Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) INFEKSI

RUMAH SAKIT

DAFTAR ISI

DAFTAR HALAMAN
i KATA PENGANTAR
ii SAMBUTAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
iii DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
iv PEDOMAN PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA
1 A. Pendahuluan
1 B. Definisi
 1 C. Maksud dan Tujuan
 2 D. Langkah Investigasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat Nyalah kami dapat menerbitkan buku Pedoman Penanganan
Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi diRumah Sakit Tria Dipa, yang merupakan
salah satu sarana untuk dapat melaksanakan upaya pencegahan pengendalian
infeksi rumah sakit pada pasien, petugas, pengunjung maupau masyarakat
sekitarnya. Perlu disadari bahwa masih kurangnya pelaksanaan pengendalian
infeksi di rumah sakit sangat terkait dengan komitmen para pimpinan rumah sakit,
seluruh staf serta para klinisi di rumah sakit. Infeksi rumah sakit atau infeksi
nosokomial pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun mungkin tidak dapat
dihilangkan sama sekali. Perlu juga disadari bahwa akibat dari infeksi rumah sakit
atau infeksi nosokomial dapat berdampak pada pasien maupun rumah sakit itu
sendiri. Lama hari rawat akan meningkat, biaya perawatan akan bertambah,
pendapatan rumah sakit menurun, mutu dan citra rumah sakit akan menurun
bahkan dapat menimbulkan tuntutan hukum. Untuk itu tim penyusun telah
menyusun Buku Pedoman Penanganan Kejadian Luar Biasa(KLB) Infeksi di
rumah sakit yang aplikatif sehingga diharapkan upaya tersebut dapat dilakukan
optimal. Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna, dan kami
mengharapkan adanya masukan bagi penyempurnaan buku ini dikemudian hari.

Kami tim penyusun mengucapkan terima kasih dan harapan kami agar buku
ini dapat dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 2 Mei 2015

Tim Penyusun Sambutan Direktur Rumah Sakit


SAMBUTAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

Pasien yang dirawat di rumah sakit, khususnya yang mendapat tindakan atau
pemasangan peralatan medis sangat beresiko untuk timbulnya infeksi rumah sakit
atau infeksi nosokomial. Bahkan bukan pasien saja yang beresiko terjadi infeksi
nosokomial tapi para petugas kesehatan dan masyarakat sekitarpun dapat beresiko
mendapatkan infeksi nosokomial, jika pencegahan dan pengendalian infeksi tidak
dilaksanakan dengan baik dan benar. Rumah sakit harus mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab,bermutu, transparan dan profesional
terhadap pasien maupun petugas kesehatan dan masyarakat sekitar.
Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang
melindungi pasien dari kesalahan pelayanan kesehatan menjadi tantangan yang
harus di antisipasi para praktisi pelayanan kesehatan denganpeningkatan kualitas
secara menyeluruh. Demikian juga petugas kesehatan harus dilindungi dari
timbulnya resiko infeksi nosokomial akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu
programpencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang melibatkan
berbagai unsur mulai dari para pimpinan , staf sampai petugaskebersihan menjadi
sangat penting. Saya menyambut baik Buku Pedoman Penanganan Kejadian Luar
Biasa(KLB) Infeksi di Rumah Sakit, yang merupakan salah satu sarana dalam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang dapat diterapkan secara optimal.
Terima kasih saya ucapkan kepada segenap tim penyusun dan semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan buku pedoman ini.

Jakarta, 11 Mei 2015

Direktur Rumah Sakit Tria


Dipa Dr.Dewo Aksoro Affandi
Sp.THT
Daftar Singkatan dan Istilah

Cost effectiveness : Pembiayaan yang efectif


CDC : Center for Diseases Control
EID : Emerging Infectious Diseases ( penyakit infeksi yang baru muncul)
Good Clinical : Penatalaksanaan klinikal yang baik
Governance House keeping : Petugas kebersihan ruangan
IADP : Infeksi Aliran Darah Primer
( BSI / Blood stream infection)
ILO : Infeksi Luka Operasi ( SSI / Surgical Site Infection)
IPSRS : Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
ISK : Infeksi Saluran Kemih
( UTI / Urinary Tractus Infection
IP : Isolation Precaution / kewaspadaan isolasi
IPCM : Infection Prevention and Control Manual / Manual Pengendalian dan
pencegahan infeksi
IPCN : Infection Prevention and Control Nurse / perawat pengendalian dan
pencegahan infeksi
IPCL : Infection Prevention and Control Link Nurse IPCO : Infection Prevention
and Control Officer
PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
PPIRS : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
SOP : Standard Operational Prucedure ( Standar Operasional Prosedur
SPDP : Survey Point Daerah Pengamatan
TPPI : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
UP : Universal Precaution
VAP : Ventilator Associated Pneumonia
WHO : World Health Organization
PEDOMAN PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) INFEKSI
RUMAH SAKIT

A. PENDAHULUAN
Status Kejadian Luar Biasa (KLB) diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004; Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu. Kejadian Luar Biasa harus diidentifikasi dan diinvestigasi dengan
tepat, hal ini sangat penting untuk menetapkan mortalitas, biaya dan citra
institusi. Investigasi Kejadian Luar Biasa akan dapat memperbaiki
perawatan pasien secara terus menerus. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa
( KLB) merupakan hal yang penting untuk membatasi penyebaran
mikroorganisme oleh petugas kesehatan atau material yang terkontaminasi.
Suatu masalah Kejadian Luar Biasa pada awalnya dapat diidentifikasi oleh
perawat , dokter, mokrobiologis atau petugas lainnya. Investigasi yang tepat
diperlukan identifikasi sumber dari Kejadian Luar Biasa dan tindakan
pengendalian.

B. DEFINISI
Kejadian Luar Biasa atau Epidemik adalah peristiwa merebaknya suatu
wabah penyakit dalam suatu area geografik, termasuk jika ada satu kasus
yang tidak biasa terjadi. Pandemi adalah suatu epidemik yang menyebar di
beberapa negara dan mengenai banyak orang. Endemik adalah penyakit yang
sudah biasa terjadi / dalam batas biasa dalam suatu area geografik seperti
rumah sakit. Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputisan
Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan, suatu kejadian dinyatakan luar biasa
jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya ( jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit / kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya ( jam, hari, minggu, bulan, tahun)
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari investigasi Kejadian Luar Biasa adalah untuk
mengidentifikasi cara mencegah transmisi lebih lanjut atau KLB penyakit:
1. Identifikasi agen penyebab
2. Temukan sumber infeksi dengan mempelajari kejadian penyakit antara
orang, tempat dan waktu.
3. Formulasikan rekomendasi untuk mencegah transmisi lebih lanjut.

D. LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


Komite PPI melakukan langkah-langkah sebagai berikut untuk investigasi
dugaan KLB penyakit infeksi. Langkah-langkah berikut ini tidak selalu
berurut.

1. Verifikasi apakah KLB itu nyata ada Bandingkan jumlah kasus saat ini
dengan data dasar insiden yang biasa ( bulan atau tahun sebelumnya).
Jika data lokal tidak ada, bandingkan dengan data nasional yang ada atau
literatur, namun data ini mungkin tidak sesuai dengan situasi lokal

2. Buat diagnosa kasus yang dilaporkan ( identifikasi agen) Tentukan kasus


berdasarkan factor-faktor umum sebagai berikut
a. Populasi risk faktor ( umur, ras, sex, status sosioekonomi)
b. Data klinik ( onset tanda gejala, frekwensi dan durasi dari
gambaran sehubungan dengan KLB, tindakan dan peralatan kesehatan
yang digunakan ).
c. Hasil Laboratorium.

3. Cari kasus lain yang mungkin terjadi sebelumnya atau pada saat ini.
Kumpulkan data kritikal dan informasi specimen dari:
a. Laporan Laboratorium
b. Medikal rekord
c. Charts pasien
d. Staf dokter, perawat
e. Data kesehatan umum
4. Karateristik kasus
a. Kumpulkan dan organisasikan informasi yang tersedia ( waktu,
tempat dan orang) untuk di analisa · Waktu · Periode tepat KLB ·
Periode kemungkinan terpapar · Tanggal onset penyakit untuk kasus,
gambar curve dari epidemik · Apakah KLB umum sumber ( sumber satu
titik) atau menyebar · Tempat · Pelayanan, bangsal, ruang operasi ·
Cluster kasus · Orang · Karateristik pasien ( umur, sex, penyakit
penyerta) · Kemungkinan paparan ( staf perawatan, dokter, pasien infeksi)
· Terapetik ( prosedur invasif, obat – obatan, antibiotika) · Populasi
berisiko.
b. Hitung Rate · Insiden rate : jumlah kasus baru yang terjadi di
populasi selama periode waktu spesifik dibagi jumlah orang yang terexposed
berisiko berkembang penyakit selama waktu tertentu · Attack rate: jumlah
orang yang berisiko terinfeksi dibagi jumlah orang yang berisiko. Attack
dapat juga distratifikasikan dengan karateristik yang relefan seperti umur ,
sex, lokasi atau terpapar dengan yang spesifik ( ventilasi mekanik,
kateterisasi, ruang operasi, terpapar pekerjaan).

5. Formulasikan hipotesis tentang penyebab KLB dari epidemiologikal dan


data klinik . Buat dugaan yang terbaik untuk menjelaskan observasi.
Hipotesis harus menjelaskan kasus mayoritas.

6. Uji Hpotesis
a. Banyak investigasi tidak mencapai tahapan ini, investigasi hanya
berakhir dengan gambaran epidemiologi dan kemudian masalah berlalu
tanpa intervensi atau tidak memerlukan studi khusus. Apakah investigasi
dilaksanakan atau tidak, phase ujin hipotesis adalah fungsi personil yang
tersedia, beratnya masalah dan sumber alokasi dana
b. Contoh situasi yang harus dipelajari · Infeksi sehubungan dengan
produk komersial · Infeksi sehubungan dengan penyakit
c. Analisa data berasal dari kasus investigasi. Tentukan sumber
transmisi dan faktor resiko sehubungan dengan penyakit
d. Saring hipotesis dan lakukan studi tambahan jika perlu.
7. Tindakan pengendalian institusi dan tindak lanjut bertujuan:
a. Mengendalikan KLB saat ini dan putuskan rantai transmisi
b. Mencegah KLB yang sama. Dengan Cara: · Hilangkan sumber
kontaminasi, contoh buang makanan yang terkontaminasi · Lepaskan
personil dari paparan · Lakukan disinfeksi lingkungan sebagai sumber
yang terkontamiasi · Terapi personil yang terkontaminasi · Memutus
mata rantai dengan cara isolasi pasien dan lakukan kewaspadaan standar

8. Evaluasi tindakan pengendalian


a. Kasus berhenti atau kembali ke data dasar
b. Tidak ada perubahan tejadi ( re evaluasi kasus)
c. Gunakan kesempatan KLB untuk me review dan memperbaiki
praktek rumah sakit yang mana dapat berkontribusi pada waktu yang
akan datang.
9. Komunikasikan dan catat laporan terakhir
a. Selama investigasi KLB, waktu, data akurat harus dikomunikasikan
kepada administrasi rumah sakit, dinas kesehatan setempat. Beberapa kasus
dapat diinformasikan kepada khalayak umum dan media dengan persetujuan
tim KLB, administrasi.
b. Laporan akhir pada investigasi KLB dipersiapkan menggambarkan
KLB, intervensi dan efektif dan ringkasan konstribusi dari partisipasi setiap
anggota tim investigasi, juga termasuk rekomendasi pencegahan dimasa
datang.
Laporan ini dipublikasikan pada literatur medikal dan
mempertimbangkan segi aspek legal dokumentasi.

Dibuat di Jakarta, 11 Mei 2015 KPPIRS

Anda mungkin juga menyukai