Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RATU AGUNG
KOTA BENGKULU

OLEH :

SISKA SYNTIA ARISKAYANA


NPM. 1226020048

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2016
iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Siska Syntia Ariskayana

NPM : 1226020048

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Lembaga : STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan hasil karya saya

sendiri menggunakan data sesuai dengan keadaan di lapangan, dan sepanjang

pengetahuan saya dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang perna

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naska ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bengkulu, Agustus 2016


Yang Membuat Pernyataan

Siska Syntia Ariskayana

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
 Maka ada wajah yang paling dekat pada wajah kita sejak kita muncul di dunia ini, itulah
wajah Ayah dan Ibu. Jika ada budi yang tidak meminta dipuji itulah budi Ayah dan Ibu.
Jika ada kasih sayang yang paling gemilang itulah kasih sayang Ayah dan Ibu. Jika ada
rasa ikhlas yang tidak meminta di balas itulah keikhlasan Ayah dan Ibu.
 Selalu berusaha semaksimal mungkin dalam setiap hal, dengan tujuan hasil yang
diharapkan tidak mengecewakan diri sendiri dan orang lain, setelah itu ada kepuasan
sendiri atas apa yang dicapai (Penulis).
 Lebih baik susah sesaat dalam menggapai setiap keinginan karena itu adalah sebuah
usaha daripada susah selamanya.
Persembahan:
“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dihendaki-Nya. Barang siapa
yang mendapat hikmah itu sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak. Dia tiadalah
yang menerima peringatan melainkan orang-orang yang berakal”.
(Q.S Al-Baqarah : 269)
Ungkapan Hati Sebagai Rasa Terima Kasihku
Alhamdulillahirabbi’alamin.....
Alhamdulillahirabbi’alamin.....
Alhamdulillahirabbi’alamin.....
Akhirnya aku sampai ketitik ini,
Sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada-Mu ya Rabb
Serta shalawat dan salam kepada Idolaku
Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia
Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi
keluargaku tercinta.

v
Untuk belahan jiwaku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukan siapa-siapa di dunia ini
ibuku yang tersayang.
 Terima kasih ibu yang di selama hidup ibu, ibu selalu memberi tete semangat, do’a, motivasi,
nasehat, dan kasih sayang yang tiada tergantikan :( (Alm Surya Nengsih). 
 Serta orang yg menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi & kasih sayang yg berlimpah
dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah diketahui,
namun tenang tentram dgn penuh kesabaran & pengertian yg sangat luar biasa ayahku tercinta
(Mul Yana) yang telah memberikan segalanya untukku. 

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan
didiriku, mesti belum semua itu kuraih ‘insyaallah atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu
kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terima
kasih kepada:
 Untuk abangku tersayang (Doni Febmula, SE), aakku tersayang ( Deri Agustian), dan
adikku tersayang (Niken Yolanda Putri) serta ayuk* iparku ( ayuk Widia dan ayuk Sari)
“tiada yang paling mengaharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering
bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih
atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya mungil ini yang dapat tete
persembahkan. Maaf tete belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi tete akan selalu
menjadi yang terbaik untuk kalian semua”
... i love you all :* ...
 Untuk nenekku yang tersayang Hj. Een Sukaenah & mkasih banyak nenek yang selalu
memberikan semangat, motivasi dan banyak arahan.
 Spesial buat teman terdekatku Briptu Ronaldo :* makasih yang sllu ada di saat susah
maupun senang :* “dari pertama kuliah hingga akhir” tetap sabar menghadapi manjanya,
cengengnya, serta keegoisannya dedeg” smoga kedepannya tetap slalu bersama ya 140213
dengan semua impian yang kita inginkan selama ini #amin* YRA.

vi
 Buat sahabat terbaikku “Flowren Anggraeni“ terima kasih atas bantuannya, doa, nasehat,
hiburan, tebengan dan semangat yang selalu kamu berikan selama aku kuliah, aku tak
kan melupakan semua yang telah kamu berikan selama ini. “Forever For You Beib:* .
 Buat teman terbaikku (si Cece Dwi Utami Tantia, S.Kep , Dr. Koko Adi Prasetio,
Mimiharnuti, Ulya Mulyanti, adek Bela Safera, ayuk Nita, Kak Widiana, dan Elsy Sulastri)
terima kasih atas doa, bantuan, dan kebersamaan dengan kalian.
 Kepada teman-teman seperjuanganku KESMAS 2012 (Ari abel, ayah Agung, kak Lukas,
inga Elek, Selena, Cik ren, Wiza, Aisyah, bang Bayu, Refki, ayuk Lina, bunda Yuni B,
Rulya, Dodo Desi, Linda, Ica, Rini, Fivin, mas Untung, Adi, Deden, kak Susi, Mepi, Desi,
Refi, Jeng, Ratika, Fifty, Witri, Cici, Sartika, abang Nop, Jeren, Rafin, Fety, Eka, abang Joni,
Marjoki, Rizal, Yuni A) tetap kompak OK 
 Terima Kasih banyak untuk seluruh dosen terbaikku ” pak Buyung, pak Yusran, ibu Sari,
pak Ujang, ibu Nurul, ibu Suryani, ibu Wulan, dan mbak Fitri” yang telah memberikan
ilmu, didikan, arahan, nasehat dan banyak masukan berharga,,,, aku tidak akan lupa atas
bantuan dan kesabaran dari bapak dan ibu. Tanpa kalian aku buakan apa-apa.
 Untuk Connecta computer yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini (Pak
Bos, Ayuk Yuli, Kak Ujang, Minut, Kak Medi, Kak Hadi)
 Untuk Almamaterku kampus hijau tetaplah jaya slalu hingga akhir masa 

Salam Manis Kesmas Kece


.......... Siska Syntia Ariskayana ..........

vii
vii
ABSTRAK

Siska Syntia Ariskayana, (2016). Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu


dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung
Kota Bengkulu. Skripsi. Bengkulu: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri
Mandiri Sakti Bengkulu. Pembimbing I Dr. H. Buyung Keraman, M.Kes dan
Pembimbing II Fikitri Marya Sari, SE, M.Kes.

Rumusan masalah dalam Penelitian ini “apakah ada hubungan pengetahuan


dan pekerjan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu?”. Tujuan penelitian ini untuk
mempelajari hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.
Jenis Penelitian ini adalah metode survei analitik menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi
berumur >6-12 bulan dan berdomisili di Wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung
Kota Bengkulu yang berjumlah 155 orang pada tahun 2015. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling (pengambilan
sampel acak sederhana) yaitu, setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik data primer dan data sekunder pada perawat di
Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu. Analisis data dilakukan
dengan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian didapatkan: (1) 31 orang ibu (50,8%) responden
pengetahuan kurang, 20 orang ibu (32,8%) responden pengetahuan cukup, serta
10 orang ibu (16,4%) pengetahuan baik; (2) 39 orang ibu (63,9%) ibu berkerja, 22
orang ibu (36,1%) ibu tidak bekerja; (3) terdapat 61 orang ibu menyusui terdapat
43 orang ibu (70,5%) tidak memberikan ASI Eksklusif dan 18 orang ibu (29,5%)
memberikan ASI Eksklusif; (4) terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Ratu Agung Kota
Bengkulu, dengan kategori hubungan sedang; (5) terdapat hubungan antara
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Ratu
Agung Kota Bengkulu, dengan kategori hubungan sedang.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pekerjaan Ibu, Pemberian ASI Eksklusif.

viii
ABSTRACT

Siska Syntia Ariskayana, (2016). Relationship of Knowledge and


Employment of Mother with Exclusif Breast Feeding at Ratu Agung Primary
Health Care Bengkulu City. Thesis. Bengkulu. Institute of Health Sciences
Tri Mandiri Sakti Bengkulu. Advisor I Dr. H. Buyung Keraman, M.Kes and
Advisor II Fikitri Marya Sari, SE, M.Kes.

The purpose of this study is to determine relationship between Knowledge


and Employment of Mother with Exclusif Brest Feeding at Ratu Agung Primary
Health Care Bengkulu City.
This study used survey analitic method used cross sectional design.
Population in this study were mother who have baby with aged of > 6-12 month
and stayed at Ratu Agung Primary Health Care Bengkulu City with the amount of
155 people on 2015. Sampling technique in this study used simple random
sampling. Collecting data in this study used primary data and secondary data on
nurse at Ratu Agung Primary Health Care Bengkulu City. Analysis data in this
study used analysis univariate and bivariate.
The results of this study showed: (1) there were 31 mother (50,8%)
respondent with lack of knowledge, 20 mother (32,8%) respondent with moderate
knowledge, and 10 mother (16,4%) with good knowledge; (2) 39 mother (63,9%)
mother who have job, 22 mother (36,1%) mother who were jobless; (3) there are
61 mother who brestfeed there were 43 mother (70,5%) did not give Exclussive
Breast Feeding and 18 mother (29,5%) giving Exclussive Breast Feeding; (4)
There is relationship between knowledge and Exclussive Breast Feeding at Ratu
Agung primary Health Care, with moderate category relationship; (5) There is
relationship between employment with Exclussive Breast Feeding at Ratu Agung
primary Health Care, with moderate category relationship.

Keywords: Knowledge, Employment, Exclusive Breast Feeding

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan arahan, masukan

dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih:

1. Bapak Drs. H. S. Effendi, MS selaku Ketua Yayasan Tri Mandiri Sakti

Bengkulu.

2. Bapak Dr. H. Buyung Keraman, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu dan selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Yusran Fauzi, S.Si, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu dan

selaku penguji I yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam

proses perbaikan skripsi ini..

4. Ibu Fikitri Marya Sari, SE, M.Kes selaku Pembimbing II yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

x
5. Bapak Santoso Ujang Effendi, S.Sos, M.Kes selaku penguji II yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan mengarahkan penulis

selama proses perbaikan skripsi.

6. Segenap Staf dan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti

Bengkulu dan terkhusus Prodi Kesmas yang telah banyak membantu penulis

dan membekali ilmu pengetahuan yang sangat berarti.

7. Kedua Orang Tuaku Ayah Mul Yana dan Ibuku Surya Nengsih yang selalu

memberikan doa, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan kesmas AKK B dan AKK A angkatan 2012 yang

selalu memberikan semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh responden yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari adanya kekurangan

kekurangan baik dari segi isi materi, sistematika penulisan maupun tata bahasa

sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

serta kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini, sehingga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Juni 2016


Hormat saya,

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. ASI Eksklusif ............................................................................ 8
1. Definisi................................................................................ 8
2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif ..................................... 13
3. Kerugian Tidak Diberikan ASI ........................................... 20
4. Komposisi Gizi dalam ASI ................................................. 20
5. Jenis ASI berdasarkan produksi .......................................... 23
6. Tanda Bayi Cukup ASI ....................................................... 26
7. Cara Menyusui yang Benar................................................. 27
8. Cara Menyimpan ASI ......................................................... 29
B. Pengetahuan .............................................................................. 30
1. Pengertian ........................................................................... 30
2. Tingkat Pengetahuan........................................................... 31
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ............... 32
4. Cara Memperoleh Pengetahuan .......................................... 32
5. Cara Pengukuran Pengetahuan ........................................... 34
C. Pekerjaan ................................................................................... 34
1. Pengertian ........................................................................... 34
2. Klasifikasi Tenaga Kerja .................................................... 36
D. Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota
Bengkulu ................................................................................... 38
E. Kerangka Konseptual ................................................................ 39

xii
Halaman
F. Definisi Operasional ................................................................. 40
G. Hipotesis ................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 42
B. Jenis atau Desain Penelitian ................................................... 42
C. Populasi dan Sampel............................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 44
E. Teknik Pengolahan Data......................................................... 44
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ....................................................................... 46
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................. 46
2. Analisis Univariat ............................................................. 48
3. Analisis Bivariat ............................................................... 50
B. Pembahasan ............................................................................ 54
1. Analisis Univariat ............................................................. 54
2. Analisis Bivariat ............................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................ 63
B. Saran ...................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kandungan dan Manfaat Kolestrum ................................................ 25


Tabel 2 Komposisi Kandungan ASI ............................................................. 26
Tabel 3 Penyimpanan ASI ............................................................................ 32
Tabel 4 Definisi Operasional ........................................................................ 40
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu ......................................... 49
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu ......................................... 49
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Ratu Agung Kota Bengkulu ............................................................ 50
Tabel 8 Tabulasi Silang antara Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota
Bengkulu ......................................................................................... 51
Tabel 9 Tabulasi Silang antara Hubungan Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu
Agung Kota Bengkulu .................................................................... 52

xiv
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 1. Kerangka Konseptual ...................................................................... 39

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Penulis


Lampiran 2. Surat Pengantar Menjadi Responden
Lampiran 3. Surat Keterangan Bersedia Menjadi Responden
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Register Bayi umur >6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2015
Lampiran 6. Hasil Tabulasi Data
Lampiran 7. Hasil Olah Data
Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Stikes Tri Mandiri Sakti
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian dari KP2T
Lampiran 10. Penelitian dari BPPT
Lampiran 11. Surat Izin Penelitian dari Dinkes Kota bengkulu
Lampiran 12. Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas Ratu Agung Kota
Bengkulu
Lampiran 13. Lembar Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO dan UNICEF (2012) dalam Siallagan dkk (2013),

laporan anak dunia 2011 yaitu dari 136,7 juta bayi yang dilahirkan diseluruh

dunia, hanya 32,6% dari mereka yang mendapat ASI secara eksklusif pada

enam bulan pertama dibandingkan negara berkembang hanya 39% ibu-ibu

yang memberikan ASI eksklusif.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-

2014 menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan, tiga diantaranya yang

terkait dengan pemberian ASI eksklusif yaitu menurunkan angka kematian

bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian ibu

menjadi 228 per 100 ribu kelahiran hidup, dan menurunkan prevalensi gizi

kurang menjadi 15% dan balita pendek menjadi 32% (Kemenkes RI, 2013).

Pemerintah Indonesia menetapkan target pada tahun 2014, sekurang-

kurangnya 80% ibu dapat menyusui bayinya secara eksklusif. Pelaksanaan

pemberian ASI tercantum dalam UU Kesehatan NO. 33 tahun 2012, Pasal 6

yang isinya “Setiap Ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif

kepada bayi yang dilahirkannya” (Kemenkes RI, 2013).

Pemerintah Indonesia mengikuti Rekomendasi Badan Kesehatan Dunia

(WHO) yang menyarankan ibu menyusui bayinya selama enam bulan penuh

untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi yang optimal. ASI

eksklusif perlu diberikan selama enam bulan karena pada masa itu enzim

1
2

pencernaan bayi yang belum sempurna untuk mencerna makanan atau

minuman lain. Terlebih, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi sudah

bisa dipenuhi oleh ASI (Sant, 2014).

Tingkat keberhasilan program tersebut masih jauh dari harapan. Hal ini

diduga dengan rendahnya peran serta masyarakat dan rendahnya pemanfaatan

ASI oleh ibu menyusui di Indonesia. Rendahnya partisipasi ibu menyusui

dalam memberikan ASI dipicu dengan semakin gencarnya promosi susu

formula. Oleh karena itu, keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi

dengan adanya dukungan berbagai pihak mulai dari Pemerintah, Pemda

Provinsi dan Kabupaten Kota, Penyelenggara Pelayanan Kesehatan, Tenaga

Kesehatan, masyarakat serta keluarga terdekat ibu (Fitri & Damayanti, 2012).

Salah satu cara untuk menurunkan Angka Kesakitan dan Angka

Kematian Bayi adalah pemberian ASI. Setiap ibu menyusui memberikan

jutaan sel darah putih bagi bayinya yang membantu dirinya melawan segala

macam penyakit. Dalam hal kekebalan tubuh ini, prebiotik memiliki peranan

signifikan dalam mendorong kekebalan tubuh bayi (Suherni dkk, 2010). Bayi

yang diberi ASI eksklusif akan mempunyai tingkat kecerdasan (IQ) yang

sempurna, yang merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat

berkualitas (Walyani, 2015).

Beberapa penelitian epidemiologi menyatakan bahwa ASI melindungi

bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya Diare, Gizi buruk dan Infeksi

saluran pernapasan akut bagian bawah (Wiji, 2013). Beberapa alasan yang

menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya


3

yaitu pekerjaan bahwa ibu yang tidak bekerja berpeluang memberikan ASI

eksklusif pada bayinya 4 kali dibandingkan ibu yang bekerja, budaya sekitar,

produksi ASI tidak mencukupi, takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap

berhasil jadi orang, susu formula lebih praktis, takut badan tetap gemuk,

gencarnya promosi susu formula, dan rendahnya pengetahuan ibu mengenai

ASI eksklusif dan cara menyusui yang benar (Astutik, 2014).

Pengetahuan ibu yang kurang tentang pemberian ASI eksklusif

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya pemberian ASI

kepada bayinya, dengan bekal pengetahuan yang benar, ibu akan berpeluang

lebih besar untuk termotivasi menyusui bayinya. Pekerjaan sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif, banyak ibu

khawatir terpaksa memberikan bayinya susu formula karena ASI perah tidak

cukup. Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui.

Sebaiknya ibu yang bekerja menabung ASI perah sebelum masuk kerja.

Semakin banyak “tabungan” ASI perah ibu di freezer, semakin besar peluang

menyelesaikan program ASI Eksklusif (Wiji, 2013).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, jumlah ibu yang menyusui ASI eksklusif pada bayinya sampai 6 bulan

mencapai 42%. Angka ini lebih tinggi 10% dari tahun 2007 yang hanya

mencapai angka 32% (SDKI, 2012).

Data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat pada tahun

2010 bayi yang diberi ASI eksklusif sebanyak 41,7%, tahun 2011 di Provinsi

Bengkulu bayi yang diberi ASI eksklusif sebanyak 42,1%, tahun 2012 di
4

Provinsi Bengkulu bayi yang diberi ASI eksklusif 41%, pada tahun 2013 di

Provinsi Bengkulu bayi yang diberi ASI eksklusif sebanyak 71,22%.

Sedangkan pada tahun 2014 di Provinsi Bengkulu bayi yang diberi ASI

eksklusif sebanyak 81,3% (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2014).

Berdasarkan data Dinkes Kesehatan Kota Bengkulu jumlah cakupan

pemberian ASI eksklusif pada 20 Puskesmas tahun 2014 yang tertinggi

terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo sebesar 94,9%, Puskesmas

Nusa Indah sebesar 90,4%, dan Puskesmas Padang Serai sebesar 88,4%.

Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Wilayah

Kerja Puskesmas Pasar Ikan sebesar 70,4% dan Puskesmas Ratu Agung

sebesar 64,0%, berdasarkan data tersebut menunjukkan masih rendahnya

cakupan pemberian ASI eksklusif yaitu di Puskesmas Ratu Agung dan berada

dibawah target secara Nasional karena target pemberian ASI eksklusif

Nasional yaitu 80% (Dinkes Kota Bengkulu, 2014).

Menurut laporan tahun 2015 jumlah bayi di wilayah kerja Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu sebanyak 303 bayi dengan jumlah bayi yang

berumur >6-12 bulan sebanyak 155 bayi. Di Puskesmas Ratu Agung terdapat

6 Posyandu diantaranya Posyandu Pinang Mas, Posyandu Unib Permai,

Posyandu Pematang, Posyandu Kemuning, Posyandu Paud Haqiqi, dan

Posyandu Paud Assalam.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada tanggal 9 Februari 2016

dari 10 orang ibu yang memiliki bayi berumur >6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu terdapat 5 orang diantaranya tidak


5

mengetahui tentang manfaat dan kapan pemberian ASI Eksklusif dan

cenderung mengganti dengan susu formula pada saat bayi baru lahir.

Sedangkan 3 orang responden yang mengetahui tentang pemberian ASI

ekslusif, tidak memberikan ASI Eksklusif dengan alasan ASI tidak langsung

keluar dan ibu bekerja sehingga tidak memungkinkan untuk memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya. 2 orang diantaranya yang memberikan adalah ibu

yang mengetahui manfaat dan kapan pemberian ASI Eksklusif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Asi

Eksklusif Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu

dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu

Agung Kota Bengkulu?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu

Agung Kota Bengkulu.


6

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif pada bayi di

Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

c. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan Pemberian ASI

eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu.

e. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI

eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

masyarakat khususnya tentang pentingnya ASI eksklusif pada bayi baru

lahir sampai usia 6 bulan.

2. Bagi Instansi

Diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan masukan bagi Puskesmas

guna meningkatkan cakupan ASI eksklusif bagi ibu yang menggunakan

jasa pelayanan di puskesmas sebagai tempat persalinan.


7

3. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan memberi informasi dan masukan bagi mahasiswa

dalam mempelajari hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi.

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan penelitian ini dapat

memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti.

5. Bagi Peneliti Lain

Dapat menjadi referensi dan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang

dapat menambah informasi maupun sumber pengetahuan untuk membahas

lebih luas tentang hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asi Eksklusif

1. Definisi

a. Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi

yang disekreksikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu berupa

makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang

mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan

sempurna untuk tumbuh kembang bayi. Air Susu Ibu merupakan

cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses

menyusui. Air Susu Ibu merupakan makanan yang telah disiapkan

untuk calon bayi saat ia pada masa kehamilan. Pada masa kehamilan

ibu hormon tertentu merangsang payudara untuk memperbanyak

saluran-saluran air susu dan kelenjar-kelenjar air susu (Wiji, 2013).

Air susu ibu merupakan cairan ciptaan Allah yang tiada

tandingnya untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya

terhadap infeksi. Keseimbangan zat-zat gizi dalam cairan air susu ibu

berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling

baik bagi tubuh bayi yang baru lahir. Pada saat yang sama, ASI juga

sangat kaya akan nutrisi yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak

dan perkembangan sistem saraf. Makanan bayi yang terbuat dari

8
9

teknologi tidak dapat menggantikan keajaiban cairan ciptaanNya (Wiji,

2013).

Para ahli anak diseluruh dunia telah mengadakan penelitian

terhadap keunggulan ASI. Hasil penelitian tersebut menjelaskan

keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi atau buatan lainnya.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa bayi yang di beri ASI secara

khusus terlindungi dari serangan penyakit sistem pernapasan dan

pencernaan. Hal itu disebabkan oleh zat-zat kekebalan tubuh di dalam

ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit

(Wiji, 2013).

ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi.

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi

sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Masa laktasi

mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan

meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan

benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Roesli,

2013).

Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar

biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan

perkembangan jiwa anak, disamping itu terdapat hubungan yang

bermakna antara ibu menyusui dan penjarangan kehamilan. Melihat

begitu unggulnya ASI maka sangat disayangkan bahwa di Indonesia


10

pada kenyataannya penggunaan ASI masih belum seperti yang

dianjurkan (Prawirohardjo, 2010).

b. ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa dicampur dengan

tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air

putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,

bubur susu, biskuit, bubur nasi tim. ASI dapat diberikan sampai bayi

usia 2 tahun (Marmi, 2012).

Menurut WHO dalam Marmi, (2012) ASI Eksklusif adalah

pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan

cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia

2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh

pedoman Internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang

manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara (Marmi,

2012).

Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi

selama 12 bulan mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan

resiko kematian akibat infeksi saluran pernafasan akut dan diare. WHO

dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu yang bekerja, bila

memungkinkan ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan

menerapkan hal-hal sebagai berikut: Inisiasi menyusui dini selama 1

jam setelah kelahiran bayi. ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya

ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman. ASI diberikan


11

secara on-demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap

malam. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot

(Marmi, 2012).

Memang telah dibuktikan bahwa ASI merupakan makanan

terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi,

tetapi juga membantu untuk melindungi bayi dari hampir semua

infeksi, dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan

bahwa tidak ada susu lainnya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI,

dan menjamin keselamatan bayi sebaik yang diberikan oleh ASI.

Setiap ibu menyusui memberikan jutaan sel darah putih bagi bayinya,

yang membantu dirinya melawan segala macam penyakit. Oleh sebab

itu, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayi secara

eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri yang

menguatkan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk membantu

mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi

(Wiji, 2013).

Menurut Wiji (2013), pengaturan mengenai pemberian ASI

Eksklusif juga diatur dalam pasal 128 dan 129 UU RI No. 36 Tahun

2009 dan PP No. 33 Tahun 2012 yang berbunyi:

1) Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009

Berbagai tindakan yang dengan sengaja menghalang program

pemberian ASI Eksklusif dapat dikenai pidana penjara paling lama

1 tahun dan denda paling banyak 100 juta rupiah. Undang-undang


12

ini telah disahkan oleh Presiden bersama Mentri Hukum dan hak

asasi Manusia RI pada tanggal 13 Oktober 2009. Dalam UU

kesehatan baru ini, hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif

dijelaskan dalam:

a) Pasal 128

(1) Ayat 1: Setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu

(ASI) Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali

atas indikasi Medis. Dengan adanya UU ini, jelas sudah

bahwa seorang anak yang baru dilahirkan dalam kondisi

normal, artinya tidak memerlukan tindakan penanganan

khusus, berhak mendapatkan ASI secara Eksklusif.

(2) Ayat 2: Seorang ibu sangat membutuhkan dukungan dari

orang-orang sekitar terutama dari keluarga seperti suami,

orang tua, atau orang di lingkungan kerjanya, demi

kelancaran pemberian ASI pada bayinya.

(3) Ayat 3: Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana

umum.

b) Pasal 129

(1) Ayat 1: Pemerintah bertanggung jawab menetapkan

kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk

mendapatkan Air Susu Ibu secara Eksklusif.


13

2) PP No. 33 Tahun 2012

Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 2012 tentang pemberian

air susu ibu (ASI) Eksklusif telah diterbitkan sejak 1 Maret 2012.

Tujuan PP tersebut adalah:

a) Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI

Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan usia 6 bulan dengan

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya.

b) Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya.

c) Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,

Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI

Eksklusif.

2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

Berikut merupakan berbagai manfaat ASI selain bagi ibu dan bayi,

ASI juga bermanfaat bagi keluarga dan Negara (Wiji, 2013)

a. Bagi Bayi

Manfaat ASI bagi bayi adalah:

1) Dapat memulai kehidupan dengan baik

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat

badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode

perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

2) Mengandung antibody

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin

(zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta,
14

tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurunkan segera

setelah kelahirannya. Bayi baru lahir akan memproduksi sendiri

immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan.

Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan

yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah

suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Kesenjangan

tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian

ASI.

3) ASI mengandung komposisi yang tepat

Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat

adalah karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik

untuk bayi yang terdiri proporsi yang seimbang dan cukup kualitas

semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 0-6 bulan pertama.

4) Memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan

hubungan antara ibu dan bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,

kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan

psikomotor maupun social yang lebih baik. Hormon yang terdapat

dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan nyaman. Hal ini

dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur

pulas. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan

meningkatkan ikatan dengan ibu.


15

5) Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir system lgE belum sempurna. Pemberian

susu formula akan merangsang aktivitas sistem ini dan dapat

menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian

protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi

kemungkinan alergi.

6) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung

omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi

yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas

dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan

terhindar dari kerusakan sel-sel saraf. Menyusui juga membantu

perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin

lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.

Berdasarkan hasil studi Horwood dan Fergusson tahun 1998

terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia baru, tampak

kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan

peningkatan IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking

disekolah dan peningkatan angka disekolah. Penelitian oleh Lukas

(1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi

beberapa poin (Wiji, 2013).


16

b. Bagi Ibu

1) Aspek kontrasepsi

Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan

dengan cara menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi

ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan mulut bayi pada puting

susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior

hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk keindung telur,

menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

Menjaragkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode

kontrasepsi yang efisien selam 6 bulan pertama sesudah kelahiran

bila diberikan hanya ASI saja (Eksklusif) dan belum terjadi

menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami menstruasi

maka ibu diwajibkan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain

karena ASI yang diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah diangap

gagal dengan adanya tanda menstruasi tadi.

2) Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya

oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi

uterus dan mencegah terjadinya pendarahan pasca persalinan.

Permudahan haid dan berkurangannya pendarahan pasca persalinan

mengurang prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma

mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan yang

tidak menyusui. Selain itu, mencegah kanker hanya dapat diperoleh


17

ibu yang menyusui secara Eksklusif. Penelitian membuktikan

bahwa ibu yang memberikan ASI secara Eksklusif memiliki resiko

terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dari

pada yang tidak menyusui secara Eksklusif.

3) Aspek penurunan berat badan

Ibu yang menyusui Eksklusif ternyata lebih muda dan lebih

cepat kembali keberat badan semula seperti sebelum hamil, badan

bertambah besar, selain karena ada janin, juga karena penimbunan

lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebenarnya memang

disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.

Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi

sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga

akan terpakai. Jika timbunan lemak munyusut, berat badan ibu akan

cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. Menyusui juga

membakar ekstra kalori sebanyak 200-500 kalori per hari. Jumlah

kalori ini hampir sama dengan jumlah kalori yang dibuang

seseorang jika ia berenang selama beberapa jam atau naik sepeda

selama satu jam.

4) Ungkapan kasih sayang

Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata dari

ibu kepada bayinya. Hubungan batin antara ibu dan bayi akan

terjalin erat karena saat menyusui bayi menempel pada tubuh ibu
18

dan bersentuhan antar kulit. Bayi juga bisa mendengarkan detak

jantung ibu, merasakan kehangatan sentuhan kulit dan dekapan ibu.

5) Ibu sehat cantik dan ceria

Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan

bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar

setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih

cepat menyusut kembali kebentuk normalnya. Ibu yang menyusui

bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih

keberat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran

hormon muda bertambah, menyebabkan ibu dalam masa menyusui

tidak ada kerepotan dalam masalah menstruasi, pada masa ini juga

mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana.

Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan

kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis

(keropos tulang) setelah masa menopause.

c. Bagi keluarga

1) Aspek ekonomi

Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran

keluarga. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan unuk membeli susu formula dapat dipergunakan untuk

keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan karena

bayi yang mendapat ASI lebih jarang sekali sehingga mengurangi

biaya berobat.
19

2) Aspek psikologi

Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan

hubungan bayi dengan keluarga.

3) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja

dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,

botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang

lain. Jika bayi menangis tengah malam, ibu tidak perlu bangun dan

membuatkan susu, cukup dengan menyusui bayinya dengan sambil

berbaring, hal ini lebih praktis daripada memberikan bayi susu

formula.

d. Bagi negara

1) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi

Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI

menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak

menurun. Beberapa penelitian epidemologi menyatakan bahwa ASI

melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare,

otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah.

2) Menghemat devisa negara

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan Nasional jika semua

ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6

milyar yang seharusnya dipakai unuk membeli susu formula.


20

3) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabungan

akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi

komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serat mengurangi

biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang

mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan

anak yang mendapat susu formula.

4) Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

Anak yang diberi ASI memiliki IQ, EQ, dan SQ yang baik yang

merupakan kualitas yang baik penerus bangsa.

3. Kerugian Tidak Diberikan ASI

Jika seorang bayi tidak diberikan ASI dan diganti dengan susu

formula, maka bayi tidak akan mendapatkan kekebalan, serta akan

kekurangan gizi. Dengan tidak adanya zat antibodi, maka bayi akan mudah

terserang berbagai penyakit dan meningkatnya angka kematian bayi

(Astutik, 2014).

4. Komposisi Gizi dalam ASI

Berikut ini beberapa zat yang terkandung dalam air susu ibu, yaitu

(Wiji, 2013)

a. Karbohidrat

Laktosa (gula susu) merupakan bentuk utama karbohidrat dalam

ASI dimana keberadaannya secara proporsional lebih besar jumlahnya


21

dari pada susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan

mudah bermetabolisme menjadi dua gula biasa (galaktosa dan glukosa)

yang diperlukan bagi pertumbuhan otak yang cepat terjadi pada masa

bayi.

b. Protein

Protein utama dalam ASI adalah air didih. Mudah dicerna, air

didih menjadi kerak lembut dari mana bahan-bahan gizi siap diserap ke

dalam aliran darah bayi. Sebaliknya, kasein merupakan protein utama

dalam susu sapi. Ketika susu sapi atau susu formula dari sapi diberikan

kepada bayi, kasein membentuk kerak karet yang tidak mudah dicerna,

kadang-kadang memberikan kontribusi terjadinya konstipasi. Beberapa

komponen protein dalam ASI memainkan peranan penting dalam

melindungi bayi dari penyakit dan infeksi.

c. Lemak

Lemak mengandung separuh dari kalori ASI. Salah satu dari

lemak tersebut, kolestrol diperlukan bagi perkembangan normal

system syaraf bayi, yang meliputi otak. Kolestrol meningkatkan

pertumbuhan lapisan khusus pada syaraf selama berkembang dan

menjadi sempurna. Asam lemak yang cukup kaya keberadaanya dalam

ASI, juga memberikan kontribusi bagi pertumbuhan otak dan syaraf

yang sehat. Asam lemak poly tak jenuh, seperti docosahexanoic acid

(DHA), pada ASI membantu perkembangan penglihatan.


22

d. Vitamin

1) Vitamin A

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi.

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi

mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan.

Inilah alasan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh

kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

2) Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan

pemberian ASI Eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi

terpapar sinar matahari pagi, hal ini mencegah bayi dari menderita

penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.

3) Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang

cukup tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.

Fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah

merah.

4) Vitamin K

Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu

tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan.

Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan darah.

5) Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam ASI.

Diantaranya adalah vitamin B, vitamin C dan asam folat. Kadar


23

vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi vitamin B6 dan

B12 serta asam folat rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi.

Sehingga ibu yang menyusui perlu tambahan vitamin ini.

e. Mineral

Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan mudah

diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi.

Mineral utama yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang

berguna bagi pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan

syaraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih

rendah daripada susu sapi, namun penyerapannya lebih besar. Mineral

yang cukup tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu

formula adalah selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan

anak.

f. Air

Air merupakan bahan pokok terbesar dari ASI (87%). Air

membantu bayi memelihara suhu tubuh mereka. Bahkan pada iklim

yang sangat panas, ASI mengandung semua air yang dibutuhkan bayi.

g. Kartinin

Kartinin dalam ASI sangat tinggi. Kartinin berfungsi membantu

proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan

metabolisme tubuh.

5. Jenis ASI berdasarkan produksi

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis

diantaranya adalah sebagai berikut (Wiji, 2013)


24

a. Kolostrum

Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari

ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum adalah cairan berwarna

kekuningan atau sirup bening yang yang mengandung protein lebih

tinggi dan sedikit lemak dari pada susu yang matang. Kolostrum

merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan,

lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya agak kasar

karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan khasiat:

1) Sebagai pembersi selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan

siap untuk menerima makanan.

2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin

sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.

3) Mengandumg zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi

dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6

bulan.

Tabel 1.
Kandungan dan manfaat kolostrum
No Kandungan Kolostrum Manfaat Kolostrum
1 Kaya Antibody Melindungi bayi terhadap infeksi
dan alergi
2 Banyak sel darah putih Melindungi bayi terhadap infeksi
3 Pencahar Membersihkan air ketuban dan
membantu mencegah bayi
kuning
4 Faktor-faktor pertumbuhan Membantu usus bayi
berkembang lebih matang
5 Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi
dan mencegah penyakit mata
pada bayi
Sumber: Wiji (2013).
25

Jika dibandingkan dengan ASI mature, kolostrum memiliki

kandungan zat-zat sebagai berikut:

1) Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak

dibandingkan ASI mature.

2) Kolustrum lebih banyak mengandung antibody ketimbang ASI

mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi hingga usia

6 bulan pertama.

3) Kolustrum mengandung lebih banyak immunoglobulin A (IgA),

laktoferin dan sel-sel darah putih, yang semuanya sangat penting

untuk pertahan tubuh bayi.

4) Kolustrum dapat berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk

membersikan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir,

dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi

makanan yang akan datang.

5) Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI

mature. Selain itu, protein utama pada ASI mature adalah kasein,

sedangkan protein utama kolostrum adalah globulin sehingga dapat

memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.

6) Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin dan mineral

dibandingkan ASI mature.

b. Air susu masa peralihan (masa transisi)

Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari

kesepuluh. Pada masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori

yang lebih tinggi dan protein yang lebih rendah daripada kolostrum.
26

c. ASI mature

ASI mature merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari

kesepuluh sampai seterusnya. ASI mature merupakan nurtisi bayi yang

terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai usia 6

bulan. ASI ini berwarna putih kebiru-biruan (seperti susu krim) dan

mengandung lebih banyak kalori dari pada susu kolostrum ataupun

transisi.

Tabel 2.
Komposisi Kandungan ASI
Kandungan Kolustrum Transisi ASI Mature
Energi (kg kla) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglobin:
lgA (mg/100 ml) 335,9 - 119,6
lgG (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
lgM (mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosim (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
Sumber: Wiji (2013).

6. Tanda Bayi Cukup ASI

Menurut Marmi (2012) tanda bayi cukup ASI sebagai berikut:

a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal

mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama.

b. Kotoran bewarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi

lebih muda pada hari kelima setelah lahir.

c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8x sehari.

d. Ibu akan mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.


27

e. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.

f. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.

g. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai

dengan grafik pertumbuhan.

h. Perkembangan otorik bayi (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan

rentang usianya.

i. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar akan bangun dan tidur

dengan cukup.

j. Bayi meyusu dengan kuat (rakus), kemudian mengantuk dan tertidur

pulas.

7. Cara Menyusui yang Benar

Menurut Sunarsih & Dewi (2013) langkah-langkah menyusui yang

benar adalah sebagai berikut:

a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan

di sekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai.

b. Ibu harus mencari posisi nyaman, seperti duduk atau berbaring dengan

santai dan ibu harus merasa relaks.

c. Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi (kepala

dan tubuh berada dalam garis lurus), maka bayi menghadap ke

payudara ibu, hidung bayi di depan puting susu ibu. Posisi bayi

sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi

seharusnya berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap ibu.

Kepala harus sejajar dengan tubuhnya, tidak melengkung ke


28

belakang/menyamping, telinga, bahu, dan panggul bayi berada dalam

satu garis lurus.

d. Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan

mengamati bayi yang siap menyusu: membuka mulut, bergerak

mencari, dan menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu.

Ibu tidak harus mencondongkan badan dan bayi tidak merenggangkan

lehernya untuk mencapai puting susu ibu.

e. Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga

mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke puting

susu hingga bibir bayi dapat menangkap puting susu tersebut. Ibu

memegang payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan

empat jari di bawah payudara dan ibu jari di atas payudara.

f. Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi.

Dagu rapat ke payudara ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas

payudara.

g. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh

tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh

bayi harus lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi ke

badan ibu, menyentuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu

sampai mulut bayi terbuka lebar.

h. Jika bayi selesai menyusui, ibu mengeluarkan puting dari mulut bayi

dengan cara masukkan jari kelingking ibu di antara mulut dan

payudara.
29

i. Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di pundak atau

menelungkupkan bayi melintang kemudaian menepuk-nepuk

punggung bayi.

8. Cara Menyimpan ASI

Menurut Marmi (2012), cara penyimpanan ASI:

a. ASI dapat disimpan dalam botol gelas atau plastik, termasuk plastik

klip, ± 80-100 cc.

b. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya

tidak digunakan lagi setelah 2 hari.

c. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.

d. ASI beku tidak boleh dimasak atau dipanaskan, hanya dihangatkan

dengan merendam dengan air hangat.

e. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah:

1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

2) Setelah diperah, ASI dapat disimpan dalam lemari es atau frezzer.

3) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperah.

Tabel 3.
Penyimpanan ASI
ASI Suhu Ruang Lemari Es Freezer
Setelah di perah 6-8 jam 3-5 hari 2mg freezer jadi 1
(kurang lebih (kurang dg refrigerator, 3 bl
26C). lebihC) dg pintu sendiri, 6-
12 bulan (kurang
lebih -18C)
Dari freezer, di 4 jam atau 24 jam Jangan bekukan
simpan di lemari kurang ulang
es (tidak (minum
dihangatkan) berikutnya)
ASI Suhu Ruang Lemari es Freezer
Dikeluarkan dari Langsung 4 jam/ minum Jangan bekukan
30

lemari es (di diberikan berikutnya ulang


hangatkan)
Sisa minum bayi Minum Buang Buang
berikutnya
Sumber: Marmi (2011)

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behaviour) (Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan indra peraba. Akan tetapi sebagian besar pengetahuan

manusia mata dan telinga (Novita, 2011).

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pancainderanya, pengetahuan sangat berbeda dengan

kepercayaan (beliefs) dan takhayul (superstition) dan penerangan-

penerangan yang keliru (miss information). Pengetahuan adalah segala apa

yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh manusia

(Mubarak, 2012).
31

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kofnetif mempunyai enam tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu sepesifik dari sesuatu bahan yang diterima atau

dipelajari.

b. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan tentang obyek yang diketahui dan

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-

komponen, tapi masih dalam suatu struktur tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi baru

dari formulasi yang ada.


32

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi/penilaian terhadap suatu materi/obyek.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan

Yakni upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan perilaku positif yang meningkat.

b. Informasi

Seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan menambah

pengetahuan yang lebih luas.

c. Pengalaman

Yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

d. Budaya

Tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi

sikap dan kepercayaan.

e. Sosial ekonomi

Yakni kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) cara memperoleh pengetahuan adalah

sebagai berikut:
33

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum peradaban, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima,

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai

otoritas, tanpa menguji telebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran

sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh


34

Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold

Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian

yang dewasa ini kita dengan penelitian ilmiah.

5. Cara Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan & Dewi (2011),

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan

skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

c. Kurang : Hasil presentase < 56%

C. Pekerjaan

1. Pengertian

Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan ibu diluar

pekerjaan rutin rumah tangga yang tujuannya untuk mencari nafkah dalam

membantu suami. Pekerjaan merupakan suatu tindakan yang dilakukan

oleh orang untuk ditekuni dan dilakukan sesuai dengan bidang

kemampuannya sebagai mata pencariannya. Di sebagian negara

berkembang, rata-rata wanita bekerja 12-18 jam per hari sedangkan pria

bekerja 10-12 jam. Wanita masih pula dibebani dengan berbagai peran

dalam keluarga yaitu sebagai pemelihara, pendidik, penyuluh kesehatan,

dan pencari nafkah. Kaum ibu yang terpaksa harus bekerja untuk mencari

nafkah bagi keluarganya dituntut untuk mampu membagi waktu antara

bekerja dan waktu untuk keluarga (Astutik, 2014).


35

Definisi dari ibu bekerja adalah kegiatan yang dilakukan seorang ibu

diluar rumah untuk memperoleh penghasilan/uang menurut pengakuan ibu

(IDAI, 2010). Saat ini diketahui bahwa ibu yang bekerja sekitar 70%

fenomena itu menunjukkan bahwa banyak yang tidak bisa menyusui

secara eksklusif.

Menurut Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan (2010), terdapat

35,7% wanita yang berumur 20-34 tahun adalah seorang pekerja. Data

distribusi perempuan dari segi jenis pekerjaan atau profesi yang dijalani,

yang terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sekitar 40%, PNS sebesar

25% dan sisanya adalah pegawai swasta dan pedagang yaitu sebesar 35%

(Haryani, 2014).

Pekerjaan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif,

karena untuk sementara waktu ibu tidak berada dekat dengan anaknya. Ibu

berkerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh sehingga ini menjadi

alasan ibu menggantikannya dengan susu formula. Sebenarnya, seorang

ibu yang berkerja masih dapat memberikan ASI Eksklusif dengan

dukungan pengetahuan yang cukup dan benar dari ibu, perlengkapan

memerah ASI, serta dukungan lingkungan keluarga dan juga lingkungan

tempat kerja (Dewi & Sunarsi, 2011).

Menurut Sakesmas (Notoatmodjo, 2012) jenis pekerjaan yaitu :

a. Pedagang

b. Buruh/ Tani

c. PNS
36

d. TNI/ Polri

e. Pensiunan

f. Wiraswasta

g. IRT

2. Klasifikasi Tenaga Kerja

a. Berdasarkan penduduknya

1) Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat

bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.

Menurut Undang-undang Tenaga Kerja, mereka yang

dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia

antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

2) Bukan tenaga kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu

dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut

Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah

penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15

tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah

para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

b. Berdasarkan batas kerja

1) Angkatan kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-

64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak

bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.


37

2) Bukan angkatan kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke

atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah angga

dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

a) Anak sekolah dan mahasiswa

b) Para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan

c) Para pengangguran sukarela

c. Berdasarkan kualitasnya

1) Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu

keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara

sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:

pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

2) Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian

dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga

kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang

sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.

Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja

kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh

angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.


38

D. Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi

Bayi baru lahir perlu mendapatkan perawatan yang optimal sejak dini,

termasuk pemberian makanan yang ideal. Tidak ada satu pun makanan yang

ideal untuk bayi baru lahir kecuali ASI. Dalam kenyatannya, pemberian ASI

secara Eksklusif selama enam bulan tidak sesederhana yang dibayangkan.

Berbagai kendala dapat timbul dalam upaya memberikan ASI Eksklusif

selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Alasan ibu untuk tidak menyusui

terutama secara Eksklusif sangat bervariasi seperti pekerjaan, budaya sekitar,

produksi ASI tidak mencukupi, pengetahuan, takut ditinggal suami, tidak

diberi ASI tetap berhasil jadi orang, susu formula lebih praktis, takut badan

tetap gemuk, gencarnya promosi susu formula (Astutik, 2014).

Ibu sering kurang mengetahui dan memahami tata laksana laktasi yang

benar. Misalnya, pentingnya memberikan ASI, bagaimana posisi menyusui,

dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat mengisap secara efektif dan ASI

dapat keluar dengan optimal. Selain itu, termasuk cara memberikan ASI bila

ibu harus berpisah dari bayinya. Bila bayi berpisah dengan ibu untuk

sementara waktu, ibu memerah ASI-nya dan diberikan kepada bayinya dengan

sendok atau cangkir. Pemberian tidak menggunakan dot, karena akan

mempersulit bayi bila kembali menyusu. Untuk mengurangi kemungkinan ibu

belum memahami tata laksana laktasi yang benar, maka pada saat usia

kehamilan lebih dari 32 minggu ibu perlu melakukan konsultasi ke klinik

laktasi untuk melakukan persiapan pemberian ASI Eksklusif (Astutik, 2014).


39

Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan ibu di luar

pekerjaan rutin rumah tangga yang tujuannya untuk mencari nafkah dan

membantu suami. Pekerjaan merupakan dengan bidang kemampuannya

sebagai bidang kemampuannya sebagai mata pencariannya (Astutik, 2014).

Dengan demikian pekerjaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pemberian ASI eksklusif, karena untuk sementara waktu ibu tidak berada

dekat dengan bayi. Banyak sekali para ibu yang lantas memberikan susu

formula kepada anaknya, dengan alasan kepraktisan. Padahal dengan ASI,

anak sehat, ibu pun bisa hemat (Sunarsih & Dewi, 2013).

Dan bagi ibu yang bekeja, bukan menjadi alasan untuk tidak

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya karena waktu ibu bekerja, bayi dapat

dibawa ke tempat kerja. Apabila tidak memungkinkan ASI dapat diperah

kemudian disimpan (Astutik, 2014).

E. Kerangka Konseptual

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan Ibu

Pemberian Asi Eksklusif

Pekerjaan Ibu

Bagan 1.
Kerangka Konseptual
40

F. Definisi Operasional

Tabel 4.
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
1 Pengetahuan Hal-hal yang Kuesioner Memberikan 1. Kurang: Ordinal
Ibu diketahui kuesioner jika hasil
ibu kepada ibu persentase
mengenai menyusui jawaban
apa, kapan, benar
manfaat <56%
pemberian 2. Cukup: jika
ASI, zat gizi persentase
ASI, jawaban
colostrum benar 56 -
dan
75%
manfaatnya,
3. Baik: jika
umur bayi
diberikan
hasil
ASI persentase
Eksklusif. 76 - 100%

2 Pekerjaan Kegiatan Kuesioner Memberikan 1. Bekerja Nominal


Ibu yang kuesioner 2. Tidak
dilakukan kepada ibu bekerja
seorang ibu menyusui
di luar
rumah untuk
memperoleh
penghasilan/
uang.
3 Pemberian Bayi hanya Kuesioner Memberikan 1. Tidak: jika Nominal
ASI diberi ASI kuesioner tidak
Eksklusif saja selama kepada ibu memberikan
6 bulan menyusui ASI
tanpa Eksklusif
tambahan 2. Ya: jika
cairan memberikan
apapun, ASI
seperti susu Eksklusif
formula,
jeruk, madu
dll.
41

G. Hipotesis

1. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di wilayah kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu.

2. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu dan dilaksanakan pada 24 Maret-24 April 2016.

B. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian survei analitik adalah survei atau

penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan itu terjadi. Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Cross

Sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara

faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach)

(Notoatmodjo, 2012).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang

memiliki bayi berumur >6-12 bulan dan berdomisili di wilayah kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu yang berjumlah 155 orang pada

tahun 2015.

42
43

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012). Dengan rumus:

n ( )

( )

Jadi, jumlah sampel sebesar 61 orang

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian

d = Presisi/ketepatan yang diinginkan 10% (0,1)

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan sampel sebanyak 61 orang.

Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple random sampling

(pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu, setiap anggota atau

unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi

sebagai sampel (Notoadmodjo, 2012).


44

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber

(Responden). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang

dikumpulkan atau diperoleh dari wawancara langsung dengan responden

untuk memperoleh data pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif pada bayi dengan cara menyebarkan kuesioner kepada ibu

yang mempunyai bayi berumur >6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari buku pencatatan pasien

yang dilakukan oleh instansi Data sekunder dalam penelitian berupa data

laporan yang diperoleh dari register Puskesmas dengan mencatat jumlah

bayi yang berumur >6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung

Kota Bengkulu.

E. Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), teknik pengolahan data dapat dilakukan

dalam beberapa tahap antara lain:

1. Editing

Adalah kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner

yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah terjadi kesalahan atau

tidak dalam pengisian formulir atau kuesioner


45

2. Coding

Yaitu pemberian kode dengan cara mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Data Entry

Memasukkan data yang telah berbentuk kode-kode ke dalam program

atau software computer.

4. Cleaning

Pengecekan kembali data untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi

frekuensi tentang variabel bebas (pengetahuan, pekerjaan) dan variabel

terikat (pemberian ASI Eksklusif) di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung

Kota Bengkulu.

2. Analisis Bivariat

Analisis bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

(pengetahuan dan pekerjaan ibu) dengan variabel terikat (pemberian ASI

Eksklusif). Dapat dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi-Square

(χ²). Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungannya digunakan uji

statistik Contingency Coefficient (C).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Gambaran Geografis

Puskesmas Ratu Agung merupakan salah satu Puskesmas yang

ada di Kota Bengkulu yang wilayah kerjanya meliputi dua Kelurahan

yaitu Kelurahan Pematang Gubernur dan Bentiring Permai yang

terletak di Kecamatan Muara Bangkahulu dengan luas wilayah ± 9,67

Km.

Geografis Kecamatan ini merupakan daerah dataran rendah,

tanah daratan, rawa-rawa dan sedikit berbukit, dengan batas wilayah

sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kandang Limun

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bentiring

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Rawa Makmur

4) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Talang Empat

b. Gambaran Demografis

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu dipimpin oleh dr. R.A.

Yeni Warningsih, kepala sub bagian tata usaha Suardi Edison, SKM,

dan pegawai jabatan fungsional yang terdiri dari 8 orang bidan, 2

analis, dan 4 orang perawat. Puskesmas Ratu Agung memiliki 2

46
47

puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Pematang dan Pustu Bentiring

Permai. Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung terdiri

dari Posyandu Pinang Mas, Posyandu Unib Permai, Posyandu

Pematang, Posyandu Kemuning, Posyandu Paud Haqiqi dan Posandu

Paud Assalam. Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung

berjumlah 10.516 jiwa terdiri dari 5.849 laki-laki dan 4.667

perempuan.

c. Jalannya Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yang pertama tahap

persiapan yaitu tahap pengurusan ke Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu (KP2T), BPPT, Kesbangpol, Dinas Kesehatan Kota, dan

dilanjutkan ke Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu. Selanjutnya

tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan pengumpulan data yang

dilaksanakan pada tanggal 24 Maret sampai dengan 24 April 2016.

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu

Agung Kota Bengkulu. Data yang digunakan adalah data primer dan

sekunder, data primer didapatkan dengan membagi kuesioner tentang

pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang memiliki bayi berumur >6-12

bulan. Data sekunder diperoleh dari register buku posyandu yang

terdiri dari 6 posyandu dan sampel yang diambil berjumlah 61 orang


48

diambil secara Simple Random Sampling kemudian memasukkannya

dalam format pengumpulan data, lalu dilakukan pengolahan data

dengan proses editing data, entry data, tabulasi data, dan setelah itu

dilakukan analisis data.

Data analisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan

uji statistik Chi-Square (χ2)melalui komputerisasi untuk melihat

hubungan antara variabel independent (pengetahuan dan pekerjaan ibu)

dan variabel dependent (pemberian ASI Eksklusif) dan menggunakan

uji coefficient contingency (C) untuk melihat keeratan hubungan antara

kedua variabel.

2. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi

tentang variabel independen (pengetahuan dan pekerjaan ibu) dan variabel

dependen (pemberian ASI Eksklusif) di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu

Agung Kota Bengkulu. Adapun hasil analisisnya yaitu sebagai berikut:

a. Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan hasil penelitian maka distribusi frekuensi Pemberian

ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu dapat dilihat pada tabel 5 di halaman selanjutnya:


49

Tabel 5.
Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

No Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi Persentase (%)


1 Tidak memberikan 43 70,5
2 Memberikan 18 29,5
Total 61 100

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 61 orang ibu

terdapat 43 ibu tidak memberikan ASI Eksklusif dan 18 orang ibu

memberikan ASI Eksklusif.

b. Pengetahuan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian maka distribusi frekuensi

pengetahuan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6.
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

No Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase (%)


1 Kurang 31 50,8
2 Cukup 20 32,8
3 Baik 10 16,4
Total 61 100

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 61 orang ibu

terdapat 31 orang ibu dengan pengetahuan kurang, 20 orang ibu

dengan pengetahuan cukup, dan 10 orang ibu dengan pengetahuan

baik.
50

c. Pekerjaan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian maka distribusi frekuensi Pekerjaan

Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu dapat

dilihat pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7.
Distribusi frekuensi pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Ratu Agung Kota Bengkulu

No Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)


1 Bekerja 39 63,9
2 Tidak Bekerja 22 36,1
Total 61 100

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 61 orang Ibu

terdapat 39 orang ibu bekerja, dan 22 orang ibu tidak bekerja.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel yaitu variabel bebas (pengetahuan dan pekerjaan ibu) dan

variabel terikat (pemberian ASI Eksklusif) dengan menggunakan uji

statistik Chi-Square (χ2). Untuk mengetahui keeratan hubungan digunakan

uji Contingency Coefficient (C). Hasil analisis bivariat kedua variabel

tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a. Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Hasil uji statistik hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif dilihat pada tabel 8 di halaman selanjutnya:


51

Tabel 8.
Tabulasi Silang antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

Pemberian ASI
p C
Pengetahuan Eksklusif
Total
Ibu Tidak
Memberikan
Memberikan
Kurang 27 4 31 12,281 0,002 0,409
Cukup 13 7 20
Baik 3 7 10
Total 43 18 61

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa dari 31 orang ibu

dengan pengetahuan kurang terdapat 27 orang ibu tidak memberikan

ASI Eksklusif dan 4 orang ibu memberikan ASI Eksklusif diantaranya

ibu M, ibu A, ibu H, dan Ibu T. Hal ini dikarenakan ibu memperoleh

informasi-informasi dari tetangga mengenai ASI Eksklusif.

Selanjutnya dari 20 orang ibu dengan pengetahuan cukup

terdapat 7 orang ibu memberikan ASI Eksklusif dan 13 orang ibu tidak

memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan 10 orang ibu yang dengan

pengetahuan baik terdapat 7 orang ibu memberikan ASI Eksklusif dan

3 orang ibu tidak memberikan ASI Eksklusif diantaranya ibu V, ibu A,

dan ibu S, hal ini dapat terjadi dikarenakan ada faktor lain yang

mempengaruhi seperti masih kurangnya penyuluhan kesehatan yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan serta teknik menyusui yang tidak

benar juga menjadi penyebab kegagalan dalam menyusui. Serta ibu

sering tidak menerapkan pengetahuan atau informasi yang mereka


52

ketahui tentang pemberian ASI Eksklusif seperti ibu memberikan

makanan lainnya selain ASI.

Dari hasil uji statistik Chi-Square(Pearson Chi-Square)didapat

nilai χ2= 12,281 dengan nilai asymp.sig (p)=0,002. Karena nilai

p<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Sedangkan hasil uji statistik Contingency Coefficient didapat

nilai C=0,409. Nilai C=0,409 tersebut dibandingkan dengan nilai

Cmax=0,707. Karena nilai Cmax tidak jauh dengan nilai Cmax=0,707maka

hubungan tersebut dikatakan kategori sedang.

b. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

Hasil uji statistik Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI

Eksklusif dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9.
Tabulasi silang antara hubungan Pekerjaan Ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota
Bengkulu

Pemberian ASI
Pekerjaan Eksklusif
Total p C
Ibu Tidak
Memberikan
Memberikan
Bekerja 33 6 39
Tidak
10 12 22
Bekerja 8,573 0,003 0,381
Total 43 18 61
53

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 39 orang ibu

yang bekerja terdapat 33 orang yang tidak memberikan ASI Eksklusif

dan 6 orang ibu memberikan ASI Eksklusif pada bayinya diantaranya

ibu Z, Ibu H, ibu N, ibu D, ibu Y, dan ibu P. Hal ini dikarenakan ibu

yang masih menyempatkan untuk membawa bayinya ke tempat

bekerja dan ibu menyempatkan menyimpan ASI perahan lalu di

simpankan di freezer untuk diberikan pada bayinya.

Selanjutnya dari 22 ibu yang tidak bekerja terdapat12 orang ibu

memberikan ASI Eksklusif dan 10 orang ibu tidak memberikan ASI

Eksklusif pada bayi diantaranya ibu V, ibu W, ibu Y, ibu N, ibu D, ibu

M, ibu Z, ibu H, I, dan ibu S di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung

Kota Bengkulu.

Dari hasil uji statistik Chi-Square(Continuity Correction) didapat

nilai χ2= 8,573 dengan nilai asymp.sig (p)=0,003. Karena nilai p<0,05

maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan yang signifikan

antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Sedangkan hasil uji statistik Contingency Coefficient didapat

nilai C=0,381. Nilai C=0,381 tersebut dibandingkan dengan nilai

Cmax=0,707. Karena nilai Cmax tidak jauh dengan nilai Cmax=0,707maka

hubungan tersebut dikatakan kategori sedang.


54

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di

Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu ternyata dari 61

orang responden terdapat 43 orang ibu (70,5%) tidak memberikan ASI

Eksklusif hal itu terlihat dari penjelasan ibu yang mengatakan bayinya

tidak hanya diberikan ASI saja. Sejak lahir bayi sudah diberikan susu

formula, madu, air putih dan air teh sedangkan pemberian makanan

tambahan seperti bubur atau nasi tim, pisang, bubur susu, biscuit

diberikan sebelum bayi berumur 6 bulan. Dan 18 orang ibu (29,5%)

yang memberikan ASI Eksklusif terlihat dari penjelasan ibu bahwa

bayinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan minuman dan

makanan lain sejak bayi lahir sampai bayi berumur 6 bulan.

ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara Eksklusif, yang

dimaksud secara Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6

bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk,

madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian tambahan makanan

lainnya, seperti pisang bubur susu, biscuit, bubur atau nasi tim (Wiji,

2013).

Memang telah dibuktikan bahwa ASI merupakan makanan

terbaik untuk bayi yang baru lahir karena ASI tidak hanya bergizi

untuk bayi, tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua
55

infeksi, dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Setiap ibu

menyusui memberikan jutaan sel darah putih bagi bayinya yang

membantu dirinya melawan segala macam penyakit. Dalam hal

kekebalan tubuh ini, prebiotik memiliki peranan signifikan dalam

mendorong kekebalan tubuh bayi (Wiji, 2013).

Kebijakan pemerintah terkait dengan pemberian ASI Eksklusif

ini juga dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif yaitu pasal 6

berbunyi “setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI

Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya.

b. Pengetahuan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di

Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu dari 61 orang

responden terdapat 31 orang ibu (50,8%) dengan pengetahuan kurang.

Hal tersebut dapat terlihat dari masih banyaknya ibu yang tidak

mengetahui apa itu ASI Eksklusif, manfaat pemberian ASI Eksklusif,

banyak sedikitnya ASI itu tergantung dari apa zat gizi yang terkandung

di dalam ASI.

Sedangkan responden dengan berpengetahuan cukup yaitu

berjumlah sebanyak 20 orang ibu (32,8%), hal ini terlihat dari sebagian

ibu sudah mengetahui apa itu ASI Eksklusif, manfaat pemberian ASI

Eksklusif, banyak sedikit ASI tergantung dari apa dan zat gizi yang

terkandung di dalam ASI. Serta sebanyak 10 orang ibu (16,4%)


56

dengan pengetahuan baik, hal ini terlihat sudah sebagian ibu sudah

mengetahui apa itu ASI Eksklusif, apa saja manfaat pemberian ASI

Eksklusif, kapan pemberian ASI Eksklusif, banyak sedikitnya ASI itu

tergantung dari apa, dan zat gizi yang terkandung didalam ASI.

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan ibu yang kurang tentang pemberian ASI eksklusif

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya pemberian

ASI kepada bayinya, dengan bekal pengetahuan yang benar, ibu akan

berpeluang lebih besar untuk termotivasi menyusui bayinya. Pekerjaan

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif,

banyak ibu khawatir terpaksa memberikan bayinya susu formula

karena ASI perah tidak cukup. Banyak alasan seseorang ibu tidak bisa

menyusui bayinya, salah satunya adalah produksi ASI tidak

mencukupi, dan takut ditinggal suami (Wiji, 2013).

c. Pekerjaan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di

Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu ternyata dari 61


57

orang ibu terdapat 39 orang ibu (63,9%) yang bekerja, hal ini terlihat

sebagian besar ibu melakukan kegiatan di luar rumah untuk

mendapatkan suatu penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup dan

22 orang ibu (36,1%) tidak bekerja dan tidak melakukan kegiatan

diluar rumah.

Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh

sehingga ini menjadi alasan ibu menggantikannya dengan susu

formula. Sebaiknya ibu yang bekerja menabung ASI perah sebelum

masuk kerja. Semakin banyak “tabungan” ASI perah ibu di freezer,

semakin besar peluang menyelesaikan program ASI Eksklusif (Wiji,

2013).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 31 orang ibu (50,8%)

yang berpengetahuan kurang terdapat dan 4 orang ibu memberikan

ASI Eksklusif diantaranya ibu M, ibu A, ibu H, dan ibu T, hal ini

dikarenakan ibu memperoleh informasi-informasi dari tetangga

mengenai ASI Eksklusif, mempunyai rasa bangga tersendiri bagi ibu

bisa menyusui bayinya, mendapat dukungan keluarga bahwa ASI itu

sangatlah penting. Dan 27 orang ibu tidak memberikan ASI Eksklusif,

hal ini dikarenakan kurangnya informasi-informasi khususnya tentang

pemberian ASI Eksklusif, tidak mengetahui manfaat dari ASI


58

Eksklusif, kapan pemberian ASI Eksklusif, zat gizi yang terkandung

dalam ASI, memberikan susu formula saat ASI tidak keluar setelah

melahirkan dan jarangnya mengikuti penyuluhan kesehatan yang

dilaksanakan oleh petugas kesehatan setempat serta masih ada ibu

yang beranggapan bahwa jika bayi hanya diberikan ASI saja bayinya

tidak kenyang.

Selanjutnya dari 20 orang ibu (32,8%) yang berpengetahuan

cukup terdapat 7 orang ibu memberikan ASI Eksklusif diantaranya ibu

B, Ibu N, ibu S, Ibu U, ibu O, ibu G, dan ibu K. Hal ini dikarenakan

ibu sudah cukup mengetahui manfaat ASI, kapan pemberian ASI

Eksklusif, zat gizi yang terkandung di dalam ASI, mendapat dukungan

dari keluarga bahwa pentingnya ASI. Dan 13 orang ibu tidak

memberikan ASI Eksklusif diantaranya ibu N, ibu Z, ibu Y, ibu A, ibu

K, ibu F, ibu O, ibu D, ibu W, ibu H, ibu L, ibu M, dan ibu T, hal ini

dikarenakan meskipun ibu dengan pengetahuan cukup tetapi produksi

ASI tidak mencukupi sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui

bayinya.

Sedangkan dari 10 orang ibu (16,4%) yang berpengetahuan baik

terdapat 7 orang ibu memberikan ASI Eksklusif diantaranya ibu O, ibu

T, ibu Y, ibu C, ibu A, ibu D, dan ibu L, hal ini dikarenakan ibu

mengetahui apa itu ASI Eksklusif, kapan pemberian ASI, manfaat

pemberian ASI Eksklusif, serta zat gizi yang terkandung di dalam ASI,

dengan begitu ibu mempunyai kesadaran dalam memanfaatkan


59

pengetahuannya. Dan 3 orang ibu tidak memberikan ASI Eksklusif

diantaranya ibu Y, ibu Z, dan ibu D. Hal ini dapat dikarenakan ibu

beranggapan ASI saja tidak cukup, sehingga ibu memberikan makanan

tambahan seperti susu formula agar anaknya tidak lapar.

Dari hasil uji statistik Chi-Square (Pearson Chi-Square)

menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu,

artinya bahwa semakin baik pengetahuan ibu maka ibu akan

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya atau sebaliknya semakin

kurang pengetahuan ibu maka ibu tidak akan memberikan ASI

Eksklusif pada bayinya.

Sedangkan dari hasil uji statistik Contingency Coefficient

menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif dikatakan kategori sedang, yang maknanya yaitu

pengetahuan bukan merupakan faktor utama dalam pemberian ASI

Eksklusif, melainkan ada faktor lain yang berhubungan dengan

pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung

Kota Bengkulu.

Hal ini sejalan dengan teori menurut Wiji (2013), bahwa ada

beberapa cara untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi, salah satunya adalah penyuluhan kesehatan tentang ASI

Eksklusif yang diberikan oleh tenaga kesehatan.


60

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012

tentang Pemberian ASI Eksklusif Pasal 6 yang berbunyi Setiap ibu

yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang

dilahirkannya dan Pasal 12 ayat (1) yang berbunyi setiap ibu yang

melahirkan Bayi harus menolak pemberian Susu Formula Bayi dan /

atau produk bayi lainnya.

Hasil penelitian ini sejalan teori Astutik (2014), yang

menyatakan bahwa salah satu yang menyebabkan rendahnya

pemberian ASI Eksklusif pada bayinya adalah pengetahuan ibu.

b. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 39 orang ibu (63,9%)

yang bekerja terdapat 33 orang ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif dan 6 orang ibu memberikan ASI Eksklusif. Hal ini terjadi

dikarenakan ibu sibuk dengan pekerjaan dan tidak memungkinkan

untuk membawa anak ke tempat bekerja dan bagi ibu yang

memberikan ASI Eksklusif ibu telah menyiapkan ASI perahan untuk

diberikan pada bayinya, sedangkan 22 orang ibu (36,1%) yang tidak

bekerja terdapat 12 orang ibu memberikan ASI Eksklusif dan 10 orang

ibu tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini dikarenakan adanya ibu

bayi yang takut penampilannya menjadi tidak menarik, kurangnya

dukungan dari suami dan keluarga, selain itu juga produksi ASI tidak

mencukupi.
61

Dari hasil uji statistik Chi-Square (Continuity Correction)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan

ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu. Artinya ibu yang bekerja cenderung tidak

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sebaliknya ibu yang tidak

bekerja cenderung memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.

Sedangkan dari hasil uji statistik Contingency Coefficient

menunjukkan bahwa hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif dikatakan kategori sedang, yang maknanya yaitu pekerjaan

bukan merupakan faktor utama dalam pemberian ASI Eksklusif,

melainkan ada faktor lain seperti dukungan keluarga, sosial budaya

dan paritas yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Penelitian ini sesuai dengan teori menurut Astutik (2014), yang

mengatakan bahwa seorang ibu yang bekerja masih dapat memberikan

ASI Eksklusif dengan dukungan pengetahuan yang cukup dan benar

dari ibu, perlengkapan memerah ASI, serta dukungan lingkungan

keluarga dan juga lingkungan tempat kerja. Bagi ibu yang bekerja ibu

masih tetap memberikan ASI-nya dengan membawa bayi ke tempat

bekerja dan biasanya ASI dapat diperah kemudian disimpan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15

Tahun 2013 Pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa dukungan program ASI

Eksklusif dilakukan melalui penyediaan fasilitas khusus untuk


62

menyusui atau memerah ASI dan pemberian kesempatan kepada ibu

yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau

memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal

128 ayat 2 disebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga,

pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh

dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Penyediaan fasilitas

khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja

dan tempat sarana umum.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Astutik (2014),

menyatakan bahwa kurangnya pemberian ASI Eksklusif dikarenakan

ibu bekerja sehingga tidak memungkinkan untuk memberikan ASI

Eksklusif pada bayi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan

pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Ratu Agung Kota Bengkulu maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari 61 orang ibu dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu mempunyai

pengetahuan kurang yaitu sebanyak 31 orang ibu (50,8%).

2. Dari 61 orang ibu dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu bekerja yaitu

sebanyak 39 orang ibu (63,9%).

3. Dari 61 orang ibu dapat diketahui bahwa masih banyak ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 43 orang ibu (70,5%).

4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu dengan katagori sedang.

5. Ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu dengan katagori sedang.

63
64

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat terutama para ibu dapat meningkatkan

pengetahuan dan wawasan seperti mengikuti promosi kesehatan atau

sosialisasi yang diadakan pihak instansi atau petugas kesehatan mengenai

pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

2. Bagi Instansi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam memberikan informasi tentang pemberian ASI Eksklusif

dan bagi pihak puskesmas agar dapat meningkatkan kegiatan promosi

kesehatan seperti tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif kepada

bayinya sejak lahir hingga usia 6 bulan pertama kehidupannya dan dapat

bekerja sama dengan masyarakat dalam memberikan ASI Eksklusif, serta

petugas kesehatan dapat meningkatkan kinerja dengan dalam memberikan

konseling.

3. Bagi Akademik

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan

sumber informasi untuk menambah pengetahuan mahasiswa STIKES Tri

Mandiri Sakti Bengkulu khususnya jurusan Kesehatan Masyaraka tentang

hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu.
65

4. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan

yang telah diperoleh dalam perkuliahan, sehingga penelitian hubungan

pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu dapat menjadi

pengalaman berharga, menambah wawasan baru yang dapat diterapkan

dalam kehidupan di masyarakat.

5. Bagi Peneliti Lain

Dapat menjadi referensi dan bahan masukan bagi peneliti

selanjutnya yang dapat menambah informasi maupun sumber pengetahuan

untuk membahas lebih luas tentang hubungan pengetahuan dan pekerjaan

ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. R. & Wulandari, D. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Anonim. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Astutik, S. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta Selatan: PT Salemba Medika.

Budiasih, K. S. (2008). Handbook Ibu Menyusui. Bandung: Hayati Qualita.

Dewi, V. N. L. & Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.


Jakarta: Salemba Medika.

Dinkes Kota Bengkulu. (2014). Profil Kesehatan Kota Bengkulu 2013. Bengkulu:
Dinas Kesehatan Kota.

Dinkes Provinsi Bengkulu. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun


2009. Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi.

______________________. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun


2010. Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi.
______________________. (2012). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun
2011. Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi.
______________________. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun
2012. Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi.
______________________. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun
2013. Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi.
Fitri, A. & Damayanti, F. (2012). Determinan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu
yang Mempunyai Bayi Umur 6-12 Bulan. Bandung: Refika Aditama.

Haryani, S. (2008). Alasan Tidak Diberikan ASI Eksklusif. Denpasar: Udayana.

IDAI. (2010). Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Kemenkes RI. (2013). Cakupan Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Maiza. (2008). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.

Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuperium Care”.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mubarak, W. I. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka


Cipta.

_____________. (2011). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novita. (2011). Teori-teori Dasar Pengetahuan. Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Tridasa Printer.

Roesli, U. (2013). ASI Eksklusif. Jakarta: PT Pustaka Pembangunan Swadaya


Nusantara.

Sant, E. (2014). Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta: Salsabila.

Sari, N. M. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI


Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Kedui Kabupaten Seluma.
Tidak diterbitkan, STIKES Tri Mandiri Sakti.

SDKI. (2012). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.

Siallagan, Y. Mutiara, E, & Yusad, Y. (2013). Faktor yang berhubungan dengan


Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi (0-6 bulan) di Kelurahan Bantan
Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013. Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Suherni, Widyasih, H., & Rahmawati, A. (2010). Perawatan Masa Nifas.


Yogyakarta: Fitramaya.

Sunarsih, T. & Dewi, V. N. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.

Walyani, E. S. (2015). Perawatan Kehamilan & Menyusui Anak Pertama agar


Bayi Lahir dan Tumbuh Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wawan & Dewi, M. (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, Sikap, dan
perilaku manusia. Jakarta: Nuha Medika.

Wiji, R. N. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
LAMPIRAN
Lampiran 1

BIODATA PENULIS

DATA PRIBADI

NAMA : SISKA SYNTIA ARISKAYANA


NPM : 1226020048
TTL : CURUP, 29 DESEMBER 1994
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : JL. H. ROHIM KELURAHAN KARANG ANYAR
KALI AKAR RT 003/ RW 004 KEC. CURUP TIMUR

NAMA ORANG TUA


AYAH : MUL YANA
IBU : SURYA NENGSIH (ALM)
JUMLAH SAUDARA : 4 (EMPAT) BERSAUDARA
NAMA SAUDARA : DONI FEBMULA, SE
DERI AGUSTIAN
NIKEN YOLANDA PUTRI

RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN 102 CURUP
SMP : SMPN 01 CURUP KOTA
SMK : SMKN 01 CURUP TIMUR
PT : PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
Lampiran 1

Lampiran 2

SURAT PENGANTAR MENJADI RESPONDEN

Perihal : Permohonan Menjadi Responden

Kepada Yth.
Calon Responden
Di –
Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa S1 Kesehatan
Masyarakat Tri Mandiri Sakti Bengkulu semester VIII (delapan) :
Nama : Siska Syntia Ariskayana
NPM : 1226020048
Akan melakukan penelitian Skripsi dengan judul “Hubungan
Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu”.
Sehubungan dengan hal diatas, saya mohon pada ibu untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian tersebut. Kerahasiaan atas semua informasi
yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk penelitian yang tidak akan
menimbulkan akibat bagi responden. Apabila Ibu bersedia dan menyetujui maka
dengan ini saya mohon kesediaan Ibu untuk mendatangani lembar persetujuan
terlampir.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.

Bengkulu, 2015
Peneliti
Siska Syntia Ariskayana
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Akan bersedia menjadi responden dalam kegiatan penelitian yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu”. Saya akan

bersedia memberikan jawaban pertanyaan kuesioner ini sesuai dengan kenyataan

yang sesungguhnya dan tanpa paksaan apapun.

Responden

(.........................................)
Lampiran 4
No Responden

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RATU AGUNG KOTA BENGKULU

A. Petunjuk Pengisian
1. Baca dan jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan
pengetahuan ibu dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya !
2. Berilah tanda (x) pada jawaban yang ibu anggap benar !
3. Jawaban yang jujur dari ibu sangat penting untuk penelitian ini
guna melakukan pengembangan program kesehatan.
4. Lembar kuesioner ini dikembalikan setelah pengisian seluruh
pertanyaan !

B. Pemberian ASI Ekslusif


Pertanyaan berikut adalah hal-hal yang berhubungan pemberian ASI Ekslusif:
1. Apakah bayi diberikan ASI saja sampai umur 6 bulan?
a. Ya, memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan
b. Tidak, memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan

C. Pekerjaan Ibu
Pertanyaan berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan ibu:
1. Apakah ibu masih tetap bekerja pada saat anak berumur 0-6 bulan
pertama kehidupannya?
a. Ya
b. Tidak
D. Pengetahuan Responden tentang Pemberian ASI Ekslusif
1. Apakah yang ibu ketahui tentang ASI Eksklusif ?
a. Memberikan ASI saja dari umur 0-6 bulan tanpa tambahan cairan
apapun seperti susu formula, madu, air putih, teh dan tambahan makan
seperti nasi tim, biskuit dan lain-lain
b. Memberikan ASI dari umur 0-6 dan cairan seperti madu, air putih
c. Memberikan ASI, susu formula
d. Memberikan ASI dan tambahan makanan
2. Apakah yang ibu lakukan terlebih dahulu sebelum menyusui bayinya?
a. Langsung berikan ASI
b. Mengelurkan sedikit ASI kemudian mengoleskan pada puting
c. Dilap dengan menggunakan kain
d. Mengoleskan madu pada puting susu ibu
3. Apa yang pertama kali ibu berikan saat bayi lahir ?
a. ASI saja
b. Madu dan ASI
c. Susu formula
d. ASI dan susu formula
4. Apakah manfaat pemberian ASI Ekslusif bagi bayi ?
a. ASI dapat membuat bayi menjadi tidak rewel
b. Mengandung zat protektif yang melindungi bayi dari berbagai kuman
penyakit
c. ASI menimbulkan alergi
d. ASI dapat membuat bayi menjadi gemuk dan sehat
5. Keuntungan menyusui bagi ibu adalah?
a. Mempercepat hubungan batin ibu dan anak
b. Dapat memperlambat proses pemulihn rahim keukuran semula
c. Dapat mengakibatkan pendarahan setelah melahirkan
d. Dapat membuat payudara ibu menjadi bengkak
6. Apa yang dilakukan ibu kepada bayinya bila ASI belum keluar lancar pada
hari 1-4 setelah melahirkan?
a. Memberikan susu formula sementara menunggu sampai ASI keluar
b. Memberikan madu
c. Terus menerus memberikan ASI pada bayi sampai ASI keluar lancar
d. Memberikan air putih sementara menunggu sampai ASI keluar
7. Sampai usia berapa bayi mndapatkan ASI saja tanpa makanan tambahan?
a. 4 bulan
b. 6 bulan
c. 2 tahun
d. Lebih dari 2 tahun
8. Mengapa hanya ASI saja yang diberikan pada bayi sampai usia 6 bulan?
a. Menghambat pengeluaran
b. Susu formula kurang baik bagi bayi
c. ASI mengandung semua zat kekebalan tubuh yang dapat mencegah
segala penyakit
d. Agar ASI diroduksi ibu tidak mubazir
9. Apakah yang dilakukan oleh ibu setelah menyusui agar bayi tidak muntah?
a. Menyendawakan bayi dengan menepuk punggung bayi secara
perlahan
b. Memberikan air putih
c. Menyusukan bayi kembali
d. Menidurkan bayi
10. Apakah gizi dalam ASI sudah memenuhi kebutuhan bayi?
a. Tidak, karena harus ada makanan tambahan
b. Sudah, karena ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi
c. Tidak, karena ASI hanya mengandung sedikit zat gizi
d. Sudah, karena dapat menaikkan berat badan bayi
(Modifikasi: Sari, 2014)
Lampiran 5
Lampiran 6

TABULASI DATA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RATU AGUNG KOTA BENGKULU

No Pengetahuan Pekerjaan Ibu Pemberian ASI Eksklusif


1 2 1 2
2 2 2 2
3 3 1 1
4 3 2 1
5 2 2 2
6 2 2 2
7 3 2 2
8 2 1 1
9 1 1 1
10 1 1 1
11 1 1 1
12 3 1 2
13 1 1 1
14 1 1 1
15 1 1 1
16 1 1 1
17 1 1 1
18 1 1 1
19 1 2 1
20 1 2 2
21 1 2 2
22 1 1 1
23 1 2 1
24 1 2 1
25 2 1 1
26 2 1 1
27 2 1 1
28 1 2 1
29 1 1 1
30 1 2 1
31 1 1 1
32 2 2 2
33 1 1 1
34 2 1 1
35 2 1 1
36 3 1 2
37 1 1 1
38 1 1 1
39 1 1 2
40 1 2 1
41 2 1 1
42 1 1 1
43 2 2 2
44 2 1 1
45 2 1 1
46 1 1 1
47 1 1 1
48 1 2 1
49 2 1 1
50 2 1 1
51 3 2 2
52 3 2 2
53 3 2 2
54 2 1 1
55 3 1 1
56 2 2 2
57 1 1 2
58 3 1 2
59 1 2 1
60 1 2 1
61 2 1 1

Keterangan :

1. Pengetahuan 1 = Kurang: jika hasil persentase jawaban benar <56%


2 = Cukup: jika persentase jawaban benar 56-75%
3 = Baik: jika hasil persentase 76-100%

2. Pekerjaan Ibu 1 = Bekerja


2 = Tidak Bekerja

3. Pemberian ASI Eksklusif 1 = Tidak: jika tidak memberikan ASI Eksklusif


2 = Ya: jika memberikan ASI Eksklusif
Lampiran 7
Frequency Table

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 31 50.8 50.8 50.8

Cukup 20 32.8 32.8 83.6

Baik 10 16.4 16.4 100.0

Total 61 100.0 100.0

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja 39 63.9 63.9 63.9

Tidak Bekerja 22 36.1 36.1 100.0

Total 61 100.0 100.0

Pemberian Asi Ekslusif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 43 70.5 70.5 70.5

Ya 18 29.5 29.5 100.0

Total 61 100.0 100.0


Crosstabs
Pengetahuan * Pemberian Asi Ekslusif

Crosstab

Count

Pemberian Asi Ekslusif

Tidak Ya Total

Pengetahuan Kurang 27 4 31

Cukup 13 7 20

Baik 3 7 10

Total 43 18 61

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)


a
Pearson Chi-Square 12.281 2 .002

Likelihood Ratio 12.053 2 .002

Linear-by-Linear Association 11.843 1 .001

N of Valid Cases 61

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,95.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .409 .002

N of Valid Cases 61
Pekerjaan Ibu * Pemberian Asi Ekslusif

Crosstab

Count

Pemberian Asi Ekslusif


Total
Tidak Ya

Pekerjaan Ibu Bekerja 33 6 39

Tidak Bekerja 10 12 22

Total 43 18 61

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 10.370 1 .001
b
Continuity Correction 8.573 1 .003

Likelihood Ratio 10.206 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear
10.200 1 .001
Association
b
N of Valid Cases 61

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,49.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .381 .001

N of Valid Cases 61
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14

DOKUMENTASI PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif


pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai