Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER PADA PENANGANAN NYERI


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliahKeperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif

Disusun Oleh:

Alma Triana (032016038)


Hanifa Nur Afifah (032016045)
Utari Ayunda Oktariani (032016053)
Cut Afnon Zulfa R (032016061)
Lusi Desianti (032016069)
Aprilia Hannum (032016072)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan


makalah dengan judul “”  

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari keterbatasan kemampuan


baik dalam pengalaman maupun pengetahuan serta waktu yang tersedia sehingga
kami yakin dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Namun
demikian kami telah berusaha secara maksimal dengan melaksanakan kelompok
belajar.

Harapan kami semoga hasil yang telah dicapai dalam makalah ini dapat
bermanfaat.Untuk penyempurnaan penulisan, diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan selanjutnya.

Bandung, Oktober 2018

Penyusun (Kelompok 1)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3

A. Definisi Terapi Komplementer.....................................................................3

B. Definisi Terapi Alternatif..............................................................................4

C. Klasifikasi Terapi Komplementer.................................................................5

D. Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer....................................................5

E. Telaah Jurnal PICOT....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang
digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah
penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi
ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan
pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer
juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini
didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004. Dalam
jurnal Terapi Komplementer Dalam Keperawatan, 2008).
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan, sehingga  untuk Indonesia jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam -
macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk
yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional
(Widyatuti, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Terapi Komplementer?
2. Apa yang dimaksud dengan Terapi Alternatif?
3. Jelaskan mengenai jurnal dan telaah jurnalnya ?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Terapi Komplementer
2. Untuk mengetahui definisi Terapi Alternatif
3. Untuk mengetahui jurnal dan telaah jurnalnya
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Terapi Komplementer


Terapi komplementer dikenal dengan terapitradisional yang
digabungkan dalam pengobatanmodern. Komplementer adalah
penggunaan terapitradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi
ini dikenal sebagai terapimodalitas atau aktivitas yang
menambahkanpendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi
komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan
holistik.Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi
individu secara menyeluruh yaitusebuah keharmonisan individu
untukmengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalamkesatuan fungsi
(Smith et al., 2004. Dalam jurnal Terapi Komplementer Dalam
Keperawatan, 2008).
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai
pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan
terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek
biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi
tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan
obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang
memandang man
usia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan
spiritual). (Dalam jurnal Terapi Komplementer Dalam Keperawatan, 2008)
Beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah misalnya terapi
sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi
kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi
positif pada perubahan psikoimunologik (Hitchcock et al., 1999). Terapi
pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang bulan dapat meningkatkan
berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan respons.
Sedangkan terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan

3
4

belajar. Terapi pijat juga dapat meningkatkan pola makan, meningkatkan


citra tubuh, dan menurunkan kecemasan pada anak susah makan
(Stanhope, 2004). Terapi kiropraksi terbukti dapat menurunkan nyeri haid
dan level plasma prostaglandin selama haid (Fontaine, 2005). Hasil
lainnya yang dilaporkan misalnya penggunaan aromaterapi. Salah satu
aromaterapi berupa penggunaan minyak esensial berkhasiat untuk
mengatasi infeksi bakteri dan jamur (Buckle, 2003). Minyak lemon thyme
mampu membunuh bakteri streptokokus, stafilokokus dan tuberculosis
(Smith et al., 2004). Tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit,
sedangkan teh dapat membersihkan jerawat dan membatasi kekambuhan
(Key, 2008). Dr. Carl menemukan bahwa penderita kanker lebih cepat
sembuh dan berkurang rasa nyerinya dengan meditasi dan imagery (Smith
et al., 2004). Hasil riset juga menunjukkan hipnoterapi meningkatkan
suplai oksigen, perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas
gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan (Fontaine, 2005). (Dalam
jurnal Terapi Komplementer Dalam Keperawatan, 2008)

B. Definisi Terapi Alternatif


Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis
alternatif atau komplementer. Terapi komplementer (complementary
therapies) adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk
terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan
pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Definisi CAM yang
disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada
berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh
teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk
menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan
menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.

Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan


komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional.
Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang
ada dan telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative
therapies) meliputi intervensi yang sama dengan terapi komplementer,
5

tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang mengganti pelayanan


medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan komplementer bervariasi
derajatnya di mana mereka cocok dengan pengobatan alopatik.

C. Klasifikasi Terapi Komplementer


1.        Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi
kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir
yang mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik,
berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).
2.        Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo,
homeopathy, nautraphaty).
3.        Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya
misalnya herbal, dan makanan.
4.        Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan
pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi
cahaya dan warna, serta hidroterapi.
5.        Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan
sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi
dan bioelektromagnetik.

D. Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer


 Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer
1.   Sistem medis alternatif-Dibangun di antara sistem teori dan praktik
yang lengkap
a.   Akupuntur :  suatu metode tradisional china yang menghasilkan
analgesia atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara memasukan
jarum tipis di sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian.
Manipulasi jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi
organ internal dalam dengan pengalihan qi (shi).

b.   Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang digunakan di


India sejak abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti herbal, obat
pencahar, dan minyak gosok untuk mengobati penyakit.
6

c.   Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari pada teori


bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil
substansi yang pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti
penyakit. Substansi yang dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari
tumbuh-tumbuhan alami, hewan, atau substansi mineral.

d.   Praktik Amerika Latin :  sistem medis curanderismo, di mana


memasukan suatu model humonal untuk mengklasifikasikan makanan,
aktifitas, obat-obatan, dan penyakit serta rangkaian penyakit masyarakat.

e.   Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan pembersihan,


obat-obatan herbal, dukun sihir (dukun membuat hubungan dengan roh
untuk menanyakan petunjuk dalam memberikan pengobatan kepada
individu).

f.    Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada makanan


alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur, dan
menghindari pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami
tubuh. Pengobatan menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu
pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal (tumbuh-
tumbuhan).

g.   Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik dan metode


sitematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal, pijatan, akupresur,
muxibistion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar).

2.   Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam, seperti


Herbal, Makanan, dan Vitamin
a.   Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein,
karbohidrat, dan lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori dari protein,
40% dari karbohidrat, dan 30% dari lemak. Digunakan untuk
menyeimbangkan insulin dan hormon lain untuki kesehatan yang optimal.
b.   Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan
kecuali ikan ). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker.
Penekanan pada semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang
tidak diawetkan.
c.   Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan
nutrisi seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker,
7

skizofrenia, penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti


hiperkolesterolemia dan penyakit arteri koroner.
d.   European phytomedicines :  produk yang dikembangkan di bawah
kontrol kualitas yang ketat pada pabrik farmasi yang berpengalaman,
dibungkus secara profesional dalam tablet atau kapsul. Contoh obat-obatan
herbal yang telah diteliti dengan baik adalah gingko biloba, susu dari
tanaman liar, dan bilberry.
e.   Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman
obat, banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan
sebagai tulang belakang pengobatan.
f.    Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah
digunakan lebih dari 2000 tahun.
3.   Manipulasi dan Metode Didasari Tubuh-Didasari pada Manipulasi
dan/ atau Pergerakan dari Satu atau lebih Bagian Tubuh
a.   Akupresur : teknik terapeitik mempergunakanj tekanan digital dalam
cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa
nyeri, menghasilkan analgesia, atau mengatur fungsi tubuh.
b.   Pengobatan kiropraktik : sistem terapi yang melibatkan manipulasi
kolumna spinalis dan memasukan fisioterapi dan terapi diet.
c.   Metode Feldenkrais : terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh
yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh. Teknik ini
mengintegrasikan pemahaman fisika tentang pola pergerakan tubuh
dengan kewaspadaan seseorang dalam mempelajari gerak, sikap, dan
interaksi.
d.   Tai Chi : teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan, dan
meditasi untuk membersihkan, memperkuat, dan sirkulasi energi dan darah
kehidupan yang penting. Terapi merangsang sistem imun dan
mempertahankan keseimbangan internal dan eksternal.
e.   Terapi pijat : manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan, atau
meremes untuik meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot, dan
relaksasi.
f.    Sentuhan ringan : sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan
halus untuk membuat hubungan, menunjukan penerimaan, dan
memberikan penghargaan.
4.   Intervensi Tubuh dan Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang
Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran untuk Memengaruhi Tubuh
8

a.   Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik emosional,


meningkatkan kewaspadaan diri, dan mengungkapkan masalah yang tidak
dikatakan dan disadari klien tentang penyakit mereka.
b.   Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan individu dengan
informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonom tubuh, seperti
tegangan otot, suhun tubuh, dan aktivitas gelombang otak, melalui
penggunaan alat-alat.
5.   Intervensi Tubuh-Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang Dibuat
untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran guna Memengaruhi Fungsi dan
Gejala Tubuh
a.   Terapi dansa : sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena
merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh. Terapi ini mampu
mengobati individu dengan masalah sosial, emosional, kognitif, atau fisik.
b.   Terapi pernapasan : menggunakan segala jenis pola pernapasan untuk
merelaksasi, memperkuat, atau membuka jalur emosional.
c.   Imajinasi terbimbing : teknik terapeutik untuk mengobati kondisi
patologis dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.
d.   Meditasi : praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaksasi tubuh
dan menenangkan pikiran menggunakan ritme pernapasan yang berfokus.
e.   Terapi musik : menggunakan musik untuk menunjukan kebutuhan
fisik, psikologis, kognitif, dan sosial individu yang menderita cacat dan
penyakit. Terapi memperbaiki gerakan dan atau komunikasi fisik,
mengembangkan ekspresi emosional, memperbaiki ingatan, dan
mengalihkan rasa nyeri.
f.    Usaha pemulihan (doa) : berbagai teknik yang digunakan dalam
budaya menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta, atau empati dengan
target doa.
g.   Psikoterapi : pengobatan kelainan mental dan emosional dengan
teknikpsikologi.
h.   Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur, mekanisme
pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga adalah memperoleh
kesejahteraan mental dan fisik melalui pencapaian kesempurnaan tubuh
dengan olahraga, mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar,
dan meditasi.
6.    Terapi Energi-Melibatkan Penggunaan Medan Energi
a.   Terapi Reiki : terapi yang berasal dari praktik Buddha kuno di mana
praktisi menempatkan tangannya pada atau di atas bagian tubuh dan
9

memindahkan “energi kehidupan semesta” kepada klien. Energi ini


memberikan kekuatan.
b.   Sentuhan terapeutik : pengobatan melibatkan pedoman keseimbangan
energi praktisi dalam suatu cara yang disengaja terhadap semua klien.
Termasuk peletakan tangan praktisi pada atau dekat tubuh klien (Perry,
Potter, 2009).

E. Telaah Jurnal PICOT


Judul : TERAPI MUROTTAL EFEKTIF MENURUNKAN TINGKAT
NYERI DIBANDING TERAPI MUSIK PADA PASIEN PASCABEDAH

Penulis : 1. Eldessa Vava Rilla

2. Helwiyah Ropi

3. Aat Sriati

Tahun : 2014
Penelaah : Kelompok 1
Tanggal telah : 6 Oktober
Metode : PICOT

P Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker baru dan lama yang sedang
berobat di RSU Dr. Soetomo Surabaya bagian Pusat Pengembangan Paliatif dan
Bebas Nyeri.
I Desain ini menggunakan metode pengukuran baseline pertama sebelum
diberikannya perlakuan (terapi dzikir) dan baseline kedua sesudah perlakuan
untuk melihat efek perlakuan terhadap intensitas nyeri, kondisi perasaan, kondisi
kejiwaan dan kemampuan penerimaan akan penyakit kanker.

C Berdasarkan jurnal yang telah diambil bahwa diambil perbandingan dalam dua
jurnal mengenai intensitas nyeri dengan penurunan nyeri dengan terapi dzikir
bahwa terapi dzikir masih belum efektif selama pasien belum dalam rentang
batas keiklasan dalam penerapannya. Sebagaimana dijelaskan pada jurnal
mengenai PENGARUH TERAPI DZIKIR TERHADAP INTENSITAS NYERI
10

PADA PASIEN POST OPERASI CA MAMMAE DI RSUD PROF DR


MARGONO SOEKARJO PURWOKERTObahwa dalam jurnal diatas dijelaskan
penurunan nyeri berkurang dengan adanya terapi dzikir sementara dalam jurnal
TERAPI MUROTTAL EFEKTIF MENURUNKAN TINGKAT NYERI
DIBANDING TERAPI MUSIK PADA PASIEN PASCABEDAH nyeri belum
efektif karena pasien masih belum sepenuhnya ikhlas dengan melaksanakan
dzikir.
O Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dzikir belum
efektif dalam menurunkan tingkat depresi pasien kanker stadium lanjut selama
mereka masih berada dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Dzikir tidak dilakukan dengan penuh kesediaan, keikhlasan dan penghayatan
2. Individu tidak melepaskan segala beban pikiran (keinginan, harapan, cita-cita
dan sebagainya) dan perasaan (ketakutan, kekhawatiran, kemarahan, kekecewaan
dan sebagainya) kepada Allah, tidak memasrahkan segala proses kehidupan
terjadi atas kekuasaan-Nya serta tidak mempercayai bahwa Allah selalu
memberikan keputusan yang terbaik untuk setiap umat-Nya.
3. Individu tidak sungguh-sungguh menghayati manfaat dzikir kepada
kehidupannya.
4. Individu masih melibatkan diri dengan penyakit maupun persoalan-persoalan
kehidupannya baik secara emosional maupun kognitif.
5. Individu memaksakan pencapaian target-target dalam kehidupannya, misalnya
berkaitan dengan kesembuhan maupun tujuan-tujuan hidup lainnya.

T Dalam kurun waktu 21 hari, partisipan akan melakukan kegiatan dzikir ini
sebanyak 2 kali sehari, yaitu pagi dan malam hari dengan masing-masing
kesempatan dilakukan selama 20 menit. Dzikir di pagi hari dilaksanakan antara
pukul 05:30 WIB – 10:00 WIB. Dzikir di malam dilaksanakan antara pukul 17:30
WIB – 22:00 WIB.

TELAAH JURNAL
11

Judul :PENGARUH TERAPI DZIKIR TERHADAP INTENSITAS NYERI


PADA
PASIEN POST OPERASI CA MAMMAE DI RSUD
PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Penulis :1. Toni Budiyant

2. Atun Raudotul Ma’rifah

3. Paulina Irma Susanti

Tahun :2015
Penelaah : Kelompok 1
Tanggal telah :06 November

Metode : PICOT

P Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker pada pasien Post
Operasi Ca mammae di RSUD Prof dr. Margono Soekarjo Purwokerto
I Jenis penelitian ini adalah pra experiment dengan desain one group pretest
and posttest design. Teknik Sampel yang digunakan adalah accidental
sampling, sampel penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi ca
mammae.
C Berdasarkan jurnal yang telah diambil bahwa diambil perbandingan dalam
dua jurnal mengenai intensitas nyeri dengan penurunan nyeri dengan terapi
dzikir bahwa terapi dzikir masih belum efektif selama pasien belum dalam
rentang batas keiklasan dalam penerapannya. Sebagaimana dijelaskan pada
jurnal mengenai PENGARUH TERAPI DZIKIR TERHADAP
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI CA MAMMAE
DI RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTObahwa
dalam jurnal diatas dijelaskan penurunan nyeri berkurang dengan adanya
terapi dzikir sementara dalam jurnal TERAPI MUROTTAL EFEKTIF
MENURUNKAN TINGKAT NYERI DIBANDING TERAPI MUSIK
PADA PASIEN PASCABEDAH nyeri belum efektif karena pasien masih
belum sepenuhnya ikhlas dengan melaksanakan dzikir.
12

O Berdasarkan Hasil penelitian menunjukan bahwa Rata-rata nyeri


sebelum dilakukan perlakuan adalah 7,80 dengan nyeri terendah adalah
7 dan tertinggi adalah 9. Rata-rata nyeri setelah dilakukan perlakukan
adalah 3,32 dengan nyeri terendah adalah 2 dan tertinggi adalah 6. Ada
pengaruh terapi dzikir terhadap intensitas nyeri pada pasien Post
Operasi Ca mammae sebelum dan sesudah diberikan terapi dzikir
dengan nilai ρ-value sebesar 0,000, ρ-value <α (0,000 < 0,05).Sehingga
terapi dzikir sangat bermanfaat terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien post operasi ca mammae selain dengan terapi farmakologi.

T Penelitian ini dilakukan menggunakan terapi dzikir, dilaksanakan


setelah pembedahan selesai untuk mengurangi intensitas nyeri akibat
pembedahan dan sebelum dilaksanakan pembedahan, untuk waktu
dilakukan terapi tidak disebutkan waktunya hanya disebutkan sebelum
pembedahan dan setelah pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
Widyatuti. 2008. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Jakarta. Tersedia
[Online]: jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/200/311

13

Anda mungkin juga menyukai