Tentang
PANDUAN PENANGANAN DAN PENGENDALIAN
KEJADIAN LUAR BIASA
BAB I
PENDAHULUAN
1
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Meningkatkan mutu layanan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
melalui pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, yang dilaksanakan oleh semua dapartemen / unit di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko,
dan penangan Kejadian Luar Biasa (outbreak).
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
a. Menanggulangi dan mengendalikan KLB yang sedang terjadi
b. Mencegah kemungkinan terjadinya KLB serupa dimasa yang akan datang
2
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1 PENGERTIAN
Kejadian luar biasa adalah adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan
atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu. Dapat juga bermakna kejadian infeksi yang meningkat diluar keadaan biasa dalam
suatu periode pada kelompok orang / pasien tertentu.
1. Produk tercemar
KLB disebabkan karena tercemarnya produk atau peralatan yang digunakan oleh pasien.
Produk yang dapat tercemar antara lain cairan infus, produk transfusi, cairan dialisis,
yang merupakan produk yang langsung masuk ke pembuluh darah, maupun produk
sewaktu pemakaian, misalnya disinfektan, susu bayi.
2. Peralatan tercemar
Tercemarnya peralatan dapat disebabkan pencucian dan tindakan disinfeksi tidak benar,
mesin pencuci automatik tidak bekerja dg baik dan penanganan peralatan steril yang tidak
benar.
3
4. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan merupakan carrier S.aureus, Streptococcus hemolitik
grupA, Candida, Hepatitis B/C, HIV dan menularan penyakitnya pada pasien.
5. Lingkungan
Lingkungan yang seringkali menjadi sumber pencemaran penyakit pada KLB adalah air
dan tanah. Pada air yang tercemar dapat ditemukan bakteri Pseudomonas, Acinetobacter,
Mycobacteria other than TB (MOTT) dan Legionella. Sedangkan organisme yang
seringkali didapatkan pada tanah adalah Aspergillus sp.
4
BAB III
KEBIJAKAN
5
12. Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pembuangan limbah
harus dilaksanakan secara tertib dan disiplin sesuai peraturan yang berlaku
13. Setiap pajanan terhadap benda tajam dan jarum maupun cairan tubuh pasien kepada
petugas didokumentasikan untuk dievaluasi
14. Sebagai pengawasan terhadap batas kadaluarsa obat dan alat, maka dalam
penyimpanannya dicantumkan tanggal kadaluarsa
15. Alat kesehatan “single use” yang memungkinkan dapat dilakukan “reuse” dengan tetap
memperhatikan sterilitas dan fungsi alat
16. Kamar jenazah Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda hanya menyediakan pelayanan
transisi selama 2 jam dengan tetap memperhatikan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi
6
BAB IV
TATA LAKSANA
Bila didapatkan Kejadian Luar Biasa maka Rumah Sakit segera membentuk Tim Pengendali
KLB. Tim Pengendali ini diketuai oleh Infection Prevention and Control Officer Rumah Sakit
Ibu dan Anak Puri Bunda
dan beranggotakan :
7
laboratorium untuk jenis spesimen dan biaya, serta menyiapkan peralatan kesekretariatan
yang diperlukan (komputer, kamera, dll).
Pada KLB didapatkan peningkatan jumlah kasus/insidens suatu penyakit. Angka ini
didapatkan dengan cara membandingkan kasus/insidens dengan jumlah kasus/insidens
pada minggu, bulan atau beberapa tahun sebelumnya dalam periode waktu yang sama.
Harus selalu diingat bahwa peningkatan jumlah kasus insidens dibandingkan periode
waktu sebelumnya belum tentu merupakan suatu KLB. Selain karena KLB
peningkatan seperti ini dapat disebabkan antara lain :
8
3. Definisi Kasus
Kasus yang ditentukan sebagai KLB dinilai kriteria diagnosanya baik secara klinis
maupun dengan menilai hasil pemeriksaan laboratoriumnya. Setelah itu ditentukan
klasifikasi individu yang menderita infeksi. sebaiknya dilakukan perbandingan
Sensitivitas dan Spesifisitas terhadap kultur kuman dan melakukan isolasi setiap
sumber yang diduga menyebabkan infeksi cairan, alat medis.
Kriteria klinis
Bedakan menurut waktu , tempat, orang
Data laboratorium
Terapkan secara konsisten dan tanpa bias terhadap seluruh kasus yang diteliti
Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap individu dengan faktor risiko misal dokter,
perawat , petugas kebersihan, keluarga pasien.
4. Epidemiologi Deskriptif
Tentukan informasi yang dikumpulkan pada tiap kasus :
1) Identifikasi Informasi :
Ulang rekam medik jika timbul pertanyaan
Hasil laboratorium
Periksa untuk ada tidak duplikasi data
Buat pemetaan lokasi tempat terjadi KLB
2) Demografi :
Tentukan karakteristik orang / petugas untuk populasi definitif yang beresiko
1) Penemuan klinis
- Definisi kasus jelas
- Waktu terjadinya kasus
- Data suplemen (kematian)
2) Informasi faktor resiko : dapat digunakan untuk penyakit spesifik yang masih
dalam pertanyaan
3) Informasi pelapor : identitas pembuat laporan
9
5. Membuat Hipotesa
Dalam membuat hipotesa, harus diketahui mengenai karakteristik penyakit. Apa
penyebabnya, bagaimana transmisinya, apa reservoirnya dan faktor resiko apa yang
menyebabkan timbulnya penyakit. Hal-hal tersebut harus ditanyakan pada pasien dan
staff rumah sakit dan kemudian gunakan epidemiologi deskriptif sebagai dasar
pembuatan hipotesa.
6. Uji Hipotesa
7. Pengawasan sumber penularan
8. Menyempurnakan Hipotesa
9. Membuat dan mendistribusi laporan KLB
B. KOMUNIKASI
Saat KLB berlangsung dilakukan komunikasi mengenai terjadinya KLB dengan prosedur:
D. PENGAWASAN
Pada proses pengawasan, Panitia PPI mengatur mengenai hal-hal sebagai berikut :
10
E. KLB BERAKHIR
Pada saat KLB berakhir, Panitia PPI segera mengumumkan bahwa KLB telah berakhir
secepatnya. Kemudian Panitia PPI membuat laporan lengkap KLB kepada Direktur Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda
PANITIA PPI
KETERANGAN :
Petugas Pelaksana / IPCN keliling ruangan setiap hari untuk memonitor pada pasien yang
dilakukan tindakan invansif, sehingga Panitia PPI bisa mengetahui kejadian infeksi atau KLB
secara dini. Selanjutnya bila terjadi out break petugas pelaksana/ IPCN Melaporkan ke
Panitia PPI. Kemudian Panitia PPI mengecek kebenarannya ke tempat yang melaporkan.
Setelah itu, atas persetujuan Direktur Rumah Sakit, Panitia PPI membentuk Tim Pengendali
KLB. Hasil investigasi Tim Pengendali KLP selanjutnya dilaporkan pada Direktur Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda
11
BAB V
PENUTUP
Panduan penanganan dan pengendalian kejadian luar biasa (KLB) sangat penting untuk
meningkatkan kewaspadaan setiap pekerja rumah sakit agar selalu terhindar dari infeksi-
infeksi yang mungkin terjadi. Diharapkan agar buku ini menjadi acuan bagi pihak manajemen
dan setiap petugas dalam meningkatkan penanganan dan pengendalian kejadian luar biasa
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda.
12