurtiosis juga diperoleh
dari nilai kurtosis debagi dengan standar error of kurtosis. Apabila
nilainya antara -2 sampai 2 maka dapar dikatakan bahwa data tersebut
masih dalam distribusi normal (Riwidikdo, 2007).
b. Uji Linearitas
Ujilinearitas ditujukan untuk mengetahui pola hubungan linear atau
tidaknya variabelbebas dan tergantungnya. Uji linearitas dilakukan
dengan menggunakan test of linearity. Linear tidaknya variabel-
variabel penelitian dapat dilihat dari nilai Fhitung dan nilai
signifikansinya (p,0,05).

2. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara perilaku
SADARI dan deteksi dini akan kanker payudara pada remaja putri. Uji
hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji korelasi product
moment dari Person, dengan bantuan SPSS v 13.00.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi pada penelitian ini dilakukan di SMAN 1 SOREANG dan wuktu
penelitian yang dibutuhkan yaitu selama 1 bulan .

DAFTAR PUSTAKA
Dini, hubungan antara pengetahuan kanker payudara dan perilaku sadari
(pemeriksaan payudara sendiri) pada wanita dewasa. (2009). hubungan
antara pengetahuan kanker payudara dan perilaku sadari (pemeriksaan
payudara sendiri) pada wanita dewasa dini. Hubungan Antara
Pengetahuan Kanker Payudara Dan Perilaku Sadari (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) Pada Wanita Dewasa Dini, 2(5), 255. Retrieved from
???
kesehatan-masyarakat-ilmu-dan-seni-repository-ui-gt8042655. (n.d.).
Lubis, U. L. (2018). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) dengan Perilaku Sadari. Jurnal Aisyah :
Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 81. https://doi.org/10.30604/jika.v2i1.36
Oemiati, R., Rahajeng, E., & Kristanto, A. Y. (2011). Di Indonesia penyakit.
Sinaga, C. F., & Ardayani, T. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui Periksa
Payudara Sendiri Di Sma Pasundan 8 Bandung Tahun 2016. Kartika
Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1), 16–19. https://doi.org/10.26874/kjif.v4i1.52

Anda mungkin juga menyukai