Anda di halaman 1dari 56

PENANGANAN KEJADIAN

LUAR BIASA (KLB) INFEKSI


DI RUMAH SAKIT

Muchlis Achsan Udji Sofro


Seksi KLB Komite PPI RSUP Dr Kariadi Semarang

1
2
CDC Outbreak Infectiouse Diseases:
• US Monkeypox (Mei 2022)
• Hepatitis cases of unknown origin in children under 10 years of age,
(October, 2021)
• Corona virus (Januari 2020)
• Measles outbreak (Januari 2019)

3
DEFINISI

• Dicurigai KLB bila ada 2 atau lebih kasus  infeksi yang sama, tanpa
menunggu konfirmasi laboratorium

4
DEFINISI
• Dicurigai KLB bila ada 2 atau lebih kasus  infeksi yang sama, tanpa
menunggu konfirmasi laboratorium
• Kejadian luar biasa (KLB), bila terdapat dua atau lebih kasus infeksi:
• terdapat satu kasus yang dapat mengakibatkan kondisi yang berat atau
berpotensi menimbulkan penularan harus dianggap sebagai telah terjadi
outbreak (KLB) contoh :
• flu burung : Avian Influenza,
• SARS : Severe acute respiratory syndrome
• Covid-19

5
PENGERTIAN KLB
• Kejadian yang melebihi  keadaan biasa pada satu/sekelompok
masyarakat tertentu. (MacMahon and  Pugh, 1970; Last, 1983,
Benenson,1990),
• Peningkatan  frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu,
pada tempat dan musim atau tahun yang sama (Last, 1983).

6
Undang-Undang Wabah , 1969:
• Wabah : Kejadian  Luar  Biasa  (KLB):  
• peningkatan kejadian • timbulnya kejadian
kesakitan/kematian, yang kesakitan/kematian dan atau
 meluas secara cepat baik dalam meningkatnya kejadian
jumlah kasus maupun luas kesakitan/kematian yang
daerah penyakit, dan dapat   bermakna secara epidemiologis
menimbulkan malapetaka.  pada  suatu kelompok
penduduk  dalam kurun waktu
 tertentu

7
8
• KLB Akut: keadaan KLB yang berkembang dengan cepat dalam
hitungan jam
• contoh : keracunan makanan karena toksin

9
• KLB Akut: keadaan KLB yang berkembang dengan cepat dalam
hitungan jam
• contoh : keracunan makanan karena toksin

• KLB tidak akut: keadaan yang terjadi dalam hitungan hari atau minggu
untuk terjadinya penyebaran
• contoh : influensa, salmonela

10
11
KRETERIA KERJA KLB
1. Timbulnya penyakit yg sebelumnya tdk ada atau tdk dikenal,1 kasus =
KLB.
2. Peningkatan Kesakitan/kematian selama 3 kurun waktu berturut- turut
3. Peningkatan Kesakitan/kematian meningkat 2 kali atau lebih dibanding
Periode waktu sebelumnya
4. Jumlah penderita baru rata2 dalam sebulan menunjukkan kenaikan 2 x
dibandingkan angka rata2 pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
5. Angka kematian (CFR) suatu penyakit pada kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50 % dari waktu sebelumnya.

12
Mendeteksi Kejadian luar biasa:
1. Surveilence secara teratur dan terprogram  mendeteksi
peningkatan jumlah insiden yang mengarah kejadian luar biasa
dengan cepat
2. Peningkatan jumlah insiden dapat diketahui dengan adanya
pelaporan dari Staf fungsional di ruangan

13
Mendeteksi Kejadian luar biasa:
1. Surveilence secara teratur dan terprogram  mendeteksi
peningkatan jumlah insiden yang mengarah kejadian luar biasa
dengan cepat
2. Peningkatan jumlah insiden dapat diketahui dengan adanya
pelaporan dari Staf fungsional di ruangan
3. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dapat melaporkan bila
mendapatkan  peningkatan insiden penyakit tertentu
1. Metyciline Resistence Staphylococcus aureus (MRSA)
2. Extendet Spectrume Betalactamase (ESBL)

14
15
1. Pengawas air dan makanan rumah sakit dapat melaporkan bila
terdapat keluhan pasien mengenai kualitas air dan makanan 
2. Petugas kesehatan dapat melaporkan bila terdapat pengingkatan
insiden penyakit tertentu

16
1. Pengawas air dan makanan rumah sakit dapat melaporkan bila
terdapat keluhan pasien mengenai kualitas air dan makanan 
2. Petugas kesehatan dapat melaporkan bila terdapat pengingkatan
insiden penyakit tertentu

• Bila terjadi kejadian luar biasa, petugas yang medapatkan  kejadian ini
dapat melaporkan temuannya kepada Komite PPI satgas 
pengendalian KLB infeksi.

17
18
Hal yang dikondisikan sebagai kejadian
luar biasa (KLB) infeksi:
• kasus MRSA
• kasus ESBL
• MDRO : Multi Drug Resistance Organism
• Re-emerging disease : Antrax

19
Hal yang dikondisikan sebagai kejadian
luar biasa (KLB) infeksi:
• kasus MRSA (Methycilin Resistance Staphyiloccous Aureus)
• kasus ESBL (Extended spectrum beta lactamase)
• MDRO : Multi Drug Resistance Organism
• Re-emerging disease : Antrax

• Kejadian infeksi nososkomial : Health care associated infection


• Antibiotic associated diarrheae  (AAD) / diare yang berhubungan dengan
antibiotik (DBA ) : Clostridium deficile
• Difteri

20
OMICRON
21
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1501/Menkes/Per/X/2010 Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah 
• 1. Kolera
• 2. Pes
• 3. Demam Berdarah Dengue (DBD)
• 4. Campak
• 5. Polio
•  6. Difteri
• 7. Pertusis
• 8. Rabies
• 9. Malaria
• 10. Avian Influenza H5N1
22
• 11. Antraks
• 12. Leptospirosis
• 13. Hepatitis
• 14. Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009
• 15. Meningitis
• 16. Yellow Fever
• 17. Chikungunya

23
Penyebabaran KLB/infeksi rumah sakit:
• Kontak langsung atau tidak langsung
• Droplet
• Common Source Vehicle
• Udara
• Cairan dan makanan yang tercemar
• Lingkungan yang kotor
• Peralatan
• Petugas
• Tanah
• Produk yang tercemar
• Peralatan yang tercemar

24
Memastikan KLB HAIs dan pseudo KLB
HAIs:
• Surveilans rutin sehingga KLB segera terdeteksi  data dasar
incidence rate
• Pelaporan dari dokter, perawat tentang peningkatan kasus penyakit
menular
• Petugas laboratorium menemukan peningkatan jumlah kuman
patogen

25
Satgas pengendalian KLB infeksi
• Direktur rumah sakit sebagai penanggung jawab

• Ketua satgas sebagai koordinator (ex officio  kabid  pelayanan medis)

• Sekertaris satgas

26
Satgas pengendalian KLB infeksi
• Direktur rumah sakit sebagai penanggung jawab
• Ketua satgas sebagai koordinator (ex officio  kabid  pelayanan medis)
• Sekertaris satgas

• Koordinator Pelayanan Medis


• Koordinator Keperawatan 
• Kepala Instalasi Laboratorium 

27
Satgas pengendalian KLB infeksi
• Direktur rumah sakit sebagai penanggung jawab
• Ketua satgas sebagai koordinator (ex officio  kabid  pelayanan medis)
• Sekertaris satgas

• Koordinator Pelayanan Medis


• Koordinator Keperawatan 
• Kepala Instalasi Laboratorium 

• Kepala KSM/SMF terkait (Anak, Penyakit Dalam)


• Dokter Spesialis (Konsultan Penyakit Tropik Infeksi)   
• Sub bagian epidemiologi
• Kepala Ruang 
• Koordinator Hubungan Masarakat 

28
Fungsi satgas pengendalian KLB infeksi:
1. Memutuskan apakah terjadi  KLB atau tidak

29
Fungsi satgas pengendalian KLB infeksi:
1. Memutuskan apakah terjadi  KLB atau tidak

2. Mengambil langkah yang dianggap perlu untuk pengelolaan pasien


selanjutnya selama KLB masih berlangsung

30
Fungsi satgas pengendalian KLB infeksi:
1. Memutuskan apakah terjadi  KLB atau tidak

2. Mengambil langkah yang dianggap perlu untuk pengelolaan pasien


selanjutnya selama KLB masih berlangsung

3. Mengkaji dampak KLB dan melaporkan serta melakukan tidakan yang


dianggap perlu, dan bila perlu medelegasikan tugas yang harus segera
dilakukan

31
• Pertimbangkan  perlunya meminta pertolongan dari badan lain yang
berkompeten.

• Pastikan informasi melewati satu pintu, dan memutuskan dari siapa komando
boleh diberikan

•  

32
• Pertimbangkan  perlunya meminta pertolongan dari badan lain yang berkompeten.

• Pastikan informasi melewati satu pintu, dan memutuskan dari siapa komando boleh
diberikan

• Jalin komunikasi dengan Kementrian  kesehatan

• Putuskan kapan kondisi KLB berakhir

• Pelaporan dan sosialisasi evaluasi KLB  semua pihak yang terkait


•  

33
Keadaan yang berpotensi KLB infeksi:
• Ensephalitis akut
• Anthrax
• Cacar air
• Exantema

34
Keadaan yang berpotensi KLB infeksi:
• Ensephalitis akut
• Anthrax
• Cacar air
• Exantema

• Kolera
• Konjungtivitis bakteri maupun virus
• Diare yang disebabkan karena infeksi
• Dipteria

35
Keadaan yang berpotensi KLB infeksi:
• Keracunan makanan
• Leptospirosis
• Malaria

36
Keadaan yang berpotensi KLB infeksi:
• Keracunan makanan
• Leptospirosis
• Malaria

• Meningitis
• Parotitis
• Opthalmia neonatorum
• Fever of unknow origin (FUO)

37
Keadaan yang berpotensi KLB infeksi:
• Akut flasid paralisis ( polio)
• Rubela
• Rabies
• Tetanus

38
Keadaan yang berpotensi KLB infeksi:
• Akut flasid paralisis ( polio)
• Rubela
• Rabies
• Tetanus

• Tuberkulosis
• Dengue hemoragic fever (DHF)
• Hepatitis virus
• Pertusis

39
Bakteri potensial KLB:
• Meticilin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)
• Streptococcus Beta-Hemolitikus group A\
• Penisilin resistant streptococcus pneumonia (PRP)
•  Enterococcus dengan Beta-lactamase 

Spesies salmonela
Multi drug resisten organisme  (MDRO)
Resisten pseudomonas aeruginosa 
Semua bakteri yang memiliki resistensi yang tidak biasa

40
Virus potensial KLB
• Rotavirus

• Adenovirus

• Varicella Herpes zoster  virus

• OMICRON
41
Langkah yang perlu dilakukan saat KLB

Petugas harus segera lapor ke Kepala ruang

Kepala ruang  hubungi Satgas penanggulangan KLB infeksi

Satgas KLB tindaklanjuti pelaporan


 lakukan penyelidikan awal
 ambil assesment

Bila keadaan yang didapat bukan berpotensi KLB


 catat dan laporkan pada rapat evaluasi mingguan untuk tindak lanjut
42
Bila keadaan yang dilaporkan berpotensi KLB infeksi
satgas adakan rapat koordinasi dalam waktu maksimal 1 x 24 jam,
Putuskan apakah kondisi ini KLB infeksi atau bukan

Bila bukan KLB


satgas akan menindaklanjuti
dengan berikan informasi kepada ruangan yang bersangkutan

43
Bila kondisi yang ada disinyalir KLB
 satgas rapat pleno putuskan bahwa ini adalah KLB

lakukan tindakan yang dianggap perlu:


mengisolasi ruangan yang dicurigai KLB infeksi
Tidak memasukkan pasien baru ke ruangan  tersebut
melarang ruangan untuk dikunjungi

44
45
Lakukan tindakan pengendalikan

Putuskan kapan kondisi KLB berakhir


dan informasikan pada pihak yang terkait

Lakukan pelaporan dan evaluasi


 Tindak lanjuti dengan adakan sosialisasi
 dan pelatihan yang diperlukan.

46
Contoh Penentuan KLB

47
2021

2022 49
2020

2021
2022

2022
55
Terimakasih

56

Anda mungkin juga menyukai