Anda di halaman 1dari 17

Lampiran

Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda


Nomor : 046/PER/DIR/PB/III/2016

Tentang
PANDUAN STERILISASI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah Sakit selain merupakan pusat rujukan medik, juga potensial mengandung ancaman
penularan penyakit di samping pencemaran lingkungan. Untuk meminimalkan terjadinya
penularan penyakit dibutuhkan suatu pusat sterilisasi yang berfungsi untuk membantu unit-
unit lain di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda yang membutuhkan barang steril,
membantu menurunkan angka kejadian infeksi/infeksi nosokomial di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Puri Bunda serta menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi yang dihasilkan.

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan Rumah Sakit adalah rendahnya angka
infeksi nosokomial di Rumah Sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu
dilakukan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda dengan cara
melakukan sterilisasi pada alat atau bahan tertentu yang bertujuan untuk menghancurkan
semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses
kimia atau fisika.

Pusat sterilisasi mempunyai peranan yang sangat penting sekali dalam upaya
pengendalian infeksi dan pencegahan terjadinya resiko bahaya infeksi nosokomial di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat
sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur
penunjang medik maupun instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan
sarana Rumah Sakit, sanitasi dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit
diatas maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.

Untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat atau bahan diperlukan pengetahuan dan
keterampilan yang khusus oleh petugas sterilisasi sehingga mendapatkan hasil yang baik yaitu
kondisi alat atau bahan yang steril secara cepat dan tepat.dari masing-masing unit lain yang

1
membutuhkannya sehingga resiko terjadinya infeksi nosokomial terhadap pasien dan
karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda dapat dicegah sedini mungkin.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3495) dan atas dasar pemikiran latar belakang di atas maka Rumah Sakit Ibu dan
Anak Puri Bunda memandang perlu untuk penyusunan suatu panduan sterilisasi di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Dapat dijadikan sebagai panduan oleh pihak Manajemen dalam meningkatkan
pelayanan sterilisasi yang bermutu dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


a. Dapat menjadi panduan dalam memberikan pelayanan pusat sterilisasi di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda
b. Dapat menurunkan angka kejadian infeksi atau infeksi nosokomial di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Puri Bunda
c. Dapat meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Puri Bunda
d. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada petugas atau para medis
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda tentang prosedur pelaksanaan sterilisasi.
e. Dapat meningkatkan pengetahuan bagi pihak manajemen Rumah Sakit Ibu dan
Anak Puri Bunda dalam pengambilan keputusan dan kebijakan tentang prosedur
sterilisasi.
1.2.3 MANFAAT
Untuk dapat menjadi sebagai panduan penatalaksanaan pusat sterilisasi dalam
meningkatkan mutu pelayanan yang bertujuan untuk mencegah resiko terjadinya infeksi di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Sarana Fisik


Pusat Sterilisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda berada dekat atau di wilayah
kamar operasi letaknya dibelakang yang terdiri dari :

1. Ruang pengemasan alat dan prosesing linen


Di ruang ini proses pengemasan alat/linen untuk persiapan sterilisasi dan penerimaan
alat/bahan dari masing-masing ruangan perawatan yang sudah di kemas dengan mengisi
buku tentang peralatan yang akan disterilkan. Selain pengemasan di ruangan ini juga
dilakukan persiapan untuk bahan seperti kain kasa, kapas, cotton swabs dan lain-lain.

Ada 1 Alat / bahan dari ruangan yang sudah terkontaminasi didekontaminasi di ruang
bilas (spoelhock) masing-masing ruangan, kemudian dibersihkan dan atau didesinfeksi.
Alat / bahan tersebut kemudian dikemas dan diberi tape indicator sebelum dibawa ke
ruang sterilisasi.

2. Ruang Sterilisasi
Di ruangan ini dilakukan proses sterilisasi alat/bahan dengan menggunakan peralatan
sterilisasi secara otomatis.

3. Ruang Penyimpanan Barang Steril


Setelah proses sterilisasi selesai, alat/bahan yang sudah steril disimpan di ruang tempat
penyimpanan barang steril. Akses ke ruangan penyimpanan steril, dilakukan oleh petugas
kamar operasi, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai
dengan persyaratan. Lokasi ruang penyimpanan steril dan terisolasi dari lalu lintas utama.

4. Peralatan dan Zat Kimia

Peralatan non medik Peralatan medic Bahan / zat kimia

 Timbangan  Mesin sterilisasi  Detergen


 Meja panas kering  Desinfektan
 Kursi  Mesin sterilisasi  Kapas, kasa
 Lemari linen basah
 Lemari alat  Mesin sterilisasi

3
 Ember tertutup ruangan
 Baskom  Lemari penyimpanan
 Alat pelindung barang steril
(Apron, masker,
sarung tangan, topi)
 Tromol
 Bahan pengemas
 Alat pemadam
kebakaran
 Jam dinding
 Termometer
 Tissue

5. Pengoperasian alat sterilisasi RSIAPB


Proses penyeterilan alat/bahan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda menggunakan
metode sterilisasi panas kering. Sterilisasi Panas-Kering (Memmert)

Cara kerja :

1. Hubungkan stop kontak ke listrik


NB : Apabila stop kontak sudah dihubungkan , maka untuk penggunaan selanjutnya tidak
boleh dicabut kembali
2. Tekan tombol power besar sampai lampu menyala
3. Buka pintu memmert dengan cara menariknya
4. Masukkan alat – alat yang akan di sterilkan ke dalam memmert
5. Tutup pintu kembali dengan cara didorong atau ditekan sedikit
6. Putar tombol power besar pengatur derajat suhu sesuai kebutuhan
7. Putar tombol power besar pengatur waktu sesuai kebutuhan
8. Turunkan tombol fresh air keangka 6 ( enam )
9. Tekan tombol power kecil sampai myuncul tulisan “END” dan lepaskan dan tekan lagi
sampai muncul waktu minus
 Apabila persterilan sudah mencapai waktu dan suhu derajat yang ditentukan maka
akan selesei secara otomatis
 Setelah selesei secara otomatis, tombol fresh air diturunkan ke arah angka 0 ( nol )
4
 Sebelum alat – alat dikeluarkan diamkan dulu + 1 jam atau sampai alat – alat sudah
dingin , baru alat – alat dikeluarkan dari memmert
6. Pengujian Alat Sterilisasi
Sebelum mesin sterilisasi dapat digunakan secara rutin maka harus dilakukan pengujian
telebih dahulu sesuai dengan prosedur pada masing-masing autoclave atau sesuai dengan
mesin sterilisasi yang digunakan.

7. Kalibrasi alat
Kalibrasi secara periodik harus dilakukan sesuai dengan instruksi manual dari produsen
mesin. Beberapa contoh item yang harus dikalibrasi adalah : pengukur suhu dan tekanan,
timer, dan elemen pencatat lainnya. Kalibrasi ulang harus dilakukan apabila komponen-
komponen ini mengalami perbaikan. Kalibrasi alat harus dilakukan oleh orang terlatih
khususnya terhadap jenis mesin sterilisasi yang akan dikalibrasi. Kalibrasi terhadap mesin
sterilisasi sangat penting untuk menjamin bahwa mesin sterilisasi bekerja dengan baik dan
efektif serta dapat diandalkan.

5
BAB III
KEBIJAKAN

3.1 Regulasi Nasional


1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. PP Nomor 85/1999 tentang perubahan PP No.18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Berbahaya dan Beracun
5. PP No. 20 tahun 1990 tentang Pencemaran Air
6. Permenkes RI No. 472/Menkes/Per/IX/1992 tentang Penggunaan Bahan Berbahaya
bagi Kesehatan
7. Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1992 tentang penyedian Air Bersih dan Air
Minum.
8. Permenkes No.986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Penyehatan Lingkungan Rumah
Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit
10. Pedoman Sterilisasi Rumah Sakit

3.2 Regulasi Rumah Sakit


1. Setiap petugas dalam melaksanakan tugasnya selalu mengacu pada upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi
2. Kamar operasi secara berkala dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dan
dilakukan evaluasi dengan melakukan biakan kuman
3. Setiap tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan wajib melakukan pencegahan dan
pengendalian infeksi dengan melakukan cuci tangan yang baik
4. Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, sterilisasi dilakukan
dengan cara yang baik dan benar dan dilakukan evaluasi dengan melakukan biakan
kuman secara berkala
5. Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian infeksi harus diciptakan
lingkungan dan sanitasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda yang memenuhi syarat

6
6. Untuk mempertahankan pemahaman terhadap upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi bagi setiap petugas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda dilakukan pelatihan
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi secara berkala
7. Penggunaan antibiotik kepada pasien harus berdasarkan indikasi yang tepat dan
berdasarkan pada penggunaan obat yang rasional
8. Dilakukan pemantauan berkala terhadap kuman di udara, sumber air, hasil sterilisasi dan
pemantauan hasil pengolahan limbah cair
9. Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap transmisi
kuman, maka etika batuk harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar
10. Sumber air wajib diperiksa secara berkala tentang baku mutunya
11. Semua tenaga kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda wajib mengedepankan
“self protection” dan “patient safety” secara seimbang dan disiplin
12. Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pembuangan limbah
harus dilaksanakan secara tertib dan disiplin sesuai peraturan yang berlaku
13. Setiap pajanan terhadap benda tajam dan jarum maupun cairan tubuh pasien kepada
petugas didokumentasikan untuk dievaluasi
14. Sebagai pengawasan terhadap batas kadaluarsa obat dan alat, maka dalam
penyimpanannya dicantumkan tanggal kadaluarsa
15. Alat kesehatan “single use” yang memungkinkan dapat dilakukan “reuse” dengan tetap
memperhatikan sterilitas dan fungsi alat
16. Kamar jenazah Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda hanya menyediakan pelayanan
transisi selama 2 jam dengan tetap memperhatikan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi

7
BAB IV
TATA LAKSANA

4.1 Pengertian
Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui
cara fisika atau kimia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi/infeksi nosokomial

Fungsi pusat sterilisasi adalah : menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan,


menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di Rumah Sakit
untuk kepentingan perawatan pasien.

Aerasi adalah pemaparan kemasan yang baru disterilkan gas Etilen oksida pada sirkulasi
udara untuk menghilangkan sisa gas etilen oksida.

AAMI adalah singkatan dari Associaton for the advancement of Medical Instrumentation.

AHA adalah singkatan dari American Hospital Association.

Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan membran
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.

Autoclaf adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan
uap bertekanan.

Bacillus stearothermophylus adalah mikroorganisme yang dapat membentuk spora serta


resisten terhadap panas dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi.

Bacillus subtilis adalah mikroorgisme yang dapat membentuk spora dan digunakan untuk
uji efektifitas sterilisasi etilen oksida.

Bioburden adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi.

Bowie-Dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi uap berpompa
vakum, penemu metodenya adalah j.h Bowie dan J. Dick.

Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar mikroorganisme atau


substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut.

Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal (panas) atau
kimia.
8
Goggle adalah alat proteksi mata.

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan syhu tertentu secara
kontinyu untuk menumbuhkan kultur bakteri.

Inkubator biologi adalah sedian berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik dalam
bentuk spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu proses sterilisasi
tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi telah tercapai.

Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya
pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna.

Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dll pada mesin sterilisasi yang
menunjukkan mesin berjalan normal.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di Rumah Sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.

Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter, jarum suntik maupun
pembuluh darah.

Point of use : menunjukkan tempat pemakaian alat.

Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.

Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui


cara fisika atau kimia.

Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.

Termokopel adalah sepasang kabel termo-elektrik untuk mengukur perbedaan suhu dan
digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi.

4.2 Prinsip Dasar Operasional


 Memberikan pelayanan sterilisasi dengan sebaik-baiknya dengan bekerjasama dengan
unit lainnya yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda di dalam memenuhi
kebutuhan alat/bahan yang steril.

9
 Memberikan pelayanan bahan/alat medik steril untuk kebutuhan unit-unit di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Bundaselama 24 jam.

4.3 Tujuan Pusat Sterilisasi


 Membantu unit lain di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bundayang membutuhkan
kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi
 Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi
infeksi nosokomial
 Efisiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan
terhadap pasien
 Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan

4.4 Tugas Pusat Sterilisasi


 Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien
 Melakukan proses sterilisasi alat/bahan
 Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi
maupun ruangan lainnya
 Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta
bermutu
 Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan perawatan pasien
 Mempertahankan standar yang telah ditetapkan
 Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi maupun sterilisasi
sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
 Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan
pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial
 Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang brkaitan dengan masalah sterilisasi
 Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi pusat sterilisasi baik
yang bersifat intern maupun ekstern
 Mengevaluasi hasil sterilisasi

10
4.5 Penatalaksanaan Pelayanan Penyediaan Barang Steril
 Penerimaan Alat/Bahan
Menerima alat/bahan yang akan disterilkan dari unit-unit lain yang ada di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Bundayang telah di cuci dengan desinfectan dan dikemas
serta diberi label/tanda dari ruangan masing-masing, kemudian dicatat di buku
sterilisasi alat untuk disterilisasikan

 Pencucian
Alat-alat/instrument bekas pakai operasi dicuci bersih dengan larutan enzimatic
gygazime, kemudian direndam dengan larutan desinfektan dalam waktu yang cukup
lama untuk terjadinya penetrasi ke dalam sel mikroba dan men-deaktivasi sel-sel
patogen. Mencuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua partikel yang
kelihatan dan hampir semua partikel yang tidak kelihatan, dan menyiapkan permukaan
dari semua alat-alat agar aman untuk proses desinfeksi dan sterilisasi.

 Pengemasan dan Pemberian Label/Tanda


Pengemasan yang dimaksud di sini termasuk material yang tersedia untuk fasilitas
kesehatan yang didisain untuk membungkus, mengemas dan menampung alat-alat
yang pakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan
adalah untuk berperan terhadap keamanan dan efektivitas perawatan pasien yang
merupakan tanggung jawab utama CSSD. Setelah alat/instrument dikemas diberi
label/tanda (nama ruangan, tanggal steril, alat yang disterilkan).

 Prinsip-prinsip Pengemasan
Ada tiga prinsip dasar pengemasan :

- Sterilan harus dapat menyerap dengan baik ke seluruh permukaan kemasan dan
isinya
- Harus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka
- Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan kontaminasi
Persyaratan Bahan Pengemas:

Sesuai dengan Metode Sterilisasi yang dipakai

Bahan yang dipakai untuk pengemasan sterilisasi harus sesuai dengan proses sterilisasi
yang dipilih :

11
- Harus tahan terhadap kondisi fisik, seperti suhu tinggi, kelembaban, tekanan
dan/atau hisapan pada proses sterilisasi.
- Udara pada kemasan dan isinya harus bisa keluar.
- Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir siklus sterilisasi
Sterilisasi Panas-Kering

Bahan kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama waktu yang diperlukan
untuk siklus panas-kering tanpa meleleh, terbakar, atau rusak.

Dapat Menahan Mikroorganisma dan Bakteri

Bahan yang dipakai untuk mengemas harus dapat menjaga sterilitas dan melindungi
isinya yang sudah steril, dari sumber-sumber kontaminasi mikroba mulai dari saat
kemasan dikeluarkan dari mesin sterilisasi, sampai kemasan dibuka untuk dipakai.
Karenanya, bahan yang dipakai sebaiknya tidak berbulu, juga dapat menahan
masuknya debu dan terserapnya uap (air atau cairan lainnya).

Kuat dan Tahan Lama

Bahan kemasan harus cukup kuat untuk menampung isinya selama proses sterilisasi
dan penanganannya. Harus tahan sobekan dan tusukan, tidak boleh terpengaruh
tingkat atmosfir dan kelembaban udara. Selama penyimpanan sebelum dan sesudah
sterilisasi, bahan kemasan tidak boleh berkerut, berlubang jika dilipat, kusut, atau
melekat satu sama lain jika ditumpuk, dan segel tidak tidak boleh terlepas.

Mudah digunakan

Bahan harus mudah digunakan untuk membungkus, dan harus sesuai dengan ukuran
dan bentuk alat yang akan dikemas, dan harus membungkus alat rapat-rapat.

Tidak mengandung Racun

Bahan kemasan tidak boleh mengandung bahan beracun dan warna yang bisa
menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap pekerja, atau yang luntur jika
terkena sterilan. Sebaliknya, bahan-bahan pakai ulang yang sudah dilaundry atau
kotak kontainer pakai ulang harus bebas dari detergen bahan pemutih, atau bahan
kimia lainnya yang dapat bereaksi dengan uap sehingga menyebabkan perubahan

12
warna pada instrumen atau menimbulkan perubahan kimia pada alat di dalam
kemasan.

Segel yang baik

Segel sangat penting untuk melindungi isi kemasan dan menjaga sterilitas.
Pembungkus datar dapat disegel dengan indikator tape atau diikat dengan tali kain.
Kantong terbuat dari plastik, kombinasi plastik dan kertas, atau kertas saja harus
disegel dengan segel panas atau tape. Kantong bersegel harus disegel sesuai instruksi
produsen. Kotak kontainer sterilisasi biasanya disegel dengan pengunci tahan hancur.
Saat membuka kemasan, semua metode segel harus rusak dan tidak dapat dipakai lagi
untuk menghindari kesalahan.

Membuka dengan Mudah dan Aman

Bahan kemasan harus mudah dibuka dengan risiko kontaminasi yang minimum,
misalnya karena alat terjatuh, dan memungkin perpindahan alat secara aseptik ke area
yang steril. Kadang kala pembungkus datar dipakai sebagai duk. Jika demikian, bahan
yang dipakai harus mempunyai ukuran yang cukup besar untuk menutupi area operasi
(drape), harus fleksibel dan menggantung dengan baik dan tidak boleh menggulung
sehingga menyebabkan kontaminasi pada isinya.

Masa Kadaluarsa

Kemasan steril harus dapat menjaga sterilitas isinya selama masa kadaluarsanya.
Karena pada prinsipnya, masa kadaluarsa tidak bergantung pada waktu melainkan
pada kejadian yang dialami oleh kemasan tersebut.

Tipe-tipe Bahan Kemasan Kertas

Bahan ini hanya untuk sekali pakai. Kebutuhan akan pemakaian kertas disebabkan
karena duk kain dan handuk tidak tentu kapan kembalinya dari laundry kemungkinan
terjadinya berbulu pada kain. Juga ada keraguan pada kemampuan kain menahan
bakteri, sehingga dicari alternatif bahan pembungkus lainnya.

Kriteria kertas yang dapat dipakai :

- Harus tidak tembus air


- Harus memiliki kekuatan tensile yang tinggi (sangat sukar dirobek)
13
- Harus merupakan penahan bakteri yang baik
- Harus bebas dari bahan beracun
Kertas dapat dipakai sebagai bahan kemasan untuk proses sterilisasi uap dan EO. Tipe
kertas yang boleh dipakai untuk kemasan sterilisasi:

- Kertas kraft yang medical grade


- Kertas berlaminasi: terdiri dari tiga lapisan, lapisan kedua mencegah penyerapan
uap terapi berpori untuk udara, sehingga harus dilipat sedemikian rupa agar proses
sterilisasi berlangsung dengan baik.
- Kertas mentega yang non-glaze (7,2 kg/rim) bisa dipakai untuk sterilisasi uap
tetapi mudah robek.
- Kertas krep : menggantung dengan baik dan tidak mudah robek. Bisa dipakai
untuk membungkus sekaligus sebagai area steril (duk).
Tape indikator kimia harus dilekatkan pada setiap kemasan. Tape ini berubah warna
untuk identifikasi kemasan yang sudah melalui proses sterilisasi.

Film Plastik

Film plastik tidak dapat menyerap air baik berupa cairan atau uap, karenanya film
plastik tidak dapat dipakai sebagai kemasan untuk sterilisasi uap. Kantong biasanya
didisain dengan kertas di salah satu sisinya untuk penetrasi uap. Polyethylene (PE)
dapat menyerap EO dan dapat dipakai sebagai tas plastik dengan disain khusus, tetapi
biasanya kantong plastik untuk EO juga dikombinasikan dengan kertas. Polyvinyl
Chloride (PVC) tidak boleh dipakai karena tidak dapat menyerap EO dengan baik dan
menyimpan gas untuk waktu yang cukup lama. Nylon atau polyamide juga tidak
direkomendasikan untuk uap dan EO. Ketebalan film plastik biasanya 1-3 milimikron
untuk porositas terhadap EO. Film plastik sering dipakai setelah proses sterilisasi
untuk menjaga kelembaban dan pelindung terhadap debu.

Kain (linen)

Linen adalah bahan tradisional untuk membungkus nampan-nampan operasi.


Kelebihannya adalah bisa dipakai ulang, murah, kuat, pelindung yang cukup yang
baik, mudah digunakan, dan sangat baik untuk duk. Kelemahannya:

- Bukan penghalang bakteri yang baik dan mudah menyerap air.

14
- Suhu panas menyebabkan mudah robek. Sebaiknya memakai kain yang baru di
laundry
- Perlu diperiksa jika ada lubang, sobekan, dan kerusakan lainnya
- Pembungkus kain harus bahan muslin berkualitas tinggi dengan spesifikasi 140
thread count, dan harus dipakai 2 lembar.
- Muslin yang tidak di bleach lebih baik karena 10 % lebih kuat dari muslin yang di
bleach.
- Kain yang tebal seperti kanvas tidak boleh dipakai karena sulit menyerap uap.
Kain campuran

Campuran katun dan plastik memperbaiki kemampuan menghalangi bakteri dan air.
Tetapi karena sering dicuci, menjadi kurang baik. Bahan ini sesuai untuk sterilisasi
uap dan EO.

Prosedur dan Langkah-langkah pengemasan

Prosedur pengemasan harus mencakup:

- Nama alat-alat yang akan dikemas


- Langkah-langkah yang tepat untuk persiapan dan inspeksi alat-alat, sesuai
instruksi produsen dan spesifikasinya.
- Sesuaikan dengan metode sterilisasi yang dipakai
- Tipe dan ukuran alat-alat yang akan dikemas
- Penempatan alat-alat yang tepat dalam kemasan
- Tipe dan penempatan yang tepat indikator kimia external dan internal, sesuai
dengan kebijakan pengendalian mutu proses sterilisasi
- Metoda atau teknik mengemas. (Lihat Lampiran 5)
- Metoda pemberian segel pada setiap kemasan
- Metoda dan penempatan label untuk identifikasi isi kemasan
- Aplikasi informasi untuk pengendalian mutu, seperti nomor lot, tanggal, dan
identifikasi pekerja yang menyiapkan
- Petunjuk untuk penempatan kemasan di dalam mesin sterilisasi
- Peringatan mengenai waktu pengeringan, waktu pendinginan, dan penanganan
setelah proses sterilisasi.
- Informasi mengenai aplikasi pelindung setelah proses sterilisasi terhadap debu,
uap,vermin, dsb.
15
- Petunjuk untuk penempatan pada penyimpanan, atau untuk distribusi ketempat
pemakaian.
- Informasi untuk pemakai untuk mencegah kemungkinan kontaminasi, misalnya
prosedur yang tepat untuk penyimpanan dan penanganan kemasan steril; inspeksi
segel, dan metode yang tepat untuk membuka alat-alat steril.
 Proses Sterilisasi
Setelah alat dicuci dan dikemas kemudian dimasukkan kedalam mesin sterilisasi yaitu
mesin autoclave memert dengan menggunakan suhu 130º C sampai mesin
menunjukkan tulisan ” END ” menandakan proses sterilisasi telah selesai, kira-kira
memakan waktu selama satu jam.

 Penyimpanan dan Distribusi


Alat/bahan yang sudah disterilkan oleh petugas kamar operasi kemudian disimpan di
lemari penyimpanan alat steril dan di distribusikan ke unit-unit yang membutuhkan
alat/bahan dalam kondisi yang steril.

 Pencatatan dan Pelaporan


Alat/bahan yang disterilkan di catat jumlah set nya, berat alat, tanggal dan
petugas/perawat yang mensterilkan di dalam buku pencatatan dan pelaporan sterilisasi.

 Pembuangan Limbah
Limbah atau buangan hasil proses sterilisasi dibuang ke IPAL Rumah Sakit Ibu dan
Anak Puri Bunda

16
BAB V
PENUTUP

Panduan Pengelolaan Sterilisasi sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan


keselamatan setiap petugas dan pasien Rumah Sakit agar selalu terhindar dari infeksi-infeksi
yang mungkin terjadi.

Diharapkan agar buku ini dapat dijadikan acuan bagi pihak Manajemen dan setiap pekerja
dalam meningkatkan pelayanan sterilisasi yang bermutu dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda.

17

Anda mungkin juga menyukai