SKRIPSI
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2018
ABSTRAK
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atau limpahan rahmat
serta karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
Proliferasi pada Ibu Post Sectio Caesarea di Ruang Aster Rumah Sakit
bantuan dan arahan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun materil,
1. H. Mulyana, SH, M.Pd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana
Bandung.
Bandung.
6. Dosen serta Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kessehatan Bhakti Kencana Bandung.
7. Dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes selaku Direktur RSUD Kota Bandung yang
terselesaikan.
ini.
9. Bidan dan Mahasiswa Pbl di Ruang Aster yang telah banyak membantu
10. Keluarga besarku, ibu, ayah, adik – adikku yang selalu mewarnai hari – hari
indahku, Terima kasih atas dukungan moril maupun materil, do‟a dan cinta
11. Sahabat – sahabatku Hawa (Liani Oktaviani, Silvi Avriani, Nurul Latifah dan
Banyu Fitri Apriani) yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
12. Sahabat – sahabatku Biyono Kostan (Regina, Kak Indry, Kak Risna, Kak Evi,
Kak Intan, Kak Lela, Ayuk Gita, Dek Melda, Kak Maria, Kak Ghai, Nono)
yang telah meberikan dukungan dan motivasi dalam mengerjakan skrpsi ini.
13. Sahabatku Rina dan Kaka yang telah banyak membantu dalam penyusunan
15. Semua pihak yang turut membantu penulis yang tidak mungkin dapat
amal dan mendapatkan imbalan berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin.
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
datang. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
PERNYATAAN.................................................................................................iii
ABSTRAK.........................................................................................................iv
ABSTRACT........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
4.2 Pembahasan..........................................................................................................70
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................79
5.2 Saran.....................................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
serangkaian perubahan besar pada calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya
melalui jalan lahir, dimana terjadi pembukaan serviks yang progresif, dilatasi, atau
keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang - kurangnya setiap
lima menit dan berlangsung sampai 60 detik. (Aprillia, Yesie: 2010). Bentuk -
bentuk persalinan menurut Manuaba (2010) salah satunya persalinan buatan yaitu
perdarahan 28%, eslampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%.
Pada masa persalinan komplikasi paling tinggi terjadi pada persalinan yang
dilakukan dengan cara sectio caesarea, dengan kata lain sectio caesarea juga
merupakan risiko morbiditas dan mortalitas ibu lebih tinggi daripada persalinan
angka persalinan dengan metode sectio caesarea cukup besar yaitu sekitar 10%
sampai 15% dari semua proses persalinan. Angka kejadian sectio caesarea di
Indonesia menurut data survey nasional di tahun 2007 adalah 921.000 dari
insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin
dilahirkan melalui perut, dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dalam
keadaan utuh dan sehat (Harnawatiaj, 2008). Tindakan insisi pada persalinan
sectio caesarea ini menyebabkan luka sayat yang harus diperhatikan derajat
kesembuhan lukanya karena resiko tinggi terjadi infeksi, rupture uteri dan
pendarahan.
Ibu yang mengalami operasi caesar dengan adanya luka di perut sehingga
Banyak dokter dan tenaga medis yang menganjurkan pasien yang baru
disarankan untuk bisa menjaga kebersihan dan mobilisasi dini. Pada ibu yang
mengalami operasi caesar rasanya sulit untuk melakukan mobilisasi hal ini
disebabkan karena adanya luka setelah operasi menimbulkan nyeri dan biasanya
dirasakan setelah sadar dari pengaruh anastesi yang membuat pasien merasa takut
2010).
luka, usia, nutrisi, obat – obatan, penyakit penyerta, mobilisasi dini dan gaya
hidup (Eka putra, 2013, Kozier, 2011:312). Salah satu faktor yang mempengaruhi
proses penyembuhan luka adalah mobilisasi dini yang dipercaya dan terbukti
dapat meningkatkan proses peyembuhan luka. Mobilisasi dini pada pasien post
Dengan mobilisasi dini pasca operasi sectio caesarea diharapkan ibu nifas dapat
menjadi lebih sehat dan lebih kuat, membantu proses penyembuhan luka akibat
peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi Air Susu Ibu (ASI) dan
dini adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur
dan mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Hal ini penting
untuk kemandirian klien (Kozier, 2011). Mobilisasi dini tidak dilakukan dapat
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak
baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi
(Suryati, 2012). Mobilisasi dini dilakukan pada ibu post sectio caesarea secara
bertahap, biasanya dilakukan dalam waktu 6 jam post sectio caesarea (Suryani,
2010).
terdapat hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada post sectio
luka baik sebanyak 26 orang (80,8%). Sedangkan, yang mobilisasi dini kurang
normal pada tahun 2017 sebanyak 1989 dan ibu yang mengalami persalinan
dengan metode sectio caesarea sebanyak 913 ibu. Persalinan dengan metode
sectio caesarea sebanyak ± 45% dari persalinan normal. Dan data terakhir ibu
yang mengalami persalinan dengan metode sectio caesarea pada Bulan Februari
keadaan luka ibu post sectio caesarea. Didapatkan hasil observasi peneliti dan
bidan di ruang aster 3 ibu post sectio caesarea pada hari pertama melakukan
mobilisasi lebih dari 6 jam post sectio caesarea, 5 ibu post sectio caesarea ibu
pada hari ketiga melakukan mobilisasi lebih dari 8-24 jam dan 3 ibu post sectio
caesarea pada hari kelima tidak melakukan mobilisasi sesuai tahapannya. Dengan
keadaan luka pada POD3 ada yang sudah kering dan ada beberapa ibu dengan
luka masih banyak, seharusnya keadaan luka pada POD3 luka ibu sudah kering.
Salah satu alasan mengapa luka ibu belum kering dikarenakan ibu tidak
Cenderung ibu yang tidak mau melakukan mobilisasi dini disebabkan oleh
beberapa alasan, diantaranya ibu merasakan nyeri pada luka post sectio caesarea
membuat ibu malas dan takut untuk melakukan mobilisasi atau menggerakkan
badan dengan alasan takut jahitan lepas. Namun setelah operasi ibu diberikan obat
analgetik agar nyeri ibu berkurang, dan diberikan obat injeksi pada POD2.
Mengenai mobilisasi dini bila dibiarkan maka ibu yang melahirkan dengan sectio
sudah optimal.
Kondisi penyembuhan luka yang bagus setelah POD3, luka terlihat kering
menilai penyembuhan luka yang terutama dikembangkan oleh Davidson 1974 dan
kemudian dikaji oleh Carey yang terdiri dari lima item skor meliputi : redness,
dijahit. Alat tersebut akan digunakan oleh peneliti di luar negeri karena meliputi
lebih simpel dalam mengisi formatnya, menggunakan waktu yang tidak terlalu
melakukan mobilisasi dini post sectio caesarea telah menjadi masalah utama
Penyembuhan Luka Fase Proliferasi Pada Ibu Post Sectio Caesarea di Ruang
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui adakah hubungan mobilisasi dini
dengan penyembuhan luka fase proliferasi pada ibu post sectio caesarea di Ruang
Tujuan umum
mobilisasi dini dengan penyembuhan luka fase proliferasi pada ibu post sectio
Tujuan khusus
sectio caesarea di Ruang Aster Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung
proliferasi pada ibu post sectio caesarea di Ruang Aster Rumah Sakit
Manfaat teoritis
1) Bagi Peneliti
2) Bagi perawat
Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar dan sumber ilmu baru bagi
mobilisasi dini dengan penyembuhan luka fase proliferasi pada ibu post
sectio caesarea.
dalam memberi pelayanan yang optimal bagi ibu post sectio caesarea dalam
sectio caesarea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cynthia, 2009).
dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dalam keadaan
dinding uterus.
2.1.1.2 Etiologi
ekstraksi.
2.1.1.3 Komplikasi
sebagai berikut :
1) Infeksi puerperal
2) Perdarahan
jarang terjadi.
1) Indikasi mutlak
Indikasi Ibu
adekuatnya stimulasi
obstruksi
preeklampsia.
2) Indikasi relatif
(3) Distosia
(4) Fetal distress
diabetes
3) Indikasi Sosial
pengalaman sebelumnya.
panggul.
2. Kontra indikasi
1. Pre eklampsia
fungsi ginjal,
2. Sectio caesaria
1) Hemoglobin
2) Hematokrit
3) Leukosit
4) Golongan darah
bahan kimia, air panas, uap air, terkena api atau terbakar, listrik
dan petir.
berikut ini :
1) Luka Disengaja :
trauma.
1) Luka Akut :
bakar.
2) Luka Kronik :
kegagalan.
minor
ke putih
kolagen baru
menjadi :
epidermis
berikut :
1) Luka Stadium I, yaitu luka dengan lapisan epidermis
warna.
antara lain :
pembedahan.
berikut :
1) Fase Inflamasi :
(1) Fase ini dimulai pada saat terjadi luka, yang bisa
respon „inflamasi‟.
(utamanya neutrofil).
pada luka).
pada luka.
fibroplasia.
matrik baru.
terbuka.
sintesis kolagen.
remodeling.
3) Fase Maturasi atau Remodelling (24 hari-1 tahun)
keseimbangan :
dengan sendi.
matriks.
sembuh apabila:
kemudian dikaji oleh Carey yang terdiri dari lima item skor
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Skala REEDA Penilaian Penyembuhan Luka
buruk.
Kozler, 2011:312).
1. Keadaan luka
untuk menyatu.
2. Usia
darah.
3. Nutrisi
4. Obat – obatan
lambat sembuhnya
6. Gaya Hidup
7. Mobilisasi dini
Bare, 2008).
yaitu :
seseorang.
1. Sistem Muskuloskeletal
2. Sistem Kardiovaskular
3. Sistem Respirasi
4. Sistem Gastrointestinal
5. Sistem Metabolik
6. Sistem Urinary
aktivitas.
lama pulih.
berikut :
1. Pengetahuan
2. Emosi
berbicara.
3. Sosial
4. Fisik
5. Stimulus Lingkungan
untuk duduk.
luka baik sebanyak 19 orang (36,8%). Hasil uji statistik chi square
diperoleh ρ = 0,07, hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara
Caesarea.
2.2 Kerangka Konseptual
Bagan 2.1
Kerangka Konseptual
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA
FASE PROLIFERASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA
DI RUANG ASTER RSUD KOTA BANDUNG
Faktor – faktor Salah satu faktor penyembuhan luka yang paling baik
2. Mempercepat untuk dilakukan ad
proses
penyembuhan Luka :
Keadaan Luka involusi alat kandungan
Usia
Nutrisi Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan a
Obat – obatan Meningkatkan kelancaran peredaran darah
Penyakit penyerta ibu Mempercepat fungsi Air
Mobilisasi dini
Gaya hdiup SusuIbu(ASI)dan
pengeluaran sisa
metabolisme
Sumber : Modifikasi Manuaba (2010), Eka Putra ( 2013 ) dan Kozler ( 2011 )
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2014).
serangkaian perubahan besar pada calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya
melalui jalan lahir, dimana terjadi pembukaan serviks yang progresif, dilatasi,
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono,
luka sayat yang harus diperhatikan derajat kesembuhan lukanya karena resiko
tinggi terjadi infeksi, rupture uteri dan pendarahan. Salah satu yang berperan
dalam penyembuhan luka adalah mobilisasi dini yang dipercaya dan terbukti
luka, usia, nutrisi, obat – obatan, penyakit penyerta, mobilisasi dini dan gaya
hidup (Eka putra, 2013, Kozler, 2011:312). Mobilisasi dini merupakan suatu
aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis, karena hal itu esensial untuk
untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mencapai tujuan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Hal ini penting untuk kemandirian klien
tubuh dari satu tempat ke tempat lain yang harus dilakukan secara bertahap
Manfaat mobilisasi dini menurut Manuaba (2010) yaitu : Ibu menjadi menjadi
lebih sehat dan lebih kuat, mempercepat proses involusi alat kandungan,
Keadaan luka
Baik
Usia
Penyembuhan Luka dengan Skoring REEDA
Kurang Baik
Nutrisi
Buruk
Obat - Obatan
Penyakit Penyerta Gaya Hidup
Baik
Mobilisasi Dini
Buruk
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
H0 ditolak (ρ value < 0,05) yang artinya terdapat hubungan mobilisasi dini
dengan penyembuhan luka ibu post sectio caesarea di RSUD Kota Bandung.
mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lainnya atau satu objek
dengan objek lain. Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
2012).
1. Penyembuhan Luka
2. Mobilisasi Dini
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
oprasional
Variabel Independent
1 Mobilisasi Suatu Format Lembar 1. Baik Nominal
Dini kemampuan Cheklist observasi melakukan
pasien untuk (√) Ya = 1 mbolisasi
menggerakan Tidak = 0 dini bila nilai
tubuhnya persentase
secara bebas, didapatkan
mudah, hasil >50%
teratur 2. Buruk = tidak
dimulai dari melakukan
gerakan yang mbolisasi
sederhana dini bila nilai
sampai persentase
dengan didapatkan
gerakan yang hasil <50%
kompleks.
Variabel Dependent
2 Penyembu Penyembuha Cheklist Formulir 1. Jumlah Ordinal
han Luka n luka (√) REEDA skoring 0,
merupakan (Redness, penyembuha
suatu proses Odema, n luka baik
penggantian Ecchymo 2. Jumlah
jaringan yang sis, skoring 1-5,
mati/rusak Discharg penyembuha
dengan e, n luka kurang
jaringan baru Approxim baik
ation) 3. Jumlah
skoring >5,
penyembuha
n luka buruk
3.6.1 Populasi
(Sugiyono, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post sectio caesarea yang
3.6.2 Sampel
sendiri. (Sugiyono, 2013). Sampel penelitian ini yaitu ibu post section
caesarea yang berada di Ruang Aster di RSUD Kota Bandung dengan
Kriteri Inkusi :
Klien post sectio caesarea dengan keadaan umum dan TTV stabil
Kriteria eklusi :
n = 1+𝑁(𝑁 𝑑 )2
Keterangan :
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
berikut :
n = 1+𝑁(𝑁 𝑑 )2
122
n =1+122 (0,1)2
122
=1+122 (0,01)
122
=
1+1,22
122
=2,22
= 54,95
Bandung.
ibu post sectio caesarea di Aster RSUD Kota Bandung. Lalu peneliti
meminta persetujuan kepada ibu post sectio caesarea yang bersedia ikut
consent yang telah disediakan oleh peneliti. Untuk mobilisasi dini ibu diminta
untuk melakukan mobilisasi dini 6 jam setelah post sectio caesarea dilakukan
dilakukan yaitu suatu daftar untuk men”cek”, yang berisi nama subjek dan
hari pertama sampai hari ke tiga setelah operasi dilakukan, sedangkan untuk
luka ibu. Apabila terdapat kemerahan, bengkak, memar dan jaringan yang
tidak merapat, peneliti melakukan paper tape tegak lurus pada luka dan di
ukur. Pengeluaran cairan diamati dan diberi nilai sesuai tanda REEDA pada
yaitu penlight, sarung tangan, kapas/ kasa, bak instrumen, paper tape,
air DTT, temapat sampah, dan formulir REEDA. Selain itu REEDA
𝑛 (∑X𝑌) − (∑X)(∑𝑌)
𝑟 xy √[𝑛. ∑X2 − (∑X)2]. [𝑛. ∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
Keterangan :
X = skor item
Y = skor total
N = jumlah responden
(Arikunto, 2010)
koefisien -α cronbach:
∑ 2
α=( 𝑘
)(1 - )
𝑘−1
𝑆 2𝑥
Keterangan :
k = jumlah item
observasi.
pemeriksaan
2) Penlight
3) Bak instrument
5) Paper tape
6) Air DTT
8) Formulir REEDA
5. Letakkan paper tape tegak lurus pada luka. Ukur dengan paper tape
6. Beri nilai sesuai dengan penuntun penilaian skala REEDA (0: tidak
terdapat edema (0: tidak ada, 1 <1cm insisi, 2: 1-2cm dari insisi, 3:
12. Beri nilai sesuai dengan penuntun penilaian skala REEDA. Jika
1cm atau unilateral 0,5-2cm dari, 3: bilateral lebih dari 1cm atau
14. Beri nilai sesuai dengan penuntun penilaian skala REEDA. Jika
purulent)
1. Editing
2. Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
3. Tabulating
agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk sajian
dan dianalisis.
4. Cleaning
diteliti.
2014). Tujuan dilakukan analisa data dalam penelitian ini yaitu untuk
1. Analisa Univariat
caesarea.
Selanjutnya hasil pengkajian luka di kelompokan menjadi 3
Keterangan:
P : Presentasi
F : Jumlah penyembuhan luka yang baik/ jumlah
caesarea.
sebagai berikut :
P : Presentasi
f : Frekuensi
n : Jumlah nilai maksimal responden
(Arikunto, 2010)
2. Analisa Bivariat
(F0 − Fh)2
𝑥2 = ∑ Fh
x2 : Chi kuadrat
(Sugiyono, 2011)
1. Informed Consent
maupun tertulis.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)