DEFINISI
A. Definisi Surveilans
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau maslah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penaggulangannya secara efektif dan efesien. Salah satu dari bagian surveilans
kesehatan adalah Surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care
Associated Infections/HAIs). Surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan
(Health Care Associated Infections/HAIs) adalah suatu proses yang dinamis,
sistematis, terus menerus dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interprestasi data kesehatan yang penting di fasilitas pelayanan kesehatan pada
populasi spesifik dan didiseminasikan secra berkala kepada pihak-pihak yang
memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan, serta
evaluasisuatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Kegiatan
surveilans HAIs merupakan komponen penunjang penting dalam setiap
program pencegahan dan pengendalian infeksi. Informasi yang dihasilkan oleh
kegiatan surveilans berguna untuk mengarahkan strategi program baik pada
tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap evaluasi. Dengan kegiatan
surveilans yang baik dan benar dapat dibuktikan bahwa program dapat dapat
berjalan lebih efektif dan efesien.
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan
kematian di dunia. Salag satu jenis infeksi adalah infeksi nosocomial. Infeksi ini
menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosocomial
itu sendiri dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh seseorang selama
dirumah sakit
A. Langkah-Langkah Surveilans
1. Perencanaan
2. Pengumpulan data
3. Analisis
4. Interpretasi
5. Pelaporan
6. Evaluasi
B. Perencanaan Surveilans
a) Tahap 1 : Mengkaji populasi pasien
Tentukan populasi pasien yang akan dilakukan survey apakah semua
pasien / sekelompok pasien / pasien yang beresiko tinggi saja.
b) Tahap 2 : menselesaikan hasil / proses surveilans
Lakukan seleksi hasil surveilans dengan pertimbangan keajadian paling
sering/ dampak biaya / diagnosis yang paling sering.
c) Tahap 3 : Penggunaan definisi infeksi
Gunakan definisi infeksi yang mudah dipahami dan mudah
diaplikasikan, Nosocomial Infection Surveillance System (NISS)
misalnya menggunakan National Safety Network (NHSN), Center for
Disiase Control (CDC) atau Kementerian Kesehatan.
C. Pengumpulan Data
Tahap 4 : mengumpulkan data surveilans
a) Mengumpulkan data surveilans oleh orang yang kompeten,
professional, berpengalaman, dilakukan oleh IPCN.
b) Memili metode serveilans dan sumber data yang tepat.
c) Data yang dikumpulkan dan dilakukan pencatatan meliputi data
demografi, faktor resiko, antimikroba yang digunakan dan hasil kultur
resistensi, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medic,
tanggal masuk RS.
Desiminasi
Surveilans belumlah sempurna dilaksanakan apabila datanya belum
didesiminasikan kepada yang berkepentingan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi, oleh sebab itu hasil sirveilans
angka infeksi harus disampaikan ke seluruh anggota komite, direktur
rumah sakit, ruangan atau unit terkait secara berkesinambungan.
Disamping itu juga perlu didesiminasikan kepada kepala unit terkait
dan penanggung jawab ruangan beserta stafnya berikut
rekomendasinya
Oleh karena IRS mengandung hal yang sangat sensitive, maka data
yang dapat mengarah kepasien atau perawatan harus benar-benar
terjaga kerahasiannya. Dibeberapa Negara data seperti ini bersifat
rahasia. Data seperti tidak digunakan memberikan sanksi tetapi hanya
digunakan untuk
tujuan perbaikan mutu pelayanan. Tujuan diseminasi agar pihak
terkait dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menetapkan
strategi pengendalian IRS, laporan desiminasikan secara periodic
bulanan, trieulan, tahunan. Bentuk penyampain dapat secara lisan
dalam pertemuan, tertulis, papan bulletin. Sudah selayak nya Komite
PPI/Tim PPI menyajikan data surveilans dalam bentuk standar yang
B. Pelaporan
Data surveilens diperoleh dari sensus harian, kemudian direkapitulasi setiap bulan.
Laporan surveilens direkap setiap bulan untuk ditentukan insiden infeksi dan
proporsi infeksi dalam bulan tersebut, kemudian dilaporkan kepada Direktur
rumah sakit bersama laporan kegiatan PPI selama bulan bersangkutan dalam
bentuk Laporan Bulanan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah
sakit.
Laporan kegiatan survailens infeksi ini juga diteruskan kepada Panitia
Peningkatan Mutu sebagai salah satu laporan indikator mutu pelayanan rumah
sakit
Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 30 Agustus 2019
Direktur RSU Kartini