Anda di halaman 1dari 124

Kebijakan Program Prioritas

Nasional terintegrasi dengan


Mutu Pelayanan di FKTP
Dr. Iman Murahman, MKM
SISTEMATIKA STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB II. PENYELENGGARAAN UKM YANG BERORIENTASI
PADA UPAYA PROMOTIF & PREVENTIF

PENGUATAN PELAYANAN UKM


DENGAN PIS-PK
2.1 PERENCANAAN TERPADU PELAYANAN UKM

2.5
KEMUDAHAN AKSES SASARAN &
PENYELENGGARAAN UKM 2.6 2.2 MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN UKM
ESENSIAL

PENYELENGGARAAN UKM
PENGEMBANGAN
2.7 2.3 PENGGERAKAN & PELAKSANAAN
PELAYANAN UKM

PENGAWASAN, PENGENDALIAN & PEMBINAAN BERJENJANG PELAYANAN


PENILAIAN KINERJA PELAYANAN UKM 2.4 UKM
2.8
STANDAR 2.6

PENYELENGGARAAN UKM ESENSIAL

Kriteria 2.6.5
Cakupan dan Pelaksanaan UKM Esensial
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pokok Pikiran
a) Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit diukur dengan 3
(tiga) indikator kinerja utama pelayanan
e) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial berdasarkan prioritas masalah di
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala
baik secara manual maupun elektronik, Puskesmas.
dilakukan secara lengkap, akurat dan
tepat waktu

b) Penetapan indikator kinerja utama


pelayanan UKM Esensial Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit terintegrasi dengan
penetapan indikator kinerja Puskesmas.

d) Dilakukan pemantauan dan analisis serta


tindak lanjut terhadap capaian indikator
kinerja pelayanan UKM Esensial
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dan upaya pencapaian kinerja pelayanan
UKM Esensial Pencegahan dan
c) Untuk mencapai kinerja UKM Esensial
Pengendalian Penyakit yang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dilakukan. telah
dilakukan upaya-upaya promotif dan
preventif sesuai dengan kebijakan,
pedoman dan panduan yang berlaku.
Elemen Penilaian
a) Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sesuai dengan pokok pikiran
disertai dengan analisisnya (R, D).

b) Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebagaimana pokok pikiran, dan tertuang di dalam RPK, sesuai dengan kebijakan, prosedur dan
kerangka acuan kegiatan yang telah ditetapkan (R, D, W).

c) Dilakukan pemantauan secara periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator dan upaya yang telah
dilakukan (D, W).

d) Disusun rencana tindak lanjut dan dilakukan tindaklanjut berdasarkan hasil pemantauan yang terintegrasi ke dalam dokumen
perencanaan (D, W).

e) Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (R, D, O, W) .
SISTEMATIKA STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB IV. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL

PENINGKATAN CAKUPAN & PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


MUTU IMUNISASI
4.1

4.3

PROGRAM PENANGGULANGAN 4.4 4.2 PENURUNAN JUMLAH KEMATIAN IBU &


TUBERKULOSIS JUMLAH KEMATIAN BAYI

4.5
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR & FAKTOR RISIKONYA
STANDAR 4.3

PENINGKATAN CAKUPAN DAN MUTU IMUNISASI

Kriteria 4.3.1
Program imunisasi direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi
dalam upaya peningkatan capaian cakupan dan mutu imunisasi
Pokok Pikiran
a). Puskesmas wajib melaksanakan kegiatan imunisasi

j). Rencana program peningkatan dan cakupan mutu


imunisasi disusun dengan mengutamakan upaya b). Penetapan indikator kinerja imunisasi
terintegrasi dengan penetapan indikator kinerja
promotif dan preventif .
Puskesmas

c). Pelaksanaan program imunisasi di


i). Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara Puskesmas perlu direncanakan,
berkala, berkesinambungan, dan
dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi
berjenjang

h). Pencatatan dan pelaporan pelayanan d). Perencanaan yang terperinci (micro
imunisasi, baik secara manual maupun planning) disusun untuk memastikan
elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, pelaksanaan program imunisasi berjalan
tepat waktu, dan sesuai dengan prosedur dengan baik

.
g). Puskesmas melakukan pengukuran terhadap e). Tindak lanjut perbaikan program imunisasi
indikator kinerja yang telah ditetapkan dilaksanakan meliputi upaya promotif dan
dan disertai dengan analisis capaian preventif .

f). Puskesmas melakukan pengelolaan rantai dingin vaksin


(cold chain vaccines) sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Elemen Penilaian
a) Ditetapkan indikator dan target kinerja program imunisasi yang disertai capaian dan analisisnya (R, D, W).

b) Ditetapkan program imunisasi (R, W).

c) Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan program imunisasi (R, D, O, W).
d) Dilakukan pengelolaan vaksin untuk memastikan rantai vaksin dikelola sesuai dengan prosedur (R, D, O, W)
e) Kegiatan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan bersama secara
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan, dan kerangka acuan yang telah ditetapkan (R, D, W).

f) Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut upaya perbaikan program imunisasi (D, W).

g) Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan (R, D, W)
Surveilans dan indikator pencegahan PD3I
Polio dan campak rubela

Target Surveilans Indikator Surveilans


- Tidak ada lagi kasus polio - Non Polio AFP rate ≥ 2 per 100.000 penduduk
- Tidak ada transmisi virus surveilans AFP adekuat setiap usia <15 tahun
Eradikasi Polio

polio liar Tahun - Persentase Spesimen Adekuat minimal 80%


- Tidak ada transmisi VPDV

- Penemuan kasus Demam-Ruam yang dibuktikan


surveilans campak-rubela/CRS
minasi Campak Rubela / CRS

secara bukan karena campak-rubella (Discarded


Tidak ada transmisi virus adekuat setidaknya 3 tahun rate) ≥ 2 per 100.000 penduduk
campak & rubela berturut-turut dan
- Reporting rate suspek CRS ≥1/10.000 KLH
Catatan: dipertahankan
VPDV = virus polio vaksin yang bermutasi
AFP = Acute Flaccid Paralysis
Non Polio AFP rate = Proporsi penemuan
kasus AFP yang dibuktikan bukan karena
polio
Mempertahankan eilminasi Tetanus Maternal & Neonatal (TMN)

Upaya mencapai eliminasi Validasi Menjaga eliminasi TMN


TMN Eliminasi TMN
tahun 2015
Surveilans adekuat Surveilans adekuat

Persalinan & perawatan tali Persalinan & perawatan tali


pusat yg bersih dan aman pusat yg bersih dan aman

Imunisasi Tetanus rutin


Imunisasi Tetanus rutin (bayi,
TT /Td tambahan/WUS pd
baduta, anak sekolah & WUS)
daerah berisiko tinggi
Kebijakan pengendalian Difteri dan Pertusis
Difteri Pertusis

Setiap suspek yang memenuhi kriteria dan kasus


Setiap suspek difteri dilakukan penyelidikan dilaporkan ke dinkes kab./kota dalam waktu 24 jam,
dilakukan penyelidikan epidemiologi dan
penanggulangan

Ketersediaan logistik, ADS, dan Profilaksis oleh


pemerintah pusat maupun daerah Setiap suspek diswab nasofaring/aspirat nasofaring
dan darah (Serum), diperiksa di lab rujukan

Penelusuran kontak erat dan pemberian Profilaksis Jejaring lab. pertusis melalui surveilans labkesmas

Berlaku laporan nihil (zero report) jika tidak


Pelaporan dengan formulir sesuai pedoman ditemukan suspek yang memenuhi kriteria dan kasus
di unit pelayanan kesehatan

Cakupan imunisasi rutin DPT-HB-Hib 1-3 pada bayi


Pemeriksaan spesimen di laboratorium provinsi / RS dan imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib pada baduta
/ B-BTKLPP / Nasional harus tinggi (≥95%) dan merata.
Update Regional Meeting on VPD Surveillance Dhaka-Bangladesh, 13 – 16
Juni 2022

Implementasi Strategi Penguatan Surveilans PD3I

• Pelatihan kelompok kerja surveilans PD3I (kompetensi inti surveilans termasuk analisis
data), melibatkan lintas program dan lintas sektor termasuk klinisi dan fasyankes
• Memperkuat dan memperluas jaringan laboratorium kesehatan masyarakat
• Pengembangan sistem informasi surveilans PD3I yang berkelanjutan untuk mendukung
pengumpulan, analisis, pembagian dan penggunaan data secara terprogram
• Melakukan penelitian operasional dan menghasilkan bukti untuk meningkatkan dan
memantau kualitas sistem pengawasan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan
data baru
• Menjamin pembiayaan berkelanjutan dan meningkatkan dukungan pemerintah lokal dalam
pelaksanaan surveilans PD3I
• Pelaksanaan surveilans PD3I terintegrasi
Kolera Leptospirosis

Pes Hepatitis A

Demam Berdarah Dengue Influenza A baru


(H1N1)/Pandemi 2009
PENYAKIT Campa
Meningitis
MENULAR YANG k Polio Yellow Fever
BERPOTENSI WABAH
Difteri Chikungunya
(PERMENKES NO.
Pertusis Penyakit menular tertentu lainnya yang
1501/MENKES/PER/ dapat menimbulkan wabah (ditetapkan
Rabies oleh Menteri kesehatan)
X/2010)
Malaria
Avian
Influenz
a H5N1
Antraks
Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) masih mengancam
dunia

 Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun


akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis,
influenza, dan campak (WHO, 2021)
 Terdapat berbagai vaksin untuk mencegah >20 penyakit
yang mengancam jiwa, membantu orang-orang dari
segala usia hidup lebih lama, hidup lebih sehat

 PD3I masih mengancam dan diperlukan cakupan


imunisasi yang tinggi dan merata supaya:
1. Mencegah individu dari penyakit yang berbahaya
2. Mencegah penularan di masyarakat
Target Global

1 2 3 4 5

Measles Rubella Tetanus Diphteria Pertusis


Polio
Eliminasi
Eradikasi Eliminasi Pengendalian Pengendalian
Tetanus
Polio Campak Difteri Pertusis
Neonatorum
Rubela / CRS

• 2014 SEARO • 2023 Indonesia • 2015 Tetanus Target Nasional Target Nasional
bebas polio eliminasi Campak Neonatorum Indonesia Indonesia
(Indonesia) dan Rubela / eliminasi di seluruh
CRS region
• 2026 Eradikasi • 2023 SEARO
Polio eliminasi Campak • Indonesia
dan Rubela / mempertahankan
CRS status Eliminasi
TN
Grafik Capaian Imunisasi Dasar Lengkap Grafik Capaian Imunisasi Baduta Lengkap
Tahun 2022, Target IDL 90% Tahun 2022, Target IBL 90%
SULAWESI SELATAN 114.1% JAWA TENGAH 124.8%
JAWA TENGAH 114.1% SULAWESI SELATAN 112.1%
NUSA TENGGARA BARAT 110.1% DKI JAKARTA 110.0%
BANTEN 108.7% BANTEN 109.8%
LAMPUNG 106.4% LAMPUNG 109.6%
JAWA BARAT 106.3% JAWA BARAT 109.4%
BALI 105.6% MALUKU UTARA 109.4%
JAMBI 105.2% NUSA TENGGARA BARAT 103.3%
DKI JAKARTA 102.8% JAWA TIMUR 101.8%
SUMATERA SELATAN 102.8% BALI 101.2%
BENGKULU 102.1% JAMBI 99.7%
JAWA TIMUR 100.1% INDONESIA 98.0%
INDONESIA 99.9% SUMATERA SELATAN 98.0%
GORONTALO 99.1% SUMATERA UTARA 94.2%
SULAWESI UTARA 98.2% GORONTALO 92.2%
KEPULAUAN RIAU 97.1% PAPUA BARAT 91.8%
KALIMANTAN TIMUR 97.1% BENGKULU 90.6%
D.I. YOGYAKARTA 97.0% SULAWESI UTARA 90.2%
KALIMANTAN TENGAH 96.4% KEPULAUAN RIAU 86.9%
SUMATERA UTARA 96.3% MALUKU 85.0%
MALUKU UTARA 96.0% KALIMANTAN TENGAH 83.3%
SULAWESI TENGAH 95.7% KALIMANTAN SELATAN 81.2%
KALIMANTAN SELATAN 90.9% NUSA TENGGARA TIMUR 80.7%
BANGKA BELITUNG 90.6% KALIMANTAN TIMUR 80.6%
SULAWESI BARAT 89.4% SULAWESI TENGAH 80.4%
SULAWESI TENGGARA 89.2% BANGKA BELITUNG 80.0%
MALUKU 89.1% KALIMANTAN UTARA 79.8%
NUSA TENGGARA TIMUR 88.4% SULAWESI BARAT 77.9%
KALIMANTAN UTARA 87.8% D.I. YOGYAKARTA 75.7%
RIAU 86.7% SULAWESI TENGGARA 74.2%
KALIMANTAN BARAT 84.8% KALIMANTAN BARAT 72.9%
PAPUA BARAT 78.3% RIAU 62.6%
SUMATERA BARAT 72.2% SUMATERA BARAT 53.8%
PAPUA 57.4% PAPUA 53.8%
ACEH 48.1% ACEH 26.0%
CAKUPAN IMUNISASI DASAR BAYI DAN LANJUTAN BADUTA - ACEH

S.D JUNI 2022


TAHUN 2022 50.0%
47.5%
45.0%

CAPAIAN IMUNISASI DASAR


40.0%
36.5%
35.0%
BAYI BARU SURVIVING INFANT 31.8%
CAPAIAN IDL
LAHIR (SI) 29.6%
30.0%
26.8% 27.2%
24.8% 24.7%
25.0%
22.5% 21.8%
104.606 Bayi 101.508 Bayi 22.107 Bayi (21.8%) 21.1% 21.2%
20.0%

15.0%
11.4%
CAPAIAN IMUNISASI LANJUTAN BADUTA 10.0%
10.1%
8.8%

5.0%
CAPAIAN CAPAIAN CAMPAK
SASARAN
DPT-HB-Hib 4 RUBELLA 2 (CR2) 0.0%

)
2

HB 0

A)

A)
V
1

HB 1

HB 2
G

L
YI

ID
HB
IP
BC

DP -Hib

DP -Hib

ib

UT

UT
BA
LI

LI

LI
LI

-H

AD
PO

PO

AD
PO

PO

1(

(B

(B
R
T-

T-

T-

2
DP

R
ib

M
101.524 Anak 8.941 Anak (8.8%) 11.541 Anak (11.4%)

-H
HB
T-
DP
CAKUPAN IMUNISASI DASAR BAYI DAN LANJUTAN BADUTA - ACEH

S.D JUNI 2022


TAHUN 2023 60.0%

CAPAIAN IMUNISASI DASAR 50.0% 50%

BAYI BARU SURVIVING INFANT 40.0%


CAPAIAN IDL 35.7%
LAHIR (SI)

30.0% 28.1%
26.1% 26.1%
105.109 Bayi 101.607 Bayi 19.309 Bayi (19%) 23.2% 24.1%
21.4% 21.9% 21.2%
19.9% 19.0%
20.0%

CAPAIAN IMUNISASI LANJUTAN BADUTA 10.0%


9.9%
7.8% 7.2%

CAPAIAN CAPAIAN CAMPAK


SASARAN 0.0%
DPT-HB-Hib 4 RUBELLA 2 (CR2) )
G 1 2 3 4 V 0 1 2 3 YI ID
L A) A)
BC IO IO IO IO IP HB Hib i b i b A T T
OL OL PO
L
PO
L - -H -H (B U
AD BAD
U
P P - HB - HB -HB R 1 ( B (
T T T M 4 2
DP DP DP i b R
H M
101.508 Anak 7.920 Anak (7.8%) 7.334 Anak (7.2%) HB-
T-
DP
Cakupan IDL TW II Tahun 2021 - 2023
% IDL Jumlah Anak Yang Mendapatkan IDL

60.0% 22,500
22,107
50.0% 22,000
50.0%
46.8%
45.0% 21,500

40.0%
21,000
20,723

20,500
30.0%

21.8% 20,000
20.4%
20.0% 19.0%
19,500 19,309

10.0% 19,000

18,500
0.0%
TW II Tahun 2021 TW II Tahun 2022 TW II Tahun 2023
18,000

17,500
% Target s.d Juni % Cakupan s.d Juni TW II Tahun 2021 TW II Tahun 2022 TW II Tahun 2023
CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL) TAHUN 2022
PER KABUPATEN KOTA - ACEH
Jumlah Bayi yang Mendapatkan IDL % IDL
ACEH UTARA 5,235 ACEH TENGGARA 104.1
ACEH TENGGARA 4,479 LANGSA 94.3
ACEH TAMIANG 3,793 BENER MERIAH 82.2
ACEH BESAR 3,207 ACEH BARAT DAYA 77.2
LANGSA 2,989 ACEH TENGAH 70.7
ACEH TIMUR 2,904 ACEH TAMIANG 69.6
BANDA ACEH 2,878 NAGAN RAYA 66.6

ACEH TENGAH 2,789


ACEH SINGKIL 63.2
GAYO LUES 58.6
BENER MERIAH 2,348
LHOKSEMAWE 56.9
LHOKSEMAWE 2,198
BANDA ACEH 49.3
ACEH BARAT DAYA 1,934
ACEH UTARA 47.0
NAGAN RAYA 1,911
SIMEULUE 46.5
ACEH SINGKIL 1,776
SUBULUSSALAM 46.2
ACEH SELATAN 1,270
PROVINSI ACEH 45.7
BIREUEN 1,217
ACEH SELATAN 36.7
GAYO LUES 1,127
SABANG 34.6
ACEH BARAT 976 ACEH BESAR 34.0
SIMEULUE 870 ACEH TIMUR 33.0
SUBULUSSALAM 810 ACEH BARAT 25.3
PIDIE JAYA 565 ACEH JAYA 20.6
ACEH JAYA 481 PIDIE JAYA 19.6
PIDIE 376 BIREUEN 15.4
SABANG253 PIDIE 4.8
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0
% CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL) ACEH
S.D TW II 2021 - 2023 PER KAB/ KOTA
50.0
45.0 50.0
40.0 45.0
35.0 40.0
35.0
30.0
30.0
25.0
25.0
20.0
20.0
15.0
15.0
10.0
10.0
5.0
5.0
0.0 0.0
SIMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH ACEH TIMUR ACEH TENGAH GAYO LUES ACEH NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER PIDIE JAYA
TENGGARA TAMIANG MERIAH

60.0
40.0
35.0 50.0
30.0
40.0
25.0
20.0 30.0
15.0
20.0
10.0
5.0 10.0
0.0
ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT 0.0
DAYA BANDA ACEH SABANG LANGSA LHOKSEMAWE SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH
Capaian Imunisasi Rutin Provinsi Aceh
Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) TW II Tahun 2023
(Manual vs ASIK)
Map of cVDPV2 Outbreak in Aceh, 2022 - 2023
1st Case (Pidie), 25nt changes
Pidie District 7 y.o boy
Desa Mane, Kec. Mane; Onset 09 October 2022
1st 3 2
rd nd
4 healthy children positive VDPV2 (25-26 nt
changes)
ACEH

2nd Case (Aceh Utara), 27 nt changes


3 y.o boy
NORTH SUMATERA Desa Teupin Gajah, Kec. Tanah Jambo Aye
Onset 03 January 2023

RIAU Aceh Utara District

WEST SUMATERA 3rd Case (Bireuen), 34 nt changes


4 y.o boy
Desa Meunasah Ketapang, Kec. Jeunieb
Onset 13 January 2023
Bireuen District
CAPAIAN INDIKATOR SURVEILANS AFP
TAHUN 2020 – 2023

Indikator Target 2021 2022 2023

AFP Rate ≥ 2/100.000 1,13 5,83 9,36


usia <15 thn
NP AFP Rate ≥ 2/100.000 1,13 5,77 7,68
usia <15 thn

% spes adekwat 80% 31,6 55,1 69,4

% KU 60 hari 80% 83,3 88 74,1

% Kelengkapan 90% 65,9 96,7 98,8

% Ketepatan 80% 55,9 87,1 88,7


Kinerja Surveilans AFP
Aceh, 2020 – 2023 (M1-26)
10 100

9 90

8 7.68 80
69.4
7 70

Specimens Adequate
Non Polio AFP Rate

6 5.77 55.1 60

5 50

4 40
31.6
3 30

2 20
1.13
1 10

0 0
2021 2022 2023

Non Polio AFP Rate Non Polio AFP Rate Target (2/100000) Specimens Adequate

Indikator Surveilans AFP:


• Non-Polio AFP minmal 2 per 100000 penduduk usia <15 tahun
• Persentase Spesimen Adekuat minimal 80%
Annualized NPAFP Rate and Specimen Adequate
Aceh, 2022 - 2023
2022 2022
NPAFP Rate Spesimen Adekuat (%)
Aceh Province: 5.77 Aceh Province: 55.1%

No case/report NP AFP rate 1-1,99


No report Adeq . Spec 60-79%
NP AFP rate < 1 NP AFP rate >=2
Adeq. Spec <60% Adeq. Spec >=80%

2023 2023
Annualized NPAFP Rate Spesimen Adekuat (%)
Aceh Province: 7.68 Aceh Province: 69.4%

Data 07 Jul 2023


% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2023
POLIO 4
60.0

50.0 48.7 50

40.7 40.2
40.0
35.5
31.4 30.5 29.8 29.6 29.5
30.0 27.6
25.5 25.0
22.5 21.4
20.0 19.2
20.0 17.8
14.8
10.9
9.6 9.2
10.0
6.9 6.6
5.0

0.0
E L
S A
IA
H
AM W AN YA YA NG RA ES AH KI RA C EH UR L UE AR AT EH EN YA YA NG DI
E
NG ER L A T A A I A A LU G G A A M ES R C U J A J A A PI
LA SS
A
EM EL
A R D
GG YO
N
SI
N UT SI TI EU B BA A
IR
E
IE EH AB
R
M
U S S A N
RAT TA M N A TE H EH I N EH I M EH EH DA B I D C S
NE UL
K H AG BA TE G CE
H
CE AC OV AC
S
AC AC
N P A
HO CE EH H BA
BE SU
B L A N H C E A A
P R
AC
E A AC

Cakupan Target TW II
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2021 - 2023 PER KAB/ KOTA
POLIO 4
50.0
45.0 45.0
40.0 40.0
35.0 35.0
30.0 30.0
25.0 25.0
20.0 20.0
15.0 15.0
10.0 10.0
5.0 5.0
0.0 0.0
E IL N A UR H GAYO LUES ACEH NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER PIDIE JAYA
LU GK TA AR GA
EU N A G IT M N TAMIANG MERIAH
SI SE
L
NG TE
SIM EH H TE EH EH
AC CE EH AC AC
A
AC

60.0
45.0
40.0 50.0
35.0
40.0
30.0
25.0 30.0
20.0
15.0 20.0
10.0
10.0
5.0
0.0 0.0
ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT BANDA ACEH SABANG LANGSA LHOKSEMAWE SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH
DAYA
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2023
IPV1
60.0

50.0 50

40.0
37.1
34.1

30.0

21.7 21.4
19.7
20.0 17.6 17.0 16.1
14.3
13.1
9.9 9.7
10.0 8.7 8.6 8.0 7.9
5.9 5.3 5.2 4.7
2.8 2.3
0.5 0.4
0.0
E L E S T R E
S A
IA
H
NG LU AH KI W RA UE AN CE
H
AM YA RA SA YA CE
H YA EN NG YA UR RA DI
NG ER IA U G G A A L A T A L RA A E DA A J A EU A J A
TI
M TA PI
LA M AM SIM
E
TE
N
SI
N
EM GG YO S EL SI SS
A N H
B H
B
AT DA DI
E
BI
R
SA
B
EH H
U
E R T E H E H K S
TEN
G A H V I N LU G A
C E C E
A R N P I AC
C E C EH
N EH AC AC LH
O
EH AC
E
RO
U NA A A B BA A A
BE AC C P S UB E H
A AC

Cakupan Target TW II
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2021 - 2023 PER KAB/ KOTA
IPV
35.0
45.0
30.0
40.0
25.0 35.0
20.0 30.0
15.0 25.0
20.0
10.0
15.0
5.0 10.0
0.0 5.0
SIMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH ACEH TIMUR ACEH TENGAH
TENGGARA 0.0
GAYO LUES ACEH NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER PIDIE JAYA
TAMIANG MERIAH

40.0
12.0
35.0
10.0 30.0
8.0 25.0

6.0 20.0

4.0 15.0

10.0
2.0
5.0
0.0
ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT 0.0
DAYA BANDA ACEH SABANG LANGSA LHOKSEMAWE SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH
Risk Assessment for Measles Transmission
#Very High % Very High
Overal Risk
Provinsi Risk & High Risk & High
Provinsi Status_Prov
Risk Districts Risk Districts
2; 6% Aceh VHR 23 100.0
Sumatera Utara VHR 30 90.9
Low Risk (LR) Sumatera Barat VHR 19 100.0
Medium Risk Riau VHR 12 100.0
(MR) Jambi VHR 7 63.6
High Risk 13; 38% 10; 29% Sumatera Selatan VHR 8 47.1
(HR) Bengkulu MR 3 30.0
Very High Lampung HR 5 33.3
Risk (VHR) Bangka Belitung VHR 6 85.7
9; 26% Kepulauan Riau MR 6 85.7
DKI Jakarta LR 2 33.3
Jawa Barat MR 16 59.3
Jawa Tengah MR 14 40.0
DI Yogyakarta LR 2 40.0
Jawa Timur MR 13 34.2
Banten MR 5 62.5
Kab/Kota Bali LR 0 0.0
32; 6% Nusa Tenggara Barat LR 9 90.0
Nusa Tenggara Timur HR 18 81.8
Low Risk (LR) Kalimantan Barat HR 11 78.6
Medium Risk Kalimantan Tengah HR 11 78.6
(MR) Kalimantan Selatan HR 13 100.0
High Risk 236; 46% 115; 22% Kalimantan Timur VHR 8 80.0
Kalimantan Utara VHR 5 100.0
(HR)
Sulawesi Utara HR 10 66.7
Very High 131; 25% Sulawesi Tengah MR 12 92.3
Risk (VHR) Sulawesi Selatan VHR 23 95.8
Sulawesi Tenggara HR 17 100.0
Gorontalo MR 6 100.0
Sulawesi Barat HR 6 100.0
Maluku HR 8 72.7
Maluku Utara VHR 9 90.0

22 Provinces, 367 Districts have Very High Risk and High Risk Papua Barat
Papua
VHR
VHR
6
24
46.2
82.8

for measles transmission INDONESIA VHR 367 71.4

Data Source: VPD surveillance performance analysis *Measles Risk Assessment with WHO Tools Year 2020 Published 15 Dec 2021
Case Based Measles Surveillance – CBMS Aceh, 2021-2023
1800
Total CBMS Measles Rubella Mix Negative Pending

1600 1569

1400

1200

1000

828
800

600
438
400
283
233
200 168
69 48
20 24 41
6 7 0 8 0 0 0
0
2021 2022 2023
Non-Measles Non-Rubela Discarded Rate
Provinsi Aceh, 2021-2023
6

5.1
5

4
Discarded Rate

1 0.86

0.4

0
2021 2022 2023

Year

Discarded rate Target (2/100.000 penduduk)


Source:
•Routine report (MR-02 report)
•Measles Lab Information System (MLIS)
Capaian Discarded Rate Kab/Kota Tahun 2021-2023
Discarded Rate Aceh, Tahun 2021 - 2023 ( M1-26)
25

20.56
19.9
20

16.4 16.67
15.94

15

10

8.02 7.86
7.65

5.74
5.14 5.12
5 4.59
3.98 3.94
3.27 3.14
2.63 2.84 2.79

0.93 0.94 0.89 1.2 0.88


0.7 0.42 0.66 0.58 0.31 0 0 0
0
A
NG EH YA R AN N YA AH NG SA IL AH DI
E T E
UR YA A A ES UE M SI
AY DA SA UE JA K I RA AW RA AR AR LU L LA N
EJ BA AC BE L AT RE NG IA NG NG ER PI BA TI
M
UT GG EU SA VI
DI SA A T
EH SE BI EH E M LA SI M UM N YO S RO
PI ND RA AC
T TA EH R EH KS EH GA EH TE
N
GA SI M
LU P
BA BA AC EH EH EH NE AC AC A AC
C AC AC BE HO N EH BU
EH A AC L
AC SU
AC

2021 2022 2023 Target


% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2023
MR
60.0

50.2
50.0 50

42.5
40.0 38.5
35.0
32.8 32.2 31.8 30.8 30.7
30.0 28.5
25.4
24.3
21.7 21.2
20.0 18.1 17.9
16.5
14.5
11.6
10.2 10.0
10.0 8.1 7.5
4.6

0.0
E L
S A
IA
H
AM RA NG YA AN W KI YA AH LUE U ES C EH RA S AR UR RAT EN C EH NG YA YA DI
E
NG ER L A I A A T A G A G
EU L A A E M U A A J A J A PI
LA M SS
A GG M N
R
EL
A
EM SI
N TD TE
N
YO SI UT B TI BA IR
E
A AB H IE
E R LU EN TA
G A
H
S KS
E H RA H SI M A I N E H
C EH E H
C EH B N D S
ACE P ID
T BA E G V C C
N BU EH CE
H
NA AC
E
LH
O AC AC RO A A A A BA
BE S U C A EH P
A AC

Cakupan Target TW II
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2021 - 2023 PER KAB/ KOTA
MR 1
50.0
45.0 50.0
45.0
40.0
40.0
35.0
35.0
30.0
30.0
25.0
25.0
20.0
20.0
15.0
15.0
10.0 10.0
5.0 5.0
0.0 0.0
SIMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH ACEH TIMUR ACEH TENGAH GAYO LUES ACEH NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER PIDIE JAYA
TENGGARA TAMIANG MERIAH

60.0
45.0
40.0 50.0
35.0
30.0 40.0

25.0
30.0
20.0
15.0 20.0
10.0
5.0 10.0
0.0
ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT 0.0
DAYA BANDA ACEH SABANG LANGSA LHOKSEMAWE SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH
% CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN BADUTA s.d JUNI TAHUN 2023
PER KABUPATEN KOTA - ACEH
60.0

50.0 50.0

40.0

34.3
30.0 29.1

20.0 17.6
18.8 15.2
13.7 17.4 16.3 13.7
11.6 12.2
14.8 15.2
9.5 10.4 9.7 12.8
10.0 12.0 12.0 12.0
6.9 6.4 7.3 6.2 7.2
9.5 9.0
4.2 6.7 3.7 7.6 3.1 7.8
3.1
1.7 1.3 1.9
0.4 3.9 1.0 3.1
0.0 2.8
1.5 1.4 1.0 0.5 1.3
E IL T 0.3
U N A R H A SA
R
DI
E N A A ES G A YA H A
CE
H
NG SA E
AM CE
H
U L G K
A TA
G AR
I M
U G A
A R E PI EUE TAR DAY LU I AN RAY JA E RIA J AY A BA N G A W
A L A
E N L N B B E SI
M SI SE NG H
T TE H H BI
R
H
U
AT YO AM AN EH M DI DA SA LA EM SS
SI H E E H E E E R A T C R I N KS U I N
AC
E EH T AC CE AC AC AC BA G
EH NA
G A E P
BA HO
L
OV
AC E H A H C BEN L U BU R
AC E A S P
AC

% Cakupan MR 2 % Cakupan DPT-HB-Hib 4 % Target TW II 2023


Cakupan Imunisasi Lanjutan Baduta TW II Tahun 2021 - 2023
% ILB Jumlah Anak Yang Mendapatkan ILB

60.0% 14,000

50.0% 12,000 11,541


50.0%
46.5% 46.8%

10,000
8,941
40.0%
8,397
7,920
8,000 7,334
6,965
30.0%
6,000

20.0% 4,000

11.4%
10.0% 8.8% 2,000
7.4% 7.8% 7.2%
6.2%

-
0.0% TW II Tahun 2021 TW II Tahun 2022 TW II Tahun 2023
TW II Tahun 2021 TW II Tahun 2022 TW II Tahun 2023

Target Cakupan DPT-HB-Hib 4 Cakupan MR 2 Jumlah DPT-HB-Hib 4 Jumlah MR2


Kasus Difteri Aceh, 2021-2023

35
Kasus Difteri Meninggal

30
30

25

20
20
17
15

10

5
3
0 1 1
2021 2022 2023
Gambaran Kasus Difteri Aceh
Distribusi Suspek/Konfirmasi Difteri Grafik Mingguan Suspek /Konfirmasi Difteri Tahun 2023
Berdasarkan Kab/Kota , Tahun 2023 4

3 3

2
2

0
e
a
n

eh

g
r

ur
sa

ian

lu
ar

ue
ta

Tim
Ac
Be

eu
Ut
ela

re

m
B.

Sim
Bi
A.

Ta
A.
S

A.
A.

0
A.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7
M M M M M M M M M M1 M1 M1 M1 M1 M1 M1 M1 M1 M1 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2
Kss Meninggal
Gambaran suspek / kasus Pertusis, Tahun 2022

Distribusi Suspek / Kasus Pertusis Berdasarkan Distibusi Suspek / Kasus Pertusis Suspek/Kasus Pertusis Berdasarkan Status
Kelompok Umur Tahun 2022 Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022 Imunisasi DPT, Tahun 2022
40
5%

35
Distribusi Suspek/Kasus Difteri
Berdasarkan Jenis Kelamin , Tahun
30
2020 ( Jan- Agust)
25

46%
20

54%
15

10

0
<1 1-4 5-9 10-14 > 15 95%

Kss Meninggal Laki-laki Perempuan


Imunisasi Tidak Imunisasi
Gambaran Suspek/ Kasus Pertusis Aceh
Distribusi Suspek/Kss Pertusis Grafik Mingguan Suspek/Kss Pertusis
Berdasarkan Kab/Kota, Tahun 2022
Tahun 2022
18
6 Grafik Mingguan Suspek/Kss Difteri
Tahun 2022
16

14

12

4
10

4 2

0
n r ya e ra ya ur at a e
ue sa eh di ta ta
n
ar ay aw
re Be Ac d Pi Ja m la J
i a Ab U
di
e Ti e A.
B A. um
B eh d A. A. S se
Ac n Pi A. ok
Ba
Lh 0
1 3 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3 5 7 9 1
M M M M M M1 M1 M1 M1 M1 M2 M2 M2 M2 M2 M3 M3 M3 M3 M3 M4 M4 M4 M4 M4 M5
Kss Meninggal
Gambaran suspek / kasus Pertusis, Tahun 2023

Distribusi Suspek / Kasus Pertusis Berdasarkan Distribusi Suspek/Kasus Pertusis Distribusi Suspek/Kasus Pertusis
Kelompok Umur Tahun 2023 Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2023 Berdasarkan Status Imunisasi, Tahun 2023
40
8%
36
35
Distribusi Suspek/Kasus Difteri
Berdasarkan Jenis Kelamin , Tahun
30
2020 ( Jan- Agust)

25

20
51% 49%
15
15 14
12
10

1
0 0 0 0 0
0
<1 1-4 5-9 10-14 > 15 92%

Kss Meninggal P L
Imunisasi Tidak Imunisasi
Gambaran kasus konfirmasi Pertusis, Tahun 2023

Distribusi Suspek / Kasus Pertusis Berdasarkan Distribusi Suspek/Kasus Pertusis Distribusi Suspek/Kasus Pertusis
Kelompok Umur Tahun 2023 Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2023 Berdasarkan Status Imunisasi, Tahun 2023
40
8%
36
35
Distribusi Suspek/Kasus Difteri
Berdasarkan Jenis Kelamin , Tahun
30
2020 ( Jan- Agust)

25

20
51% 49%
15
15 14
12
10

1
0 0 0 0 0
0
<1 1-4 5-9 10-14 > 15 92%

Kss Meninggal P L
Imunisasi Tidak Imunisasi
Gambaran Suspek/ Kasus Pertusis Aceh
Distribusi Suspek/Kss Pertusis Suspek / Kasus Pertusis Aceh, Tahun 2023 ( M1-22)
Berdasarkan Kab/Kota, Tahun 2023 12

25 Grafik Mingguan Suspek/Kss Difteri


23 Tahun 2022
22
10

20

8
16
15

10

5
4
3 3 2
2 2
1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
e
a

ya

ra
ng
n

at
eh

an
il
sa
ay

ay
ue

di

gk

0
ta
ar
Ra

ba

at
Ac
Be

Pi
tD

J
in
re

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10M11M12M13M14M15M16M17M18M19M20M21M22
el
A.
Sa
n

B.
S

A.
Bi

eh

A.
ra

S
ga
A.

A.
Ba

Ac

Na
eh
Ac

Kss Meninggal
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2023
DPT-HB-Hib 3
60.0

50.0 48.6 50

40.7
40.0
34.7 34.0
32.8 32.3
29.6 29.5 28.9 28.7
30.0
25.5 24.8
22.5
19.9
20.0 18.7
15.4
12.7
11.4 10.9 10.6 10.3
10.0
6.4 6.4
2.6
0.0
E S L E R T E
S A
IA
H
AM NG RA W YA YA AN UE AH KI LU CE
H
AR
A
SA RA UR NG CE
H EN YA AY
A
DI
NG ER A L I A G A A R A DA A T L N G N G
E U A T BE A I M BA A EU J A J PI
LA M SS AM NG S EM AN AT SE
L YO TE SI I M N SI H
U H H
B
H
T
SA DA BI
R EH DI
E
R LU T E K G R H A H EH S I E C E E E N AC P I
NE BU EH H
T
HO NA BA CE
G CE AC OV AC A AC AC BA
BE U C E L H A A P R
S A AC AC
E

Cakupan Target TW II
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2021 - 2023 PER KAB/ KOTA
DPT-HB-Hib 3
50.0
45.0 45.0
40.0 40.0
35.0 35.0
30.0 30.0
25.0 25.0
20.0 20.0
15.0 15.0
10.0 10.0
5.0 5.0
0.0 0.0
E IL N A UR H GAYO LUES ACEH NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER MERIAH PIDIE JAYA
LU GK TA AR GA
EU N A G IT M N TAMIANG
SI SE
L
NG TE
SIM EH TE EH EH
AC EH AC
AC EH AC
AC

60.0
45.0
40.0 50.0
35.0
40.0
30.0
25.0 30.0
20.0
15.0 20.0

10.0 10.0
5.0
0.0 0.0
ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT BANDA ACEH SABANG LANGSA LHOKSEMAWE SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH
DAYA
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2023
MR
60.0

50.2
50.0 50

42.5
40.0 38.5
35.0
32.8 32.2 31.8 30.8 30.7
30.0 28.5
25.4
24.3
21.7 21.2
20.0 18.1 17.9
16.5
14.5
11.6
10.2 10.0
10.0 8.1 7.5
4.6

0.0
E L
S A
IA
H
AM RA NG YA AN W KI YA AH LUE U ES C EH RA S AR UR RAT EN C EH NG YA YA DI
E
NG ER L A I A A T A G A G
EU L A A E M U A A J A J A PI
LA M SS
A GG M N
R
EL
A
EM SI
N TD TE
N
YO SI UT B TI BA IR
E
A AB H IE
E R LU EN TA
G A
H
S KS
E H RA H SI M A I N E H
C EH E H
C EH B N D S
ACE P ID
T BA E G V C C
N BU EH CE
H
NA AC
E
LH
O AC AC RO A A A A BA
BE S U C A EH P
A AC

Cakupan Target TW II
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2021 - 2023 PER KAB/ KOTA
MR 1
50.0
45.0 50.0
45.0
40.0
40.0
35.0
35.0
30.0
30.0
25.0
25.0
20.0
20.0
15.0
15.0
10.0 10.0
5.0 5.0
0.0 0.0
SIMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH ACEH TIMUR ACEH TENGAH GAYO LUES ACEH NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER PIDIE JAYA
TENGGARA TAMIANG MERIAH

60.0
45.0
40.0 50.0
35.0
30.0 40.0

25.0
30.0
20.0
15.0 20.0
10.0
5.0 10.0
0.0
ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT 0.0
DAYA BANDA ACEH SABANG LANGSA LHOKSEMAWE SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH
STANDAR 4.4

PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS

Kriteria 4.4.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kepada pengguna layanan TBC mulai
dari penemuan kasus TBC pada orang yang terduga TBC, penegakan diagnosis,
penetapan klasifikasi dan tipe pengguna layanan TBC, serta tata laksana kasus
yang terdiri atas pengobatan pengguna layanan beserta pemantauan dan
evaluasinya
Pokok Pikiran
a). Penanggulangan tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek
k). Pencatatan dan pelaporan pelayanan penanggulangan kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan
tuberkulosis, baik secara manual maupun elektronik, masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan, atau kematian,
dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu, dan sesuai memutuskan penularan, mencegah resistensi obat, dan mengurangi
dengan prosedur dampak negatif yang ditimbulkan akibat tuberkulosis

j). Rencana program penanggulangan b). Tuberkulosis merupakan permasalahan


tuberkulosis disusun dengan penyakit menular baik global maupun
mengutamakan nasional dilaksanakan, dipantau, dan
upaya provent dievaluasi
i). Puskesmas melakukan pengukuran
terhadap indikator kinerja yang telah c). Program penanggulangan tuberkulosis
ditetapkan dan disertai dengan analisis direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan
capaian ditindak lanjuti dalam upaya mengeliminasi
tuberkulosis
h). Untuk tercapainya target Program
. d).
Penetapan indikator kinerja TBC terintegrasi
Penanggulangan TBC Nasional , Daerah dengan penetapan indikator kinerja
menetapkan indikator kinerja yang akan dipantau Puskesmas
oleh Puskesmas setiap tahun.
e). Pelayanan pengguna layanan TBC dilaksanakan
melalui pelayanan kasus TBC SO dan RO
g). Program pengendalian tuberkulosis perlu disusun
dan dikoordinasikan (Prevent), melalui strategi DOTS
f). Upaya promotif dan preventif dilakukan dalam rangka
(Directly Observed Treatment Short-course)
penanggulangan program TB sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan

18
Elemen Penilaian (1)
a) Ditetapkan indikator dan target kinerja penanggulangan tuberkulosis yang disertai capaian dan analisisnya. (R,
D, W).

b) Ditetapkan rencana program penanggulangan tuberkulosis (R).

c) Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari dokter, perawat, analis laboratorium dan petugas
pencatatan pelaporan terlatih (R).
d) Tersedia logistik, baik OAT maupun non-OAT, sesuai dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai dengan
prosedur (R, D, O, W).

e) Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan tindak
lanjut sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur yang telah ditetapkan ( R, D, O, W).
Elemen Penilaian (2)
f) Dikoordinasikan dan dilaksanakan program penanggulangan tuberkulosis sesuai dengan rencana yang
disusun bersama secara lintas program dan lintas sektor (R, D, W).

g) Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut upaya perbaikan program penanggulangan
tuberculosis (D, W).

h) Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada kepala puskesmas, dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (R, D,W)
OUTLINE

1.Capaian Penanggulangan TBC di Indonesia

1.Update Kebijakan dan Strategi Program TBC

1.Update Intervensi Program TBC dan Ekspansi


Pelibatan Fasyankes
Situasi Global Tuberkulosis Indonesia merupakan negara dengan
estimasi
kasus dan kematian tertinggi ke-2 di dunia
(2021)
No Negara Estimasi Kematian
1 India 2.950.000 494.000
2 Indonesia 969.000 144.000
3 China 780.000 30.000
4 Philippines 741.000 60.000
5 Pakistan 611.000 48.000
6 Nigeria 467.000 112.000
7 Bangladesh 375.000 42.000
8 Congo 305.000 42.000

Di level global, India menyumbang kasus


TB Total kematian COVID-19 di Indonesia
sebesar 28%, Indonesia 9,1%, dan C ina menc apai 161.879 ribu*
7,4%.
*) Data riil dari periode awal
C OVID-19

Sumber: G lobal Tuberc ulosis Report, 3


2022
TBC di Indonesia
Notifikasi kasus TBC tahun 2022 tertinggi dibandingkan tahun-tahun Capaian sementara tahun 2023
1,000,000 sebelumnya 969,00
0 Indikator Capaian Target
969,000 969,000
900,00 Notifikasi kasus
0 841,00 842,00 843,00 843,00 843,00 843,00 845,00 • TB SO: 347.784
0 0 0 0 0 0 0
824,00 354.287
(98.2%) 90%

724,30
0 (37%)
800,00
0
• TB RO:
6.503

9
635,840
700,00 (1.8%)
Kasus diobati (treatment

570,289

466,52 568,987
0

570,28

568,98
enrollment)
600,00 • TB SO 273.230
100%

7
473,227
0 (79%)

446,732
446,73

443,23

403,168
• TB RO 3.636

393,32
9
500,00 94%

363,098

362,418
360,56

5
5360,56

(56%)

354,28
344,034
330,729

0
324,53
327,103

324,539

330,72
327,10

318,760
314,191

3
400,00
286,902

283,658

Keberhasilan pengobatan

276,866
5
272,586

7
0
9
3

(treatment success

234,10
300,00 rate)
0 • TB SO 80% 90%

8
• TB RO 53% 80%
200,00
0 Pemberian 0.95% 58%
Terapi
100,00 Pencegahan TBC
0 (TPT)
2013 2014 2016 2018 2020 2022 3 Juli
2015 2017 2019 2021 2023
-
Estimasi Kasus Kasus Diobati Kasus Berhasil
Catatan: Kasus Notifikasi Diobati
• Data tahun 2019 diperoleh dari SITT (Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu), di mana sistem hanya mencatat data pasien TB
yang ditemukan dan diobati
• Estimasi kasus berdasarkan Global TB Report 4
• 2023 – Data olah SITB per 3 Juli 2023
INDONESIA 37%

JABAR 51%

JATENG 51%

PAPUA TENGAH 49%

PAPUA SELATAN 49%

DKI JAKARTA 48%

Sumber : data olah SITB per 3 Juli 2023


PAPUA BARAT 46%

BANTEN 46%

PAPUA 44%

JATIM 43%

GORONTALO 40%

SULUT 40%

PAPUA PEGUNUNGAN 33%

MALUT 33%

DIY 32%

KALTI 32%
M
SULBAR 32%

SULTRA 31%

23
SULTENG 31%

KALTAR 30%
A
KALBA 30%
Target Juni
R
*berdasarkan notifikasi kasus TBC dan estimasi beban TBC 969.000

29%
MALUK
U 28%
Capaian Treatment Coverage TW 2 2023 sebesar 37%

PAPUA BARAT DAYA


SUMBAR 28%
≥45%

KALSEL 27%

ACEH 27%

SULSEL 27%
44%
30% –

SUMUT 25%

BALI 25%

KALTENG 24%

RIAU 23%
%
<30

SUMSEL 23%

NTB 23%

JAMBI 23%
Juli
Mei
Juni
April

LAMPUNG 22%
Maret
Januari

Agustus

Oktober
Februari

Desember
November
September

BABEL 21%
Bulan

KEPRI 20%

BENGKULU 20%
Target TW 2 (Juni) : 45%
Target

NTT 20%
7.5%

90%
82.5%
75%
67.5%
60%
52.5%
37.5%
30%
22.5%
15%

45%
Tren Penemuan Notifikasi Kasus Tuberkulosis di
Indonesia Tahun 2020-2023
800,000

700,000
Notifikasi kasus TBC tahun
26% 2022 merupakan
600,000
penemuan kasus TBC
tertinggi dalam 5 tahun
500,000
terakhir.
29%
400,000 21%
19% Kontribusi penemuan kasus
300,000 27% TBC tahun 2022 dari RS
26%
27% Pemerintah dan RS Swasta
200,000 30% meningkat 2x lipat dan
43% DPM/Klinik Swasta
54% 52% meningkat 3x lipat
100,000
41%
dibanding tahun 2021
0
2020 2021 2022 2023*
DPM/Klinik Swasta 3,152 3,685 9,298 5,863
Klinik Pemerintah 1,051 1,232 2,354 663
RS Swasta 72,890 94,624 189,527 96,278
RS Pemerintah
113,774 209,079 105,970
104,570 229,920 314,051 145,674

Puskesmas & BBKPM


211,660
PROPORSI FASYANKES MELAPORKAN KASUS TBC DI INDONESIA, 2020-2023 Data source:
2000-2021: Global TB Report
2022: Data SITB & WiFi TB final per 13 Mar 2023
2023*: Dara SITB & WIFITB per 3 Juli 2023

97%

96%

96%
95%

95%

94%
93%
92%

91%
91%
90%
100%

87%
85%
82%

82%

82%
79%
90%

78%

77%
75%
Pada tahun 2022 secara

74%

70%
80%

68%
absolut jumlah fasyankes

65%

64%
60%
70%
yang melaporkan notifikasi

54%
60%
kasus sebanyak 13.463,
50%
meningkat dari tahun
40% sebelumnya sebanyak
30% 11.894 fasyankes (13%).
20%
10% Walau demikian, belum
0% seluruh fasyankes yang
2021 2022 2023 2021 2022 2023 2021 2022 2023 lapor pada tahun 2022 juga
Puskesmas & BBKPM RS Pemerintah RS Swasta
berkontribusi dalam pelaporan
100%
Triwulan 1 2023.
90% Keterlibatan FKTP
80% (DPM/Klinik) mengalami
70% (%) Lapor Terduga TBC peningkatan walaupun
60% (%) Lapor Notifikasi TBC belum optimal.
50% (%) Lapor Kasus TBC
37%

40% Diobati
28%

25%

22%
21%

30%
18%

15%
15%

13%

20%

9%
9%

7%

6%
6%

4%
4%

3%

3%
10%
0%
2021 2022 2023 2021 2022 2023
Klinik Pemerintah DPM/Klinik Swasta
INDONESIA 81%

SUMUT 89%

LAMPUNG 89%

GORONTALO 89%

RIAU 89%

SULBAR 86%

Sumber : data olah SITB per 3 Juli 2023


86%

SULSEL
JATIM 85%

JAMBI 85%

JATENG 84%

BAL 84%
I
NTT 84%

BENGKULU 83%

SULTENG 81%
(*kohort penemuan kasus Jan-Jun tahun 2022)

81%

SUMBAR
KALBA 81%
R
SUMSEL 81%

DI 80%
Y
MALUK 80%
U
Capaian Treatment Success Rate sebesar 81%

MALU 80%

Target
T
79%
KALTENG
79%
BABEL
78%

KALSEL 78%
≥90%

KALTI
SULTRA 78%
M
JABAR 78%

BANTEN 78%
75% –
89.9%

NTB 77%

PAPUA BARAT DAYA 77%

KEPRI 75%

75%
<75%

KALTAR
DKI JAKARTA 73%

A
ACEH 72%

PAPUA BARAT 71%

SULUT 71%

PAPUA TENGAH 70%

PAPUA 59%
Target : 90%

PAPUA SELATAN 58%

PAPUA PEGUNUNGAN 44%


TREATMENT SUCCESS RATE TAHUN 2022 & TW1-2 2023 DI INDONESIA
PER JENIS FASYANKES
Hasil Pengobatan
Hasil Pengobatan Data Kohort 2021 (TSR 2022) Data Kohort TW 1-2 2022 (TSR TW 1-2 2023)
1% 3% 4% 3% 12
4% 3% 6%
4% 5% 5% 10%
% 4% 13% 13%
3% 14% 16%
1%
12% 4%
13%
90%

5% 3%

87%
88%
14%

82%
10% 2
2

80%
81% 12%
79%

74%
%

75%
%

70%
57% 49%
54% 41%

69%
70% 75%
67%
62% 70%

40%
33% 38%
33%
13%
9% 5%
8% 8%
4%
Puskesmas + RS RS Swasta Klinik DPM/
B/BKPM Pemerintah Pemerintah Klinik Puskesmas + RS RS Swasta Klinik DPM/Klinik
Swasta B/BKPM Pemerintah Pemerintah Swasta
Sembuh Pengobatan Lengkap LTFU
Sembuh Pengobatan Lengkap LTFU
Gagal Meninggal Tidak Dievaluasi/Pindah
Gagal Meninggal Tidak Dievaluasi/Pindah

Data Kohort 2021 per 13 Mar 2023 & Data Kohort 2022 per 3 Juli 2023
INDONESIA 16%

BAL 42% 16%


I
KALTAR 35%
A
LAMPUNG 28%

JATIM 27%

26%

Sumber : data olah SITB per 3 Juli 2023


NTB 24%

SULSEL
PAPUA TENGAH 22%

GORONTALO 22%

SULTENG 22%

DI 20%
Y
NTT 20%

KEPRI 20%

19%

BENGKULU 19%

BANTEN
BABE 19%
L
JAMBI 19%

SULBAR 18%

JATENG 16%

SUMSEL 16%

Target KALSEL 15%

KALTIM 14%

KALTENG 13%

SUMUT 13%
≥90%

RIAU 13%

ACEH 13%
Capaian Indeks Kasus (all cases) yang dilakukan IK sebesar

SUMBAR 12%
50% –
89.9%

PAPUA BARAT 11%

SULTRA 11%

PAPUA BARAT DAYA 11%

PAPUA SELATAN 11%


<50%

JABAR 11%

KALBA 10%
R
MALUK 10%
U
MALU 10%
T
DKI JAKARTA 9%
Target : 90%

PAPUA 9%

SULUT 7%

PAPUA PEGUNUNGAN 1%
Kaskade Investigasi Kontak Tahun
2023
400,000
370,462
362,306
350,000

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000
8% dari jumlah
55,950 kontak yang
47,551 diperiksa terduga
50,000
29,361
2,338 8,631
-
Total Kasus Indeks Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah kontak yang Jumlah kontak yang Jumlah Penerima TPT
yang sudah dilakukan diidentifikasi diinvestigasi memenuhi syarat diperiksa terduga sakit TBC
IK rujukan terduga

Sumber : data olah SITB per 3 Juli 2023


JATIM 3,182
JABAR 2,837
2,260
sebesar 58%
BANTEN 1,646
JATENG 1,576
DKI JAKARTA 464

Sumber : data olah SITB per 3 Juli 2023


DI 359

Y 353
Tahun 2023 (1,13%)

SULSEL 337

BAL 317

I 178

LAMPUNG 156

SUMSEL 140

SULTENG 121

SUMBAR 118
109
109
Target pemberian TPT pada kontak serumah tahun 2023

KALSE
L 97
15.469 kontak serumah menerima TPT pada

RIAU 96
KEPRI 95

NTB 92

NTT 80

PAPUA 76
GORONTALO 75
PAPUA TENGAH 74
KALBAR 64
SUMUT 62
JAMBI 62
KALTENG 55
SULTRA 50
SULBAR 49
KALTIM 47
MALUKU 43
BENGKULU 40
PAPUA SELATAN 28
BABEL 20
MALUT 2
SULUT 0
KALTAR
OUTLINE

1.Capaian Penanggulangan TBC di Indonesia

1.Update Kebijakan dan Strategi Program TBC

1.Update Intervensi Program TBC dan Ekspansi


Pelibatan Fasyankes
Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global

2023 2025 2030

Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%


END TB • Kematian akibat TBC • Kematian akibat TBC
Strategy** turun 75% turun 90%

Target • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%


Nasional • 163 per 100 ribu penduduk • 65 per 100 ribu penduduk
• Kematian turun menjadi
• 6 per 100 ribu*

Indikator • Penemuan kasus 90% • Penemuan kasus 90% • Penemuan Kasus ≥ 90%
Nasional • Kasus selesai diobati 90% • Kasus selesai diobati 90% • Kasus selesai diobati ≥90%
• Terapi Pencegahan TBC • Terapi Pencegahan TBC • Terapi Pencegahan TBC
(TPT) kontak serumah (TPT) kontak serumah (TPT) kontak serumah ≥
58% 70% 80%
Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis 1
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk 4
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 ini ditujukan untuk memberikan
Peraturan Presiden acuan dalam melaksanakan Penanggulangan TBC bagi:
Nomor 67/2021 1. Kementerian/Lembaga
2. Pemerintah Daerah Provinsi
Tentang Penanggulangan 3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Tuberkulosis 4. Pemerintah Desa
5. Pemangku Kepentingan

Penguatan Jejaring Internal Kewajiban Pelaporan (Mandatory


Layanan TBC di Notification)
Fasyankes
Pasal 12 Ayat 1 Pasal 12 Ayat 4
Optimalisasi upaya penemuan kasus Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
TBC secara pasif intensif berbasis yang menemukan pasien TBC wajib
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan melaporkan kepada dinas kesehatan
secara aktif berbasis institusi dan kabupaten/ kota.
komunitas.
Pasal 24 Ayat 2
Pasal 12 Ayat 2 Salah satu tanggung jawab Pemerintah Daerah
Penemuan kasus TBC secara pasif intensif adalah memastikan semua orang yang
dilakukan melalui pemeriksaan pasien terdiagnosis TBC tercatat dan
dengan gejala TBC yang datang ke terlaporkan dalam sistem informasi TBC.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan lainnya.
Strategi Nasional Eliminasi TBC
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC

Strategi 1.
Penguatan komitmen dan
kepemimpinan pemerintah Strategi 4. Pemanfaatan hasil
pusat, provinsi, dan riset dan teknologi skrining,
kabupaten/kota untuk diagnosis, dan tatalaksana TBC
mendukung percepatan
eliminasi TB 2030
Strategi 2. Peningkatan Strategi 5. Peningkatan peran
akses layanan TBC serta komunitas, mitra dan
bermutu dan berpihak multisektor lainnya dalam
pada pasien eliminasi TBC
Strategi 3. Optimalisasi
upaya promosi dan Strategi 6. Penguatan
penc egahan, pemberian manajemen program melalui
pengobatan penguatan sistem Kesehatan
pencegahan TBC dan
pengendalian infeksi;
Hasil Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Ratas
Tuberkulosis
2 Agustus 2023
Rapat koordinasi bersama Lintas Kementerian/ Lembaga, Lintas Program, dan Organisasi/ Mitra Program TBC untuk menindaklanjuti
arahan Presiden RI pada Rapat Terbatas Percepatan Eliminasi Tuberkulosis pada 18 Juli 2023

Meningkatkan pelibatan seluruh lintas


Kementerian/Lembaga, melakukan pemadanan data antara
SITB dengan data P3KE (kemiskinan ekstrem) yang dikaitkan juga
dengan identifikasi wilayah padat penduduk.

Kemendesa PDTT bersama organisasi komunitas


mengidentifikasi wilayah yang sudah baik/optimal dalam
implementasi penggunaan dana desa dan alokasi untuk
program TBC

Launching kolaborasi kegiatan Kemenkes, Kemenko PMK,


Kemendagri, Kemenaker, Kemendesa PDTT dan KemenPUPR di
wilayah DKI Jakarta dalam waktu dekat.
Kebijakan-Kebijakan
dalam Tindak Lanjut Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan TBC

Keputusan Menkes RI No. HK Keputusan Dirjen Yankes No.


Keputusan Dirjen Yankes No.
01.07/MENKES/1128/2022 4110/2022
Akreditasi HK.02.02/I/105/2023
tentang Standar Akreditasi Rumah tentang Pedoman Survei Akreditasi
tentang Instrumen Survei Akreditasi Klinik
Sakit Rumah Sakit

Proses Revisi Permenkes No 67 Tahun


Keputusan Menkes RI Nomor SE Dirjen P2P No 936 Tahun 2021 2016 (termasuk penyelenggaran
Kualitas HK.01.07/Menkes/1936/2022 tentang Perubahan Alur Diagnosis & Sanatorium)
tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Layanan TBC Dokter Pengobatan TBC
di FKTP

SE Dirjen Yankes
Surat Direktur P2P No. No. HK.02.02/C/405/2023 Surat Dirjen Yankes No.
Keterlibatan PM.01.01/C.III/862/2023 tentang Kewajiban Klinik untuk Melakukan PM.01.01/III/3726/2022
tentang Pemberitahuan Update Pencatatan Pelayanan TBC Komprehensif & terkait Kewajiban Pelaporan dan
RS, DPM, Pelaporan Penanganan Kasus TBC Kaitannya dengan Akreditasi di FKRTL
dan Pelaporan TBC Klinik dan Tempat
Klinik Praktik Mandiri melalui Sistem Informasi TBC Swasta

Keterlibatan Surat Pemberitahuan dari BPJS SE Dirjen P2P No.


HK.02.02/C/404/2023 terkait Permendagri No 59
Kesehatan No. 16633/III.2/1122 Permenaker No.13 Tahun
BPJS Kes, Tahun 2022 terkait Tindak Lanjut Tindak Lanjut Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang
2022 tentang Penanggulangan
Kemendagri Penerapan Standar
Perpres No. 67 Tahun 2021: No. reg Tahun 2021 dalam Kerangka Pelayanan Minimal Tuberkulosis di Tempat Kerja
& Kemenaker SITB sebagai syarat klaim FKRTL Pelayanan TBC di Era JKN
Framework & Intervensi Kunci Penanggulangan Tuberkulosis

1 Pencegahan 2 Deteksi/Surveilans 3 Perawatan/Terapeutik


• Imunisasi BCG masuk dalam Program IDL/ASIK • Kegiatan Active Case Finding TBC Tahun 2022 & 2023 • Pengobatan TBC SO dengan pemantauan
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TBC • Pelibatan jaringan big chain hospitals dan clinics, pengawasan langsung dari PMO dan
(PPI) pharmacies sektor swasta dan pemerintah
pelacakan kasus TB yang loss to follow up
• Ekspansi engagement /pelibatan fasyankes melalui
• Pemberian Terapi Penc egahan TBC (TPT) yang melibatkan komunitas
E-learning
pada Kontak Serumah • Penghargaan (reward) SKP untuk tenaga • Mendorong produksi obat (daily
• Pemanfaatan hasil penelitian yang kesehatan dose)
mendukung program ( pengembangan • Penerbitan regulasi BPJS Kesehatan dalam negeri
vaksin TBC ) dalam • Pengembangan riset setiap obat baru
• Pemanfaatan paduan/regimen TPT implementa si wajib lapor seba gai syara t klaim sebelum digunakan secara programatik
jangka pendek • Inventory Study untuk melihat gambaran under-
(BPaL, BPaLM)
reporting kasus TBC
• Riset terkait Ac tive C a se Finding untuk • Pemanfaatan PCR dan reagen produksi dalam • Berkolaborasi dengan BPOM, uji kualitas
menilai kinerja kegiatan AC F di wilayah uji negeri (Indigen MTB dan Ina TB) untuk obat
c oba mendukung TBC
diagnosis • Impementasi kegiatan coaching tuberkulosis
• Pemanfaatan WGS dalam mendukung diagnosis melibatkan organisasi profesi
tuberkulosis
4 Promosi Kesehatan5
• Kerja sama pembiayaan dengan Global Fund, USAID, PR Konsorsium STPI-Penabulu
• Peningkatan keterpaduan pelaksanaan program melalui kemitraan dengan lintas program atau sektor terkait dan jejaring pelayanan TBC di
fasyankes pemerintah maupun swasta (public private mix)
• Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian informasi, penyuluhan, dan membantu masyarakat agar berperan aktif dalam pencegahan TBC

1) Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis;


2) Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2020-2024;
3) G lobal Tuberc ulosis Report 2022 (WHO, 2022);

4) Sistem Informasi Tuberkulosis; data per 13 Maret 2023;


19
5) Rancangan Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
OUTLINE

1.Capaian Penanggulangan TBC di Indonesia

1.Update Kebijakan dan Strategi Program TBC

1.Update Intervensi Program TBC dan Ekspansi


Pelibatan Fasyankes
1 Akses Diagnosis TBC

Peta distribusi alat Tes Cepat Molekuler (TCM)


Total jumlah alat tes c epat molekuler di Indonesia
sebanyak
2230 unit tersebar di 34 Provinsi dan 501 Kab/Kota
Aceh
(60)
Sumatera Kalimanta
Utara n Utara
(126) (15)
Sulawesi Maluku
Kep. Riau Utara
Riau Kalimanta G oronta l Utara (19)
(31) Kalimanta
(63) n Timur (42)
n Barat
(46) (38) o (19) Papua
Jambi(34 Tengah (39) Barat
Sumater Bangka Kalimanta Sulawesi
Sulawesi (26)
a Barat ) n Tengah
Belitun Bara
(66) Sumaterag (24) t
Kalimanta (24) Maluku
Selatan
(27) Papua (45)
Bengkulu (78) n Selatan Sulawesi (31)
(21 Lampung (37) Sulawesi Tenggara
) (71) Selatan (25)
DKI Jawa (91)
Banten (105) Tenga
(77) h
Jawa
Barat
(211)
DIY (37)
Bali(29 NTB
(41)
NTT Melalui SE Dirjen P2P No. 936 tahun
) (66)
(266)
Jawa Timur
(298)
2021 tentang Perubahan Alur dan
Pengobatan TBC di Indonesia, TCM
menjadi alat diagnosis utama yang
digunakan untuk penegakan diagnosis
TBC

Data per 9 Juni 2023 21


Kebijakan Logistik Program Penanggulangan
2 Akses Logistik Program TBC
Tuberkulosis Nasional

Untuk pasien ľ B C SO, Obat Anti ľ B C (OAľ)


Pengelolaan logistik di tingkat Provinsi,
Kategoíi 1 fase awal dan lanjutan disediakan oleh
Kabupaten/Kota, dilakukan dengan kebijakan
píogíam dalam bentuk dosis haíian. Mulai tahun
“One Gate Policy”
2021 Píogíam ľ B C tidak menyediakan O A ľ
Kategoíi 2.

Untuk pasien ľ B C RO, paduan O A ľ yang


disediakan oleh píogíam meliputi : Paduan Distribusi logistik dilaksanakan atas
Monoíesisten INH, Paduan BPaLM & BPAL, permintaan dari Dinas Kesehatan Provinsi,
Paduan Pengobatan Oíal 9 Bulan, Paduan Kab./Kota, dan Fasyankes
Pengobatan ľ B C RO > 18 Bulan

O A ľ ľ P ľ yang disediakan píogíam meliputi : 6H, Seluíuh píoses pengadaan, peímintaan dan
FDC 3HR, 3HP, FDC 3HP, (6Lfx), dan (6Lfx+E) distíibusi logistik baik O A ľ dan Non-OAľ
dicatat dan dilapoíkan melalui SIľB

Píogíam menyediakan logistik Non-OAľ :


Kebutuhan Lab, Pencegahan ľ B C (Maskes Bedah;
Maskes N95), ľubeíkulin ľest, Mesin Skíining, dan
Alat Laboíatoíium
3 e-Learning Program TBC

Pelatihan Jarak Jauh Daring Penuh Penanggulangan Tuberkulosis


untuk Tenaga Kesehatan di Fasiltas Pelayanan Kesehatan Swasta https://lms.kemkes.go.id
• Dalam rangka meningkatkan keterlibatan layanan kesehatan
swasta memerlukan pembekalan para petugas kesehatan secara
terstandarisasi
• e-learning diarahkan pada 4 sasaran Tim DOTS di faskes sesuai
dengan keprofesian, yaitu Dokter, Perawat, ATLM, dan Tenaga
Farmasi
• Peserta mengakses dan melakukan registrasi e-learning sesuai sesuai
profesinya melalui platform e-learning sehingga diiharapkan sudah
terdaftar pada SISDM-K supaya data peserta dapat terintegrasi

Kurikulum dengan JPL dan Modul Terakreditasi, sbb:


Kurikulum Profesi
Dokter Perawat ATLM Tenaga Farmasi
Jumlah Modul 16 15 21 14
JPL 35 35 31 30
Inisiasi Pemberian Reward dari Organisasi
4 Upaya Perluasan Pelibatan Fasyankes Profesi
kepada Tenaga Kesehatan dalam Program TBC

1. IDI 2. PATELKI 3. IAI 4. PPNI


SK PB IDI SK No: SK No : Kep. 091/ PKS Dirjen P2P dengan PPNI Pusat
No.0748/PB/A.4/09/2022 007/SK/DPP.PATELKI/3/2023 PP.IAI/2226/IV/2023 No. HK.03.01/C/2457/2023 dan No.
Pemberian reward SKP untuk 068/DPP.PPNI/MOU/K/V/2023
tentang Pemberian SKP bagi mengenai Pemberian SKP untuk Peningkatan Peran Perawat dalam
dokter di Dokter Praktik Mandiri, Ahli Teknologi Laboratorium apoteker, ahli farmasi, dan
Rangka Penanggulangan Program TBC.
Klinik, Puskesmas, dan Rumah Medik (ATLM) pada Kegiatan tenaga teknis kefarmasian. Akan segera disosialisasikan
Sakit dalam Penatalaksanaan Program TBC
Pasien TBC
Pelibatan Jaringan RS Swasta Besar (Private Big Chain Hospitals) dalam Program
Penanggulangan TBC

TUJUAN: SASARAN: 6 Jaringan RS KEGIATAN


Mengoptimalkan kontribusi dan komitmen 1. Koordinasi dan sosialisasi kepada
Swasta Besar dengan total
jaringan RS Swasta Besar dalam: Dinkes dan seluruh RS sasaran di
256 RS yang tersebar di 30 bawah jaringan
1. Penemuan terduga, penegakan diagnosis, provinsi dan 2. Penerbitan SE oleh Dirjen P2P dan
dan pengobatan TBC sesuai standar 125 masing-masing manajemen pusat
2. Pencatatan dan pelaporan program TBC ke
kabupaten/kota. jaringan
dalam sistem informasi TBC 1. MPKU PP Muhammadiyah 3. Peningkatan kapasitas terkait
3. Implementasi jejaring internal dan 2. PT. Medikaloka Hermina program TBC terhadap SDM di RS
eksternal layanan TBC 3. PT. Siloam International 4. Supervisi, monitoring, dan evaluasi
4. Meningkatkan kualitas SDM di RS melalui Hospitals layanan TBC di RS dan capaian
kegiatan peningkatan kapasitas terkait 4. PT. Pertamina Bina Medika IHC indikator
program TBC 5. PT. Mitra Keluarga Karyasehat 5. Upaya integrasi SIMRS-SITB
6. PT. Famon Awal Bros Sedaya
Pelibatan Fasyankes Dibawah TNI & POLRI dalam Program Penanggulangan TBC

Sebagai Tindak Lanjut Dilakukan


Diskusi Pelibatan Fasyankes
Dirjen P2P mengirimkan TNI dan POLRI telah berkomitmen dalam mendukung
POLRI dengan Pusdokkes POLRI
surat Permohonan
Dukungan Pelibatan
pada 09 Sept dan 28 Des 2022, serta program TBC dengan adanya Surat dari Mabes POLRI
dengan Puskes TNI pada 27 Januari
Fasilitas Pelayanan 2023.
No. ST/2815/XII/KES./2022 dan Mabes TNI
Kesehatan Milik POLRI No.B/206/III/2023 yang kedua surat tersebut berisi arahan
dan TNI yang Belum Telah terlaksana peningkatan agar fasyankes lingkungan TNI dan POLRI dapat
Terlibat (Engaged) kapasitas secara nasional kpd
dalam Program TBC pada fasyankes POLRI pada 7-8 Feb 2023
terlibat di dalam program penanggulangan TBC
15 Juli 2022 dan fasyankes TNI pada 13 April 2023.
Kegiatan Coaching Tuberkulosis
Coaching tuberkulosis merupakan kegiatan pendampingan bagi tenaga kesehatan
(dokter, perawat, petugas laboratorium, dan tenaga kefarmasian) untuk
meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan kualitas layanan TBC di fasyankes.

Bersama KOPI TB dan mitra program TBC, operational trial implementasi coaching
tuberkulosis dilakukan di 27 Rumah Sakit yang ada di 6 Kab/Kota pada tahun
2022 dan diekspansi implementasinya di 28 Kab/Kota pada tahun 2023 (Telah
terlaksana sosialisasi dan peningkatan kapasitas Coach TB. Start implementasi Juli
2023)

Praktik baik kegiatan coaching TBC*:


a. Memperkuat jejaring internal seperti : 1) Adanya koordinasi antar poli/tim dan
DPJP; 2) Melakukan skrining TB untuk pasien DM – HIV 3) Adanya pertemuan
rutin tim TBC setiap bulan dan penyususnan SOP terkait TBC
b. Memperkuat jejaring eksternal antara RS dan Dinkes (tentang jaringan TCM,
OAT, dan Non-OAT) serta koordinasi terkait IK dan follow up pasien mangkir
c. Penyediaan dan perbaikan sarana prasarana di RS terkait TBC menjadi lebih
cepat teratasi
d. Adanya diskusi intens dan peningkatan kapasitas terkait tata laksana dan
program TBC pada tenaga kesehatan
*Implementasi di 6 KK pada tahun 2022:
Kota Jakut, Kota Jaksel, Gresik, Denpasar, Kota Samarinda, dan Kota Medan
Tindak Lanjut Peraturan
Presiden No. 67 Tahun 2021
dalam Kerangka Pelayanan
TBC di Era
JKN
 BPJS-K telah bersurat (Surat No. 16633/III.2/1122) ke Direktur P2PM
Kemenkes terkait nomor register dari Dinkes Kab/Kota (nomor
register di SITB) sebagai salah satu syarat klaim JKN di FKRTL
berdasarkan Perpres No 67 Tahun 2021

 Dirjen P2P Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran No.


HK.02.02/C/404/2023 tentang Tindak Lanjut Pepres No 67 Tahun 2021
dalam Kerangka Pelayanan TBC di Era JKN yang memuat
penggunaan nomor register pasien di SITB sebagai salah satu
syarat klaim JKN di FKRTL
Inovasi Pembiayaan Program TBC diharapkan dapat memberikan insentif
untuk mengubah perilaku pelayanan TBC
Luaran yang diharapkan 6 Lokasi Uji C oba
:
Notifikasi kasus Kota Medan, Kota Jakarta
Sasaran • menemukan dan melaporkan pasien TB Ketuntasan pengobatan Utara, Kota Bogor, Kota
perilaku • mengobati pasien TB hingga sembuh TBC Semarang, Kota
: • mengurangi rujukan pasien TB tanpa Angka rujukan TBC non-komplikasi Surabaya, dan Kota
komplikasi FKRTL Denpasar
Komponen manfaat Tarif Sumber

● Rp 120.000 jika Xray dilakukan ● Tarif Pergub Jakarta 141/2018: Rp 100.000


di FKTP swasta, lab swasta, RS ● Tarif faskes swasta: +20% kompensasi subsidi
(publik & swasta)* faskes pemerintah: Rp 120.000
● Hasil costing tarif FKRTL Publik dan Swasta: Rp
Chest x-ray 97.298 - 124.853

1 Insentif di akhir tahap awal pengobatan: ● Insentif tahap awal dan lanjutan meliputi
Rp 50.000 (dengan kewajiban tes komponen tarif tes mikroskopis BTA, tarif
follow- up mikroskopis bulan ke-2) kunjungan, dan tarif penjangkauan
pasien mangkir.
2 ● Total insentif (Rp 150.000) setara
Insentif di akhir tahap lanjutan
Insentif di pengobatan: Rp 100.000(dengan dengan tarif visit
fase kewajiban tes follow-up mikroskopis pasien TB tanpa komplikasi di FKRTL (Rp
pengobatan bulan ke-5 dan 6) 176.921)

(sumber: BPJSK data sampel 2015-2016)


*Catatan: Rp 100.000 jika Xray dilakukan di Puskesmas di Kota 29
Bogor
PROGRAM TBC ACEH
Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global

2022 2025 2030

Target Insidensi turun 20% Insidensi turun 50% Insidensi turun 80%
Nasional 260 per 100 ribu penduduk 163 per 100 ribu penduduk 65 per 100 ribu penduduk
Kematian turun menjadi
6 per 100 ribu*

Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%

Target • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%


Global END • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
TB Strategy** 75% 90%

Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
ELIMINASI TUBERKULOSIS
2030_ACEH
• [TARGET DAN STRATEGI PENCAPAIAN]
Penurunan Angka Kejadian Target tahun 2030:
(Incidence Rate) : 312/100.000 65 per 100.000 penduduk
INDIKATOR
DAMPAK / IMPACT
Penurunan Angka Target tahun 2030:
Kematian : 34/100.000 6 per 100.000 penduduk

JUMLAH KASUS, NOTIFIKASI DAN CAKUPAN 2018-2023


25000 23212 60%
55% 21289
20125 20149 20149 20149 50%
20000
43%
40%
15000 36% 34% 36%
11119 30%
10000 8471 8647 27%
6893 7160 20%
5649
5000 10%
0 0%
2018 2019 2020 2021* 2022 2023
Insiden Kasus TBC (Absolut) Jumlah Kasus TBC Ditemukan Treatment Coverage (%)

92
*data per 2 Maret 2023
PERATURAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TBC
1 Perpres No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis

2 Permenkes No. 67/ 2016 ttg Penanggulangan Tuberkulosis

3 SE Menkes 660/2020 ttg Kewajiban Fasyankes dalam Melakukan


Pencatatan dan Pelaporan Kasus Tuberkulosis
4 Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis di
Indonesia
5 Pergub Aceh No. 58 Tahun 2022 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis di Aceh
90%
Capaian Treatment Covarage (diobati) Capaian Treatment Covarage (Notifikasi)
Data Tahun 2023 Data Tahun 2023

PROVINSI 31
Target 90% PROVINSI 37 Target 90%
SUBULUSSALAM 63 70
SUBULUSSALAM
LHOKSEUMAWE 61 LHOKSEUMAWE 68
ACEH SELATAN 57 ACEH SELATAN 64
BANDA ACEH 47 BANDA ACEH 58
NAGAN RAYA 44 AGARA 50
BIREUEN 35 NAGAN RAYA 43
ACEH JAYA 35 PIDIE 39
PIDIE 33 ACEH JAYA 38
ACEH TIMJUR 30 BIREUEN 37
LANGSA 30 SIMEULUE 37
ABDYA 27 ABDYA 37
PIJAY LANGSA
27 37
ACEH UTARA 26 ACEH TIMUR 36
ACEH TAMIANG 23 ACEH SINGKIL 35
AGARA 23 PIJAY 32
ACEH SINGKIL 22 ACEH UTARA 30
SIMEULUE 19 ACEH BARAT 30
GALUS 16 GALUS 28
ACEH BARAT 16 ACEH TAMIANG 25
ACEH BESAR 16 ACEH TENGAH 20
ACEH TENGAH 12 ACEH BESAR 17
SABANG 11 BENER MERIAH 15
BENER MERIAH 10 SABANG 13

0 10 20 30 40 50 60 70 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sumber data: Data olah SITB per 25 Agustus 2023 Sumber data: Data olah SITB per 25 Agustud 2023
Capaian Treatment Covarage Anak Capaian kolaborasi TB-HIV
Data Tahun 2023 Data Tahun 2023

PROVINSI 21 PROVINSI 52
Target 90% Target 75%
ACEH SELATAN 94 ABDYA 95
BANDA ACEH 57 NAGAN RAYA 91
SUBULUSSALAM 32 ACEH BESAR 89
LHOKSEUMAWE 28 ACEH TAMIANG 81
ACEH UTARA 26 BIREUEN 79
ABDYA 26 ACEH TIMUR 78
BENER MERIAH 22 GALUS 59
LANGSA PIDIE 57
20
ACEH TAMIANG ACEH SELATAN 54
19
ACEH TENGAH 17 BANDA ACEH 48
ACEH TIMUR ACEH SINGKIL 48
14
ACEH JAYA LHOKSEUMAWE
12 47
ACEH BESAR AGARA 47
10
PIDIE ACEH UTARA
10 27
BIREUEN SUBULUSSALAM 20
9
8 LANGSA 14
AGARA
NAGAN RAYA ACEH BARAT 12
7
ACEH BARAT 5 BENER MERIAH 11

PIDIE JAYA ACEH TENGAH 6


5
ACEH SINGKIL ACEH JAYA 4
5
PIJAY 4
GALUS 4
SIMEULUE 3
SABANG 0
SABANG 0
SIMEULUE 0

0Sumber
10 data:20 30 SITB
Data olah 40per 25
50 Agustus
60 70
2023 80 90 100 0Sumber 10 20olah SITB
data: Data 30 per 2540Agustus502023 60 70 80 90 100
Capaian Treatment Succes Rate (TSR)
Data Tahun 2023 (data Kohort 2022) Data Tahun 2023
PROVINSI 82
Target 90%
NAGAN RAYA 93
ACEH UTARA 92
PIJAY 92
ACEH BESAR 91
ACEH TIMUR 90
ACEH SELATAN 90
BIREUEN 90
ACEH JAYA 89
PIDIE 87
ACEH TAMIANG 87
SABANG 87
LHOKSEUMAWE
85
BENER MERIAH 84
LANGSA
82
BANDA ACEH 80
ACEH BARAT 72
ACEH SINGKIL 72
AGARA 69
ACEH TENGAH 65
ABDYA 63
SIMEULUE 55
SUBULUSSALAM 45
GALUS 41
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber data: Data olah SITB per 25 Agustus 2023
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2023
BCG
60.0

50.0 50
46.6

41.0
40.0 38.0 37.3 37.3 36.5
33.9 33.8
32.3 32.2
29.7 29.2
30.0
26.1 25.8
24.5 23.8 23.5
19.7 19.6
20.0
16.9 16.3 16.2
13.6
11.3
10.0

0.0
E L S E R T E
S A
IA
H
NG AY
A YA TA
N RA AH AM KI UE CE
H
LU SA RA RA UR YA EN CE
H
NG YA DI
NG ER IA D RA A AW A G L G L A U E TA A I M J A EU A A J A PI
LA M AM AT N SE
L EM GG TE
N
SS
A
SI
N
YO SI E B U B T
DI
E
BI
R
DA SA
B H
ER T R G A
H KS EN H L U EH A I N SI M
C EH
EH
C EH EH
P I N A CE
A T E G V C C A
N EH B NA AC
E
LH
O
EH AC
U AC RO
A A A A B
BE AC EH C S UB P
A C A

Cakupan Target TW II
% CAKUPAN IMUNISASI ACEH S.D TW II 2021 - 2023 PER KAB/ KOTA
BCG
50.0
45.0 50.0
40.0 45.0
35.0 40.0
35.0
30.0
30.0
25.0
25.0
20.0
20.0
15.0
15.0
10.0
10.0
5.0 5.0
0.0 0.0
SIMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH ACEH TIMUR ACEH TENGAH GAYO LUES ACEH NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER PIDIE JAYA
TENGGARA TAMIANG MERIAH

50.0
50.0 45.0
45.0
40.0
40.0
35.0 35.0
30.0 30.0
25.0 25.0
20.0 20.0
15.0 15.0
10.0
10.0
5.0
0.0 5.0
ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT 0.0
DAYA BANDA ACEH SABANG LANGSA LHOKSEMAWE SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH
STANDAR 4.5

PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN FAKTOR


RISIKONYA

Kriteria 4.5.1
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor
risikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan ditindaklanjuti
Pokok Pikiran
a). Peningkatan faktor risiko dan penyakit tidak menular tidak hanya
l). Rencana program penanggulangan penyakit tidak berdampak pada angka morbiditas, mortalitas, disabilitas, termasuk
menular dan faktor risikonya disusun dengan kehilangan produktivitas (beban ekonomi)
mengutamakan upaya provent berdasarkan analisis
masalah PTM b). Upaya pengendalian penyakit tidak menular
dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif dan
k). Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan tindak preventif tanpa mengesampingkan tindakan
lanjut dilakukan secara terintegrasi kuratif dan rehabilitatif
lintas
program dan lintas sektor c). Deteksi dini atau skrining perlu
j). Pencatatan dan pelaporan pelayanan dilakukan untuk mencegah terjadinya
pengendalian penyakit tidak menular dan peningkatan kasus PTM
faktor risikonya, baik secara manual maupun
elektronik, dilakukan secara lengkap,
akurat, d). Dalam upaya pengendalian faktor risiko
tepat waktu, dan sesuai dengan penyakit tidak menular dilakukan secara
i). Puskesmas melakukan pengukuran
prosedurdan terintegrasi melalui pendekatan keluarga
analisis terhadap indikator kinerja yang dengan PIS- PK dan gerakan masyarakat
telah .
ditetapkan e). Kegiatan promotif antara lain melalui KIE,
h). Penetapan indikator kinerja PTM terintegrasi preventif melalui penyelenggaraan UKBM,
dengan penetapan indikator kinerja pelayanan konseling berhenti merokok, pembuatan
Puskesmas KTR, deteksi dini kankes payudara dan leher
g). Penyelenggaraan PTM oleh Puskesmas dilakukan rahim
f). Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan melalui upaya penguatan
melalui kegiatan al: memanfaatkan charta
obesitas, akses pelayanan terpadu PTM, penguatan sistem rujukan dari UKBM
ke FKTP, PRB PTM, pelayanan paliatif dan penyelenggaraan pelayanan
pembinaan posbindu PTM, dll
sesuai PPK I
Elemen Penilaian (1)
a) Ditetapkan indikator kinerja pengendalian penyakit tidak menular yang disertai capaian dan analisisnya (R, D, W).

b) Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak Menular termasuk rencana peningkatan kapasitas tenaga terkait
P2PTM (R, W).

c) Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun bersama Lintas program dan Lintas Sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan dan kerangka acuan
yang telah ditetapkan (R, D, W).

d) Diselenggarakan tahapan kegiatan dan pemeriksaan PTM di Posbindu sesuai dengan ketentuan yang berlaku (R, D,
O, W).
Elemen Penilaian (1)
e) Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara terpadu mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan,
evaluasi, dan tindak lanjut sesuai dengan panduan praktik klinis dan algoritma pelayanan PTM oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten ( D, O, W).

f) Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak
menular (D, W).

g) Dilaksanakan pencatatan, dan dilakukan pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (R, D, W)
▪ Situasi Penyakit Tidak Menular di Indonesia
▪ Transformasi Kesehatan
TOPIK
▪ Kebijakan Nasional Program P2PTM
▪ Update Rencana Pengembangan Program P2PTM
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan Memperkuat sistem


Outcome
kesehatan ibu, anak, Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
keluarga berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi (GERMAS) makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan

Meningkatkan
a b c d a b
akses dan mutu
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan layanan Meningkatkan Memperkuat
6 penduduk primer sekunder kapasitas dan ketahanan ketahanan
kategori sekunder &
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas tersier sektor farmasi & tanggap darurat
utama layanan alat kesehatan
imunisasi, gizi imunisasi rutin penyebab kematian Jejaring nasional
seimbang, olah menjadi 14 tertinggi di tiap primer Pembangunan RS di
Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan sasaran usia, Kawasan Timur,
Pembangunan negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & jejaring pengampuan
Puskesmas di 171 rutin, top 10 obat, cadangan tanggap
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 6 layanan unggulan,
kec., penyediaan 40 top 10 alkes by darurat, table top
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu kemitraan dengan
obat esensial, volume & by value. exercise
penyakit, & bayi. world’s top
pemenuhan SDM kesiapsiagaan
kepatuhan healthcare centers.
kesehatan primer krisis.
pengobatan (a.l DM, Jantung,
Transformasi SDM Stroke, Kanker) 6 Transformasi teknologi
4 Transformasi sistem 5
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang adil; kemudahan penyetaraan nakes
dan pemanfaatan yang efektif dan lulusan luar negeri.
efisien.

109
4 TEMATIK PTM komprehensif promotif – rehabilitatif : DM, Penyakit Jantung, Stroke,
Kanker
INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN P2PTM
Indikator RPJMN 2020-2024
Target
No Indikator
2023 2024
1 Persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun 8,8 % 8,7%
2 Prevalensi obesitas pada penduduk umur >18 tahun 21,8% 21,8%

Indikator RENSTRA 2022-2024


Target
No Indikator
2023 2024
Indikator Kinerja Program (IKP)
Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini faktor 514
1 514
risiko PTM
Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pengendalian faktor 63
2 90
risiko
Target
No Indikator
2023 2024
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
1 Persentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan skrining 70% 90%
PTM prioritas
2 Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan terpadu (Pandu) 411 514
PTM di ≥80% puskesmas
3 Persentase penyandang hipertensi yang tekanan darahnya 63% 90%
terkendali di puskesmas/FKTP
4 Persentase penyandang diabetes melitus yang gula darahnya 58% 90%
terkendali di puskesmas/FKTP
5 Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok 474 514
(KTR)
6 Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan Upaya Berhenti 275 350
Merokok (UBM)
Indikator P2PTM yang masih dipantau Bappenas
Target
No Indikator
2023 2024
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
1 Jumlah Kab/kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM ≥ 360 514
80% Populasi usia ≥ 15 tahun
2 Jumlah kab/kota yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok 474 514
(KTR)
3 Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan layanan Upaya 275 350
Berhenti Merokok (UBM)
4 Jumlah Kab/Kota yang melakukan pelayanan terpadu (Pandu) 411 514
PTM di ≥ 80% Puskesmas
5 Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini 360 514
gangguan indera pada ≥ 40% populasi
6 Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini penyakit 411 514
kanker di ≥ 80% populasi usia 30-50 tahun
3 Program Utama Penguatan Upaya Preventif di Layanan Primer

Imunisasi rutin: 14 Screening Peningkatan kesehatan ibu


dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Penyakit Prioritas dan anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Screening penyakit penyebab Pemantauan tumbuh kembang anak di
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, kematian tertinggi di setiap sasaran Posyandu dengan alat antropometri
HPV, usia: terstandar
PCV, Rotavirus 1. Hipotiroid kongenital Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4
Kanker Serviks merupakan kanker 2. Thalasemia
kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG
yang bisa dicegah dengan imunisasi 3. Anemia
4. Stroke dengan dokter pada trimester 1 dan 3
Human Papillomavirus (HPV) 5. Serangan jantung
6. Hipertensi Screening kanker Payudara dengan USG
7. Penyakit paru obstruksi kronik
Pneumonia dan diare merupakan 2 8. Tuberkulosis
dari 5 penyebab tertinggi kematian 9. Kanker paru Screening Penyakit Jantung Bawaan di
balita di Indonesia* yang dapat dicegah 10. Hepatitis Puskesmas dengan Pulse Oxymetry Neonatus
dengan imunisasi (PCV dan 11. Diabetes
Rotavirus) 12. Kanker payudara
13. Kanker serviks
14. Kanker usus
113 11
3
114
▪ Situasi Penyakit Tidak Menular di Indonesia
▪ Transformasi Kesehatan
TOPIK
▪ Kebijakan Nasional Program P2PTM
▪ Update Rencana Pengembangan Program P2PTM
KEBIJAKAN dan STRATEGI P2PTM
(PERMENKES No. 71/2015 tentang PENANGGULANGAN PTM)

PROMOSI DETEKSI PERLINDUNGAN PENANGANAN


KESEHATAN DINI KHUSUS KASUS

Identifikasi dan Pengobatan di


Perubahan Perilaku fasyankes
dan Pemberdayaan
intervensi sejak Vaksinasi
dini faktor risiko (HPV) sesuai standar
Masyarakat
PTM & PTM

LINTAS PROGRAM & LINTAS SEKTOR


Alur Pengendalian PTM
Mulai dari masyarakat sampai rumah sakit

Community/ FKTP FKRTL


UKBM
Bukan PTM
• Deteksi dini oleh nakes
Awareness & deteksi dini • Penegakan diagnosis Penegakan
Peningkatan pengetahuan dan perilaku masy. sesuai kompetensi diagnosis
Edukasi (promotif-preventif):
(PPK1)
• Media sosial, influencer, dll • Layanan di faskes, atau
• Aplikasi kesehatan, Deteksi dini masy
PTM
jemput bola oleh nakes
edukasi pada • Peningkatan kapasitas
kemasan/outlet produk
nakes
wanita
• Seminar/webinar, dll • Penguatan jejaring FKTP

Edukasi Tata laksana kasus


perawatan/ perilaku Perawatan pasca tata laksana & paliatif
termasuk paliatif
sehat (operasi, radioterapi, kemoterapi,
dll)

117
Program Unggulan P2PTM

POSYANDU/
POSBINDU

TAJAM PENGLIHATAN PANDU PTM


dan PENDENGARAN ; DISABILITAS

PROGRAM
UNGGULAN Kawasan Tanpa
PTM Rokok (KTR)
IVA dan SADANIS

KONSELING UBM
REGULASI GGL

KAMPANYE CERDIK 118


GAMBARAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN/EDUKASI

Sosialisasi melalui webinar Promosi Melalui Media Sosial


Penyelenggaraan 1. Instagram @kemenkesRI 🡪 2,5 M Followers
Webinar 2. Facebook @kemenkesri
1. Zoom webinar 3. Instagram @p2ptmkemenkesRI 🡪 217K
2. Live streaming pad Followers 🡪 194 flyer
a Youtube Direktor
at P2PTM Kemenk 4. Twitter @p2ptmkemenkesRI 🡪 16Followers
es RI 5. Facebook @p2ptmkemenkesri 🡪 108.689 Likes
6. Website P2PTM (Infografis)
Volumep2ptm.kemkes.go.i
pos
d harian (3

Video Informasi/ILM post)


7. Instagram @promkes kemenkes_RI
8. Podcast
9. “Rehat”
10.WA blast
11.Sosialisasi ASIK 🡪 514 Kab/Kota (14 x
sosialisasi)

Televisi dan Radio Temu Lomba Poster,


ChatBot Media/Influencer/Content
(Nasional, swasta) Tiktok
Creator

Tayang ILM dan


TalkShow
SISTEMATIKA STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB V. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN


PENGENDALIAN 5.5 5.1
INFEKSI

PELAPORAN INSIDEN 5.4 5.2 PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

KESELAMATAN PASIEN DAN


PENGEMBANGAN BUDAY
KESELAMATAN A

5.3

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Program pencegahan dan pengendalian infeksi dilaksanakan untuk mencegah dan


meminimalkan terjadinya infeksi terkait dengan pelayanan Kesehatan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya disingkat PPI adalah upaya untuk
mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan
masyarakat sekitar fasilitas kesehatan.

Kriteria 5.5.5
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi, baik di
Puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas.

67
Pokok Pikiran
Puskesmas Kriteria outbreak infeksi terkait dengan
menetapkan pelayanan kesehatan di Puskesmas :
kebijakan tentang (1) Terdapat kejadian infeksi yang
outbreak sebelumnya tidak ada atau sejak lama
penanggulangan tidak pernah muncul yang diakibatkan
sesuai dengan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang
wewenangnya berdampak risiko infeksi, baik di
Puskesmas maupun di wilayah kerja
Puskesmas.
(2) Peningkatan kejadian sebanyak dua kali
Dalam keadaan outbreak,
lipat atau lebih jika dibanding dengan
disusun dan diterapkan
panduan, protokol
periode sebelumnya.
kesehatan, dan prosedur (3) Kejadian dapat meningkat secara luas
yang sesuai untuk dalam kurun waktu yang sama.
mencegah penularan (4) Kejadian infeksi ditetapkan sebagai
penyakit infeksi. outbreak oleh pemerintah.
a) Dilakukan identifikasi mengenai kemungkinan terjadinya
Elemen outbreak infeksi, baik yang terjadi di Puskesmas maupun
di wilayah kerja Puskesmas (D, W).
Penilai
an b) Jika terjadi outbreak infeksi, dilakukan penanggulangan
sesuai dengan kebijakan, panduan, protokol kesehatan,
dan prosedur yang disusun serta dilakukan evaluasi dan
tindak lanjut terhadap pelaksanaan penanggulangan
sesuai dengan regulasi yang disusun (D, W).

69
Kolera Leptospirosis

Pes Hepatitis A

Demam Berdarah Dengue Influenza A baru


(H1N1)/Pandemi 2009
PENYAKIT Campa
Meningitis
MENULAR YANG k Polio Yellow Fever
BERPOTENSI WABAH
Difteri Chikungunya
(PERMENKES NO.
Pertusis Penyakit menular tertentu lainnya yang
1501/MENKES/PER/ dapat menimbulkan wabah (ditetapkan
Rabies oleh Menteri kesehatan)
X/2010)
Malaria
Avian
Influenz
a H5N1
Antraks

Anda mungkin juga menyukai