PROGRAM DBD
DI UPT. PUSKESMAS KEBONSARI
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Alllah SWT, Panduan Kegiatan Program DBD Puskesmas UPT
Puskesmas Kebonsari Kota Pasuruan telah selesai disusun.
Panduan ini dibuat untuk melaksanakan Kegiatan DBD di Puskesmas Industri sebagai
unit penyelenggara pelayanan public.
Selain itu, penyusunan panduan ini bertujuan untuk memberikan petunjuk cara
pelaksanaan DBD di Puskesmas Industri bagi seluruh staf Puskesmas UPT Puskesmas
Kebonsari.
Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas UPT
Puskesmas Kebonsari dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
E. Batasan Operasional
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
A. Denah Ruang
B. Standart Fasilitas
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Menanggulangi penyakit DBD di masyarakat.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Memahami penyebab dan penularan penyakit DBD
b. Terevaluasi perencanaan program DBD tahun 2017
c. Adanya kerjasama lintas program dan lintas sektor
C. SASARAN
Penanggungjawab dan pelaksana program DBD dan seluruh pegawai
Puskesmas .
D. RUANG LINGKUP
Pelaksanaan Program DBD di Puskesmas mencakup:
3.PSN
5.Foging
E. BATASAN OPERASIONAL
Dasar utama Program DBD di Puskesmas adalah :
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan ,kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan.
Pemberdayaan terhadap individu ,keluarga dan masyarakat harus
memperhatikan kondisi dan situasi,khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
a. Pemberdayaan individu
Pemberdayaan terhadap individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan
puskesmas terhadap individu-individu yang datang memanfaatkan
pelayanan puskesmas.
b. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga dilakukan petugas puskesmas yang melakukan
kunjungan rumah terhadap keluarga,yaitu keluarga dari individu
pengunjung puskesmas atau keluarga-keluarga yang berada di wilayah
kerja puskesmas.
c. Pemberdayaan masyarakat
pemberdayaan masyarakat atau kelompok dilakukan oleh petugas
puskesmas merupakan upaya penggerakan atau pengorganisasian
masyarakat.
Penggerakan atau pengorganisasian masyarakat diawali dengan
membantu kelompok masyarakat mengenali masalah-masalah yang
mengganggu kesehatan sehingga masalah tersebut menjadi masalah
bersama.
Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam pemberdayaan
masyarakat yang berwujud UKBM :
Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu, Bina Keluarga Balita
Upaya pengobatan : Pos Pembantu
Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Keluarga sadar gizi (kadarzi)
Upaya kesehatan sekolah : Kader Tiwisada, KKR
Disamping itu , Puskesmas juga berfungsi sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan yaitu :
Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan
Hal tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat lintas sektor/LSM/Dunia
swasta untuk membantu pelayanan DBD melalui bantuan dana, sarana,
metode yang dimilikinya dan diutamakan pada sasaran yang tepat.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial
yang mendorong individu , keluarga dan masyarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan
sehat dan berperan aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan
apabila lingkungan sosialnya, keluarga,tokoh panutan,kelompok pengajian dll)
mendukung. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan
masyarakat,khususnya dalam upaya mengajak individu, keluarga dan
masyarakat mengalami peningkatan dari fase tahu ke fase mau perlu
diciptakan lingkungan yang mendukung.
3. Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (tokoh-tokoh
masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di lingkungan puskesmas
berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta
menciptakan lingkungan sehat.
Dalam upaya pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat, puskesmas
membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain, sehingga advokasi perlu
dilakukan.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan
harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan
puskesmas dengan sasarannya (para pasien atau pihak lain) dalam
pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Disamping itu,
kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan
efektifitas DBD, petugas kesehatan puskesmas harus bekerjasama dengan
berbagai pihak terkait, seperti misalnya kelompok profesi, pemuka
agama,LSM,media massa dll.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
C. Jadwal Kegiatan
3.PSN
5.Foging
BAB III
STANDART FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDART FASILITAS
Wairless microphone
Lcd projector
Kamera foto
Video
Televisi
Manual Microphone
Papan informasi
Banner
Leaflet
Poster
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan program DBD meliputi :
b. Posyandu balita
Salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari,oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian DBD dan ABJ .95%
didampingi oleh Bikel/pemkel.
c. Posyandu Lansia
Merupakan salah satu bentuk UKBM yang diselenggarakan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan kepada lansia yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif didampingi pemegang
program lansia.
Peran petugas puskesmas :
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
Memberikan penyuluhan tentang DBD dan melakukan pemerikaan
jentik berkala oleh kader.
B. METODE
Pada prinsipnya , baik pemberdayaan, suasana, maupun advokasi adalah
proses komunikasi. Oleh sebab itu ,perlu ditentukan metode yang tepat dalam
proses tersebut. Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan
kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial
budayanya), dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu.
Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metode yang
telah ditetapkan, memperhatikan sasaran atau penerima informasi . Bila
penerima informasi tidak bisa membaca maka komunikasi dan tidak akan efektif
jika digunakan media yang penuh tulisan, atau bila penerima informasi hanya
memiliki waktu sangat singkat, tidak akan efektif jika dipasang poster yang berisi
kalimat yang terlalu panjang.
C. LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan program DBD :
LOGISTIK
Dari standart sarana/prasarana Program DBD, sarana dan prasarana yang sudah
dimiliki oleh Puskesmas adalah :
Flipchart dan stand
Wireless microphone
Kamera foto
Tape cassete recorder
Papan Informasi
Lcd projector
Manual microphon
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Program DBD adalah tercapainya ABJ >
95% dan penderita DBD ditahun 2016 32 kasus di seluruh wilayah UPT
Puskesmas Kebonsari . Indikator mutu akan dipantau oleh tim mutu Pskesmas
melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator mutu
dibahas dalam pertemuan tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi Pegawai Puskesmas Industri dan lintas sektor
terkait dalam pelaksanaan kegiatan DBD di wilayah kerja Puskesmas.
Keberhasilan DBD untuk meningkatkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) di
Puskesmas bukanlah tugas petugas Puskesmas saja, namun tanggungjawab upaya
Program DBD di Puskesmas adalah Kepala Puskesmas,dan menjadi tugas bagi
seluruh petugas kesehatan Puskesmas. Yang paling penting dilaksanakan dalam
rangka program DBD puskesmas adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik
pemberdayaan terhadap pasien maupun terhadap individu/keluarga/masyarakat yang
sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil jika didukung oleh
upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka
yang paling berpengaruh terhadap pasien/individu/keluarga/masyarakat. Sedangkan
advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung/membantu Puskesmas
dari segi kebijakan atau peraturan perundang-undangan dan sumberdaya,dalam rangka
pemberdayaan pasien/individu/keluarga/masyarakat.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan DBD Puskesmas, yaitu didalam gedung
dan diluar gedung puskesmas atau masyarakat. Peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sehingga upaya wajib puskesmas, yaitu DBD dapat
terlaksana dengan baik.