PELAKSANAAN ICRA
BANGUNAN / RENOVASI
KAMAR JENAZAH
TAHUN 2018
TELP. (024)8313543
SURAT IJIN PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI
Gambaran Proyek :
Tanggal Tanggal
Tanggal
KAJIAN RESIKO PENCEGAHAN INFEKSI
1 No. kajian
2 Nama Kontraktor
4 Tanggal kajian
6 Verifikasi oleh
LANGKAH 1 :
Menggunakan tabel berikut ini, lakukan identifikasi tipe aktifitas proyek konstruksi (tipe A –D)
Tipe B Skala kecil , durasi aktifitas pendek yang dapat menghasilkan debu minimal.
Termasuk , tapi tidak terbatas pada :
- Instalasi telepon dan kabel computer
- Akses untuk ke ruangan
- Memotong dinding atau langit – langit dimana migrasi debu dapat di
control
Tipe C Aktifitas yang menghasilkan debu dari tingkat moderat sampai tinggi atau
membutuhkan penghancuran atau pemusnahan komponen kerangka gedung.
Termasuk , tapi tidak terbatas pada :
- Melakukan plesteran dinding untuk dicat atau pelapisan dinding
- Mengangkat penutup lantai , papan langit – langit , dan papan
penghalang
- Konstruksi dinding baru
- Membuat akses kerja minor atau pekerjaan listrik di atas langit –
langit
- Aktifitas kabel mayor
- Pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dalam 1 shift
Tipe D Penghancuran mayor dan proyek bangunan.
Termasuk , tapi tidak terbatas pada :
- Aktifitas yang membutuhkan kerja shift yang berkelanjutan
- Membutuhkan penghancuran besar dan pengangkatan system kabel
yang lengkap
- Konstruksi baru
Konstruksi baru pembangunan kamar jenazah di RSIA Anugerah Semarang termasuk dalam aktifitas
konstruksi tipe C
LANGKAH 2 :
Menggunakan tabel berikut ini, lakukan identifikasi kelompok pasien beresiko akan dipengaruhi.
Bila terdapat lebih dari satu kelompok yang beresiko, pilih kelompok yang paling tinggi beresiko.
Konstruksi baru pembangunan Kamar Jenazah di RSIA ANUGERAH Semarang termasuk dalam
Resiko Rendah
Langkah 3 :
Matrik pengendalian infeksi untuk menentukan kelas kewaspadaan dari proyek bangunan dengan
pasien yang beresiko.
Langkah 3 :
Berdasarkan matriks diatas maka konstruksi baru pembangunan Kamar Jenazah di RSIA Anugerah
Semarang termasuk dalam KELAS II. Sehingga memerlukan persetujuan dari Tim pencegahan dan
pengendalian infeksi dan membutuhkan prosedur pencegahan infeksi.
Adapun tindakan pencegahan yang berkaitan dengan persiapan pekerjaan konstruksi yang harus
dilakukan dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
1. Menutup area kerja dengan barrier triplek kayu dan celah-celah diisolasi dengan
menggunakan duct tape untuk menghindari infiltrasi debu.
2. Informasi tulisan area “sedang dalam pembangunan / renovasi dan pembongkaran
bangunan” , sesuai standard K3RS dan PPIRS
3. Pekerja proyek wajib menggunakan APD
Kelas 1. Isolasi system HVAC di area 1. Jangan melepas penghalang dari area
IV kerja untuk mencegah kerja sampai dengan proyek yang
kontaminasi pada system sudah selesai diinspeksi oleh panitia K3
saluran. dan panitia PPI, serta telah dibersihkan
2. Lengkapi semua barrier kritikal seluruhnya oleh unit kebersihan.
seperti gypsum , triplek, plastic, 2. Lepaskan bahan penghalang secara
untuk menyegel area kerja dari hati- hati untuk meminimalisir
area perawatan atau digunakan penyebaran debu dan debris
metode kubik control sehubungan dengan proyek konstruksi.
(keranjang dilapisi plastic dan 3. Sebelum ditransportasikan, tempatkan
disegel koneksinya dengan area sampah konstruksi dalam wadah
kerja menggunakan HEPA tertutup rapat.
vacuum untuk memvacum bila 4. Pada saat pemindahan, tutup wadah
keluar sebelum konstruksi atau troli, segel dengan tape kecuali
dimulai). memiliki tutup yang solid.
3. Pertahankan tekanan udara 5. Sedot area kerja dengan HEPA filter
negative didalam area kerja vacuum.
menggunakan unit filtrasi udara 6. Usap permukaan kerja dengan cairan
dengan HEPA. pembersih / desinfektan
Identifikasi area disekitar area proyek, dan mengkaji pengaruh potensial terhadap lingkungan sekitar :
Demikian kajian resiko infeksi yang kami lakukan terhadap rencana konstruksi baru pembangunan
Kamar Jenazah di RSIA ANUGERAH Semarang.
Semarang , 2018
IPCN Mengetahui,