Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN M.

R (16 TAHUN)
DENGAN APENDISITIS (APP)
DI RUANG ZAITUN 2
RUMAH SAKIT AL-IKHSAN BANDUNG

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Stase Manajemen Keperawatan

DISUSUN OLEH :

Alma Triana (032016038)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2019/2020
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN M.R (16 TAHUN)
DENGAN APENDISITIS (APP)
DI RUANG ZAITUN 2
RUMAH SAKIT AL-IKHSAN BANDUNG

A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 29 Desember 2019 Pukul 21.25 WIB
Tanggal pengkajian : 29 Desember 2019 Pukul 21.30 WIB
1. Identitas Pasien
Nama : An. M.R
No. Rekam Medis : 00716497
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 29 April 2003
Umur : 16 Tahun
Ruang Rawat Inap : Zaitun 2 perawatan bedah kamar 4C
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Pelajar
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Sunda
Bahasa : Indonesia
Alamat : Astrama Gumuruh rt 05 rw 09 Banjaran Wetan, Bamdung
Pembiayaan Kesehatan : BPJS NON PBI
Kelas Ruangan : Kelas 2
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Pekerjaan : TNI
Suku : Sunda
Hubungan dengan pasien : Ayah
Bahasa : Sunda
Alamat : Astrama Gumuruh rt 05 rw 09 Banjaran Wetan, Bamdung
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Al-Ikhsan Bandung pada hari Minggu tanggal
29 Desember 2019 pukul 21.25 WIB dengan keluhan nyeri di daerah perut bawah sebelah
kanan sudah 2 hari disertai mual muntah. Setelah sakit dirasakan selama 2 hari, pasien
langsung dibawa ke IGD RS Al-Ikhsan untuk diperiksa lebih lanjut. Di IGD pasien
diperiksa oleh perawat dan dokter jaga IGD hasil pemeriksaan dokter mengatakan untuk
langsung dibawa ke ruang perawatan bedah untuk nantinya dilakukan rujukan untuk
dioperasi terlebih dahulu..
Pasien langsung dibawa ke ruang zaitun 2 pada tanggal 29 Desember 2019 pukul
21.30 WIB, pada saat dikaji pasien mengeluh sakit di daerah perut bawah sebelah
kanan,disertai mual dan muntah. Nyeri bertambah apabila pasien banyak beraktifitas dan
turun apabila diistirahatakan.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, didapatkan diagnosa keperawatan utama
pada pasien adalah apendisitis disertai mual muntah. Intervensi yang diberikan adalah
lakukan adalah dilakukan operasi yang berkolabirasi dengan dokter bedah anak, dan
sebelum dilakukan nya operasi pasien di beri tahu untuk puasa terlebih dahulu selama 6
jam, dan dilakukan penginfusan.

C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien An. M.R datang ke ruangan Zaitun 2 pada pukul 21.30 WIB dengan diantar
oleh petugas IGD beserta orang tuanya dengan menggunakan kursi roda. Pasien
diantarkan ke ruangan, lalu petugas IGD melakukan operan terlebih dahulu dengan
perawat badah di ruang zaitun 2, setelah itu pasien diantarkan ke kamar 4C kemudian
di ditempatkan di tempat tidur sambil di lakukan pengkajian dan setelah itu dilakukan
pemasangan infus ke tangan pasien dan mengatur tetesannya. Perawat melakukan
operan pasien dengan petugas IGD di depan Nurse Station dan yang disampaikan
antara lain:
a. Pasien dengan diagnosa APP
b. Pasien sudah dikonsulkan ke dokter ahli bedah anak dengan :
1) Infus NaCl 1500 cc/24 jam (20 gtt/mt)
2) Ceftriakson 2x1 injek IV / 12 jam
3) Keterolak 3x1 amp drip infus / 8 jam
4) Monitoring KU dan Skala Nyeri
c. Status pasien BPJS NON PBI

Setelah selesai serah terima, perawat ruangan menandatangani form transfer internal
sebagai bukti serah terima pasien.

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


Setelah proses serah terima pasien dengan petugas IGD, lalu dilakukan pengkajian
dan pemeriksaan tanda-tanda vital terhadap pasien dengan hasil: TD 118/75 mmHg,
Nadi 92x/mt, Respirasi 20x/mt Suhu 37oC, Akral hangat, CRT <2 detik, suara paru
vesikuler. Pasien diberikan informasi tentang hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
serta diberikan informasi tentang ruangan diantaranya:
1) Ruang perawatan yaitu ruang Zaitun 2 kamar 4C
2) Posisi kamar mandi ada di samping kanan bad pasien
3) Arah kiblat
4) Posisi bel ada di belakang tempat tidur atau menggunakan bel yang memakai
kabel jika memerlukan bantuan.
5) Jam besuk/berkunjung di ruang rawat inap yaitu:
Pagi : 10.30 – 13.00 WIB
Sore : 16.30 – 19.00 WIB
6) Menyarankan kepada keluarga pasien untuk selalu ada yang menunggu satu
orang.
7) Jadwal makan pasien yaitu Pagi jam 07.00 WIB, Siang jam 12.00 WIB, Sore jam
17.00 WIB.
8) Dokter yang merawat pasien adalah dr Arif Budiman dan visitenya setiap hari
tetapi jadwal visitenya tidak menentu
9) Mengingatkan pasien dan keluarga pasien untuk menjaga barang pribadi dan
tidak menyimpan barang-barang berharga di kamar.
10) Mengedukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya cuci tangan untuk
mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan teknik 6 langkah dan 5 moment
(sebelum melakukan tindakan, sebelum ke lingkungan pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptik, sesudah melakukan tindakan dan sesudah dari
lingkungan pasien).

Bukti orientasi pasien dan keluarga ditulis di lembar edukasi terintegrasi dan ditandan
tangani oleh perawat dan keluarga pasien.

3. Tingkat Ketergantungan Pasien


Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)
Indek 0 1 2 3 Keterangan
Makan, minum 2 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi 1 0 : Tergantung orang lain
1 : Mandiri
Perawatan diri 1 0 : Tergantung orang lain
(grooming) 1 : Mandiri
Berpakaian 1 0 : Tidak mampu
(dressing) 1 : Dibantu
2 : Mandiri
BAB (bladder) 2 0 : Inkontinensia
(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAB (bladder) 2 0 : Inkontinensia
(pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer 3 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilisasi 2 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan toilet 1 0 : Tergantung bantuan orang lain
1 : Membutuhkan bantuan tapi beberapa hal dilakukan
sendiri
2 : Mandiri
Naik turun tangga 1 0 : Tidak mampu
1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Total Skore 16 KETERGANTUNGAN RINGAN

Keterangan :
16 : KETERGANTUNGAN RINGAN
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

a. Interpretasi hasil barthel index : Pasien An M.R masuk kategori tingkat ketergantungan
ringan
b. Berdasarkan jumlah jam perawatan pasien An M.R masuk kategori ketergantungan
minimal dengan rumus kebutuhan perawat dan kesimpulannya :

Kesimpulan :
a. Jumlah tenaga perawat per shif
Satu orang pasien dengan tingkat ketergantungan minimal membutuhkan 1 perawat
dalam setiap shift kerja. Jadi dalam 24 jam dibutuhkan 3 orang perawat.
b. Waktu yang diperlukan
Jumlah waktu yang diperlukan untuk memberikan perawatan pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal adalah 1-2 Jam/24 Jam

4. Prinsip Pasien Safety


Prinsip pasien safety menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan awal ketika pasien masuk ke rumah sakit.
Identifikasi awal pada An M.R dilakukan di IGD. Setiap pasien yang akan di
rawat inap diberikan tanda pengenal berupa gelang pengenal. Gelang pengenal
terdiri dari dua warna, yaitu warna merah muda untuk pasien perempuan dan
warna biru untuk pasien laki-laki. Gelang pengenal ini berisi nama, tanggal lahir,
dan nomor rekam medis pasien. Gelang identitas digunakan untuk ketepatan
identifikasi, yang dilakukan sebelum melakukan tindakan keperawatan seperti
pemberian obat, sebelum melakukan prosedur tindakan, sebelum pengabilan
spesimen pemeriksaan. Perawat terlebih dahulu menanyakan nama serta tanggal
lahir pasien dan mencocokkan pada gelang identitas. Hal tersebut dilakukan untuk
memastikan tidak terjadi kesalahan.
Apabila terdapat resiko jatuh pada pasien, perawat menempelkan slogan resiko
jatuh yang ditempel pada bed pasien dan digelang identitas ditempel label warna
kuning dengan tulisan FAAL RISK.
Pasien An M.R tidak berisiko jatuh dan tidak mempunyai alergi, sehingga pasien
tidak dipasang gelang fall risk ataupun alergi.

b. Komunikasi yang efektif


Komunikasi dengan rekan sejawat menggunakan komunikasi langsung maupun
tidak langsung dengan metode SBAR (Situation, Background, Analysis,
Recomendation) saat operan. Dokter yang tidak dapat datang visite memberikan
advice melalui telepon dengan perawat dengan menggunakan metode Tulis, Baca,
Konfirmasi, yang ditandai dengan stempel READ BACK dan divalidasi oleh
penerima perintah dan pemberi perintah di dalam asuhan terintegrasi pasien
dengan mencantumkan nama jelas dan paraf.
Perawat memberikan informasi tentang rencana dokter visite, dan kegiatan
pelayanan selama pasien dirawat di form edukasi terintegrasi, sehingga pasien dan
keluarga sudah mengetahui informasi yang merka butuhkan.
c. Pengelolaan High Allert Medication (HAM)
Pasien An M.R tidak menerima jenis obat HAM selama dirawat. Di ruangan
Zaitun 2 sudah terpajang poster daftar nama-nama obat HAM, dan ditempelnya
stiker merah high allert pada beberapa jenis obat dan cairan yang tergolong jenis
HAM.
d. Safety Surgery
Pasien An M.R akan dilakukan operasi.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di Rumah Sakit Al-Ikhsan Bandung adalah
dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah dan 5 momen dengan menggunakan
air mengalir pakai sabun atau menggunakan hand rub. Hand rub di sediakan di
dinding lobi perawatan didepan. Pada saat orientasi An M.R dan keluarganya
diajarkan cara cuci tangan 6 langkah.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan pengkajian
yang berisi ceklis pasien jatuh saat pasien akan dilakukan rawat inap. Apabila
terdapat resiko jatuh sedang maka akan ditempel stiker resiko jatuh berwarna
kuning pada gelang pasien, dan jika terdapat resiko tinggi jatuh maka diberikan
slogan resiko jatuh pada bed pasien dan ditempel label Fall Risk warna kuning di
status.
Berikut ini merupakan pengukuran resiko jatuh pada Ny. P.
Penilaian Resiko Jatuh Skor 29-12-2019 30-12-2019 31-12-2019
Riwayat jatuh Pasien tidak 25 0 0 0
: tidak pernah jatuh
termasuk
kecelakaan dalam kurun
kerja atau waktu 6 bulan
rekreasional

Agitasi /
15 0 0 0
Status mental konvulsi
Dimensia 15 0 0 0
Terganggu 20 0 0 0
Gaya berjalan Lemah 10 0 0 0
Normal 0 0 0 0
Benda sekitar,
kursi, 30 0 0 0
Alat bantu dinding, dll
jalan Kruk,
tongkat, 15 0 0 0
tripot, dll
Diagnosa
15 0 0 0
sekunder
Kondisi
Pasien
medis
terpasang 20 20 20 20
infus
20 20 20
Skor total
RR RR RR

Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 – 50
Resiko rendah (RR): 0 – 24
Interpretasi : Pasien memiliki risiko jatuh rendah sehingga pasien tidak diberikan tanda stiker
resiko jatuh.

5. Pencegahan risiko dekubitus


Penilian Resiko Dekubitus Skor 29-12-19 30-12-19 31-12-19
Kondisi fisik Sangat baik (1) 1 1 1 1
Buruk (2) 2
Sedang (3) 3
Baik (4) 4
Stupor (1) 1
Kondisi Delirium (2) 2
Mental Apatis (3) 3
CM (4) 4 4 4 4
Tirah baring (1) 1
Aktifitas Kursi Roda (2) 2
Dipapah (3) 3 3 3 3
Mandiri (4) 4
Immobile (1) 1
Sangat terbatas (2) 2
Mobilitas
Agak terbatas (3) 3
Baik (4) 4 4 4 4
Selalu (1) 1
Sering (2) 2
Inkontinensia
Kadang (3) 3
Tidak (4) 4 4 4 4
Skor Total 16 16 16
Keterangan Skor :
Beresiko decubitus jika skor ≤ 14
Interpretasi : Pasien tidak memiliki resiko decubitus dengan hasil nilai 16 (≥14)

6. Pengkajian Nyeri
Pada saat dikaji dan selama perawatan, pasien mengeluh adanya nyeri. Skala nyeri 3
dari 10 menggunakan Numeric Rating Scale
7. Kebutuhan Waktu Perawatan Pasien
Jenis Tindakan Keperawatan
Hari/ Tindakan Keperawatan
Jam Tidak
Tanggal yang Dilaksanakan Langsung Kolaborasi
Langsung
Senin / 30- 07.15 Operan dinas
Pengenalan ruangan
12-2019
Pemberian tentang state
manajemen
Pembagian pasien kelolaan
Observasi ttv
12.45 Pemjemputan pasien dari
OK
Selasa/31- 07.15 Operan dinas
12-2019 Timbang terima pasien+doa
Obs ttv
Obs cairan infus
Menanyakan skala nyeri
injek obat sudah dilakukan
tdi pagi sebelum operan
14.00 Operan dinas
Obs ttv
Menanyakan KU/skala
nyeri
Ganti cairan infus RL 20 gtt
Injek obat
Ceftriakson, keterolak
Rabu/01- 07.15 Operan dinas
Timbang terima dengan
01-2020
dinas sebelumnya
08.00 Obs ttv
09.15 Mengganti cairan infus
NaCl 20 gtt
GP (luka post-op)
14.00 Operan dinas
Melakukan timbang terima
Obs ttv
Injek obat
Ceftriakson, keterolak
Kamis/02- 07.15 Operan dinas
Obs ttv
01-2020
Menanyakan KU/ skala
nyeri
08.45 Menggati balutan GP
14.00 Operan dinas
Timbang terima pasien
Obs ttv
Menanyakan KU/skala
nyeri

8. Kebutuhan Sumber Daya Manusia


Berdasarkan teori tingkat ketergantungan dengan metode Douglas, An M.R untuk
saat ini masuk dalam kategori dengan asuhan keperawatan kategori minimal karena
dapat memenuhi kebutuhannya mandiri.
Douglas(1984) dalam Swansburg (1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam satu unit perawatan di suatu ruangan berdasarkan klasifikasi
pasien, dimana tiap shift memiliki nilai standar masing-masing :

Jumlah Klasifikasi Pasien


Minimal Parsial Total
Pasien Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst

An M.R termasuk pasien dengan kategori minimal sehingga SDM keperawatan yang dibutuhkan
untuk merawat pasien pagi, siang dan malam adalah :
1. Pagi Minimal care : 1 x 0,17 = 0,17 = 1 Perawat sift pagi

2. Siang Minimal care : 1 x 0,14 = 0,14 = 1 Perawat sift siang

3. Malam Minimal care : 1 x 0,07 = 0,07 = 1 Perawat sift malam

Interpretasi: dibutuhkan 1 perawat dalam 1 sift dan 3 perawat dalam 24 jam.


Perhitungan jumlah kebutuhan tenaga ruang Multazam 3.
Diketahui jumlah pasein tanggal 15 Juli 2019 berjumlah 10 orang dengan ketergantungan:
1. Minimal care : 4 pasien
2. Parsial Care : 3 pasien
3. Total Care : 0 pasien

A. Berdasarkan jumlah jam perawatan


1. Ketergantungan minimal : 4x2/8=1
2. Ketergantungan parsial : 3x4/8=1,5
3. Ketergantungan Total : 0x6/8=0

Jumlah : 1+1,5+0 = 2,5


B. Berdasarkan rumus douglas
 Dinas pagi : (8x0,17)+ (2x0,27)+ (0x 0,36)= 1,9
 Dinas Siang : (8x0,14) + (2x0,15) + (0x0,30)= 1,42
 Dinas Malam : (8x0,07) + (2x0,10) + (0x0,20)= 0,76
 Jadi jumlah perawat P+S+M= 1,9+1,42+0,76= 4,08
 LOS DAY( 78/279)x4=1,1(2)

Hasil akhir : jumlah Kebutuhan Perawat + Los Day + Faktor Koreksi(25%) + Karu + Katim:
4+ 2+1+1+2=10 PERAWAT
Jadi total kebutuhan tenaga perawat di ruang zaitun adalah 10 perawat.
9. Kebutuhan Logistik
Harga
N Total Penggunaan
Tindakan Logistic Satuan
o
29/12 30/12 31/12
1 Biaya administrasi 85.000
Pemeriksaan
2 Pemeriksaan darah rutin 115.000
labolatorium
3 Obat infus Set infus 40.000
4 Depo IGD 123.000
a. Tempat tidur
b. Meja
c. Kasur
d. Sprei
e. Bantal
f. Sarung bantal
Ruang perawtan
5 g. Selimut 1 1 1 550.000
kelas 2 (Zaitun 2)
h. Tiang infus
i. Handscrub
j. Tong sampah
k. Lemari
l. Penerangan + logistic
m. Pispot
Visite dokter
6 Dokter spesialis bedah anak 1 1 1 300.000
spesialis
Visite dokter umum 50.000
Asuhan keperawatan/hari 150.000
Tindakan
7 Memandikan pasien/wash
keperawatan
clith
TOTAL 1.413.000

10. Edukasi Pasien dan Keluarga


a. Pengendalian infeksi
Pasien diberikan penjelasan tentang pentingnya cuci tangan sesuai dengan anjuran
dari WHO untuk menghindari paparan infeksi virus dan bakteri yang ada di
rumah sakit yaitu dengan cara 6 langkah cuci tangan dan 5 moment pelaksanaan
cuci tangan baik dengan menggunakan air mengalir ataupun menggunakan
handrub. Perawat menunjukkan dimana pasien dengan mudah mendapatkan
handcrub di di luar kamar pasien dan menunjukkan wastafel untuk cuci tangan
yang ada di dekat pintu kamar mandi.
Pasien dan keluarganya memerhatikan penjelasan yang diberikan, dan terlihat
antusias dengan penjelasan yang diberikan dan ikut mempraktekan cara cuci
tangan 6 langkah.
b. Diit dan obat-obatan
Keluarga pasien mengatakan baru masuk ruang perawatan jadi belum tahu jam
makan serta jenis makanan yang disajikan rumah sakit.

11. Discharge Planning Pada Pasien


a. Peralatan yang dibutuhkan saat discharge planning

No Peralatan yang Digunakan Jumlah


1 Leafleat 1
2 Obat-obatan 1
3 Surat Kontrol 1
b. Kepuasan pasien
Pasien dan keluarga mengatakan faham dan senang telah diingatkan untuk
menjaga kesehatan saat di rumah nanti
c. Indikator discharge planning
INDIKATOR
A. Tahap Pengkajian
Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas pasien untuk memastikan keluhan yang
dirasakan oleh pasien. Kemudian mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan penyakit
yang di derita, meliputi pengertian penyakit, tanda dan gejalanya, pencegahan kambuhnya
penyakit dan apa hal-hal yang harus dihindari oleh pasien, seperti makan tidak teratur.
Berdasarkan pengkajian klien mengatakan dirumahnya banyak gantungan baju, dan klien
mengatakan dilingkungannya ada yang menderita demamberdarah
B. Tahap Perencanaan
Berdasarkan data pengkajian maka disusunlah rencana intervensi keperawatan untuk
perawatan pasien setelah pulang diantaranya:
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar
2. Memberiakan penjelasan tentang cara melakukan cucitangan yang baik dan benar
3. Memberikan penjelasan pentingnya mencuci tangan sepaya terhindar dari bakteri yang
bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang kita pegang
C. Tahap Pelaksanaan
Memberikan edukasi tentang :
1. Environment (lingkungan)
An M.R adalah pasien APP, jadi pasien dan kelurga selalu di anjurkan untuk selalu
mencuci tangan jika ingin makan makanan dengan menggunakan tangan langsung
2. Treatment (pengobatan)
Menjelaskan kepada pasien untuk istirahat pasca rawat post op di rumah sakit, jangan
terlalu kelelahan. Apabila pasien mengalami masalah yang gawat seputar kesehatannya
lebih baik dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan pengobatan
segera.
3. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Memberikan pengetahuan tentang penyakit, tanda dan gejala, pemicu, pengobatannya.
Perawat memberikan nasihat agar pasien istirahat yang cukup, dan minum obat secara
teratur. Perawat memberi tahu obat pulang kepada pasien dan keluarga pasien, waktu
kontrol dan barang-barang apa saja yang harus dibawa ketika kontrol. Pasien juga
direedukasi, cara cuci tangan.
4. Diet
Pasien dianjurkan untuk makan dengan teratur, makan-makanan yang sehat, tidak
bersifat asam dan tidak mengandung santan. Pasien juga disarankan walaupun makan
sedikit sebaiknya dilakukan sering dan makan selagi makanan hangat.
D. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada pasien dan keluarga tentang
keadaan An M.R, pasien dan keluarga mengatakan mengerti apa saja yang telah dijelaskan
perawat dan akan terus berupaya membantu dalam pemulihan pasien.

12. Kepuasan Pasien atau Keluarga


Penilaian kepuasan pasien dan keluarga dilakukan melalui wawancara. Pasien dan
keluarga mengatakan cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Al-Ikhsan Bandung.
13. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang dibutuhkan oleh pasien yaitu komunikasi dengan
dokter spesialis untuk pemberian therapi, ahli gizi untuk nutrisi selama perawatan dan
setelah pulang ke rumah dan petugas analisa laborat.
14. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
a. Orientasi pasien baru
1) Hambatan / tantangan
Orientasi dilakukan sebagian, perawat lebih fokus untuk melakukan
dokumentasi penerimaan pasien baru di rekam medis dan melakukan
kolaburasi dengan dokter jaga ruangan. Gelang identitas tidak tersedia
sehingga menghambat proses identifikasi ulang pasien.
2) Faktor pendukung
Orientasi yang tidak lengkap dimungkinkan karena adanya kekurangtahuan
perawat tentang standar prosedur operasional penerimaan pasien serta
pentingnya informasi dan komunikasi terhadap pasien.
Gelang pasien yang tidak terpasang disebabkan oleh karena tidak tersedianya
material gelang di pendaftaran disamping kadang perawat IGD dan perawat
ruangan lupa untuk memasangnya.
3) Solusi dalam penyelesaian masalah
Untuk meningkatkan kegiatan Orientasi pasien dan keluarga diperlukan
sosialisasi atau refresing tentang SPO penerimaan pasien baru. Disamping itu
diperlukan juga bimbingan dan supervisi dari kepala tim atau dan kepala
ruangan.
Untuk gelang pasien yang tidak terpasang perlu dilakukan koordinasi dengan
bagian pendaptaran atau dengan bagian manajemen rumah sakit agar gelang
pasien dapat tersedia. Disamping itu perlu dicarika materi pengganti jika
gelang pasien tidak tersedia.
b. Penentuan diagnosa keperawatan
1) Hambatan / tantangan
Pengambilan diagnosa pasien lebih cenderung hanya satu diagnosa yang
merupakan keluhan utama yang ada pada pasien. Keluhan lain yang ada pada
pasien jarang dimunculkan sebagai diagnosa keperawatan sehingga diagnosa
keperawatan dari mulai pasien masuk sampai pulang tidak berubah,
bertambah atau berkurang.
2) Faktor pendukung
Keungkinan hal ini terjadi karena ketidak fahaman perawat dalam
pengangkatan diagnosa keperawatan juga kurang pahamnya perawat terhadap
standar asuhan keperawatan yang berlaku diruangan.
3) Solusi dalam penyelesaian masalah
Diperlukan sosialisasi tentang standar asuhan keperawatan terutama kepada
perawat-perawat baru sehingga dapat memahaminya. Disamping itu
diperlukan adanya bimbingan dari perawat senior ke perawat junior serta
supervisi dari kepala tim dan kepala ruangan.

15. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam


Pengelolaan Pasien
a. Hambatan/Tantangan
Dalam melakukan pengelolaan pasien di ruang Multazam terdapat beberapa
hambatan dan tantangan diantaranya:
1. Metode dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sudah ada
namun pelaksanaannya masih belum sesuai.
2. Sarana dan peralatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan masih belum
memadai, seperti tidak tersedianya handrub di setiap kamar, gelang identitas
tidak tersedia, alkes terbatas dll.
3. Pemahaman tentang proses keperawatan dari mulai pengkajian sampai
evaluasi masih belum merata ditandai dengan dokumentasi pengkajian yang
belum lengkap dalam 24 jam pertama, pengambilan diagnosa keperawatan
yang masih minimal belum komperhensif.
4. Discargh planing keperawatan masih belum berjalan dengan baik, masih
ditemukan discargh planning yang masih belum diisi oleh perawat.
5. Proses asuhan keperawatan spiritual muslim masih belum diterapkan secara
optimal, dimana seharusnya sebagai rumah sakit yang berlabel islam lebih
mengedepankan konsep spiritualnya sesuia dengan visi dan misi rumah
sakit.
b. Faktor pendukung
Beberapa faktor yang mendukung terhadap hambatan diatas antara lain:
1. Kurangnya motivasi perawat dalam melakukan SOP yang berlaku
2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman perawat terhadap metode asuhan
keperawatan yang dijalankan
3. Adanya beberap tenaga perawat yang baru sehingga belum terpapar
dengan aturan dan SOP yang da
4. Kurangnya bimbingan terhadap perawat-perawat yang baru
5. Kurangnya supervisi dari ketua tim atau kepala ruangan terkait
pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien
6. Kurangnya fasilitas yang diberikan manajemen rumah sakit untuk
menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang perawatan.
c. Solusi dalam menyelesaikan masalah
1) Melakukan pendekatan kepada setiap staf untuk dapat melakukan pelayanan
asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang ada
2) Melakukan diskusi, sosialissi dan refresihing tentang metode asuhan
keperawatan yang dijalankan
3) Melakukan bimbingan dan supervisi terhadap pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan oleh setiap perawat pelaksana di ruangan
4) Melakukan lobi dan pendekatan kepada manajem rumah sakit untuk
pengadaan sarana dan prasarana ruangan.
5) Memberikan motivasi dan penghargaan kepada setiap perawat yang
melakukan pekerjaan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai