TERAPI KOMPLEMENTER
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar Community Nursing
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan komunitas ini yang
berjudul “STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TERAPI
KOMPLEMENTER” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan
masih kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...................................................................................................... i
Daftar isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Terapi Komplementer ......................................................................... 3
Klasifikasi Terapi komplementer ......................................................................... 3
Peran Perawat dalam Terapi komplementer ......................................................... 4
BAB III MATERI PENYAKIT
A. DBD
Pengertian ................................................................................................. 6
Terapi yang digunakan ............................................................................. 6
B. PATAH TULANG
Pengertian ................................................................................................. 7
Terapi yang digunakan ............................................................................. 7
C. GASTRITIS
Pengertian ................................................................................................. 9
Terapi yang digunakan ............................................................................. 9
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini
diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain,
seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam.
Definisi CAM (Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk
penyembuhan yang bersumber pada berbagai system, modalitas dan praktek
kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan (Hamijoyo, 2003)
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke
pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di
perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang
memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis
(sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah
suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana dalam
subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer untuk
pengobatan nyeri. Di negara tersebut ada 395% terlihat warga yang mengunjungi
klinik pengobatan komplementer,69 pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri
lutut 65 (43,9%), dan 28 (32,4%) lainnya nyeri tungkai (Peleg, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO, 2003) dalam Lusiana (2006),
Negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat herbal
sebagaipelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika
sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer
(WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan penggunaan obat tradisional
termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan, dan
pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degenerative, dan
kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan
khasiat dari obat tradisional.Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada
tahun 2005.
1
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer?
2. Apa klasifikasi terapi komplementer?
3. Bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer.
2. Untuk mengetahui apa klasifikasi terapi komplementer.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya
herbal, dan makanan.
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan
tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan warna,
serta hidroterapi.
5. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki,
external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik.
C. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
(Didukung oleh teori keperawatan berdasarkan Teori Orem (1971). Tujuan
keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri
secara total. Nightingale (1860) Tujuan keperawatan untuk pasilitasi proses
penyebuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan klien. Rogers (1970) Untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,mencegah kesakitan, dan merawat
serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistic keperawatan.)
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan berkaitan
dengan terapi komplementer yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
4
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran edukator
Didukung oleh Teori Peplau (1952). Tujuan keperawatan untuk
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien. King (1971), tujuan
keperawatan untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai
kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Peran ini dilakukan dengan
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan mengenai
terapi komplementer, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran researcher
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
5
BAB III
MATERI PENYAKIT
A. DBD (Demam Berdarah Dengue)
1. Pengertian
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menularkan (atau
menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone
fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi) karena dapat menyebabkan
penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah
gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang
tampak seperti campak; serta nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien,
demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa.
Bentuk pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan,
kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya
tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Bentuk kedua adalah
sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
2. Terapi Komplementer yang di gunakan
SOP PEMBERIAN INOVASI JUS JAMBU BIJI MERAH UNTUK
MENGATASI PENURUNAN TROMBOSIT
Buah jambu biji yang diolah menjadi jus jambu biji yang diberikan
kepada klien yang mengalami penyakit Dengue Haemorrhagic Fever
Pengertian
(DHF) dan merupakan salah satu tambahan diet alternative dalam
meningkatkan kadar trombosit darah pasien demam berdarah
1. Dapat menjadi acuan sebagai alternative untuk meningkatkan suatu
nutrisi pasien yang mengalami penyakit Dengue Haemorhagic Fever
(DHF)
Tujuan 2. Menjaga agar penderita Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) tidak
mengalami dehidrasi
3. Mampu membantu mengurangi perdarahan pada pasien yang
mengalami perdarahan kadar trombosit
6
Untuk meningkatkan kadar trombosit darah pada pasien DHF,
Manfaat memperbaiki sistem imun tubuh, meningkatkan kadar sel darah merah,
merupakan nutrisi yang baik pada saat mengalami gejala mual/muntah.
Cara Mengola Buah Jambu Biji Menjadi Jus
a. Bahan-bahan
100 gram jambu biji merah
1 sdm madu sebagai pemanis
100 ml air matang
Prosedur b. Cara membuat Jus
Siapkan belender,cuci bersih buah jambu kemudian potongpotong
agar hancur
Masukkan ke dalam belender,tambahkan madu dan air putih
Proses hingga halus,saring,tuangkan ke dalam gelas dan sajikan
Segera
B. PATAH TULANG
1. Pengertian
patah tulang, atau fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau
patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).
7
Tradisional
1. Tempat tidur
2. Selimut
3. Minyak untuk memijat
4.Tempat cuci tangan
5. Handuk bersih
Alat dan
6. Meja
Bahan
7. Kursi
8. Kayu untuk penyangga tulang patah
9. Umbi-umbian (singkong, ubi, aci)
10. Air minum
11. Alat untuk parut umbi tersebut
1. Terapis bertanya kepada pasien mengenai apa yang dikeluhkan
2. Terapis menjelaskan kepada pasien mengenai kondisi patah tulangnya
3. Terapis menjelaskan cara pengobatan yang akan dilakukan serta resiko
yang akan terjadi
4. Setelah pasien setuju, terapis mulai melakukan tindakan pengobatan
sesuai dengan kondisi pasien
5. Terapis mengobservasi segala tindakan yang telah dilakukan
6. Terapis bertanya pada pasien mengenai perbedaan sebelum di lakukan
Prosedur pengobatan hingga setalah
melakukan pengobatan
7. Terapis menjelaskan pantangan-pantangan yang harus diikuti agar
cepat sembuh
8. Terapis menyarankan pada pasien agar melakukan pengobatan lagi
sesuai dengan kondisi patah
tulang tersebut.
9. Jika dirasa sudah sembuh, pasien tidak perlu lagi melakukan
pengobatan.
8
Dokumen 1. Biodata pasien
Terkait 2. Rekam medis pasien.
C. GASTRITIS/MAAG
1. Pengertian
Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat peradangan
dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung ini terdapat
kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan yang bernama
pepsin. Untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan yang
diakibatkan asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang
tebal. Apabila mukus tersebut rusak, dinding lambung rentan mengalami
peradangan.tubuh.
2. Terapi Komplementer yang di gunakan
9
Parutan
Saringan
Gelas
2. Langkah-langkah
Ambil beberapa ruas kunyit (sekitar sebesar 2 jari)
Cuci sampai bersih dan kupas kulit arinya
Parut dan peras airnya
Tambahkan 1 gelas air matang
Minum air perasan kunyit tersebut secara rutin 2 kali sehari
sebelum sarapan dan sebelum tidur.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
Berdasarkan penjelasan di atas, ceragem batu giok efektif dalam
menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.
Peran perawat dalam terapi komplementer, yaitu : peran sebagai pemberi
asuhan keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran edukator,
peran researcher.
11
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. 1999. Nurse’s
Handbook Of Alternative And Complementary Therapies. Pennsylvania :
Springhouse
Gusti. 2016. Prinsip Keperawatan Holistik dalam Terapi Komplementer. Diakses dari :
http://gustinerz.com/prinsip-keperawatan-holistik-dalam-terapi-komplementer/
Hariana, A. 2005. 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
12