Kepada Yth.
Ketua Umum PB lDl
di Tempat
Sehubungan dengan program vaksinasi COVID-19 yang sedang berlangsung dan sampai saat ini telah
menjangkau populasi yang lebih luas, berbagai saran dan masukan kami terima dari kondisi saat
pelaksanaan vaksinasi. Berdasarkan hal tersebut, maka kami dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
dalam lndonesia (PAPDI) memberikan beberapa tambahan dan revisi rekomendasi vaksinasi COVID-19
Rekomendasi ini kami susun dengan mem pertimba ngkan beberapa hal yaitu:
1. Upaya untuk mencapai herd immunity (Kekebalan Kelompok) pada populasi lndonesia untuk
memutuskan transmisi COVID-19 sehingga diperlukan cakupan vaksinasi yang luas dalam waktu
secepat mungkin.
2. Kesepakatan dari para ahli mengenai keamanan dan manfaat vaksinasi COVID-19.
3. Bukti llmiah yang terus berkembang terkait dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada penyakit
dan kondisi tertentu.
4. Sudah dikeluarkannya 7 kali rekomendasi PAPDI yang selalu disesuaikan dengan perkembangan
keilmuan yang ada.
Demikian beberapa tambahan dan revisi rekomendasi ini kami sampaikan. Atas perhatian Sejawat, kami
ucapkan terima kasih.
4t- P S BBSAR
Dr. dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-Al,
FINASIM, FACP
Tembusan:
1. Direktur P2PTM, Kemenkes
2. Kasubdit lmunisasi, Kemenkes
3. Semua Ketua PAPDI Cabang
4. Semua Ketua Perhimpunan Seminat dalam Lingkup PAPDI
PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE
Address Jl. Salemba lNo.22 C-D, Senen, Jakarta Pusat 10430
Phone (62-21 ) 31928025, 162-21 ) 3 1928026
Email pb_papdi@indo.net.id PENGURUS BESAR
Website www.papdi.or.id
L lndividu usia L8 - 59 tahun yang memenuhi kriteria dibawah ini pada dasarnya TIDAK LAYAK untuk
d ivaksinasi COVID-19, yaitu:
1. Reaksi alergi berupa anafilaksib dan reaksi alergi berat akibat vaksin COVID-19 dosis pertama
ataupun akibat dari komponen yang sama dengan yang terkandung dalam vaksin COVID-19.
2. lndividu yang sedang mengalami infeksi akut. Jika infeksinya sudah teratasi maka dapat
dilakukan vaksinasi COVID-19. Pada infeksi TB, pengobatan OAT perlu minimal 2 minggu untuk
layak vaksinasi.
3. lndividu dengan penyakit imunodefisiensi primer.
lndividu dengan kondisi dibawah ini pada dasarnya I-AYAK untuk diberikan vaksinasi COVID-19
sesuai dengan keterangan yang tercantum pada tabel di bawah ini:
NO PENYAKIT CATATAN
1 Penyakit autoimun lndividu dengan penyakit autoimun layak untuk
mendapatkan vaksinasi jika penyakitnya sudah
dinyatakan stabil sesuai rekomendasi dokter yang
merawat.
2. Reaksi anafilaksis (bukan akibat Jika tidak terdapat bukti reaksi anafilaksis terhadap
vaksinasi COVID-19) vaksin COVID-19 ataupun komponen yang ada dalam
vaksin COVID-19 sebelumnya, maka individu
tersebut. dapat divaksinasi COVID-19. Vaksinasi
dilakukan dengan pengamatan ketat dan persiapan
penanggulangan reaksi alergi berat. Sebaiknya
dilakukan, di layanan kesehatan yang mempunyai
fasilitas lengkap.
3 Alergi obat Perlu diperhatikan pada pasien yang memiliki
riwayat alergi terhadap antibiotik neomicin,
polimi.ksin, streptomisin, dan gentamisin agar
menjadi perhatian terutama pada vaksin yang
mengandung komponen tersebut, Namun, vaksin
COVID-19 tidak mengandung komponen tersebut
sehingga dapat diberikan vaksinasi COVID-19.
4 Alergi makanan Alergi makanan tidak menjadi kontraindikasi
dilaku kan vaksinasi COVID-19.
5. Asma Asma yang terkontrol dapat diberikan vaksinasi
covrD-19
6. Rinitis alergi Rinitis tidak menjadi kontraindikasi untuk dilakukan
vaksinasi COVID-19.
PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE
Jl. Salemba lNo 22 C-D, Senen, Jakarla Pusat 10430
(62-21 ) 3 928025, i.62-21 J 31928026
1
Em. pb_papdi@indo.nel.id
24. Hipertiroid dan Hipotiroid (baik Dalam pengobatan jika secara klinis sudah stabil
autoimun atau pu n non- maka boleh diberikan vaksin COVID-19.
autoimun)
lll. Penyintas COVID-19 jika sudah sembuh minimal 3 bulan, maka layak diberikan vaksin
covtD-19.
lV. Penggunaan obat-obatan rutin tidak berhubungan dengan pembentukan antibodi pasca vaksinasi
COVID-19 (misalnya statin, antiplatelet, dll).
V. lndividu yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 saat ini tidak direkomendasikan untuk menjadi
pendonor terapi plasma konvalesen.
PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE
Address Jl. Saiemba I No. 22 C-D, Senen, Jakarta Pusat 10430
Phone \62-21 ) 31928025, (62-21 ) 31928026
Email pb papdi@indo.net.id PENGURUS BESAR
Website www.paPdi.orid
Vl. Pendonor yang sudah melakukan vaksin COVID-19 boleh dengan segera melakukan donor darah
setelah vaksin jika TIDAK ditemukan atau, mengalami KlPl. Namun, apabila ditemukan atau
mengalami KlPl disarankan untuk mielakukan donor darah jika sudah dinyatakan sembuh dari gejala-
gejala efek samping terseLut dan tidak sedang mengkonsumsi obat.
Vll. Jika melakukan donor darah setelah vaksin tidak akan mengurangi jumlah antibodi yang terbentul!
karena proses pembentukan antibodi bersifat dinamis.
a. Rekomendasi Umum
Kriteria lansia yang LAYAK menerima vaksin COVID-19 (Coronavac / Sinovac, Astrazeneca-
Oxford, Moderna, Pflzer-BioNTech, dan Sinopharm) adalah:
1. Lansia yang TIDAK MEMltlKl kondisi berikut:
a. Riwayat reaksi alergi berupa anafilaksis dan reaksi alergi berat akibat vaksin
COVID-19 dosis pertama ataupun akibat dari komponen yang sama dengan yang
terka ndung dalam vaksin COVID-19
b. Sedang mengalami infeksi akut. Jika infeksi sudah teratasi, maka dapat dilakukan
vaksinasi COVID-19 berdasarkan penilaian dokter.
c. Memiliki penyakit imunodefisiensi primer.
2 Untuk lansia dengan kondisi komorbid lain, kelayakan pemberian vaksinasi COVID-19
sesuai dengan rekomendasi PAPDI mengenai pemberian vaksinasi COVID-1g pada
pasien dengan penyakit penyerta/ komorbid di poin ll.
b. Rekomendasi Khusus
1. Lansia dengan froil / renta LAYAK untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 jika
memenuhi syarat rekomendasi secara umum. Kriteria froil / renta jika memenuhi 3 atau
lebih kondisi sesuai kuesioner R.A.P.U.H berikut:
a. Mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga
b. Penurunan aktivitas fisik (sering merasa kelelahan) dalam 4 minggu terakhir
c. Memiliki 4 dari 11 penyakit (hipertensi, diabetes, kanker (selain kanker kulit
kecil), penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri
dada, asma, nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal)
d. Mengalami kesulitan berjalan sejauh 100 meter
e. Penurunan berat badan yang bermakna
PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE
I
Address Jl. Salemba I No. 22 C-D, Senen, Jakarta Pusat 10430
Phone (62-21 ) 31 928025, (62-21 ) 3',t928026
Email pb_Iapdi@indo.net.id PENGURUS BESAR
Website www.PaPdi.orid
2. Lansia yang BEI-UM TAYAK mendapat vaksinasi adalah lansia dengan Jroil / renla
derajat berat, yakni/roll dengan salah satu kondisi sebagai berikut:
a. Ketergantu ngan _i sepenuh nya terhadap orang lain dalam melakukan seluruh
aktivitas hidup dasar sehari-ha ri.
b. Memiliki penyakit terminal dengan angka harapan hidup yang rendah (kurang
dari 6 bu la n)
3 /
Jika terdapat keraguan dalam penilaian kondisi frail renta, direkomendasikan untuk
dikonsulkan ke dokter ahli bidangnya, yakni Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan
Geriatri (SpPD-KGer) atau Spesialis Penyakit Dalam Umum (SppD) khususnya di lokasi
yang tidak memiliki konsultan geriatri, untuk mendapatkan pengkajian lebih lanjut
mengenai manfaat dan risiko pemberian vaksin.
lX. Hal khusus mengenai vaksin Astrazeneca untuk masyarakat umum, termasuk lanjut usia 60 tahun
keatas:
a. Vaksin Astrazeneca merupakan salah satu jenis vaksin yang dianggap efektif dan telah disetujui
digunakan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Mengacu pada rekomendasi ISTH,
EMA dan WHO GACVS manfaat dari pemberian vaksin ini dinilai lebih besar dari pada potensi
komplikasi, dengan penjelasan :
X. Hal khusus mengenai vaksinasi mRNA sebagai booster, PAPDI menyusun rekomendasi dengan
m em pe rtim ba ngka n hal berikut:
a. Meningkatnya angka mortalitas dan kejadian infeksi pada tenaga kesehatan yang sudah
divaksinasi dengan platform inoctivoted (Coronavac) sebanyak dua dosis.
b. Varian delta yang saat ini mendominasi kasus baru COVID-19.
c. Studi terkait pemberian vaksinasi heterolog/kombinasi dan rekomendasi vaksinasi boosfer
di beberapa negara yang menggunakan vaksin platform inoctivoted.
PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE
Address Jl. Salemba I No. 22 C-D, Senen, Jakarta Pusat 10430
Phone (62-21\ 31928025, (62-21\ 31928026
Email pb_papdi@indo.net.id PENGURUS BESAR
Website www.PaPdi.or.id
Berikut poin rekomendasi dalam hal penggunaan vaksinasi mRNA sebagai booster:
a. Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam penanganan pasien COVID-19 dan
memiliki risiko tinggi untuk terlular COVID-19. Enam bulan sejak vaksinasi platform inoctivoted,
antibodi diketahui mulai berkurang, sehingga penting bagi tenaga kesehatan untuk diberikan
booster vaksinasi COVID-19, terutama untuk menghadapi varian baru.
b. Penelitian yang ada menunjukkan antibodi yang terbentuk pasca vaksin booster mRNA naik
cukup signifikan dan proteksi terhadap infeksi COVID-19 juga meningkat, walaupun belum ada
data khusus untuk vaksin inoctivoted yang dilanjutkan dengan vaksin mRNA. Vaksin mRNA
diketahui memiliki efikasi yang lebih baik terhadap varian baru dibandingkan dengan platform
vaksin lainnya.
c. Rekomendasi kelayakan vaksinasi mRNA pada keadaan khusus/komorbid tertentu secara
umum sesuai dengan rekomendasi PAPDI mengenai pemberian vaksinasi COVID-19 pada pasien
dengan penyakit penyerta/ komorbid di poin ll.
d. Efek samping vaksin mRNA yang muncul secara umum sama dengan vaksinasi COVID-19 pada
umumnya. Reaksi anafilaksis setelah pemberian vaksin mRNA perlu menjadi perhatian khusus
karena kandungan polietilen glikol (PEG) pada vaksin mRNA ini walaupun angka kejadiannya
sangat kecil. Diketahui efek samping yang muncul pasca vaksinasi kombinasi platform virol
vector dan mRNA untuk vaksinasi pertama dan kedua, lebih banyak jika dibandingkan
menggunakan platform yang sama. Hal ini mungkin juga terjadi pada vaksin inoctivoted jika
dikombinasi dengan platform yang berbeda walaupun sedang menunggu studi lebih lanjut.
Xl. Apabila terdapat keraguan, maka konsultasikah dengan dokter yang merawat. Pada beberapa
kondisi dimana seseorang memerlukan surat keterangan Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk
kelayakan vaksinasi COVID-19, dapat menggunakan format seperti lampiran dibawah.
PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE
Address Jl. Salemba I No. 22 C-D, Senen, Jakarta Pusat 10430
Phone (62-21) 31928025, (62-2',1J 31928026
Email pb papdi@indo.net.id PENGURUS BESAR
Website www.papdi.or.id
Nama
Menerangkan bahwa
Nama :
Tanggal lahir :
Setelah dilakukan pengkajian yang komprehensif, layak/tidak layak* mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan dengan semestinya.
(Tempat/tanggal/bu lan/tah un )
Ttd