RISK ASSESSMENT
(ICRA)
Costy Pandjaitan, CVRN.,SKM.,MARS.,PhD.,
CP.NLP.,CPLM.,CPRM., CIPP., CPPS., FISQua
Disampaikan pada
Worshop Tata Kelola Mutu
Tanggal 28 -31 Agustus 2023
Hotel Ahmad Yani Banda Aceh
PENDAHULUAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu
upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung
dan masyarakat sekitar rumah sakit.
Pengendalian infeksi harus dilaksanakan oleh semua
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
Salah satu program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) adalah kegiatan menilai risiko Infeksi
(ICRA).
LATAR
BELAKANG
Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah suatu
kegiatan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit untuk menilai dan mengontrol risiko infeksi
di rumah sakit yang dilakukan per unit bagian/instalasi di
rumah sakit.
(TJC 2010)
Infection Prevention Control
Suatu proses perencanaan pencegahan dan kontrol infeksi, sarana untuk mengembangkan
perencanaan, pola bersama menyusun perencanaan, menjaga fokus surveilans dan aktivitas
program lainnya, serta melaksanakan program pertemuan reguler dan upaya pendanaan (Lardo,
2016).
Menurut definisi APIC (Association for Professionals In Infection Control and Epidemiology),ICRA
merupakan suatu perencanaan proses dan bernilai penting dalam menetapkan program dan pengembangan
kontrol infeksi
Jenis Penilaian Risiko IPC
• Konstruksi
Program pencegahan dan
• Layanan Baru
pengendalian infeksi
• Praktek perubahan
TB
• Untuk pengembangan kebijakan
Pengelolaan Air
& prosedur
Siapa yang melakukan ICRA HAIs
Multidisiplin
Komite PPI
dan Ruangan
yang
bersangktan
WAKTU PELAKSANAAN ICRA HAIs
Risk
Priorities IPC PLAN
Assessment
PROSES PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko dan Rencana ISPC harus ditinjau dan disetujui oleh komite jaminan
kualitas dan peningkatan kinerja organisasi (atau komite lain yang ditunjuk).
Penilaian risiko dan Rencana ISPC harus ditinjau setiap tahun (dan lebih cepat jika
keadaan berubah).
Risk Matrix Grading
Skor Risiko =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada
20
PENENTUAN SKOR RISIKO
SKOR RISIKO =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada
Sering digunakan
Untuk memetakan risiko terhadap probabilitas, dampak dan sistem yg ada
TK Deskripsi Kejadian
Risk
1 Never Tidak pernah
Standard Precaution
Lack of Hand
Hygiene
Lack of
respiratory
Hygiene/cough
Etiquette
Lack of safety
injection
From Risks to Priorities to Plan
Risk
Assessment Priorities IC Plan
PENILAIAN RISIKO
2 Kurangnya Kepatuhan 27 2
menggunakan APD pada saat
Pembersihan alat
1 Menyediakan sarana Tersedianya Membuat surat Komite PPI Satu bulan Sarana
untuk cuci tangan sarana usulan ke Kebersihan
Kebersihan manajemen Tangan tersdia
pembuatan sarana
tangan dalam satu
cuci tangan
bulan
Penilaian risiko pra-konstruksi (PCRA) adalah salah satu alat paling penting
dan paling kurang dimanfaatkan yang tersedia untuk fasilitas perawatan
kesehatan yang mempertimbangkan proyek konstruksi.
Keamanan 1 Getaran
1
berbahaya
1 1
1 Bahan Berbahaya
Keamanan
Utilitas
Ada lima aspek utama yang harus dipertimbangan dalam PCRA
1 Asbestos
Akses
pekerja 2
Perlindungan
3 terhadap
peralatan di RS
Keamanan dan
kenyamanan 4
pasien, petugas,
pengunjung dan Pengendalian debu dan
masy sekitar RS infeksi, karena partikel debu
5 mengandung jamur (missal:
Aspergillus spp.) yang dapat
menyebabkan infeksi
Aspergillosis
LANGKAH-LANGKAH PCRA :
ICRA KONSTRUKSI/RENOVASI
Note: Infection Control approval will be required when the Construction Activity and Risk Level indicate that Class III or Class IV
control procedures are necessary.
Langkah Ke-1:
Identifikasi Tipe Aktivitas Konstruksi (Tipe A-D)
• Tipe A • Tipe B
Inspeksi dan aktifitas non-invasive Skala kecil, durasi aktivitas pendek yang
dapat menghasilkan debu minimal
• Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
• Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
a. mengangkat papan langit-langit untuk
inspeksi visual terbatas pada papan per 50 a. instalasi telepon dan kabel computer
square feet. b. akses untuk ke ruangan
b. pengecatan (tetapi bukan melakukan c. memotong dinding atau langit-langit
plesteran) dimana migrasi debu dapat dikontrol
c. dinding penghalang, pekerjaan jaringan
listrik, pompa minor, dan aktivitas yang
tidak menghasilkan debu atau membutuhkan
pemotongan dinding atau akses ke langit-
langit dibandingkan dengan untuk inspeksi
visual.
• Tipe C • Tipe D
Aktivitas yang menghasilkan debu dari tingkat moderat Penghancuran mayor dan proyek
sampai tinggi atau membutuhkan penghancuran atau bangunan
pemusnahan komponen kerangka gedung • Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
• Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
a. aktivitas yang membutuhkan
a. melakukan plesteran dinding untuk dicat atau pelapisan kerja shift yang berkelanjutan
dinding
b. membutuhkan penghancuran
b. mengangkat penutup lantai, papan langit-langit, dan papan besar atau pengangkatan system
penghalang kabel yang lengkap
c. konstruksi dinding baru c. konstruksi baru
d. membuat akses kerja minor atau pekerjaan listrik di atas
langit-langit
e. aktivitas kabel mayor
f. pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dalam satu shift
Langkah Ke-2 :
Identifikasi Kelompok Pasien yang Berisiko di sekitar kegiatan
konstruksi
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
Note: Infection Control approval will be required when the Construction Activity
and Risk Level indicate that Class III or Class IV control procedures are necessary.
Rekomendasi Tim PPI
berdasarkan Kelas ICRA Renovasi
Kelas I