Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN PALIATIF

TERAPI KOMPLEMENTER

JIHAN FAHIRAH (012018028)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadiraat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dengan tersusunnya makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di
dalamnya masih terdapat kekurangan dan kekeliruan serta masih jauh dari apa yang diharapkan.

Dalam penyelesaian makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan
sumbangsihnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya atas apa yang telah
diusahakan selama ini.

Palopo, 1 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………


Daftar isi ………………………………………………………………..
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ……………………………………………………
B. Rumusan masalah …………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………..
Bab II Tinjauan teori
A. Definisi …………………………………………………………….
B. Klasifikasi ……………………………………………………
C. Peran tenaga kesehatan dalam terapi komplementer .……………………………
D. Aplikasi terapi komplementer ……………………………………………...
Bab III Penutup
A. Kesimpulan …………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………….
Daftar pustaka ……………………………………………………………..
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini
diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti
pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Definisi CAM
(Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber
pada berbagai system, modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan
kepercayaan. Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke
pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular
diperbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang
memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis
(sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang.
Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi
memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel),
dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer
untuk pengobatan nyeri. Di negara tersebut ada 395% terlihat warga yang mengunjungi
klinik pengobatan komplementer, 69 pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri lutut
(43,9%), dan 28 (32,4%) lainnya nyeri tungkai.
Menurut World Health Organization (WHO, 2003), Negara-negara di Afrika,
Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer
yang mereka terima. Bahkan di Afrika sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat
herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan
penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
degenerative, dan kanker. WHO juga mendukung upayaupaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75-80%
dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Beberapa
rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini sudah mulai diterapkan sebagai
terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak pengobatan
konvensional. Terapi komplementer dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri
ataupun atas rujukan dokter. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional
komplementer bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi terapi komplementer ?
2. Apa saja klasifikasi terapi komplementer ?
3. Bagaimana peran tenaga kesehatan dalam terapi komplementer ?
4. Bagaimana pengaplikasian terapi komplementer ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Definisi terapi komplementer
2. Klasifikasi terapi komplementer
3. Peran tenaga kesehatan dalam terapi komplementer serta
4. Bagaimana pengaplikasian terapi komplementer
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis
konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum
kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer
juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan
fungsi.

B. Klasifikasi terapi komplementer


Terapi komplementer di bagi menjadi 2 menurut Hitchcock et al., (1999), yaitu:
1. Invasif
Contoh terapi komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam
basah) yang menggunakan jarum dalam pengobatannya.
2. Non-invasif
Seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biologis
(herbal,terapi aroma, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin,
hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi,
reiki, rolfing, dan terapi lainnya.

National Center for Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM) membuat


klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori :
1. Mind-body therapy
Yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi
kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya
perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback,
humor, tai chi, dan terapi seni.
2. Alternatif sistem pelayanan
Yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan pendekatan pelayanan
biomedis berbeda dari Barat misalnya pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia,
pengobatan asli Amerika, cundarismo, homeopathy, naturopathy.
3. Terapi biologis
Yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal, makanan).
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh
Terapi ini didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan
kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna, serta
hidroterapi.
5. Terapi energy
Yaitu terapi yang fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau
mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan
sentuhan, reiki, external qi gong, magnet. Klasifikasi kategori kelima ini biasanya
dijadikan satu kategori berupa kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik.

Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup (pengobatan


holistik, nutrisi), botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi); manipulatif (kiropraktik,
akupresur & akupunktur, refleksi, massage); mind-body (meditasi, guided imagery,
biofeedback, color healing, hipnoterapi).
Jenis terapi komplementer yang diberikan sesuai dengan indikasi yang
dibutuhkan. Contohnya pada terapi sentuhan memiliki beberapa indikasinya seperti
meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri, menurunkan kecemasan, mempercepat
penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan dalam proses kematian

C. Peran tenaga kesehatan dalam terapi komplementer


1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai
perawatan diri secara total. Tujuan keperawatan untuk pasilitasi proses
penyebuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan klien. Untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,mencegah kesakitan, dan merawat
serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistic keperawatan. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
2. Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
berkaitan dengan terapi komplementer yang diberikan kepada pasiennya, juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi
hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima
ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran educator
Tujuan keperawatan untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien.
Tujuan keperawatan untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien
mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Peran ini
dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, Sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.

D. Aplikasi terapi komplementer


1. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis,
dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses
relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke
otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya.
Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk
mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan mereka.
Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
a. Fokus (Kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada
rangsangan ringan untuk periode yang lama).
b. Pasif (Kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang
tidak berguna).
c. Kesediaan (Kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman
yang tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor
dirinya secara terusmenerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk
membiarkan dan melepaskan dengan sadar
2. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan
dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap. Ini
merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik yang melibatkan
relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson, komponen relaksasi
sangat sederhana, yaitu :
a. Ruangan yang tenang
b. Posisi yang nyaman
c. Sikap mau menerima
d. Fokus perhatian.
Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu
mempelajari prosesnya dari buku atau kaset dan mudah untuk diajarkan.
Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan biasanya pernapasan perut
yang dalam, relaks, dan perlahan.
3. Body therapy
a. Cupping Therapy
Cupping Therapy merupakan suatu metode pembersihan darah dengan
mengeluaran sisa toksid dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan cara
cupping. Tren pengobatan komplementer untuk mengobati hipertensi saat
ini yaitu dengan mengunakan Cupping Therapy. Cupping Therapy
merupakan salah satu cara penyembuhan yang dianggap masyarakat
Indonesia dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi
b. Yoga
Yoga merupakan salah satu latihan senam pernafasan yang cukup terkenal
saat ini. Yoga merupakan latihan yang dapat menurunkan tingkat tekanan
darah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari perbedaan
hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan latihan
yoga terhadap perubahan pada tekanan darah lansia terdapat nilai yang
signifikan.
c. Reflexology
Reflexology adalah sistem penyem-buhan atau terapi berdasarkan pada
keseimbangan energi pada daerah tangan dan kaki yang berkaitan dengan
organ tubuh, kelenjar, dan bagian-bagian tubuh lainnya. Refleksology
dilakukan pada area tangan dan kaki karena ini berkaitan dengan seluruh
tubuh. Dengan menerapkan tekanan pada daerah tertentu, maka aliran
darah yang mengalir akan menciptakan energi dan dapat menciptakan
respon positif sehingga dapat meningkatkan rasa nyaman pada pasien,
karena dapat meningkatkan dalam mengurangi rasa nyeri pada lokasi atau
area tubuh, mampu memperlancar sistem aliran darah dalam tubuh
sehngga dapat memperlancar pernafasan
d. Osteopathic
Osteopathic sebagaimana didefinisikan oleh General Osteopathic Council
(GOC) sebagai suatu kesatuan dari pengobatan pencegahan secara medik
yang berfokus terutama pada sistem muskuloskeletal. Osteopathic sangat
menekankan untuk mempertahankan hubungan yang benar antara tulang,
otot, ligament, jaringan ikat, dan jaringan-jaringannya, serta keseluruhan
fungsi dan gerak tubuh. Perhatian diutamakan pada tulang belakang
sebagai jalur utama yang menyalurkan signal - signal syaraf dari otak
kepada organ tubuh dan bagian – bagian lain pada tubuh manusia.
4. Mind therapy
a. Reminiscence Therapy
Terapi reminiscence atau kenangan untuk meningkatkan kemampuan
memori lansia dikembangkan menmggunakan prinsip Keperawatan
Holistik dan Aplikasi Intervensi Komplementer story-telling dengan
bercerita dan berkomunikasi dalam kelompok. Terapi kenangan dapat juga
diberikan pada lansia secara individu, keluarga dan kelompok.
Pelaksanaan terapi kelompok dengan memberikan kesempatan pada lansia
untuk berbagi pengalaman dengan anggota kelompoknya dan menciptakan
suasana yang harmonis dan memberikan efek relaksasi
b. Deep Breathing
Deep breathing exercise merupakan latihan pernapasan dengan tehnik
bernapas secara perlahan dan dalam, menggunakan otot diafragma,
sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh.
c. Play Therapy
Play therapy merupakan salah satu alat untuk membangun komunikasi
bagi anak-anak yang bermasalah untuk mengeksplorasikan dan
mengekspresikan dirinya (perasaan, pikiran, pengalaman, perilaku)
melalui media bermain.
5. Natural therapy
a. Nutritional Suplement
Menurut Badan Pengawas obat dan Makanan (BPOM), Suplemen
makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk Aplikasi Intervensi
Komplementer melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu
atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain
(berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi
dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. Suplemen makanan
menurut kandungannya dapat dibedakan menjadi asam amino, hormon,
enzim, antioksidan, flavonoid, karotenoid, asam lemak esensial,vitamin,
dan mineral.
b. Lulur Kunyit dan Beras Putih (sebagai antioksidan)
Kunyit sudah dikenal dan digunakan sejak lama secara empiris oleh
masyarakat untuk berbagai macam pengobatan, salah satu khasiat kunyit
yang sering digunakan seebagai peluruh dan pelembab kulit. Kunyit dapat
digunakan sebagai peluruh sel kulit mati yang dikombinasikan denan
bahan lain seperti beras untuk membantu proses regenerasi sel kulit,
karena warna kuning dari kunyit sulit untuk dihilangkan. Beras sendiri
sudah sering digunakan dari jaman dahulu oleh para wanita Indonesia
sebagai bahan perawatan kulit.
c. Teh Hijau
Teh hijau merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki antioksidan
alami yang terkandung senyawa flavonoid disebut dengan katekin.
Tingginya kandungan katekin pada teh hijau berperan sebagai antioksidan
alami. Aktivitas polifenol maupun katekin ini berfungsi untuk mencegah
radikal bebas sehingga dapat mengurangi kerusakan sel tubuh. Daya
antioksidan komponen katekin lebih besar jika dibandingkan dengan
vitamin C ataupun β-karoten. Teh (Camellia sinensis) merupakan
minuman kedua yang paling sering dikonsumsi di dunia disamping air.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer
juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan
fungsi.

B. Saran
Edukasi Kesehatan untuk mayarakat sangatlah penting untuk mencegah terjadinya
berbagai macam penyakit. Perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan
kemampuan serta pengetahuannya agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA

http://jki.ac.id/index.php/jki/article/download/200/311

http://eprints.ums.ac.id/24121/2/04._BAB_I.pdf

http://repository.umu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5.%20BAB%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai