Anda di halaman 1dari 89

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi

Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di Wilayah Kerja


Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi

SKRIPSI

Di Susun Oleh :
Fitriani
2016 21 035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
2020
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi
Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Tahun 2020

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai gelar sarjana
pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi

Disusun Oleh :
Fitriani
2016 21 035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
2020
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi Terhadap


Pengetahuan Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi
Tahun 2020

Disusun Oleh:
Fitriani
NIM. 201621035
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi :

Ketua : Ns. Mila Triana Sari, M.kep

Sekertaris : Nurfitriani, M.kes

Penguji : Ir. H. Zafrullah Zein, MS

Menyetujui:
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ns. Mila Triana Sari, M.Kep Nurfitriani, M.Kes


NIDN. 1022037301 NIDN.1011117302
Mengetahui:

Ketua STIKBA Ketua Program Studi S1.Keperawatan

Dr. Filius Chandra, SE, MM Ns. Fithriyani, M.Kep

NPP. 03404 NIDN. 1029078403


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

i
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fitriani

NPM : 201621035

Program Studi : Program Studi S1.Keperawatan

Judul Skripsi : “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan


Reproduksi Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Tahun 2020”.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau fikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau fikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir Skripsi ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jambi, September 2020

Yang Membuat Pernyataan

Fitriani

NPM. 201621035
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KESEHATAN
REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG KAWAT
KOTA JAMBI

Fitriani

ABSTRAK

Hasil SDKI 2012 KKR menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang


kesehatan reproduksi belum memadai yang dapat dilihat dengan hanya 35,3%
remaja perempuam dan 31,2% remaja laki-laki usia 15-19 tahun. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang
kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan remaja putri di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan one
group pre dan post test yang bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 4.822 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
responden putri dengan metode pengambilan sampel purposive sampling.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus tahun 2020 dan Pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 27 Juli 2020 s.d 18 Agustus 2020 di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Metode pengumpulan data dengan cara
menggunakan kuesioner dan penelitian ini menggunakan Analisis secara
Univariat dan Bivariat dengan T-tes dependen.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ada perbedaan yang bermakna antara
pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan yang ditunjukkan dengan hasil p value 0,000.
Jadi, ada pengaruh yang signifikan dengan adanya pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi di Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi Tahun 2020.
Dari penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan dilakukannya
pendidikan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, menjelaskan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar responden dapat memahami
dengan baik dan memberikan kegiatan promotif lainnya seperti melakukan diskusi
bersama responden.
Kata Kunci : Remaja Putri, Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi

iii
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON REPRODUCTIVE HEALTH
ON THE KNOWLEDGE OF TEENAGERS IN THE WORKING AREA OF
PUSKESMAS SIMPANG KAWAT, JAMBI CITY

Fitriani

ABSTRACT

The results of the 2012 TRC's IDHS show that adolescents' knowledge of
reproductive health is inadequate, which can be seen with only 35.3% of female
adolescents and 31.2% of male adolescents aged 15-19 years. The purpose of this
study was to determine the effect of health education on reproductive health on
the knowledge of young women in the working area of Simpang Kawat Public
Health Center Jambi City.
This research is a quantitative study with one group pre and post test
design which aims to determine the effect of health education on reproductive
health on the knowledge of young women in the working area of Simpang Kawat
Public Health Center Jambi City. The population in this study amounted to 4,822
people. The sample in this study were 30 female respondents with purposive
sampling method. This research was conducted in March-Agust 2020 and data
collection was carried out on 27 July 2020 to 18 Agust 2020, located in the
working area of Simpang Kawat Public Health Center Jambi City. Data
collection using Univariate and Bivariate analysis with dependent T-test.
In this study, there was a significant difference between the respondents'
knowledge of reproductive health before and after health education was given as
indicated by the p value of 0.000. So, there is a significant influence with the
existence of health education on respondents' knowledge about reproductive
health at Simpang Kawat Puskesmas Jambi City in 2020.
This research, it is hoped that health workers will carry out health
education on reproductive health, explain using language that is easy to
understand so that respondents can understand well and also by providing
leaflets, brochures and other promotional activities such as conducting
discussions with respondents.

Keywords: Teenage Girl, Knowledge, Reproductive Health

iv
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikumWr.Wb.

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi
Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi”.

Dalam pembuatan skripsi ini peneliti mendapatkan bimbingan serta


petunjuk dari banyak pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya memalui tulisan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak dr. H. Fadlan Maalip, SKM, selaku Pembina Perkumpulan


Baiturrahim Jambi.
2. Bapak Dr. Filius Chandra, SE, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi.
3. Bapak Ariyanto, SKM, MKM, selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi.
4. Ibu Salvita Fitrianti, MKM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi.
5. Ibu Ns. Fithriyani, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi.
6. Ibu Milla Triana Sari, M.Kep selaku Pembimbing Uama yang telah
berkenan membimbing sampai selesainya penulisan skripsi ini.
7. Ibu Nurfitriani, M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang telah yang
telah berkenan membimbing sampai selesainya penulisan skripsi ini.
8. Bapak/Ibu dosen program studi S1 Ilmu Keperawatan Stikes Baiturrahim
Jambi
9. Bapak Kepala Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi beserta staf

v
10. Remaja Putri diwilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk bersedia menjadi responden.
11. Kedua orang tua serta keluarga dan orang terdekat yang telah memberikan
do’a,dukungan moril dan material dalm penulisan proposal skripsi ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu memberi
masukan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dana mal kebaikan mereka mendapat pahala dari
Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu peneliti mengharapkan saran dan masukan bagi semua pihak. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi, September 2020


Hormat saya

Peneliti
Fitriani

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN….…………………….
ABSTRAK…………………………………
ABSTRACT……………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
DAFTAR BAGAN………………………………………………………………
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 7
1.6 Keaslian Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Remaja ................................................................................................... 10
2.1.1 Definisi Remaja ........................................................................ 10
2.1.2 Ciri-ciri Masa Remaja ................................................................ 12
2.1.3 Tahap Perkembangan Remaja .................................................... 14
2.1.4 Perkembangan Fisik Remaja ...................................................... 1
2.1.5 Ciri-ciri Kejiwaan dan Psikososial Remaja ............................... 16
2.2 Kesehatan Reproduksi……………………………………...................... 17
2.2.1 Definisi Kesehatan Reproduksi .................................................. 17
2.2.2 Tujuan Kesehatan Reproduksi ................................................... 18
2.3 Organ Reproduksi Wanita........................................................................ 18
2.4 Menstruasi ……..........................................................................………. 24
2.5 Masalah-masalah pada Kesehatan Reproduksi ....................................... 26

vii
2.5.1 Gangguan Menstruasi…………………….................................... 26
2.5.2 Dismenorea…………………….. ................................................. 31
2.5.3 Kista Ovarium………………….................................................... 32
2.5.4 Endometriosis……………………................................................ 34
2.6 Memelihara Kesehatan Organ Reproduksi......................……………… 35
2.7 Pengetahuan ............................................................................................ 37
2.7.1 Definisi Pengetahuan ................................................................. 37
2.7.2 Faktor-faktor Pengetahuan ......................................................... 38
2.8 Pendidikan Kesehatan ............................................................................. 40
2.8.1 Definisi Pendidikan Kesehatan .................................................. 41
2.8.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan .................................................... 44
2.8.3 Metode Pendidikan Kesehatan ................................................... 45
2.9 Kerangka Teori ....................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Kerangka Teori .................................................................................... 47
3.2 Definisi Oprasional .............................................................................. 48
3.3 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 48
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 49
3.5 Desain Penelitian .................................................................................. 49
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 52
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................ 54
3.8 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 55
3.9 Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 56
3.10 Analisa Data ........................................................................................ 58
3.11 Etika Penelitian ................................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian……...…………………………… 59
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan…………..………………………….. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………......................……… 69
5.2 Saran……………………………………………………………............. 69
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….................. 71
LAMPIRAN

x
DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

Bagan 2.1 Kerangka Teori………………………………………...……………. 44

Bagan 3.1 Kerangka Konsep……………………………………………………. 45

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 3.1 Definis Oprasional…………………………………………………. 46

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian……………………………………... 50

Tabel 4.1. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja


putri Tentang Kesehatan reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi Tahun 2020 Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan………………………………………………………....... 60
Tabel 4.2. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi Tahun 2020 Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan……………………………………………………......…. 61
Tabel 4.3. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Pengetahuan Remaja putri
Tentang Kesehatan reproduksi Sesudah Diberikan Pendidikan
Kesehatan di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi Tahun
2020………………………………………………………................ 62
Tabel 4.4. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi Tahun 2020 Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan…………………………………………………………... 63
Tabel 4.5. Uji Normalitas……………………………………………............… 64
Tabel 4.6. Hasil Uji Statistik Paired Ttest……………………………............ 64

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lembar Informed Consent
Kuesioner Penelitian
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Master Tabel Penelitian
Lembar Hasil Paired Ttest

x
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga


19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu,
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
rentang usia remaja adalah 10-24 tahundan belum menikah. Perbedaan definisi
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kesepakatan universal mengenai
batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan
dengan masa-masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini
merupakan periode persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati
beberapa tahapan perkembangan penting dalam hidup. Selain kematangan
fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial
dan ekonomi, membangun identitas, akusisi kemampuan (skill) untuk
kehidupan masa dewasa serta kemampuan bernegosiasi ( WHO, 2018).
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan seksual yang signifikan
sehingga ketertarikan seksual terhadap lawan jenis cukup besar dan dorongan
seksual juga berkembang. Menurut Erikson, remaja akan beradaptasi dengan
perubahan tubuhnya serta belajar menerima perbedaan dengan individu lain,
baik secara fisik, maupun edeologi. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan
hormonal merupakan pemicu masalah kesehatan remaja yang serius karena
timbulnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap
penyakit dan masalah kesehatan reproduksi ( Margaretha, 2012)

Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs


(UNDESA, 2010), Indonesia termasuk negara ke-37 dengan persentase
pernikahan usia muda yang tingi dan merupakan tertinggi ke-2 di ASEAN
setelah Kamboja. Pada tahun 2010, terdapat 158 negara dengan usia legal

1
2

minimal perempuan menikah adalah 18 tahun keatas, namun di Indonesia


batas usia minimal untuk perempuan adalah 16 tahun. Menurut SDKI tahun
1991-2012, usia menikah pertama perempuan usia 25-49 tahun sudah di atas
16 tahun dan usia menikah pertama setiap tahunnya meningkat. Pernikahan
usia muda berisiko karena belum cukupnya kesiapan dari aspek kesehatan,
mental emosional, pendidikan, sosial ekonomi dan reproduksi (KEMENKES
RI,2012)

Hasil SDKI 2012 KKR menunjukkan bahwa pengetahuan remaja


tentang kesehatan reproduksi belum memadai yang dapat dilihat dengan hanya
35,3% remaja perempuam dan 31,2% remaja laki-laki usia 15-19 tahun
mengetahui bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan
seksual. Begitu pula gejala PMS kurang diketahui oleh remaja. Informasi
tentang HIV relatif lebih banyak diterima oleh remaja, meskipun hanya 9,9%
remaja perempuan dan 10,6% laki-laki memiliki pengetahuan komprehensif
mengenai HIV/AIDS. Tempat pelayanan remaja juga belum banyak diketahui
oleh remaja.
Hasil survey awal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi 2020
pada jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin 2019,
menurut kelompok umur 10-14 dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah
24.297 jiwa, perempuan berjumlah 24.586 jiwa, jumlah total 18.886 jiwa.
Menurut kelompok umur 15-19 dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah
27.295 jiwa, perempuan berjumlah 28.262 jiwa, total 55.557 jiwa.
Menurut kelompok umur 20-24 dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah
27.865 jiwa, perempuan berjumlah 28.059 jiwa, jumlah total yaitu 55.924
jiwa.
Persentase puskesmas menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
juga menjadi salah satu indikator dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 sampai 2019. Puskesmas yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan remaja pada tahun 2018 adalah sebesar 62,08%. Jumlah
tersebut mencapai target nasional yaitu sebesar 40%. Persentase tertinggi
3

cakupan puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja tahun


2018 terdapat pada Provinsi Bali (100%) sedangkan persentase terendah
cangkupan puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
tahun 2018 terdapat pada Provinsi Sulawesi Tenggara (21,48%). Namun
demikian masih terdapat tujuh provinsi (20,6%) belum mencapai target
Renstra tahun 2018. Persentase cakupan puskesmas yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan remaja tahun 2018 pada Provinsi Jambi sebesar (83,08%),
persentase tersebut sudah mencapai target nasional yaitu sebesar 40%
(Kemenkes RI,2018).
Masa remaja merupakan priode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.
Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung resiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila
keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan
jatuh kedalam perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung akibat
jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan fisik
dan psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut memerlukan
ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi.
Menurut Jean Peaget, seorang tokoh pendidikan, menyatakan
pandangannya tentang masa remaja. “Masa remaja adalah usia dimana
individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi
merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam
tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak”. Masa remaja
di tandai oleh perubahan fisik, emosional, intelektual, seksual, dan sosial.
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak sebagai berikut : pencarian
jati diri, pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang berubah-ubah,
mudah terpengaruh mode, konflik dengan orang tua dan saudara, dorongan
ingin tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens dengan teman sebaya dan
membentuk kelompok sebaya menjadi acuannya (BNN,2012).
4

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan


sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan system, fungsi, dan proses reproduksi. Ruang lingkup
pelayanan reproduksi menurut International Coference Population and
Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual.
termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan
penanganan komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas,
kesehatan reproduksi usia lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta
kesehatan reproduksi lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan
sebagainya ( KEMENKES RI,2012).
Kompleksnya permasalahan kesehatan pada remaja, tentunya
memerlukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan
semua unsur dari lintas program dan sector terkait. Kebijakan bidang
kesehatan terkait pelayanan kesehatan remaja sebagaimana dimaksud
Permenkes Nomor 25 Tahun 2014 ditujukan agar setiap anak memiliki
kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat., memiliki keterampilan hidup
sehat, dan keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat 3 bahwa pelayanan itu dilakukan
paling sedikit melalui : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Puskesmas PKPR memberikan layanan
mulai dari KIE, konseling, pembinaan konselor sebaya, layanan klinis/medis
dan rujukan serta pemberdayaan remaja dalam bentuk keterlibatan aktif dalam
kegiatan kesehatan. Posyandu remaja diharapkan menjadi sebuah wadah
masyarakat yang memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan
kesehatan mereka, memperluas kangkauan Puskesmas PKPR dalam
memberikan pelayanan promotif dan preventif kepada sasaran remaja
(Kemenkes RI, 2018).
5

Berdasarkan hasil survey awal yang diperoleh dari Puskesmas Simpang


Kawat Kota Jambi didapatkan total keseluruhan jumlah remaja yang terdata di
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi yaitu sebanyak 4.822 remaja. Hasil
survey awal mengenai tingkat kehadiran remaja dalam kegiatan posyandu
remaja di Puskesmas Simpang Kawat pada tanggal 03 maret 2020 didapatkan
informasi bahwa posyandu remaja di Puskesmas Simpang Kawat tepatnya di
Kelurahan Payo Lebar sudah berjalan sekitar 1 (satu) tahun, dengan data
remaja yang menghadiri kegiatan posyandu remaja tersebut sebanyak 50
orang. Posyandu Remaja di Puskesmas Simpang Kawat tepatnya di Kelurahan
Lebak Bandung baru terlaksana satu kali pada tanggal 29 februari 2020,
dengan data remaja yang menghadiri kegiatan posyandu remaja tersebut
sebanyak 15 orang. Kegiatan yang dilakukan pertama kali saat melaksanakan
posyandu remaja adalah melakukan perkenalan antar remaja dengan kader-
kader posyandu remaja tersebut, melakukan pendataan pada remaja dan
mencari permasalahan yang umum terjadi pada remaja saat ini yaitu
kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Berdasarkan
permasalahan inilah, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
tentang Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan Remaja Putri di Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh pendidikan kesehatan
tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan remaja putri di wilayah
kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk diketahuinya


pengaruh pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap
6

pengetahuan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat


Kota Jambi.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk :

1.3.2.1. Diketahuinya gambaran pengetahuan remaja sebelum diberikan


pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap
pengetahuan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi.
1.3.2.2. Diketahuinya gambaran pengetahuan remaja putri setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap
pengetahuan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi.
1.3.2.3. Diketahunya pengaruh pendidikan kesehatan tentang kesehatan
reproduksi terhadap pengetahuan remaja putri di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan Dinas
Kesehatan Kota Jambi untuk meningkatkan promosi kesehatan tentang
kesehatan reproduksi pada remaja pada wanita seluruh Puskesmas di Kota
Jambi
1.4.2 Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan tambahan referensi bagi petugas kesehatan
khususnya keperawatan untuk dapat mengembangkan kemampuan
sebagai seorang perawat professional dalam upaya peningkatan peran
educator dengan sasaran yang lebih luas dan tidak terbatas hanya di sarana
pelayanan rumah sakit maupun puskesmas.
7

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan bacaan dan acuan
dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan faktor lain yang masih
sangat kompleks yang berkaitan dengan pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan one
group pre dan post test yang bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 4.822 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
responden putri dengan metode pengambilan sampel purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan pengambilan sampel
dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian..
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus tahun 2020 dan Pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 27 Juli 2020 s.d 18 Agustus 2020 di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Metode pengumpulan data dengan cara
menggunakan kuesioner dan penelitian ini menggunakan Analisis secara
Univariat dan Bivariat dengan T-tes dependen.

1.6 Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang telah dilakukan


adalah sebagai berikut:

Nama Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


peneliti &
tahun
penelitian
Asih Dwi Pngaruh Metode penelitian Hasil menunjukkan
8

Arosna pendidikan pre Eksperiment, bahwa terjadi


(2014) kesehatan dengan rancangan peningkatan
reproduksi penelitian pretest- responden yang
terhadap postest with berpengetahuan
pengetahuan dan control group. baik dari 4
sikap mahasiswa di Jumlah responden responden (13,3%)
FIK-UMS 60 dengan teknik menjadi 8
sampling yang responden (26,7%)
digunakan dan peningkatan
proporsional sikap baik
random sampling. responden dari 4
responden (13,3%)
menjadi 7
responden ( 23,3%)
setelah diberikan
pendidikan
kesehatan.
Danang Ari Pengaruh Metode penelitian Hasil penelitian
Setyawan Pendidikan ini menggunakan menunjukkan
(2018) Kesehatan One Group bahwa pengetahuan
Terhadap Pretest-Postest remaja tentang
Pengetahuan Design. Sampel kesehatan
Remaja Tentang pada penelitian ini reproduksi sebelum
Kesehatan adalah siswa/I dan sesudah
Reproduksi kelas X-XI diberikan
semester II di SMA pendidikan
Muhammadiyah 2 kesehatan pada
Mojosari- subyek tingkat
Mojokerto. Teknik signifikansinya
sampling dilakukan adalah P = 0,003.
secara Simple
9

Random Sampling
dengan 21
responden.
Septiana Pengaruh Metode yang Hasil penelitian
(2014) Pendidikan digunakan adalah menunjukkan
Kesehatan Pre experimental pengetahuan siswa
Terhadap Tingkat design dengan one sebelum diberikan
Pengetahuan group pretest- pendidikan
Remaja Tentang postets design. kesehatan dengan
Kesehatan Sampel penelitian nilai rata-rata
Reproduksi Di yang digunakan 81,9% dan setelah
SMP Islam sebanyak 24 orang diberikan
Ruhama Ciputat dengan teknik pendidikan
convenience kesehatan menjadi
sample. 86,3%.

Penelitian ini berbeda dengan 3 penelitian diatas, terkait dengan (1)


Tempat penelitian, yaitu penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi. (2) Waktu penelitian, yaitu penelitian ini akan
dilakukan pada bulan Juni Tahun 2020. (3) Responden, pada penelitian ini dengan
responden sejumlah 30 remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi. (4) Variabel penelitian, yaitu variabel yang sedikit berbeda dari
beberapa penelitian diatas. (5) Instrumen penelitian, yaitu pertanyaan yang sedikit
berbeda dari beberapa penelitian diatas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja
2.1.1. Definisi remaja
Secara etimologi, remaja berarti “ tumbuh menjadi dewasa ”. Definisi
remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu priode
usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara
itu, menurut The Health Resources dan Services Administrations Guidelines
Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga
tahap, yakni remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), remaja
akhir (18-21 tahun). (WHO, 2018)

Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana
terjadi pacu tumbuh (growth sput), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai
fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologis serta kognitif. Remaja
sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk
ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh
karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “
topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan
secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan di
sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada

10
11

pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik
(Rohan&Siyoto, 2015).

Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang
terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan
menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan
gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-
tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada saat ini tubuh wanita
mengalami perubahan dramastis, karena mulai memproduksi hormon-hormon
seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem
reproduksi (Marmi, 2015)

Menurut Rosyida (2019) remaja adalah suatu masa kehidupan individu


dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menentukan identitas diri. Pada masa
transisi dari masa anak-anak ke masa remaja individu mulai mengembangkan ciri-
ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai memandang diri
dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interprestasi
perbandingan sosial. Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu :

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-21 tahun.
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri-ciri perubahan penampilan fisik dan
dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.
3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami
perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara
masa kanak-kanak menuju masa dewasa

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan remaja adalah priode usia
antara 10-19 tahun dan merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menjadi dewasa (WHO,2018). Remaja masih belum mampu menguasai dan
memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang
perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan
12

yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif,
emosi, maupun fisiknya

2.1.2. Ciri-Ciri Masa Remaja

Menurut Pieter dan Lubis (2012) ciri-ciri masa remaja dibagi menjadi
bebrapa bagian yakni:

a. Sebagai Periode Peralihan


Peralihan berarti terputus atau berubah dari apa yang pernah terjadi
sebelumnya. Peralihan adalah proses perkembangan dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan memberikan dampak di
masa yang akan datang.
b. Periode Mencari Identitas Diri
Kini remaja tidak puas lagi untuk sama dengan temannya. Remaja
selalu mencari identitas diri guna menjelaskan dirinya dana pa perannya.
Tugas penting yang dihadapi remaja ialah sense of individual identity, yaitu
mencari jawaban dari pertanyaan mengenai dirinya, mencapai keputusan dan
standar-standar tindakan.
c. Usia Bermasalah
Dikatakan usia remaja sebagai usia banyak masalah karena tindakan-
tindakan selalu mengarah kepada :
1. Keinginan untuk menyendiri (desire if isolation)
2. Berkurangnya keinginan bekerja (disindination to work)
3. Kurangnya kondisi-kondisi fungsi tubuh (incoordination)
4. Kejemuan (boredom)
5. Kegelisahan (restlesseness)
6. Penantang sosial (social antaginisem)
7. Penantang terhadap kekuasaan (resitence to authority)
8. Kepekaan terhadap perasaan (heightened emotionality)
9. Kurang percaya diri (lack of self-cofidence)
13

10. Timbulnya minat seks (perioccupation with sex)


11. Kepekaan terhadap asusila (execesive modesty)
12. Kekuasaan berkhayal (day dreaming)
d. Usia Menakutkan
Dikatakan sebagai usia yang menakutkan karena adanya stereotip
yang berdampak buruk dalam perkembangan remaja, seperti kurang tanggung
jawab, kurang simpatik dan tidak mampu bekerja sama dengan orang tua
dewasa, tidak rapi, tidak dapat dipercayai, dan berperilaku merusak.
e. Masa Tidak Realitas
Remaja selalu melihat kehidupan ini menurut pandangan dan
penilaian pribadinya, bukan melihat menurut fakta, terutama pemilihan cita-
cita. Cita-cita yang tidak realistik dapat menyebabkan remaja ketegangan
emosi. Semakin tak realistic cita-citanya, maka semakin mudah marah, sakit
hati dan frustasi.
f. Merupakan Ambang Batas dengan Masa Dewasa
Semakin mendekatnya usia kematangan, remaja menjadi gelisah untuk
meningkatkan stereotip yang dibawa dari tahun-tahun sebelumya. Sementara
untuk melakukan tindakan seperti orang dewasa belum cukup. Oleh karena itu,
remaja memusatkan perilakunya yang selaras dengan status orang dewasa,
seperti dia mulai merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan perilaku seks
bebas.
g. Periode Meningginya Emosi
Meningginya intensitas emosi sangat tergantung kepada dampak
perubahan fisik dan kehidupan psikologis remaja. Artinya, jika semakin
banyak terjadi perubahannya dan tidak terkendali oleh remaja, maka semakin
tinggi pula emosinya.
h. Perubahan Sikap dan Perilaku
Selama masa remaja, remaja akan banyak mengalami perubahan sikap
dan perilaku. Faktor penyebabnya yaitu perubahan nilai-nilai. Apa yang pernah
terjadi dimasa kanak-kanak akan terjadi pada masa remaja. Yang
14

membedakannya yaitu pola hubungan sosial dan tidak hanya mencapai


popularitas, namun pada kualitas.
i. Periode Ambivalen
Dikatakan sebagai kondisi ambivalen karena disatu sisi remaja
menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain dia masih takut bertanggung jawab
dan ragu atas kemampuannya. Selama masa ambivalen remaja menjadi frustasi
dan mengalami konflik.

Berdasarkan paparan tentang ciri-ciri masa remaja di atas, maka peneliti


menyimpulkan bahwa masa remaja adalah periode yang amat penting, dimana
pada periode masa remaja ini sebagai periode peralihan, mencari identitas diri,
usia bermasalah, usia menakutkan, masa tidak realistik, ambang batas dengan
masa dewasa, meningginya emosi, perubahan sikap dan perilaku, dan periode
ambivalen. Yang mana dalam masa periode tersebut dapat membentuk dan
menentukan karakter remaja di masa dewasa yang akan datang.

2.1.3. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Rohan (2013), tahap perkembangan masa remaja dibagi menjadi


tiga tahap yaitu :

a. Masa remaja awal (10-13 tahun)


1. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2. Tampak dan merasa ingin bebas
3. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
dan mulai berfikir khayal ( abstrak )
b. Masa remaja tengah ( 14-16 tahun )
1. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2. Ada keinginan umtuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
3. Timbul perasaan cinta yang mendalam
15

4. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual


c. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
1. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3. Memiliki citra ( gambaran,keadaan,peranan ) terhadap dirinya
4. Dapat mewujudkan perasaan cinta
5. Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstak
6. Manfaat remaja mengetahui kesehatan reproduksi

2.1.4. Perkembangan Fisik Remaja

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Dalam


perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri primer dan
ciri sekunder. Berikut adalah uraian lebin lanjut mengenai kedua hal tersebut

a. Ciri-ciri primer
1. Remaja perempuan

Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi),


menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan
berupa luruhnya lapisan dinding dalam Rahim yang banyak mengandung darah.

b. Ciri-ciri sekunder
Menurut Marmi (2015), ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah
sebagai berikut :
1. Remaja perempuan :
a. Pinggul membesar, bulat dan membesar, putting susu membesar dan
menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih
besar dan lebih bulat
b. Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif
c. Pertumbuhan Rahim dan vagina
d. Tumbuh rambut disekitar kemaluan dan ketiak
16

2.1.5. Ciri-ciri Kejiwaan dan Psikososial Remaja


1. Usia remaja Muda (12-15 tahun)
a. Sikap protes terhadap orang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup
orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang
tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan seringkali disertai
dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Pada upaya pencarian
identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-tokoh diluar
lingkungan keluarganya, yaitu: guru, figure ideal yang terdapat di filem,
atau took idola.
b. Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang
amat sangat pesat sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian
khusus bagi diri remaja.
c. Ketidaksetiakawanan dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan
kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok
senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku sosial.
d. Kemampuan untuk berfikir secara abstrak
Daya kemampuan berfikir seorang remaja mulai berkembang dan
dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam kepercayaan
diri.
e. Perilaku yang labil dan berubah-ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah-ubah. Pada
suatu waktu tampak bertanggung jawab, tetapi pada waktu yang lain
tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja akan merasa
cemas akan perubahan di dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan
bahwa di dalam diri remaja terdapat suatu konflik yang memerlukan
pengertian dan penanganan yang bijaksana (Rosyida, 2019).
2. Usia Remaja Penuh (16-19 tahun)
a. Kebebasan dari orang tua
17

Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi suatu


realitas. Remaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang
menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat dengan
orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.

2.2 Kesehatan Reproduksi

2.2.1. Definisi Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah segala aspek kesehatan yang berhubungan


dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya yang berada dalam keadaan
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan ( Mandang, 2016 ).

Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan


kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system
dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit atau kecacatan. Implikasi definisi kesehatan reproduksi berarti bahwa
setiap orang mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dana man bagi
dirinya, juga mampu menurunkan serta memenuhi keinginannya tanpa ada
hambatan apa pun, kapan, dan beberapa sering untuk memiliki keturunan
(Kusmiran, 2013).

Kesehatan reproduksi mencangkup tiga komponen yaitu: kemampuan


(ability), keberhasilan (success), dan keamanan (safety). Kemampuan berarti
dapat bereproduksi. Keberhasilan berarti dapat menghasilkan anak sehat yang
tumbuh dan berkembang. Keamanan berarti semua proses reproduksi termasuk
hubungan seks, kehamilan, persalinan, kontrasepsi dan abortus.
18

Berdasarkan berbagai uraian tentang kesehatan reproduksi diatas dapat


kita simpulkan bahwa kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak ada
penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
fungsinya dan proses reproduksi itu sendiri (Marmi, 2015).

2.2.2. Tujuan Kesehatan Reproduksi

Tujuan utama dari kesehatan reproduksi adalah untuk meningkatkan


kesadaran kemandirian pria dan wanita dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak
reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.

2.3 Organ Reproduksi Wanita


A. Alat Kelamin Bagian Luar (Genitalia Externa)
1. Mons Veneris
Mons veneris disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang
menonjol di bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit
jaringan ikat yang menutupi bagian depan simfisis pubis. Bagian yang
menonjol dan terdiri dari jaringan lemak setelah pubertas kulit dari mons
veneris tertutup oleh rambut (cilia) yang bentuknya segitiga (Fitri,2017)
2. Labia Mayora (Bibir Besar)
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol berasal dari mons
veneris yang merupakan kelanjutan dari atas ke bawah yang terdiri dari
dua bibir yang mana bagian bawahnya akan bertemu dan membentuk
perineum. Permukaannya terdiri dari dua yaitu:
a. Bagian luar
Tertutup oleh rambut merupakan kelanjuran dari cilia mons veneris.
b. Bagian dalam
19

Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar


sebacea
3. Labia Minora (Bibir Kecil)
Labia minora merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia
mayora tanpa rambut. Kedua lipatan tersebut (kiri dan kanan) bertemu
diatas disebut preputium clitoridis dan di bawah clitoris (frenulum
clitoridis). Di bagian belakang kedua lipatan setelah menggelinggi
orificium vagia bersatu juga disebut fouchet (hanya Nampak pada wanita
yang belum pernah melahirkan anak).

4. Klitoris
Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil (terangsang) mengandung banyak pembuluh darah dan
syaraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-laki.
5. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateral (samping kiri-
kanan) dibatasi oleh kedua labia minora, anterior (depan) oleh klitoris,
dosal (belakang) oleh fouchet.pada vestibulum terdapat muara-muara dari
vagina uretra dan terdapat pula empat lobang kecil.
6. Hymen
Hymen merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang
vagina luar. Pada umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran
aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar Rahim
dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat hubungan seks
pertama hymen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan
hymen merupakan tonjolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis.
7. Perineum
Perineum merupakan daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi
depan anus. Batas otot-otot diagfragma pelvis dan diagfragma urogenitalis.
20

Perineum merenggang pada pada persalinan, kadang perlu diepisiotomi


untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur (Fitri,2017)
B. Alat Kelamin Bagian Dalam (Genitalia Interna)
1. Vagina (Saluran Senggama)
Vagina merupakan saluran muskulo-membranosa yang
menghubungkan uterus dengan vulva. Vagina terletak antara kandung
kencing dan rectum, dinding depan vagina 9 cm dan dinding belakang 11
cm. pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut dengan
rugae terutama terdapat dibagian bawah. Vagina berfungsi sebagai saluran
keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada saat haid dan secret
dari uterus, sebagai alat hubungan seksual, dan sebagai jalan lahir saat
persalinan. Vagina mempunyai Ph 4,5 dan ini memberi proteksi
(perlindungan) terhadap invasi kuman-kuman.
2. Rahim (Uterus)
Rahim merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis minor
di antara kandung kemih dan rectum yang berbentuk seperti buah pir
dengan berat sekitar 30gram. Pada permukaan belakang sebagian besar
tertutup oleh perineum sedangkan permukaan depan hanya sedikit, pada
bagian bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang
vesika urinaria. Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk bola
lampu yang gepeng dengan panjang 7-7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm
dan terdiri dari corpus uteri berbentuk segitiga dan corpus uteri berbentuk
silindris. Uterus terdiri dari :
a. Fundus uteri
Fundus uteri adalah bagian korpus uteri yang terletak dikedua pangkal
tuba. Perlu diketahui sampai dimana fundus (diraba) untuk
menentukan tua kehamilan.
b. Korpus uteri
Berbentuk segitiga, yang mengembang jika saat hamil. Rongga yang
terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri.
c. Servix uteri
21

Servix uteri berbentuk silinder yang terdiri atas :


- Pars vaginalis uteri yang dinamakan porsio
- Pars supra vaginalis servisis uteri yang terdapat saluran yang
disebut kanalis servikalis dengan panjang 2,5cm. Selama hamil,
uterus melebar dengan panjang 30 cm dan lebar 20-25 cm.
setelah partus normal kembali dan setelah menopause mengecil
dan antropi.

Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan, yaitu : (Fitri, 2017)

 Perimetrium
Perimetrium merupakan dinding uterus (rahim) sebelah luar,
meliputi bagian luar uterus, merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat
dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen. Perimetrium berhubungan dengan ligamentum-
ligamentum. Ligamentum adalah suatu yang menyangga uterus dalam
tulang/rongga pinggul.
1. Ligmen-ligmen uterus adalah :
a. Ligmentum Latum
Ligmentum latum merupakan lipatan peritoneum sebelah lateral
kanan dan kiri uterus meluas sampai kedinding panggul dan dasar
panggul sehingga seolah-olah menggantung pada tuba.
b. Ligmentum Rotudum
Ligmentum rotudum terdapat di bagian atas lateral dari uterus terdiri
dari jaringan otot polos dan jaringan ikat fungsinya menahan uterus
dalam posisi antefleksi
c. Ligamentum Infundibulo Pelvicum
Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul.
22

d. Ligamentum Cardinale
Menghalangi pergerakan ke kiri-kanan dan merupakan tempat
masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e. Ligamentum Uterus
Kiri dan kanan dari serviks sebelah belakang ke secrum mengelilingi
rectum.
f. Ligamentum Vesico Uterinum
Dari uterus ke kandung kemih.
 Myometrium (Lapisan Otot)
Myometrium merupakan lapisan yang paling tebal. Terdiri dari
otot polos. Otot ini akan tersusun menyerupai jala rapat, pada sela jala
terdapat pembuluh darah uterus. Bila otot ini berkontraksi maka akan
terjadi penyempitan pembuluh darah dan menimbulkan nyeri serta
mendorong keluar isi uterus saat persalinan. Lapisan otot terdiri dari :
- Lapisan luar
Seperti kap melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum.
- Lapisan tengah
Terletak diantara kedua lapisan tersebut membuat lapisan tebal
anyaman serabut rahim yang ditembus pembukuh-pembuluh darah
arteri dan vena.
- Lapisam dalam
Merupakan serabut otot yang berfungsi sebagai spingter, terletak
sampai ostium uteri internum.
 Endometrium (selaput lender)
Merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang
membatasi cavum uteri. Dibentuk oleh epitel torak yang banyak
mengandung kelenjar mukosa, tebalnya ±1 cm. di lapisan ini banyak
terdapat pembuluh darah yang melekuk-lekuk. Dinding endometrium di
pengaruhi oleh hormone esterogen dan progesteron. Saat menstruasi,
endometrium akan keluar meluruh bersama darah menstruasi. Saat terjadi
nidasi endometrium berubah menjadi desidua.
23

1. Letak Uterus
a. Ante dan Retroflexio Uteri
Sumbu serviks dan sumbu corpus uteri membentuk sudut. Jika sudut
ini membuka ke depan di sebut antefleksi, jika membuka ke belakang
di sebut retrofleksi.
b. Ante dan Retroversio Uteri
Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut. Jika sudut ini
membuka ke depan di sebut anteversio, jika membuka ke belakang
disebut retroversion.

c. Position
Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bisa lebih ke
kiri, lebih ke kanan, lebih kedepan, lebih kebelakang disebut sinistro,
dekstro, antero dan dorso portion.
d. Torsio
Letak uterus biasanya agak terputar.
2. Pembuluh darah uterus terdiri dari :
a. Arteri Uterina
Berasal dari arteri hypogastrika yang melalui ligmentum latum
menuju kesisi uterus kira-kira setinggi ostium uteri internum dan
memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan
mengadakan anastomose dengan arteri ovarica.
b. Arteri Ovarica
Berasal dari aorta masuk ligamentum latum melalui ligamentum
infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan
fundus uteri.
3. Tuba Fallopii (saluran telur)
Tuba fallopii merupakan saluran telur yang berjumlah
sepasang. Tuba fallopi terdapat di tepi atas ligamentum latum, berjalan
24

ke arah lateral. Tuba fallopi mempunyai panjang 12 cm dan berdiameter


3-8 cm. Tuba fallopii terbagi menjadi pars interstitialis, pars isthmica,
pars ampularis dan pars infundibulo. Fungsi tuba faloppii yaitu
menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, menyalurkan
spermatozoa hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai membentuk
blastula yang siap mengadakan inplantasi (penanaman).
4. Indung Telur (Ovarium)
Ovarium adalah sepasang organ yang berbentuk oval dengan
panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke uterus.
Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan
mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu esterogen dan
progesteron.
2.4 Menstruasi
A. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan
peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal
dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai
menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi. Lama perdarahan pada
menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-6 hari, tapi 2-9 hari masih dianggap
fisiologis. Menstruasi dapat dijadikan sinyal bahwa seorang perempuan telah
mengalami masa pubertas atau mulainya masa seksual dewasa (Marmi, 2015).
Menurut Anwar (2011) menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi
pada setiap perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus
sebagai tanda bahwa organ kandungannya telah berfungsi dengan matang. Pada
umumnya, remaja akan mengalami menarche pada usia 12-16 tahun. Periode ini
akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologi dan lain
sebagainya. Pada wanita biasanya pertama sekali mengalami menstruasi
(menarche) pada usia 12-16 tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 2-7
hari.
25

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya
menstruasi ini terjadi melalui empat tahap yaitu fase menstruasi, fase ploriferasi,
fase luteal/sekresi, dan fase iskemik (Proverawati 2009 dalam Rosyida 2019).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi


1. Faktor Hormone
Hormon-hormon yang akan mempengaruhi terjadinya haid pada
seorang wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
dikeluarkan oleh hipofisis, esterogen yang akan di hasilkan oleh ovarium,
Luteinizing Hormone (LH) yang di hasilkan oleh hipofisis, serta
progesterone yang di hasilkan oleh ovarium.

2. Faktor Enzim
Enzim hidrolik yang ada pada endometrium akan merusak sel
yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme
sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
3. Faktor Vascular
Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan system vaskularisasi
dalam lapisan fungsional endometrium. Dalam pertumbuhan
endometrium akan ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan
hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium akan timbil
statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya
dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan
pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena.
4. Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan
adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan
menyebabkan kontraksi myometrium sebagai suatu faktor untuk
membatasi perdarahan pada haid.
5. Tanda-tanda Masalah Pada Saat Menstruasi
26

1. Apabila haid itu tidak pernah teratur sejak semula walau telah
melewati tahun-tahun “belajar” menarche (haid yang pertama)
2. Timbul nyeri hebat terutama jika baru timbul kemudian yang
diperkirakan ada gangguan pada organ reproduksi, terutama jika rasa
nyeri itu semakin lama akan semakin bertambah intensitasnya.
3. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah jika darah mengalir sangat
berlebihan sehingga membutuhkan pembalut lebih dari selusin dalam
sehari
4. Panjang hari haid lebih dari Sembilan hari
5. Muncul noktah darah antara dua siklus haid (Spotting)
6. Warna darah kelihatan tidak seperti biasa, menjadi lebih kecoklatan
atau merah darah segar.

2.5 Masalah-Masalah Pada Kesehatan Reproduksi

2.5.1 Gangguan Menstruasi

A. Definisi

Konsep difungsi menstruasi secara umum adalah terjadinya gangguan dari


pola perdarahan menstruasi seperti oligomenorrhea (menstruasi yang jarang),
polymenorrhea (menstruasi yang sering), amenorrhea (tidak haid sama sekali).
Difungsi menstruasi ini berdasarkan fungsi fungsi dari ovarium yang berhubungan
dengan anovulasi dan gangguan fase luteal. Difungsi ovarium tersebut dapat
menyebabkan gangguan pola menstruasi. Lamanya menstruasi dapat dipengaruhi
oleh dysmenorrhea atau gejala lain seperti sindrom premenstruasi.

Gangguan perdarahan menstruasi dapat menimbulkan risiko patologis


apabila di hubungkan dengan banyaknya kehilangan darah, mengganggu aktivitas
sehari-hari, adanya indikasi inkompatibelovarium pada saat konsepsi atau adanya
tanda-tanda kanker (Rosyida, 2019).
27

Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan


dalam :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
a. Hipermenorea atau Menoragia
1) Definisi
Hipermenorea atau Menoragia adalah perdarahan haid lebih
banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari),
kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
2) Penyebab
- Asthenia, terjadi karena kurangnya tonus otot
- Myoma uteri, terjadi karena kontraksi otot rahim kurang
- Hipertensi
- Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis
- Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik
- Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
b. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau
kurang dari biasa. Hipomenorea di sebabkan oleh karena kesuburan
endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun
maupun gangguan hormonal.
2. Kelainan siklus : Polimenorea, Oligomenorea, Amenorea
a. Polimenorea atau Epimenoragia
1). Definisi
Polimenorea adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasanya
yaitu kurang dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif
sama atau lebih banyak dari biasa.
2). Penyebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus
luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau
28

bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium


sekresi pendek atau karena keduanya.
3). Terapi
Stadium Polimenorea dapat diperpanjang dengan hormon esterogen
dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi esterogen dan
progesterone.
b. Oligomenorea
1). Definisi
Oligomenorea adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35
hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama
2). Penyebab

Perpanjangan stadium folikuller, perpanjangan stadium luteal,


kedua stadium menjadi panjang, pengaruh psikis, pengaruh
penyakit : TBC

3). Terapi
Oligomenorea yang disebabkan oleh ovulator tidak memerlukan
terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan
ovulasi (Marmi, 2015)
c. Amenorea
1). Definisi
Amenorea adalah keadaan tidak dating haid selama 3 bulan
berturut-turut
2). Klasifikasi
- Amenorea primer, apabila belum pernah dating haid sampai umur
18 tahun.
29

- Amenorea sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau


pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3
bulan
3). Penyebab
Fisiologis : terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa
laktasi maupun dalam masa menopause, gangguan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium, gangguan kongenital, gangguan
sistem hormonal, penyakit-penyakit lain, ketidakstabilan emosi,
kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
3. Metroragia (Perdarahan di luar haid)
a. Definisi
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid.
b. Klasifikasi
- Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus ,
kehamilan ektopik
- Metroragia diluar kehamilan
c. Penyebab
 Metroragia di luar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang
tidak sembuh,
 Perdarahan fungsional : perdarahan Anovulatoar, perdarahan
Ovulatoar.
d. Terapi
- Kuretase dan Hormonal
4. Pre menstrual tension (ketegangan pra haid), Mastodinia, Mittelschmerz
(rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea
a. Pre menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan
sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan
hormon esterogen dan progesteron mejelang menstruasi. Pre menstrual
tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
30

 Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan


emosional seperti: gelisah, susah tidur, perut kembung, mual
muntah, payudara tegang dan sakit, terkadang merasa tertekan
 Terapi. Olahraga, perubahan diet, mengurangi stress, konsumsi
anti stress bila perlu, menekan fungsi ovulasi dengan konsep oral,
progestin, konsultasi dengan tenaga ahli, KIE untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
b. Mastodinia atau Mastalgia
Mastodinia atau Mastalgia adalah rasa tegang pada payudara
menjelang haid. Mastodinia atau Mastalgia disebabkan oleh dominasi
hormon esterogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai
hyperemia didaerah payudara
c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
Mittelschmerz adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi,
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus
menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel De Graff. Lamanya
bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz
diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala
klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.

d. Dismenorea
 Definisi : Dismenorea adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea
terjadi pada 30-37% wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi
dan pathogenesis dari dismenorea sampai sekarang belum jelas.
 Klasifikasi :
- Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang terjadi sejak
menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.
Nyeri haid dari bagian perut menjalar kedaerah pinggang dan
paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit
kepala dan emosi labil
31

- Dismenorea Sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya


tidak mengalami dismenorea. Hal ini terjadi pada kasus
infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis,
retroflexio uteri fixate, gynatresi, stenosis kanalis servikalis,
adanya AKDR, tumor ovarium.

2.5.2 Dismenorea

A. Pengertian Dismenorea

Menurut Sinaga (2017) Dismenorea adalah keram menstruasi atau nyeri


menstruasi. Dalam bahasa inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful
period” atau menstruasi yang menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi terutama di
perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bagian bawah,
pinggang, panggul, paha atas, hingga betis. Nyeri juga bisa disertai kram perut
yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi otot rahim yang sangat intens
saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim.

Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian menyebabkan otot-otot


meregang dan menimbulkan kram atau rasa sakit. Ketegangan otot ini tidak hanya
terjadi pada bagian perut, tetapi juga pada otot-otot penunjang yang terdapat di
bagian punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis. Proses ini
sebenarnya merupakan bagian normal proses menstruasi dan biasanya mulai
dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32-48 jam.

B. Penyebab Disenorea
a. Dismenorea Primer
Dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat
intens, yang dimaksudkan untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang
tidak diperlukan lagi. Dismenorea primer disebabkan oleh zat kimia alami
yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut
prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot-otot halus dinding
rahim berkontraksi
32

b. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder umumnya disebabkan oleh kelainan atau gangguan
pada sistem reproduksi, misalnya fibroid uterus, radang panggul,
endometriosis atau kehamilan ektopik.
C. Cara mengatasi dan Pencegahannya
- Dismenorea primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang
nyeri/anti-infamasi seperti ibuprofen, ketoprofen, naproxen, dan obat
analgesic-antiinflamasi lainnya. Obat-obatan analgesik ini akan
mengurangi produksi prostaglandin.
- Berolahraga dan banyak bergerak akan memperlancar aliran darah dan
tubuh akan terangsang untuk memproduksi endorphin yang bekerja
mengurangi rasa sakit dan menimbulkan rasa gembira.
- Kompres dengan botol hangat dan mandi dengan air hangat juga dapat
mengurangi rasa sakit.
- Berbaring pada satu sisi Tubuh anda, lalu Tarik lutut sampai ke batas
dada, lakukan beberapa kali. Ini akan membantu meringankan rasa sakit
dan pegal pada punggung.
- Makan-makanan bergizi dan hindari konsumsi garam dan kafein.

2.5.3 Kista Ovarium


A. Pengertian Kista Ovarium

Menurut Andang (2013) Kista ovarium adalah sebuah struktur tidak


normal yang berbentuk seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam
tubuh. Kantung ini berisi zat gas, cair, atau setengah padat. Dinding luar kantung
menyerupai sebuah kapsul. Kista ovarium biasanya berupa kantong yang tidak
bersifat kanker yang berisi material cairan atau setengah cair. Jadi, kista ovarium
merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal di bagian bawah
abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara, nanah dan cairan kental.
33

B. Penyebab Kista Ovarium

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada


hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (Setyorini,2014). Faktor penyebab terjadinya
kista antara lain adanya penyumbatan pada saluran yang berisi cairan karena
adanya infeksi bakteri dan virus, adanya zat dioksin dari asap pabrik dan
pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia dan
kemudian akan membantu tumbuhnya kista. Dari faktor makanan yaitu dari
lemak yang berlebih atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan zat-zat
lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan
meningkatkan risiko tumbunya kista.

C. Tanda dan Gejala Kista Ovarium


Kebanyakan kista ovarium tumbuh tanpa gejala atau keluhan. Keluhan
biasanya muncul jika kista sudah membesar dan mengganggu organ tubuh yang
lain jika sudah kista mulai menekan saluran kemih, usus, saraf, atau pembuluh
darah besar disekitar rongga pinggul, maka akan menimbulkan keluhan berupa
susah buang air kecil dan buang air besar, gangguan pencernaan, kesemutan atau
bengkak pada kaki (Andang, 2013).

D. Cara Penanganan Kista Ovarium


a. Pendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan
nyeri dengan analgetik/ tindakan kenyamanan seperti kompres hangat
pada abdpmen, dan teknik relaksasi nafas dalam (Prawirohardjo, 2011)
b. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen dapat
diberikan kepada pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa
nyeri
c. Pembedahan, jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode
menstruasi semakin membesar, di lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter
harus segera mengangkatnya.
34

E. Cara Pencegahan Kista Ovarium


Menurut Nugroho (2014), adapun cara pencegahan penyakit kista yaitu :
1. Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah
banyak mengandung vitamin dan mineral yang mampu meningkatkan
stamina tubuh
2. Menjaga pola hidup sehat, khususnya menghindari rokok dan sering
berolahraga
3. Menjaga kebersihan area kewanitaan, hal tersebut untuk menghindari
infeksi mikroorganisme dan bakteri yang dapat berkembang disekitar area
kewanitaan
4. Mengurangi makan makanan yang berkadar lemak tinggi.
5. Menggunakan pil KB secara oral yang mengandung hormon esterogen
dan progesterone guna untuk meminimalisir risiko terjadinya kista karena
mampu mencegah produksi sel telur.

2.5.4 Endometriosis
A. Pengertian Endometriosis
Menurut Djuwantono (2015), endometriosis didefinisikan sebagai adanya
jaringan yang menyerupai jaringan endometrium di luar uterus. Endometriosis
memicu reaksi inflamasi kronis yang mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan
perlengketan. Perlengketan dapat berkembang ketika jaringan parut menempel
pada jaringan atau organ lain sehingga merekatkan antar jaringan ataupun organ.
Manifestasi dan keluhan karena endometriosis dapat sangat bervariasi selama
siklus haid seiring dengan fluktuasi hormon. Akibatnya, gejala semakin
memburuk pada waktu tertentu, terutama sesaat sebelum siklus haid dan selama
masa haid. Beberapa wanita penderita endometriosis mengalami nyeri yang parah
pada bagian panggul, sedangkan beberapa penderita lainnya sama sekali tidak
mengalami rasa nyeri atau kalaupun ada rasa nyeri yang muncul terhitung
minimal seperti rasa nyeri yang normal saat haid.
35

B. Tanda dan Gejala Endometriosis


1. Dismenorea atau nyeri haid
2. Nyeri panggul saat tidak haid
3. Nyeri saat berhubungan
4. Infertilitas
5. Lelah
6. Keluhan saluran pencernaan
7. Nyeri saat buang air kecil
8. Adanya darah pada urine

C. Penyebab Endometriosis
Penyebab endometriosis masih belum dapat diketahui secara pasti. Ada
beberapa teori yang menjelaskan penyebab endometriosis. Teori yang paling
dapat diterima adalah aliran darah haid balik. Selama masa haid, bagian jaringan
endometrium masuk ke rongga abdominal melalui tuba faloppi, melekat pada
dinding peritoneum dan berkembang menjadi lesi endometriosis. Peran hormon
esterogen sangat penting dalam proses ini. Oleh karena itu, sebagian besar terapi
endometriosis ditujukan untuk menurunkan produksi hormon esterogen untuk
meringankan gejala-gejala endometriosis.

2.6 Memelihara Kesehatan Organ Reproduksi


A. Pemeliharaan Organ Reproduksi Remaja Perempuan
Cara pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuan adalah sebagai
berikut : (Rosyida, 2019)
1. Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina
2. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat
3. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat
4. Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan.
36

Perawatan pada saat menstruasi juga perlu dilakukan karena pada saat
menstruasi pembuluh dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Kebersihan
harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan juga bisa
menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Pembalut tidak boleh di pakai
lebih dari enam jam atau harus di ganti sesering mungkin bilah sudah penuh oleh
darah yang disebabkan oleh menstruasi.

Badan terasa kurang segar saat menstruasi karena tubuh memproduksi


lebih banyak keringat dan minyak serta cairan tubuh lainnya. Oleh sebab itu,
remaja harus tetap mandi dan keramas seperti biasa. Pada saat menstruasi jumlah
kebutuhan air lebih banyak dari biasanya. Hal tersebut menyebabkan timbulnya
keluhan nyeri perut dan lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya selama menstruasi
pemakaian garam dikurangi dan memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan
sayuran, membatasi konsumsi lemak, perbanyak konsumsi ikan dan daging ayam,
serta minum air putih yang banyak. Konsumsi makan yang banyak mengandung
karbohidrat lebih banyak untuk kebutuhan energi sehingga tubuh tidak terasa
lemah.

Peregangan-peregangan (kontraksi) pada otot rahim menimbulkan rasa


nyeri pada pinggul sehingga remaja tidak perlu terlalu cemas terhadap nyeri yang
dialami selama menstruasi. Remaja hanya perlu mencatat siklus menstruasi.

B. Cara Pemeliharaan Untuk Laki-laki dan Perempuan


Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan
perempuan antara lain :
1. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari
2. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan
air atau kertas pembersih (tissue). Gerakan cara membersihkan anus
untuk perempuan adalah dari daerah vagina kearah anus untuk
mencegah kotoran dari anus yang akan masuk ke vagina.
37

3. Tidak menggunakan air yang kotor untuk mencuci vagina


4. Dianjurkan untuk mencukur atau merapikan rambut kemaluan karena
bisa di tumbuhi jamur atau kutu yang bisa menimbulkan rasa tidak
nyaman dan gatal.

Alat reproduksi bisa terkena sejenis jamur atau kutu yang bisa
mengakibatkan gatal dan rasa tidak nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya.
Membilas vagina dengan air kurang bersih atau kotor, pemeriksaan dalam yang
tidak benar, penggunaan pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang
tidak hygienis, dan bisa juga adanya benda asing dalam vagina dengan
menyebabkan keputihan yang abnormal. Keputihan juga dapat timbul akibat
pengobatan hormonal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular
seksual. Keputihan yang abnormal berwarna putih, hijau, atau kuning, berbau,
sangat gatal disertai nyeri perut bagian bawah.

2.7 Pengetahuan

2.7.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini


terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga ( Dewi&Wawan, 2011)

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Dewi&Wawan (2011), Proses


perubahan pengetahuan melalui 6 tingkatan :

1. Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai sebagai meningat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
38

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteri-
kriteria yang telah ada.

2.7.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


1. Faktor Internal
39

a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menunjukan kearah menuju cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai
keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi
misalnya hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Pendidikan juga dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga prilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap keluarga.
c. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok.
b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi (Wawan, 2011)
40

2.8 Pendidikan Kesehatan

2.8.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan untuk


memberikan pengetahuan sebagai dasar perubahan prilaku yang dapat
meningkatkan satus kesehatan individu, keluarga, kelompok, maupun
masyarakat melalui aktivitas belajar. Kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan
dapat membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan (Widyanto,2014).
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan yaitu
suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya dan tidak hanya meningkatkan diri pada
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja. Tetapi juga
meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam
rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (Notoadmojo (2007)
dalam Putra dkk (2017).

2.8.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan diberikan untuk membantu individu, keluarga
dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Pendidikan
kesehatan bertujuan untuk mengubah prilaku individu, keluarga, serta
masyarakat dari prilaku tidak sehat menjadi sehat. Prilaku yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan menjadi prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan atau dari prilaku negatif ke prilaku yang positif. Perilaku- perilaku
yang perlu diubah misalnya dalah merokok, minum-minuman keras, membuang
sampah sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum makan, ibu hamil tidak
memeriksakan kehamilannya, bayi tidak diberikan asi eksklusif, dan lain
sebagainya. Pendidikan kesehatan juga bertujuan untuk mengubah prilaku yang
kaitannya dengan budaya. Sikap dan prilaku merupakan bagian dari budaya yang
ada di lingkungannya (Widyanto, 2014)
41

2.8.3 Metode Pendidikan Kesehatan


Menurut Notoadmodjo (2012) agar mencapai suatu hasil yang optimal,
materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu
pendidikan. Untuk sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual.

Ada 14 macam metode pendidikan kesehatan, yaitu :


1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Metode ini digunakan untuk membina perubahan perilaku baru, atau
membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
perilaku tersebut.
2. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas jadi lebih efektif.
3. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan.
4. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.

5. Kelompok Besar
Apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang, antara lain ceramah dan
seminar.
6. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
berpendidikan rendah
7. Seminar
42

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu bentuk penyajian dari suatu ahli atau
beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap hangat di masyarakat.
8. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok
kecil.
9. Diskusi kelompok
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberi pancingan-
pancingan yang berupa pertanyaan sehubungan dengan topik yang dibahas
sehingga terciptalah diskusi kelompok.
10. Curah Pendapat (brain stroming)
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan suatu
masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan.
Tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan di tulis dalam flipchart/papan
tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar
dari siapa pun. Setelah semuanya mengemukakan pendapat, baru tiap anggota
boleh berkomentar dan akhirnya terbentuklah diskusi.
11. Bola Salju (snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 oramg) dan
kemudian di lontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah kurang lebih 5
menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap
mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap
2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya dan memikirkan seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi dari seluruh anggota kelompok.
12. Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang
kemudian akan diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak dengan
kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut didiskusikan kembali dan
dicari kesimpulannya.
43

13. Memainkan Peran (role play)


Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu.
Setelah mendapatkan peran mereka masing-masing, mereka kemudian
memainkan peran tersebut.
14. Permainan Simulasi (simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam bentuk permainan.
44

2.9 Kerangka Teori


2.1 Gambar Kerangka Teori ( L.Green)

Remaja

Remaja Awal Remaja Menengah Remaja Akhir

10-13 tahun 14-16 tahun 17-19 tahun

Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum


A. Organ Reproduksi
untuk remaja laki-laki dan perempuan antara lain :
Wanita
Bagian Luar :
1. Mengganti celana dalam minimal dua kali
- Mons veneris
sehari - Labia mayora
2. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat - Labia minora
- Klitoris
kelamin dan anus dengan air atau kertas
- Vestibulum
pembersih (tissue) - Hymen
3. Dianjurkan untuk mencukur atau merapikan - Perineum
rambut kemaluan Bagian Dalam :
4. Menggunakan air bersih - Vagina
5. Memakai celana dalam yang longgar dan - Rahim
menyerap keringat. - Tuba fallopi
- Indung telur
B. Menstruasi & Gangguan
Menstruasi
Pendidikan Kesehatan C. Dismenorea
D. Kista Ovarium
Metode :
E. Endometriosis
 Konseling F. Memelihara organ
 Wawancara Reproduksi
 Seminar
 Ceramah Pengetahuan Remaja Putri
 Diskusi kelompok tentang Kesehatan
Media : Reproduksi

 Leaflet
 Power point
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Tahap yang terpenting dalam suatu penelitian adalah menyusun


kerangka konsep. Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar
dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan
keterkaitan antar variabel (Narusalam, 2013). Berdasarkan teori yang telah di
uraikan pada bab sebelumnya diatas, banyak variabel yang berhubungan
dengan masalah kesehatan reproduksi pada remaja akan tetapi karena
banyaknya keterbatasan yang peneliti miliki, maka peneliti membatasi
penelitian hanya pada variabel pendidikan kesehatan tentang masalah
kesehatan reproduksi. Adapun alasan pemilihan variabel yang diteliti karena
metode pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi dirasa mampu
memberikan pemahaman yang baik kepada siswi karena adanya umpan balik
antara pemberi pesan dan penerima pesan sehingga akan diperoleh hasil
maksimal.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep

Pengetahuan
Pengetahuan remaja
Pendidikan remaja putri
putri tentang kesehatan
tentang kesehatan
kesehatan reproduksi tentang
kesehatan reproduksi setelah
sebelum diberikan
reproduksi diberikan
pendidikan
pendidikan
kesehatan
kesehatan

45
46

3.2 Defisini Oprasional

Definisi oprasional adalah uraian tentang batasan variabel yang di


maksud, atau tentang apa yang dapat diukur oleh variabel (Notoadmodjo,
2012). Definisi oprasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Definisi Oprasional

Variabel Definisi Oprasional Alat Cara Ukur Skala Hasil ukur


ukur ukur
Variabel Segala sesuatu yang Lembar Pengisian Ordinal 1 : Tinggi, jika
Dependent : diketahui oleh kuesioner kuesioner nilai total ≥
Pengetahua responden tentang (Angket) median (8,67)
n remaja kesehatan 2 : Rendah,
putri tentang reproduksi meliputi jika nilai total
kesehatan definisi, tujuan, < median
reproduksi organ reproduksi, (8,67)
dan cara merawat
organ reproduksi
47

Variabel Suatu kegiatan - - - -


Independent yang
: pendidikan dilakukan oleh
kesehatan peneliti untuk
tentang memberikan
kesehatan informasi atau
reproduksi pengetahuan
pada remaja
putri tentang
kesehatan
reproduksi
yang akan
dilakukan
pada satu
waktu dengan
cara mengisi
kuesioner pre
dan post dan
memberikan
pendidikan
kesehatan

3.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis pada penelitian ini adalah :
1.3.1 Ada pengaruh terhadap tingkat pengetahuan pada remaja putri sebelum di
berikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi di wilayah
kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
1.3.2 Ada pengaruh terhadap tingkat pengetahuan pada remaja putri setelah di
berikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi di wilayah
kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
48

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2020.


Sedangkan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 27 juli 2020 s.d 18
Agustus 2020. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi.

3.5 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah hasil ukur dari suatu tahap keputusan dibuat
oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa di terapkan
(Narusalam, 2013). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu metode-
metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan
antar variabel. Metode penelitian ini menggunakan desain pre experiment
dengan metode rancangan one group pre and post design dimana pengukuran
dilakukan sebanyak dua kali, sebelum pemberian pendidikan kesehatan
dilakukan (01) di sebut pre test dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan
dilakukan (02) disebut post test (Notoadmodjo,2012).

Perbedaan antara 01 dan 02 dimasukkan merupakan efek treatment dan


eksperiment.

POLA : 01 X 02

Keterangan :

1 : Pre test sebelum dilakukan Penkes


X : Pendidikan kesehatan reproduksi
02 : Post test sesudah dilakukan Penkes
49

3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiono, 2011). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua remaja di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi yang berjumlah 4.822 orang.

3.6.2 Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi yaitu 30 orang
dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel ini berorientasi kepada pemilihan sampel dengan populasi dan tujuan
spesifik dari penelitian yang diketahui oleh peneliti sejak awal (Winarni, 2018).
Adapun kriteria inklusi dalam pengambilan sampel ini antara lain :
1. Remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
2. Remaja putri yang berusia 14-19 tahun
3. Bersedia menjadi responden
4. Responden yang mampu berkomunikasi dengan baik

3.7 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan


data. Instrument penelitian tersebut berupa kuesioner, formulir observasi,
formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya
(Notoadmodjo, 2012). Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian
ini pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket) melalui google form
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para remaja putri di wilayah kerja
50

Puskesmas Simoang Kawat Kota Jambi. Untuk mengetahui apakah kuesioner


“valid” dan “reliable” dilakukan uji validitas (Sugiono,2011).

Untuk memperoleh data variabel penegtahuan remaja maka peneliti


menggunakan instrument berupa lembar kuesioner. Variabel pengetahuan
pengukuran dilakukan dengan memberikan kode pada masing-masing pertanyaan
dimana pada pertanyaan dengan jawaban yang benar diberi skor (1) dan jawaban
yang salah diberi skor (0). Jumlah keseluruhan item kuesioner terdiri dari 14 item
pertanyaan (Sugiono,2011).

3.7.1 Kisi-kisi Kuesioner


Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Pertanyaan Jumlah soal


Pengertian Remaja 1 soal
Konsep Kesehatan Reproduksi 2 soal
Memelihara Kesehatan Reproduksi 1 soal
Ciri-ciri Perkembangan Fisik Remaja Putri 2 soal
Menstruasi dan Gangguan Menstruasi 5 soal
Konsep Dismenorea 1 soal
Pengertian Kista Ovarium 1 soal
Pengertian Endometrium 1 soal

Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan pengujian terlebih dahulu


sehingga diketahui validitas dan reliabilitas yaitu dengan cara menguji coba
instrumen kepada remaja diluar sampel penelitian agar diperoleh distribusi nilai
hasil pengukuran mendekati normal (Hidayat, 2017). Uji validitas dan reliabilitas
telah dilakukan di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi dengan 10 remaja.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Pada penelitian ini digunakan uji validitas dengan
analisis butir yaitu skor yang ada pada butir yang dimaksud yang
dikorelasikan dengan skor total, dimana kuesioner yang tidak valid akan
dikeluarkan dari kuesioner penelitian. Uji validitas menggunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solutions).
51

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah


Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut :

Kemudian hasil dari rxy dikonsultasikan dengan harga kritis product


moment (r tabel), apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel, maka
instrumen tersebut valid. Dalam praktiknya untuk menguji validitas kuesioner
sering menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel dan Statistical
Product and Service Solution (SPSS).
Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kawat terhadap 10 orang responden. Variabel
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terdiri dari 16 pertanyaan, jika
jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0. Hasil uji
validitas didapat nilai r hitung 0,641-0,735> r tabel (0,632). Dari 16
pertanyaan didapatkan 2 pertanyaan yang tidak valid. Pertanyaan yang tidak
valid tersebut dihilangkan sehingga yang digunakan didalam penelitian
sebanyak 14 pertanyaan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus cronbach alpha sebagai


berikut:
52

Apabila koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,7 maka dapat dikatakan


instrumen tersebut reliabel. Sama halnya dengan Uji Validitas, Uji
Reliabilitas juga dapat dilakukan dengan bantuan software Microsoft Office
Excel dan Statistical Product and Service Solution (SPSS). Namun, memang
lebih mudah dan praktis jika menggunakan software SPSS.
Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7
(Djemari Mardapi, 2003). Dilihat dari hasil uji reabilitas bahwa nilai alpha
variabel pengetahuan yaitu 0,908. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha
diatas 0,7 sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliabel.

3.8 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiono,2011).

3.8.1 Jenis Data


1. Data Primer
53

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data


kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang
dapat langsung dari remaja di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi. Data yang diperoleh dari subyek penelitian dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat ukur dan pengambilan data langsung,
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa
kuesioner. Hasil pengukuran akan di catat dalam kuesioner (Sugiono, 2011).
Data primer di peroleh melalui kuesioner oleh remaja untuk mengukur
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data
sebagai penunjang atau pelengkap yang di ambil dari Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi, data jumlah remaja yang ada di Badan Pusat Statistik
Kota Jambi, data yang ada di Dinas Kesehatan Kota Jambi.

3.8.2 Prosedur Penelitian


Jalannya penelitian merupakan proses melakukan penelitian mulai dari
proses awal sampai akhir penelitian. Adapun langkah-langkah prosedur dalam
melakukan penelitian ini sebagai berikut :
A. Tahap Pertama
1. Pengajuan masalah kepada pembimbing
2. Disetujui judul
3. Meminta surat izin pengambilan data dari Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi ke Dinas Kesehatan Kota Jambi, Badan
Pusat Statistik Kota Jambi, dan Puskesmas Simpang Kawata Kota Jambi.
4. Meminta surat pengantar atau surat rekomendasi pengambilan data dari
Dinas Kesehatan Kota Jambi ke Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi.
5. Peneliti melakukan survey awal
6. Melakukan pengumpulan data pelengkap atau data sekunder.
54

7. Menyusun skripsi dan instrument penelitian


8. Uji validitas di wilayah kerja puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi

B. Tahap Kedua
a. Meminta izin untuk melakukan penelitian kepada remaja di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi.
b. Melakukan informed consent kepada remaja yang akan dijadikan
responden penelitian.
c. Meminta kontak Whatsapp remaja putri dan membuat grup Whatsapp
d. Melakukan penyebaran kuesioner (angket) menggunakan google form
kepada para responden
e. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi remaja
f. Mengolah data hasil kuesioner secara univariate dan bivariate dengan uji
T-tes dependen menggunakan komputerisasi.

C. Tahap Akhir
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, peneliti melakukan
penyusunan hasil penelitian, penyajian hasil penelitian, perbaikan penelitian
dan publikasi penelitian.

3.9 Teknik Pengolahan Data


Menurut Notoadmodjo (2012) proses pengolahan data dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1) Editing
Editing merupakan kegiatan pengecekan isi kuesioner apakah
kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari remaja, relevan
jawaban dengan pertanyaan, dan konsisten. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data, pengisian kuesioner, dan setelah data terkumpul.

2) Coding
55

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data


berbentuk angka atau bilangan. Pemberian kode bertujuan untuk
mempermudah analisis data dan entry data.
3) Scoring
Selanjutnya merupakan pemberian skor pada angket atau kuesioner.
Pada penelitian ini menggunakan pola apabila jawaban benar diberi nilai 1
dan apabila jawaban salah diberi nilai 0.
4) Entry
Mengisi masing-masing jawaban dari remaja dalam bentuk code
dimasukkan ke dalam program atau kolom-kolom lembar kode.
5) Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode,
ketidaklengkapan, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

3.10 Analisa Data


Analisis data digunakan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan (Notoadmodjo, 2012).
1. Analisis Univariat
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis
univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai
mean (rata-rata), median, dan standart deviasi. Pada umumnya dalam analisis
univariat hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel. Data hasil penelitian di deskripsikan dalam bentuk tabel, grafik,
maupun narasi, untuk mengevaluasi besarnya proporsi dari masing-masing
variabel bebas yang diteliti.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis ini digunakan untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan
56

tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan remaja putri di wilayah


kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Teknik analisa data yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen menggunakan uji T-Dependent, tingkat kepercayaan yang
digunakan 95% (α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilai p value ≤ (α =0,05) maka H0 gagal ditolak berarti ada pengaruh
sebelum dan sesudah perlakuan
b. Jika nilai p value > (α =0,05) maka H0 diterima berarti tidak ada
pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan.

Sebelum data dianalisis uji statistik maka data tersebut diuji


normalitas terlebih dahulu untuk menentukan data hasil penelitian normal
atau tidak. Hasil data normal karena nilai signifikan >0,05. Uji statistik yang
digunakan dalam analisa bivariate adalah uji t-test Dependen (berpasangan)
dengan tingkat kemaknaan 95% atau alpha 5%. Jika hasil penelitian
menunjukkan p value < 0,05 berarti secara statistik terdapat pengaruh yang
bermakna antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
putri sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan jika p value <
0,05

3.11 Etika Penelitian


Menurut Hidayat 2017, etika dalam penelitian merupakan hal yang
sangat penting dalam pelaksanaan sebuah kegiatan, mengingat penelitian
keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, karena itu dalam segi
etika penulisan harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam
kegiatan penelitian. Etika dalam penelitian meliputi :
1. Lembar Persetujuaan (informed consent)
Lembar persetujuan diedarkan sebelum dilaksanakan penelitian dengan
disertai penjelasan yang cukup. Jika responden tidak bersedia peneliti harus
menghormati hak responden untuk tidak menjadi responden
2. Tanpa Nama (Anonimity)
57

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek,peneliti tidak akan memberikan


atau mencantumkan nama subyek pada lembar alat ukur. Lembar tersebut
hanya diberi nomor kode tertentu pada lembar pengumpulan data (kuesioner)
3. Kerahasiaan (confidentialy)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh
peneliti.

4. Privacy

Privasi merupakan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian yang


mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan dirahasiakan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian


1. Data Geografis dan Demografis
Puskesmas Simpang Kawat terletak di Kelurahan Payo Lebar
Kecamatan Jelutung Kota Jambi dengan luas wilayah 4 km² dengan batas
wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Selamat.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sungai Asam dan
Kelurahan Beringin.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sungai Asam.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Jelutung.
Kelurahan yang mempunyai banyak RT terbanyak adalah
Kelurahan Lebak Bandung (30 RT) dari empat Kelurahan, sedangkan
Kelurahan yang mempunyai RT terkecil adalah Kelurahan Talang Jauh (11
RT) yang membawahi empat Kelurahan.
Penduduk yang berada di Kelurahan Lebak Bandung yaitu 10.231
jiwa, 2.301 KK dan 2.203 Rumah Tangga, Kelurahan Payo Lebar
sebanyak 10.133 jiwa, 2.430 KK dan 2.206 Rumah Tangga, Kelurahan
Cempaka Putih sebanyak 8.116 jiwa, 1.930 KK dan 1.541 Rumah Tangga,
Kelurahan Talang Jauh sebanyak 2.959 jiwa, 806 KK dan 806 Rumah
Tangga.
2. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Kawat yaitu sebagai berikut :
a. Puskesmas : 1 unit.
b. Puskesmas Pembantu : 2 unit.
c. Puskesmas Keliling : 2 unit.

58
59

d. Posyandu : 25 unit.
e. Posyandu Usila : 2 unit

4.2. Kualitas Data


Penelitian ini merupakan penelitian Pra Eksperiment dengan desain
one group pre test dan post test yang bertujuan untuk melihat pengaruh
antara “pengaruh pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
terhadap pengetahuan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi”. Pengumpulan data dilakukan peneliti dan dibantu oleh
enumorator STIKBA Jambi.
Hasil penelitian yang dilakukan sudah cukup baik dan kualitas yang
diperoleh sangat tergantung dari kerjasama remaja putri dalam menjawab
setiap pernyataan yang sudah disediakan dalam kuesioner. Analisis dari
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat
dimana hasil penelitian akan dilihat dalam bentuk distribusi frekuensi dan
melihat pengaruh langsung sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan.

4.3. Hasil Penelitian


4.3.1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
tahun 2020 Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
Gambaran pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi tahun 2020
sebelum diberikan pendidikan kesehatan, diperoleh melalui pengisian
kuesioner yang berisi 14 pernyataan terstruktur mengenai kesehatan
reproduksi. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase
berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut :
60

Tabel 4.1. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja


putri Tentang Kesehatan reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi Tahun 2020 Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
Distribusi
Tidak
No Pertanyaan Tahu
Tahu
f % f %
Remaja adalah usia antara 10-19 tahun dan masih
1 merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi 17 56,7 13 43,3
dewasa
Kesehatan reproduksi adalah segala aspek kesehatan
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
2 prosesnya yang berada dalam keadaan sempurna baik 10 33,3 20 66,7
secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata
terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Tujuan dari kesehatan reproduksi adalah meningkatkan
3 kesadaran kemandirian pria dan wanita dalam mengatur 29 96,7 1 3,3
fungsi dan proses reproduksinya
Saat yang tepat untuk membersihkan alat kelamin adalah
4 28 93,3 2 6,7
pada saat setelah BAB dan BAK
Ciri-ciri khusus perkembangan fisik remaja putri antara
5 21 70,0 9 30,0
lain buah dada dan puting susu menonjol
Ciri-ciri khusus perkembangan fisik remaja putri antara
6 19 63,3 11 36,7
lain adalah pinggul membesar
Mengganti pakaian dalam minimal 2x dalam sehari
7 11 36,7 19 63,3
dengan bahan yang menyerap keringat
Menstruasi /Haid merupakan tanda utama kematangan
8 20 66,7 10 33,3
alat reproduksi pada wanita
Membuang pembalut tanpa harus dibersihkan terlebih
9 13 43,3 17 56,7
dahulu
Jika sedang menstruasi, pembalut tidak boleh dipakai
lebih dari 6 jam karena akan menimbulkan pertumbuhan
10 29 96,7 1 3,3
bakteri yang akan menyebabkan gatal dan bau pada
daerah kewanitaan
Pada saat menstruasi, mengkonsumsi makanan yang
11 banyak mengandung karbohidrat lebih bnayak untuk 24 80,0 6 20,0
kebutuhan energi sehingga tubuh tidak terasa lemah
Dismenorea adalah nyeri yang timbul pada saat
12 menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi 23 76,7 7 23,3
dapat menyebar hingga ke punggung
Salah satu cara mengatasi nyeri pada saat menstruasi
13 adalah berbaring pada satu sisi tubuh anda, lalu tarik 9 30,0 21 70,0
lutut sampai ke batas dada, lakukan beberapa kali
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang
14 berbentuk seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun 7 23,3 23 76,7
dalam tubuh
61

Berdasarkan tabel diatas dari 30 remaja putri, menunjukkan


bahwa yaitu sebanyak 23 remaja putri (76,7%) tidak mengetahui kista
Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti
kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh, sebanyak 21
remaja putri (70,0%) tidak mengetahui salah satu cara mengatasi nyeri
pada saat menstruasi adalah berbaring pada satu sisi tubuh anda, lalu
tarik lutut sampai ke batas dada, lakukan beberapa kali dan sebanyak
20 remaja putri (66,7%) tidak mengetahui kesehatan reproduksi
adalah segala aspek kesehatan yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya yang berada dalam keadaan
sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata
terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan remaja putri ada 2
kategori yaitu pengetahuan tinggi, dan rendah. Kategori pengetahuan
tinggi diperoleh jika skor jawaban ≥ mean dan dikategorikan
pengetahuan rendah bila skor jawaban < mean. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi Tahun 2020 Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
No Pengetahuan f %
1 Rendah 16 53,3
2 Tinggi 14 46,7
Jumlah 30 100,0
Berdasarkan data distribusi jawaban dari 30 remaja putri yang
telah diteliti mengenai kesehatan reproduksi di Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi, yaitu sebanyak 16 remaja putri (53,3%) memiliki
pengetahuan rendah, dan sebanyak 14 remaja putri (46,7%) memiliki
pengetahuan tinggi tentang kesehatan reproduksi.
62

4.3.2. Gambaran Pengetahuan Remaja putri Tentang Kesehatan


Reproduksi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi Tahun 2020
Gambaran pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi sesudah diberikan pendidikan kesehatan di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi, diperoleh melalui pengisian kuesioner
yang berisi 14 pernyataan terstruktur mengenai kesehatan reproduksi.
Untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan
pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Pengetahuan Remaja putri
Tentang Kesehatan reproduksi Sesudah Diberikan Pendidikan
Kesehatan di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi Tahun 2020
Distribusi
Tidak
No Pertanyaan Tahu
Tahu
f % f %
Remaja adalah usia antara 10-19 tahun dan masih
1 merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi 19 63,3 11 36,7
dewasa
Kesehatan reproduksi adalah segala aspek kesehatan
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
2 prosesnya yang berada dalam keadaan sempurna baik 14 46,7 16 53,3
secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata
terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Tujuan dari kesehatan reproduksi adalah meningkatkan
3 kesadaran kemandirian pria dan wanita dalam mengatur 29 96,7 1 3,3
fungsi dan proses reproduksinya
Saat yang tepat untuk membersihkan alat kelamin adalah
4 29 96,7 1 3,3
pada saat setelah BAB dan BAK
Ciri-ciri khusus perkembangan fisik remaja putri antara
5 24 80,0 6 20,0
lain buah dada dan puting susu menonjol
Ciri-ciri khusus perkembangan fisik remaja putri antara
6 24 80,0 6 20,0
lain adalah pinggul membesar
Mengganti pakaian dalam minimal 2x dalam sehari
7 18 60,0 12 40,0
dengan bahan yang menyerap keringat
Menstruasi /Haid merupakan tanda utama kematangan
8 21 70,0 9 30,0
alat reproduksi pada wanita
Membuang pembalut tanpa harus dibersihkan terlebih
9 20 66,7 10 33,3
dahulu
Jika sedang menstruasi, pembalut tidak boleh dipakai
lebih dari 6 jam karena akan menimbulkan pertumbuhan
10 29 96,7 1 3,3
bakteri yang akan menyebabkan gatal dan bau pada
daerah kewanitaan
63

Pada saat menstruasi, mengkonsumsi makanan yang


11 banyak mengandung karbohidrat lebih bnayak untuk 27 90,0 3 10,0
kebutuhan energi sehingga tubuh tidak terasa lemah
Dismenorea adalah nyeri yang timbul pada saat
12 menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi 25 83,3 5 16,7
dapat menyebar hingga ke punggung
Salah satu cara mengatasi nyeri pada saat menstruasi
13 adalah berbaring pada satu sisi tubuh anda, lalu tarik 20 66,7 10 33,3
lutut sampai ke batas dada, lakukan beberapa kali
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang
14 berbentuk seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun 21 70,0 9 30,0
dalam tubuh
Berdasarkan tabel diatas dari 30 remaja putri, menunjukkan
bahwa yaitu sebanyak 16 remaja putri (53,3%) tidak mengetahui
kesehatan reproduksi adalah segala aspek kesehatan yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya yang berada dalam
keadaan sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-
mata terbebas dari penyakit atau kecacatan , sebanyak 10 remaja putri
(33,3%) tidak mengetahui membuang pembalut tanpa harus dibersihkan
terlebih dahulu dan sebanyak 10 remaja putri (33,3%) tidak mengetahui
salah satu cara mengatasi nyeri pada saat menstruasi adalah berbaring pada
satu sisi tubuh anda, lalu tarik lutut sampai ke batas dada, lakukan beberapa
kali.
Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan remaja putri ada 2
kategori yaitu pengetahuan tinggi, dan rendah. Kategori pengetahuan
tinggi diperoleh jika skor jawaban ≥ median, dan dikategorikan
pengetahuan rendah bila skor jawaban < median. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Remaja putri Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi Tahun 2020 Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan
No Pengetahuan f %
1 Rendah 11 36,7
2 Tinggi 19 63,3
Jumlah 30 100,0
Berdasarkan data distribusi jawaban dari 30 remaja putri yang
telah diteliti mengenai kesehatan reproduksi di Puskesmas Simpang
64

Kawat Kota Jambi, yaitu sebanyak 11 remaja putri (3,3%) memiliki


pengetahuan rendah, dan sebanyak 19 remaja putri (63,3%) memiliki
pengetahuan tinggi tentang kesehatan reproduksi.
4.3.3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
Remaja putri Tentang Kesehatan reproduksi di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi Tahun 2020
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji paired t-test
karena peneliti ingin mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Namun, sebelum
melakukan analisis data peneliti melakukan uji normalitas data
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normal tidaknya
distribusi data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Uji Normalitas
Statistic df Sig.
Pengetahuan Pre Test ,180 30 ,064
Pengetahuan Post Test ,194 30 ,055
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa menunjukkan
bahwa data penelitian memiliki distribusi data yang normal karena
memiliki nilai p> 0,05. Setelah diketahui bahwa data berdistribusi
normal maka peneliti melakukan analisis bivariat menggunakan uji
paired t-test. untuk melihat hasil uji paired t-test dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.6. Hasil Uji Statistik Paired Ttest
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. Error 95% Confidence (2-tailed)
Deviation Mean Interval of the
Difference
Lower Upper
Pengetahuan Pre Test –
-2,000 1,554 ,284 -2,580 -1,420 -7,051 29 ,000
Pengetahuan Post Test

Berdasarkan tabel diatas, Setelah melakukan analisis dengan


menggunakan SPSS dan menemukan nilai Signifikansinya maka akan
65

kita simpulkan. Nilai sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka
artinya H0 ditolak, dan secara otomatis H1 yang diterima. Jadi
kesimpulannya adalah hasil penelitian tersebut menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang
kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah menggunakan pendidikan
kesehatan.

4.4. Pembahasan
4.4.1. Keterbatasan Penelitian
Penelitian mengenai “pengaruh pendidikan kesehatan tentang
kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan remaja putri di wilayah
kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi” merupakan penelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
remaja putri tentang kesehatan reproduksi sebagai upaya deteksi dini
risiko pada ibu nifas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan 1 kelompok dengan
jumlah 30 remaja putri yang sesuai dengan kriteria inklusi.
4.4.2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
Remaja putri Tentang Kesehatan reproduksi di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi Tahun 2020
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS dan
menemukan nilai Signifikansinya maka akan kita simpulkan. Nilai sig.
0,000 lebih kecil dari 0,05 maka artinya H0 ditolak, dan secara
otomatis H1 yang diterima. Jadi kesimpulannya adalah hasil penelitian
tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan remaja putri tentang Kesehatan reproduksi sebelum dan
sesudah menggunakan pendidikan kesehatan.
Penelitian yang dilakukan didukung oleh penelitian Setyawan
(2018) mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, menunjukkan
66

bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebelum dan


sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada subyek tingkat
signifikansinya adalah p = 0,003. Kesimpulan ada pengaruh yang
signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi.
Pengetahuan merupakan adalah hasil pengindraan manusia,
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan
sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan
(mata) (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putri
tentang Kesehatan reproduksiyang diketegorikan baik sebelum
diberikan pendidikan kesehatan sebesar 23,3% dengan rata-rata nilai
8,67. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan remaja
putri yang dikategorikan baik sebesar 43,3% dengan rata-rata nilai
10,67. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu
pendidikan, informasi, budaya dan pengalaman. Dalam penelitian ini,
peneliti juga mengendalikan faktor informasi dan pengalaman dengan
memberikan pertanyaan yang berguna untuk menapis apakah remaja
putri pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Kesehatan
reproduksi. Informasi merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dengan mendapatkan
suatu informasi, dapat membantu seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang baru.
Dilihat dari hasil analisis penelitian di atas yang menunjukkan
terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja, hal ini
membuktikan bahwa dalam menyikapi kemampuan remaja putri
67

dalam menerima dan memahami materi kesehatan reproduksi remaja


yang diberikan berbeda-beda, pendidikan kesehatan merupakan
metode yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo
(2010) yaitu ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang Kesehatan
reproduksi, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya persuasi atau
pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan
tindakan-tindakan yang dapat memelihara maupun meningkatkan.
kesehatan. Melalui pendidikan kesehatan tentang Kesehatan
reproduksi maka akan terjadi transfer informasi kepada remaja putri
dan mereka akan melakukan penginderaan terhadap informasi tersebut
sehingga informasi yang dimiliki bertambah dan akhirnya
pengetahuan mereka tentang Kesehatan reproduksi meningkat.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perubahan perilaku. Dengan adanya pendidikan
kesehatan diharapkan terjadi perubahan perilaku dalam memelihara
serta meningkatkan kesehatan berdasarkan pengetahuan serta
kesadaran.
Keberhasilan pendidikan kesehatan dalam penelitian ini tidak
terlepas dari peran media maupun alat peraga yang digunakan untuk
menyampaikan informasi berupa slidepower point, leaflet dan video.
Hal ini sesuai dalam buku Fitriani (2011). Alat peraga ini disusun
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia
itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak
indera yang digunakan untuk menerima sesuatu misalnya dengan
melihat, mendengar dan mendemonstrasikan, maka semakin banyak
dan semakin jelas pengetahuan yang diperoleh.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
remaja putri tentang Kesehatan reproduksi  adalah dilakukannya pendidikan
68

kesehatan mengenai Kesehatan reproduksi , menjelaskan dengan menggunakan


bahasa yang mudah dimengerti agar remaja putri dapat memahami dengan baik
dan juga dengan cara memberikan leaflet, brosur, dan kegiatan promotif lainnya
seperti melakukan diskusi bersama remaja putri. Selain itu diharapkan remaja
putri untuk aktif mencari informasi tentang Kesehatan reproduksi agar menambah
pengetahuan remaja putri yang kurang baik. Jika hanya pasif saja, maka akan
berdampak kurang baik pada tingkat pengetahuan mereka. Bagi remaja putri yang
telah mempunyai pengetahuan yang baik, harus selalu dipertahankan dan
ditingkatkan lagi informasi yang telah diberikan sebelumnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “pengaruh
pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan
remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi”, maka
dapat disimpulkan yaitu :
1. Sebanyak 16 remaja putri (53,3%) memiliki pengetahuan rendah, dan
sebanyak 14 remaja putri (46,7%) memiliki pengetahuan tinggi tentang
kesehatan reproduksi.
2. Sebanyak 11 remaja putri (3,3%) memiliki pengetahuan rendah, dan
sebanyak 19 remaja putri (63,3%) memiliki pengetahuan tinggi tentang
kesehatan reproduksi.
3. Ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan remaja putri tentang
kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan yang ditunjukkan dengan hasil p value 0,000. Jadi, ada
pengaruh yang signifikan dengan adanya pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi di Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi Tahun 2020.

5.2. Saran
1. Bagi Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Diharapkan petugas kesehatan dilakukannya pendidikan
kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, menjelaskan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar remaja putri dapat
memahami dengan baik dan juga dengan cara memberikan leaflet,
brosur, dan kegiatan promotif lainnya seperti melakukan diskusi bersama
remaja putri.

69
70

2. Bagi Institusi Pendidikan


Agar dapat menambah referensi bacaan tentang kesehatan
reproduksi dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
lebih memahami kesehatan reproduksi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian yang ada
menjadi lebih sempurna melalui penelitian lebih lanjut dengan desain
variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Andang, Tantrini. (2013). Penyakit Musuh Kaum Perempuan. Yogyakarta : Rapha


Publishing
Arosna, D, A. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Di FIK-UMS.

Badan Pusat Statistik. (2018). Penduduk Kota Jambi 2018. Jambi : Badan Pusat
Statistik Kota Jambi

BKKBN. (2012). Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas yang


Komprehensif. Jakarta : BKKBN

BNN. RI. (2012). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja. Jakarta :


Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia

Fitri, I. (2017). Lebih Dekat Dengan Sistem Reproduksi Wanita. Yogyakarta :


Gosyen Publishing

Hidayat, A.A. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika.

Kemenkes. RI. (2012). Infodatin Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta :


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes. RI. (2018). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja.


Jakarta

Kusmiran, E. (2013). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :


Salemba Medika

Marmi. (2015). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mandang, J, dkk. (2016). Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Keluarga


Berencana (KB). Bogor : In Media

Margaretha. (2012). Psikopatologi dan Perilaku Beresiko Remaja

71
72

Mursudarinah & Fatmawati, S. (2016). Pendidikan Kesehatan dan Tingkat


Pengetahuan Remaja Tentang Seks Pranikah yang Berisiko Kehamilan
Tak Diinginkan di SMK Surakarta. Jurnal Keperawatan Surakarta, Vol
XIV No.2

Nugraha, B. (2010). It᾿s All About Sex A-Z Tentang Sex Alih Bahasa. Jakarta :
Bumi Aksara

Nugroho, Taufan. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:


Nuha Medika

Nurjanah, D. Y. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan


Reproduksi Terhadap Kecenderungan Prilaku Seksual Remaja. Jurnal
Keperawatan Surakarta

Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Narusalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika

Oktarina, J., Margono, M. H., & Purnomo, W. (2016). Pengaruh Pendidikan


Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi Oleh Sebaya Di SMAN 1
Sukamara, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Jurnal
Keperawatan Kalimantan Tengah

Pardede, I. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan


Reproduksi Terhadap Pengetahuan Seks Pranikah Pada Siswi Di Smk N 1
Kota Jambi. Skripsi

Pieter, H, Z., & Lubis, N, L. (2012). Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan.


Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Putra, D.S.,& dkk. (2017). Keperawatan Anak Dan Tumbuh Kembang


(Pengkajian Dan Pengukuran). Yogyakarta : Nuha Medika.
73

Rohan, H, H., & Siyoto, S. (2015). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Nuha Medika

Rosyida, D,A,C. (2019). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Yogyakarta:


Pustaka Baru

Septiana. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat


Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Di SMP Islam
Ruhama Ciputat

Setyawan, A, D. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan


Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi. Mojokerto

Setyorini, Aniek. (2014). Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga


Berencana. Bogor : In Media

Sinaga, E & dkk. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Universitas


Nasional

Soetjiningsih. (2011). Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak, In Ranuh IGNG


Penyunting, Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :


Penerbit Alfabeta

Tincheuli. (2010). Perilaku Remaja Terhadap Seksual Pranikah. Tesis. Prodi S2


Ilmu Kesehatan Masyarakat USU. Medan

Wawan, A., & M. Dewi. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

Widyanto, F.C.(2014). Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Winarni, W.E. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Jakarta:
Bumi Aksara
74

SURAT PERNYATAAN REMAJA


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini ingin melakukan penelitian kepada
siswa putri, yang bersedia menjadi remaja penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa SI Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi,
Nama : Fitriani
NIM : 2016 21 035
Judul : “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
terhadap pengetahuan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi”
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah memberikan informasi kepada
remaja untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jambi, Agustus 2020

Fitriani

---------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan kesediaannya untuk
berpartisipasi sebagai responden penelitian ini, setelah menerima penjelasan
tentang maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa SI
Keperawatan STIKBA Jambi.
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya yang bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jambi, Agustus 2020

( )
75

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KESEHATAN


REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG KAWAT KOTA JAMBI

Nama Peneliti : Fitriani


NPM : 2016 21 035
Identitas Responden
Nama :
No Urut Responden :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :

No. Pertanyaan/Pernyataan Benar Salah

1. Remaja adalah usia antara 10-19 tahun dan


masih merupakan peralihan dari masa
kanak-kanak menjadi dewasa

2. Kesehatan reproduksi adalah segala aspek


kesehatan yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya yang
berada dalam keadaan sempurna baik secara
fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-
mata terbebas dari penyakit atau kecacatan.

3. Tujuan dari kesehatan reproduksi adalah


meningkatkan kesadaran kemandirian pria
dan wanita dalam mengatur fungsi dan
proses reproduksinya

4. Saat yang tepat untuk membersihkan alat


kelamin adalah pada saat setelah BAB dan
BAK
5. Ciri-ciri khusus perkembangan fisik remaja
putri antara lain buah dada dan puting susu
menonjol
76

6. Ciri-ciri khusus perkembangan fisik remaja


putri antara lain adalah pinggul membesar

7. Mengganti pakaian dalam minimal 2x dalam


sehari dengan bahan yang menyerap
keringat

8. Menstruasi /Haid merupakan tanda utama


kematangan alat reproduksi pada wanita

9. Membuang pembalut tanpa harus


dibersihkan terlebih dahulu

10. Jika sedang menstruasi, pembalut tidak


boleh dipakai lebih dari 6 jam karena akan
menimbulkan pertumbuhan bakteri yang
akan menyebabkan gatal dan bau pada
daerah kewanitaan

11. Pada saat menstruasi, mengkonsumsi


makanan yang banyak mengandung
karbohidrat lebih bnayak untuk kebutuhan
energi sehingga tubuh tidak terasa lemah

12. Dismenorea adalah nyeri yang timbul pada


saat menstruasi terjadi terutama di perut
bagian bawah, tetapi dapat menyebar hingga
ke punggung

13. Salah satu cara mengatasi nyeri pada saat


menstruasi adalah berbaring pada satu sisi
tubuh anda, lalu tarik lutut sampai ke batas
dada, lakukan beberapa kali

14. Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak


normal yang berbentuk seperti kantung yang
bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai