Anda di halaman 1dari 8

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH

Jl. Kalisari Baru No. 7 Telp (024) 8313543, Fax (024) 8313568 Kode Pos : 50245
Email : rsia.anugerah.smg@gmail.com web : www.rsia-anugerah.com

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG

NOMOR : 59/DIR/RSIA/II/2019

TENTANG

KEBIJAKAN ISOLASI PENYAKIT IMUNOCOMPROMISED

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG

MENIMBANG : a. Bahwa immunosupresi adalah melemahnya system kekebalan


tubuh yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melawan
infeksi dan penyakit. Seseorang yang sedang mengalami
immunosupresi atau system kekebalan tubuh yang lemah karena
alasan lain disebut immunocompromised;
b. Bahwa pasien immunocompromised mempunyai fungsi sistem
imun yang menurun yang terdiri atas komponen non spesifik dan
spesifik, bisa didapat ataupun kongenital;
c. Bahwa berbagai mikroorganisme (kuman, virus, parasit, jamur)
yang ada di lingkungan maupun yang sudah ada dalam badan
penderita, yang dalam keadaan normal tidak patogenik atau
memiliki patogenesis rendah, dalam keadaan immunocompromised
dapat menjadi invasif dan menimbulkan berbagai penyakit;
d. Bahwa untuk mengatasi masalah infeksi sangat penting diupayakan
suatu kebijakan penanganan pasien immunocompromised;
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a sampai d, maka
perlu diterbitkan Surat Ketetapan Direktur tentang Kebijakan
Isolasi Penyakit Imunocompromised di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Anugerah Semarang.

MENGINGAT : 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
Lainnya;
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
Lainnya;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
4. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
7. Surat Keputusan Direktur PT. Anugerah Indra Meditama
No.1/AIM/IV/2018 tentang pengangkatan Direktur RSIA
ANUGERAH Periode 2018-2020

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN :

KESATU : KEBIJAKAN ISOLASI PENYAKIT IMMUNOCOMPROMISED

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya.

KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan


diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Semarang

Tanggal : 22 FEBRUARI 2019


Direktur
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH
SEMARANG

Dr. J. Abimanyu ,MM


Tembusan Yth:

1. Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


2. Unit terkait
3. Arsip
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH
Jl. Kalisari Baru No. 7 Telp (024) 8313543, Fax (024) 8313568 Kode Pos : 50245
Email : rsia.anugerah.smg@gmail.com web : www.rsia-anugerah.com

LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR


RSIA ANUGERAH
SEMARANG

NOMOR : 59/DIR/RSIA/II/2019

TANGGAL : 22 FEBRUARI 2019

KEBIJAKAN ISOLASI PENYAKIT IMUNOCOMPROMISED

A. Pengertian
Penyakit Imunocompromised merupakan kasus penurunan ketahanan tubuh dimana faktor
penyebab terjadinya penurunan ketahanan tubuh karena rusaknya fungsi organ limfoid
(pabrik kekebalan) primer maupun sekunder, antara lain disebabkan oleh mikroorganisme
(virus, bakteri, mikroplasma, fungi, protozoa, parasit internal).

Tanda yang sering muncul antara lain respon terhadap vaksinasi yang tidak optimal, mudah
sakit, respon terhadap pengobatan buruk, seolah-olah obat tidak manjur dan organ-organ
limfoid mengecil (thymus dan bursa).

B. Kebijakan Umum
1. Memberlakukan kebijakan penanganan pasien immunocompromised sesuai dengan
strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.

C. Kebijakan Khusus
1. Bahwa untuk penempatan pasien dengan langkah khusus harus berkoordinasi dengan
dokter dan perawat yang merawat pasien. Kriteria pasien dengan immunocompromised
adalah sebagai berikut :
a. AIDS
b. Kanker dengan pengobatan (immunosupresan, steroid, penyinaran, kemoterapi, serum
anti-limfosit)
c. Pasien dengan neoplasma leukosit < 1500 ul dan penyakit hematologic netrofil < 70%
(limfoma/ Hodgkin, Leukemia, Myeloma, neutropia, anemia aplastik, anemia sel sabit).
d. Pasien dengan luka bakar luas > 60%.
e. Pasien lainnya, seperti lupus eritematosus sistemik stadium akhir, gizi buruk.
f. HIV jika CD4 kurang dari 300.

2. Ketentuan kebutuhan pasien dalam perawatan ditentukan oleh dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) meliputi : jenis ruang perawatan yang dibutuhkan pasien, rencana
pelayanan, pengobatan dan tindakan yang dibutuhkan.
3. Pasien dengan immunocompromised dirawat di ruangan dengan tekanan positif jika
ruang dengan tekanan positif tidak tersedia, maka pasien dapat ditempatkan :
a. Ruang perawatan tersendiri ( VIP atau Utama)
b. Ruang perawatan biasa dengan ketentuan tidak digabung dengan pasien lain yang
menularkan (infeksi).

Jika ruang perawatan dengan kriteria tersebut diatas tidak tersedia maka pasien harus
dirujuk ke Rumah Sakit lain sesuai MOU yang telah ada.

4. Pengkajian awal pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten, dalam hal ini
adalah dokter jaga ruangan dan tindakan perawatan dilakukan oleh perawat yang sudah
bekerja lebih dari 6 bulan dan sudah mendapatkan pelatihan perawatan pasien
immunocompromised.
5. Petugas kesehatan yang mempunyai tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan dilarang
untuk merawat pasien immunocompromised. Perawat yang memberikan perawatan
terhadap pasien dengan immunocompromised dibatasi jumlahnya dan dibedakan dengan
perawatan penyakit menular.
6. Jika petugas kesehatan harus merawat pasien immunocompromised, maka harus
memakai masker dan membersihkan tangan sebelum masuk ruang pasien.
7. Pengunjung pasien dengan immunocompromised :
a. Jumlahnya harus dibatasi
b. Penunggu pasien dan pengunjung pasien harus diberi edukasi mengenai penyakit
pasien serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan dan harus
mengikuti petunjuk kewaspadaan untuk pencegahan infeksi pada pasien
immunocompromised.
8. Pengunjung pasien harus dibatasi dan tidak diijinkan untuk berkunjung dengan kondisi
sebagai berikut :
a. Adanya tanda dan gejala infeksi penapasan dan atau konjungtivitis.
b. Dalam masa inkubasi terpapar penyakit menular, sebagai berikut : varicella, campak,
dan pertusis.
c. Jika tidak bisa melakukan prosedur kebersihan tangan.
9. Dalam merawat pasien dengan immunocompromised mengutamakan prinsip higienitas
(prosedur kebersihan tangan) serta petugas kesehatan senantiasa menggunakan Alat
pelindung Diri (APD) dalam memberikan pelayanan dan tindakan pada pasien.
10. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dikemudian hari terdapat
perubahan dalam peraturan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Direktur

Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugerah

Semarang, 22 Februari 2019

Dr. J. Abimanyu ,MM

Anda mungkin juga menyukai