OLEH :
SARINA HARAPAN
NPM. 0426010012
JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2008
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
SARINA HARAPAN
NPM. 0426010012
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Tri Mandiri Sakti Bengkulu dan diterima untuk memenuhi sebagai syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
pada tanggal : 4 Agustus 2008.
DEWAN PENGUJI :
Mengesahkan
iii
Motto dan Persembahan
Motto :
Tidak akan ada kebenaran bila tidak ada kesalahan dan tidak ada
kesuksesan bila tidak ada kegagalan, maka janganlah pernah takut
salah dan gagal serta jadikanlah kesalahan dan kegagalan itu sebagai
pelajaran untuk menentukan langka yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Manfaatkanlah kesempatan sebaik mungkin, karena kesempatan itu
hanya datang sekali. Dan ketika gagal yakinlah itu hanyalah sebuah
kesuksesan yang tertunda dan di saat keberhasilan yang kita raih maka
bersyukurlah kepada-Nya atas apa yang kita peroleh.
Mengetahui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita,
berusahalah untuk mengisi kekurangan tersebut dan ini adalah
kebenaran yang luar biasa.
Hidup adalah perjuangan untuk itu berjuanglah dengan segenap
kemampuanmu dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta berserah
dirilah kepada-Nya.
Persembahan :
Dengan segenap hati, cinta dan kasih sayang, skripsi ini kupersembahkan
kepada :
Teruntuk Ayahanda (Sudarman) dan Ibundaku (Kasiam)
tersayang yang selama ini telah memberikan kasih sayang,
do’a, serta dorongan baik moril, materil dan spiritual sehingga
aku dapat menyelesaikan pendidikan S1 keperawatan.
Buat Kakandaku Ayundaku dan Iparku, yang telah banyak
membantu, terima kasih atas motivasi serta ikut mendo’akanku
dalam meraih cita-cita.
Semua dosen yang telah mendidikku, serta membimbingku dan
membantu, makasih Pak Witri, Ibu Neni, Ibu Dian, Ibu Yani.
Spesial buat dosen pembimbingku Pak Drs. S. Effendi, MS dan
Pak Ns. Dodi Irawan, S.Kep, terima kasih.
Buat keponakanku (Herdo, Herda, Tawan, M. Kholqi, Nadhifa,
Alyadia Syafitri, Mifta) yang selalu membuat aku rindu dan
tersenyum.
iv
Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu menemani dan
memberikan motivasi dalam tangis dan tawaku, dan
membantuku, camp soulmate : The Chi, Henny, Ciox’s, Titin,
Ijut, Novi, Icha, Ribo, Juni.
Seluruh teman-teman angkatan tahun 2004.
Almamaterku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan
Hipertensi Dengan Stroke Pada Pasien Usia Produktif di Ruang Rawat Inap
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh oleh
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
1. Bapak Drs. S. Effendi, MS selaku Ketua Yayasan Tri Mandiri Sakti Bengkulu
skripsi ini.
2. Bapak Drs. Buyung Keraman, M. Kes selaku Ketua STIKES Tri Mandiri Sakti
Bengkulu.
v
3. Bapak Ns. Dodi Irawan, S. Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang
Seiring harapan dan doa penulis, semoga semua bantuan dan dukungan yang
telah diberikan baik moril, materil, dan spirituil dapat menjadi pahala yang berlipat
Penulis menyadari kelemahan pada diri sendiri bahwa dalam penulisan skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena ini penulis membuka diri dengan
segala kerendahan hati terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat
Penulis
vi
ABSTRAK
Sarina Harapan (2008). Hubungan Hipertensi dengan Stroke pada Pasien Usia
Produktif di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Pembimbing I : Drs. S. Effendi, MS dan Pembimbing II : Ns. Dodi Irawan, S.Kep
vii
ABSTRACT
Sarina Harapan (2008). The Relation Of Hypertension with Stroke at Productive Age
Patient in Takes Care of Lodging Room RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Counsellor I : Drs. S. Effendi, MS and Counsellor II : Ns. Dodi Irawan, S.Kep
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ v
ABSTRAK............................................................................................................. vii
ABSTRACT........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
ix
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Hipertensi.................................................................................... 8
2.1.7. Penatalaksanaan................................................................ 19
2.2. Stroke.......................................................................................... 27
2.2.1. Pengertian........................................................................ 27
2.2.6. Etiologi............................................................................ 38
2.2.8. Patofisiologi..................................................................... 39
x
2.2.12. Pencegahan ..................................................................... 44
Produktif...................................................................................... 53
2.7. Hipotesis...................................................................................... 56
3.3.1. Populasi............................................................................ 57
3.3.2. Sampel..............................................................................58
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan................................................................................. 64
Produktif............................................................................ 63
5.1. Kesimpulan................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2. Gambaran tentang terjadinya stroke pada pasien usia produktif........ 61
Tabel 4.3. Tabulasi silang antara hipertensi dengan terjadinya stroke pada
pasien usia produktif di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu ................... 62
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
yakni Jepang 15-72%, Cina 5-10%, Australia 19,1%, Jerman 19,3%, Amerika
Serikat 10-15%, Taipe 6,2% dan Indonesia 25,8%. Dari uraian di atas dapat
dilihat bahwa prevalensi Indonesia masih sangat tinggi dan menduduki tingkat
fungsi serebral secara fokal/global yang berkembang dengan cepat, dan gejala
otak.
sampai 1,0 per 1000 orang. Meskipun pencegahan telah dilakukan dan dapat
peringkat ke-3 penyebab kematian dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk
stroke pertama dan 62% untuk stroke selanjutnya (Smeltzer, SC dan Bare B.G,
2002).
1
2
kecacatan, dan biaya yang dikeluarkan sangat besar, karena itu perlu usaha
pencegahan. Salah satu faktor risiko yang penting untuk terjadi stroke adalah
hipertensi, oleh karena itu dengan mengendalikan tekanan darah, angka kejadian
jantung dan kanker, stroke masih merupakan penyebab utama dari kecacatan.
terdapat 600.000 orang yang terdiri 500.000 orang penderita stroke baru dan
proporsi penderita stroke dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini
terlihat dari laporan survei kesehatan rumah tangga Depkes RI di berbagai rumah
peningkatan antara 1984 sampai 1986 dari 0,72 per 100 penderita pada 1984
menjadi 0,89 per 100 penderita pada tahun 1986. di RSU Banyumas pada tahun
1997 pasien stroke yang rawat inap sebanyak 25 orang, pada tahun 1998
sebanyak 798 orang, pada tahun 1999 sebanyak 393 orang dan pada tahun 2000
akan terwujud kesehatan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
penduduk yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan perilaku yang sehat pula
Ada beberapa penyakit kronik yang pada saat ini menjadi permasalahan
stroke, penyakit ginjal kronik, akhir-akhir ini insiden dan prevalensinya semakin
tingkatan normal yang dapat diterima tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik (TDD) 90 mmHg, dan (Ni Made Swantani, 2000).
angka prevalensi yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan.
risiko penyakit stroke. Pada abad 20, penyakit pembuluh darah menjadi penyebab
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat jantung dan
sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Faktor risiko utama penyakit jantung dan
mellitus. Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SpJp(K) menyatakan,
prevalensi hipertensi di Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-
21%. Data secara nasional yang ada belum lengkap. Sebagian besar penderita
dari Profil Kesehatan pada tahun 2005 sebanyak 19.798 orang, tahun 2006
sebanyak 13.476 orang, tahun 2007 sebanyak 14.790 orang dari 100 ribu
pelayanan kesehatan yang bersifat integratif dan komperatif yang sangat berperan
5
dengan Perda no. 4 Tahun 1993, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu menjadi rumah
sakit umum swadana daerah berdasarkan Kep Mendagri No. 445.28.366 tanggal
10 Juli 1995. RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu resmi menjadi rumah sakit umum
swadana daerah yang diperkuat dengan Perda No. 655 Tahun 1995 tanggal 13
sendiri, sehingga RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu harus mampu untuk mengelola
dan visi sosialnya sebagai rumah sakit. Dengan status RSUD Dr. M. Yunus
diberikan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik tahun 2006 RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu didapat data penderita hipertensi sebanyak 125 orang dan
penderita stroke sebanyak 287 orang, sedangkan pada tahun 2007 diperoleh data
penderita hipertensi sebanyak 189 orang dan penderita stroke sebanyak 338
6
orang. Ini berarti terjadi peningkatan penderita hipertensi dan stroke dari tahun
pada pasien usia produktif di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
hubungan hipertensi dengan stroke pada pasien usia produktif di ruang rawat
produktif.
dengan stroke pada pasien usia produktif di STIKES Tri Mandiri Sakti (TMS)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
atas tingkatan normal yang dapat diterima tekanan darah sistolik (TDS) 140
mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) 90 mmHg (Ni Made Swantani,
2000).
pada arteri dan tekanan yang dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg). Namun, nilai tekanan darah tersebut
tidak memiliki nilai yang baku. Hal itu berbeda-beda tergantung pada aktivitas
8
9
darah jantung waktu menguncup dan tekanan darah diastolik adalah tekanan
orang tua kepada anaknya, jika salah satu orang tua terkena hipertensi, maka
sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60
tahun.
Tabel 1.
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO
Tabel 2.
Ukuran Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia
Tekanan Darah
Usia
(mmHg)
Baru lahir 40
1 bulan 85/54
1 tahun 95/65
6 tahun 105/65
10-13 tahun 110/65
14-17 tahun 120/80
18 tahun 120/80
44-65 tahun 130/80
darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau di atas
1. Pria, usia < 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada
2. Pria, usia > 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya >
145/95 mmHg.
1. Tensi Sistolik
2. Tensi Diastolik
a. < 85 : Normal
1. Tekanan Sistolik
2. Tekanan Diastolik
(www.elexmedia.co.id/pdf)
1. Faktor volume
(TPR), peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi
penanganan air dan garam oleh garam dan ginjal. Peningkatan volume
energi yang disimpan dalam bentuk lemak (jaringan subkutan tirai usus,
organ vital jantung, paru dan hati) yang menyebabkan jaringan lemak aktif
sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan
untuk bekerja lebih berat, oleh sebab itu pada waktunya lebih cepat gerah
jahat (LDL) maksimum 130 mg/dl. Lemak baik masih dibutuhkan tubuh,
lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif. Jika makanan yang dimakan
memompa darah lebih kuat lagi, dan adpat memasok kebutuhan darah ke
hipertensi (http://e-edukasi.net).
lain :
besar karena volume cairan yang lebih banyak setiap detiknya, atau
dinding pembuluh darah yang dilewati lebih kaki sehingga perlu kekuatan
2. Hipertensi sekunder
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetil kolin yang akan merangsang serabut
hipertensi.
dalam relaksasi otot polos, pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
Suddarth, 2002).
17
darah yang ada di sebagian besar tubuh seperti otak. Kebutuhan jaringan otak
akan oksigen dapat dilihat dari hasil metabolisme otak. Otak menggunakan kira-
kira 18% dari total konsumsi oksigen oleh tubuh. Otak mengandung kira-kira 7 ml
otak oksigen dengan kecepatan pemakaian normal akan habis kira-kira 10 detik,
oleh karena itu tidaklah heran kalau masa hidup jaringan sistem saraf pusat (SSP)
akan mengalami kekurangan oksigen. Berat otak 2,5% dari berat badan
seluruhnya, namun otak merupakan organ yang paling banyak darah ke jantung
yaitu 20% dari seluruh darah yang mengalir ke tubuh, pengaliran darah ke otak
dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama yaitu : sepasang arteri karotis interna
yang mengalir ke sekitar 70% dari keseluruhan jumlah darah otak dan sepasang
arteri vertebralis yang memberikan 30% sisanya. Arteri karotis bercabang menjadi
arteri serebri anterior dan arteri serebri media yang memperdarahi daerah depan
hemisfer serebri, pada bagian belakang otak dan lobus temporalis. Kedua bagian
otak ini memperoleh darah dari arteri serebri posterior yang berasal dari arteri
vertebralis.
darah di kepala, resistensi serebro vaskuler (resistensi aliran darah arteri melewati
darah dari pembuluh darah tersebut. Sebagai contoh adanya angina adalah
dampak dari hipertensi terhadap jantung. Perubahan patologi pada ginjal akan
ditandai dengan nokturial. Pada orang normal tekanan darah mengikuti pola
sirkadian, yaitu tekanan dan mengalami penurunan pada malam hari dan
mengalami kenaikan pada pagi hari. Demikian pula pada sebagian besar penderita
hipertensi yang juga mengikuti pola sirkadan orang normal (dippers) tetapi pada
hari. Kejadian penyakit kardiovaskuler maupun stroke lebih sering timbul pada
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
arteri koroner dengan angina keterlibatan pembuluh darah daerah otak dapat
paralysis sementara pada satu sisi (hemiplagia) atau gangguan tajam penglihatan.
Pada penderita stroke, dan pada penderita hipertensi disertai serangan iskemia,
2.1.7. Penatalaksanaan
kecil. Dua kelompok obat tersedia dalam terapi pertama : diuretika dan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Takipnea
b. Sirkulasi
karotis.
c. Integritas ego
pola bicara.
d. Eliminasi
ginjal.
f. Neurosensori
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri abdomen
h. Pernapasan
Riwayat merokok
Sianosis.
i. Keamanan
Hipotensi postural.
j. Pembelaajran/penyuluhan
serebrovaskuler.
k. Rencana pemulangan
l. Pemeriksaan Diagnostik
volume cairan.
katekolamin.
m. Prioritas Keperawatan
1) Mempertahankan/meningkatkan kardiovaskuler.
2) Mencegah komplikasi
pengobatan.
hidup monoton.
maturasional.
23
3. Rencana Tindakan
Intervensi/rasionalisasi :
1) Mandiri
panjang, membungkuk.
vaskuler serebral.
24
hipotensi postural.
membran mukosa.
2) Kolaborasi :
Intervensi/rasionalisasi :
25
pusing/pingsan.
hidup monoton.
26
Intervensi/rasionalisasi :
dan kegemukan
mengontrol perubahan
2.2. Stroke
2.2.1. Pengertian
gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses
berlangsung 24 jam sampai akibat dan CVD (Hudack & Gallo, 1996).
2002).
28
suplai darah ke bagian otak yang timbul secara mendadak dan sekunder dari
Otak merupakan organ tubuh yang bekerja terus menerus sehingga paling
Otak membutuhkan kalori lebih kurang 400 kkal setiap harinya dan
membutuhkan suplay darah yang cukup dan terdiri secara kontinu agar fungsi
otak berlangsung dengan baik. Dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang
dikirim ke otak adalah ± 20% dari cardiac output atau ± 1100-200 cc/menit.
Kebutuhan otak akan oksigen dan glukosa relatif konstan, apabila kadar
oksigen dan glukosa dalam jaringan otak kurang, maka metabolisme menjadi
1995).
1. Batang Otak
Batang otak merupakan pusat relai dan refleksi dari sistem saraf
a. Medulla oblongata.
juga terdapat dua pembesaran yang juga merupakan fasikulli dari jaras
1995).
b. Pons
1995).
1995).
30
sebagai pusat reflek yang mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk
Merupakan bagian otak yang paling besar dan paling menonjol disini
cerebelum di bagi menjadi hemisfer kanan dan kiri oleh fisur longitudinalis
mayor (suatu tekuk celah dalam). Bagian luar hemisfer cerebri terdiri dari
hemisfer dihubungkan oleh suatu pita serabut lebar yang disebut corpus
dirangkap dua dan sebagian besar berkaitan dengan bagian tubuh sebelah
kiri dan hemisfer cerebri kiri mengatur bagian hemisfer sebelah kanan.
disebut girus. Celah-celah atau lakukan yang disebut sulkus terbentuk dari
Jaringan otak mendapat suplai darah dari dua arteri besar, yaitu :
arteri carotis communis kanan berasal dari arteri innonimata. Arteri carotis
posterior.
belahan otak kiri dan kanan. Kemudian akan menuju facies medialis
adalah :
dan pons arteri vertebralis kanan dan kiri bersatu menjadi arteri basilaris
arteri cerebri posterior kanan dan kiri yang mensuplay permukaan otak
otak tetap terjaga secara kontinu. Arteri carotis interna dan arteri
terdapat pada dasar otak. Cirkulus arteriosus cerebri dibentuk oleh arteri
darah bersirkulasi dari satu hemisfer ke hemisfer lain dan dari bagian
sinus rektus.
otak tetap konstan walaupun ada perubahan dari tekanan perfusi otak.
1. Ischemic stroke
pada arteri yang menyuplai darah ke otak. Ischemic stroke juga disebabkan
b. Thrombotic Stroke
thrombus biasanya terjadi pada saat akan tidur dan bangun tidur.
c. Emboli Stroke
2. Haemoraghic Stroke
tengah/arteri meningen.
serangan yang paling sering terjadi. Kesadaran menurun coma (65% terjadi
kurang dari setengah jam, 23% antara ½ sampai dengan 2 jam dan 12%
hemisensorik)
ucapan).
didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan
2. Penglihatan ganda
3. Pusing
2.2.6. Etiologi
5. Tekanan pada pembuluh darah disebabkan oleh tumor, bekuan darah yang
lain
3. Hilangnya sensorik dan motorik, paling nyata pada muka, leher dan
ekstremitas atas.
2.2.8. Patofisiologi
umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti (core) dengan
tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini akan menjadi
nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi. Di luar daerah core
suatu daerah hyperemic akibat adanya aliran darah kolateral (luxury perfusion
area).
iskemik akut supaya dapat direperfusi dan sel-sel otak berfungsi kembali.
Reversibilitas tergantung pada faktor waktu dan jika tak terjadi reperfusi,
sel otak. Pertama proses nekrosis, suatu kematian berupa ledakan sel akut
inflamasi dan proses fagositosis debris nekrotik. Proses kematian kedua adalah
proses apoptosis atau silent death, sitokeleton sel neuron mengalami penciutan
darah yang keluar dari pembuluh darah otak yang pecah merembes ke massa
(Lumbantobing, 2007).
lokasi lesi, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah
Tabel 3.
Defisit Neurologik Akibat Stroke
- Kerusakan
kemampuan untuk berkonsentrasi
- Alas dan
abstrak buruk
- Perubahan
penilaian
Defisit emosional - Kehilangan
kontrol diri
- Labilitas
emosi
- Penurunan
toleransi pada situasi stress
- Depresi
- Menarik diri
- Rasa takut
- Perasaan
isolasi
dari 6 jam sejak terjadinya, tetapi bila yang dipilih untuk mengatasi
diberikan per drips dalam waktu 1 jam gejala stroke dapat dipastikan
kurang dari 3 jam dan hasil CT scan otak tidak memperlihatkan infark.
diturunkan.
jantung.
stroke yang tidak lazim. Terutama pada usia muda, kultur darah jika
b. Kendalikan hipertensi
44
vasopasme.
2.2.12. Pencegahan
Pencegahan Primer :
berlebihan.
3. Mengurangi kolesterol
4. Mengendalikan hipertensi.
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
45
b. Peredaran darah
c. Eliminasi
bising usus.
d. Nutrisi/cairan
mengunyah, obesitas.
e. Persyaratan
f. Kenyamanan/nyeri
g. Pernafasan
h. Keamanan
sensori.
i. Psikologis
Merasa tidak berdaya tidak ada harapan, emosi labil, perubahan konsep
diri.
j. Interaksi sosial
k. Pendidikan kesehatan
lingkungan fisik.
menurunnya sensitifitas.
3. Rencana Tindakan
Intervensi :
perlu.
perdarahan lainnya.
kadar terapeutik.
lingkungan fisik.
Intervensi :
(dekubitus)
keseimbangan ekstremitas.
Intervensi :
vertikal)
membahayakan.
tajam/tumpul.
dinding.
kebutuhan.
52
berlebihan.
Adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan (Lukman, 1996). Umur adalah
Usia produktif adalah umur ketika seseorang masih mampu bekerja dan
produktif.
Dulu penyakit stroke hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia). Seiring
usia produktif, dimana seseorang sedang berada pada puncak karirnya. Jika
habislah karirnya.
53
5. Mendiagnosis stroke
6. Penanganan stroke
Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena
strokenya pun semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu
waspada terhadap ancaman stroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang
54
narkoba.
Lifestyle alias gaya hidup selalu menjadi kambing hitam berbagai penyakit
yang menyerang usia produktif. Generasi muda sering menerapkan pola makan
yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji. Kecacatan
yang mereka sandang akibat serangan stroke, bukan hanya menjadi beban
menyatakan bahwa hubungan tekanan darah dengan risiko penyakit arteri koroner
yang lain. Studi Multiple Risk Factor Intervention Trial (MRFIT) tahun 1999
risiko stroke. Kejadian penyulit kardiovaskuler maupun stroke lebih sering timbul
menyerang kaum lanjut usia (lansia). Seiring dengan berjalannya waktu, kini ada
dan bila terjadi penurunan tekanan darah sistemik, maka tekanan perfusi ke
jaringan otak tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan iskemik serebral.
Sebaliknya bila terjadi kenaikan tekanan darah sistemik, maka tekanan perfusi
pada dinding kapiler menjadi tinggi, akibatnya terjadi perdarahan pada otak, yang
Gambar 2.1.
Kerangka Konsep
Hipertensi Stroke
56
Tabel 4.
Definisi Operasional Variabel Independent dan Dependent
Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Independen
t Peningkatan Melihat Dokumentas 1. Hipertensi Nominal
Hipertensi tekanan darah kartu-kartu i (check list) =0
yang pengobatan 2. Tidak
berkepanjangan (status hipertensi
di atas tingkatan pasien) dan =1
normal yang buku catatan
dapat diterima, di ruangan
tekanan darah rekam medik
sistolik (TDS)
140 mmHg dan
tekanan darah
diastolik (TDD)
90 mmHg
Dependent
Stroke Stroke adalah Melihat Dokumentas 1. Stroke Nominal
kehilangan kartu-kartu i (Cek list) hemoragik
fungsi otak yang pengobatan =0
diakibatkan oleh (status 2. Stroke
berhentinya pasien) dan iskemik = 1
suplai darah ke buku catatan
bagian otak, di ruangan
sering terjadi rekam medik
akibat
akumulasi
penyakit serebro
vaskuler.
2.7. Hipotesis
57
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan stroke pada
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan stroke pada pasien
METODE PENELITIAN
di ruang rawat inap. Objek penelitian ini adalah seluruh pasien di ruangan stroke
yang pernah menjalani perawatan di ruang rawat inap (stroke) RSUD Dr. M.
sectional, desain penelitian ini dipilih untuk mengetahui hubungan stroke dengan
hipertensi pada pasien tingkat usia produktif di ruang rawat inap RSUD Dr. M.
individu-individu dari populasi tunggal, pada suatu saat atau periode yang sama.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien stroke pada usia
ruang rawat inap (stroke) dari bulan Januari 2007 sampai Maret 2008.
58
59
3.3.2. Sampel
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari status pasien di ruang
1. Editing
2. Coding
Coding adalah usaha untuk mengklasifikasikan hasil yang sudah ada menurut
3. Entry data
4. Tabulating data
Tabulasi adalah membuat tabel yang berisikan data yang telah diberi kode
5. Clearing data
Data yang telah masuk diperiksa kembali sesuai dengan kriteria dan clearing
dan OR.
BAB IV
Hasil Penelitian
stroke pada pasien usia produktif. Tempat penelitian ini di ruang rawat inap
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, dari bulan Januari 2007 sampai dengan bulan
Maret 2008.
Analisis Univariat
Bengkulu.
Tabel 4.1.
Gambaran hipertensi pada pasien usia produktif
61
62
Tabel 4.2.
Gambaran tentang terjadinya stroke pada pasien usia produktif
Analisis Bivariat
hipertensi dengan stroke pada pasien usia produktif di ruang rawat inap
Tabel 4.3.
Tabulasi silang antara hipertensi dengan terjadinya stroke pada pasien usia
produktif di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Stroke
Total X2 P C OR
Hemoragik Iskemik
Hipertensi Hipertens Count 42 29 71
i Expected Count 31,4 39,6 71,0
% Within 40,8% 100,0%
Hipertensi 59,2%
Tidak Count 15 43 58
Expected Count 25,6 32,4 58,0 13,029 0,000 0,316 4,152
% Within 25,9% 74,1% 100,0%
Hipertensi
Total Count 57 72 129
Expected Count 57,0 72,0% 129,0
% Within 44,2% 55,8% 100,0%
Hipertensi
Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2007
dengan stroke pada pasien usia produktif di ruang rawat inap RSUD Dr.
stroke hemoragik dan 29 pasien stroke iskemik, dan dari 59 pasien tidak
Artinya ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan stroke pada
approx. Sig. = 0,000 < 0,05 berarti signifikan. Nilai C tersebut dibandingan
m 1
dengan nilai Cmax= , dimana m adalah nilai terkecil dari baris atau
m
2 1
kolom, nilai Cmax= = 0,707. Karena nilai C = 0,316 jauh dengan
2
Hasil uji Risk Estimate didapat nilai Odds Ratio (OR) = 4,152 yang
sebesar 4,152 kali jika dibandingkan dengan pasien yang tidak hipertensi.
Pembahasan
13,029 dengan P (asymp.sig.) = 0,000 < 0,05 berarti signifikan. Berarti terdapat
perbedaan kejadian stroke hemoragik dan iskemik antara pasien hipertensi dan
pasien tidak hipertensi. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan
yang signifikan antara hipertensi dengan stroke pada pasien usia produktif di
pasien usia produktif. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori (Gunawan Lanny,
2001). Adanya hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke pada pasien
usia produktif di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu disebabkan
didapat nilai C= 0,316 dengan approx. Sig. = 0,000 < 0,05 berarti signifikan.
m 1
Nilai C tersebut dibandingkan dengan nilai Cmax= , dimana m adalah
m
2 1
nilai terkecil dari baris atau kolom, nilai Cmax= = 0,707. Karena nilai C =
2
0,316 jauh dengan nilai Cmax = 0,707, maka kategori hubungan lemah (Sudjana,
1996).
Berdasarkan teori yang ada dikatakan lemah karena stroke tidak hanya
disebabkan oleh penyakit cardiovascular saja, tetapi stroke juga dapat disebabkan
Soepoetra, 2004).
66
bahwa sebagian besar (44,2%) pasien yang dirawat di ruang rawat inap RSUD
analisis bivariat diketahui bahwa nilai p = 0,000 < 0,05 maka hipotesis nol
Tabel 4.1. didapatkan bahwa dari 129 orang sampel terdapat 71 orang
(55,0%) yang menderita hipertensi dan 58 orang (45,0%) yang tidak menderita
hipertensi.
Tabel 4.2. didapatkan bahwa dari 129 orang sampel terdapat 57 orang
Dari hasil uji Risk Estimate didapat nilai Odds Ratio (OR) = 4,152 yang
sebesar 4,152 kali jika dibandingkan dengan pasien yang tidak hipertensi.
disebabkan oleh beberapa faktor, faktor peningkatan tekanan darah arteri, dan
faktor predisposisi yang meliputi genetik, umur dan jenis kelamin serta makanan
maka risiko terkena hipertensi semakin besar, dikarenakan pada umur yang lebih
67
tua pada umumnya jantung akan sedikit mengecil yang disebabkan berkurangnya
keelastisitasan jantung.
terhadap nikotin yang dapat mempersempit pembuluh darah yang diikuti dengan
gangguan neurologis fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi
Stroke dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu stroke iskemik dan stroke
oleh trombosis atau embolus. Sehingga timbul keluhan sakit kepala atau muntah,
gejalanya prodormal, kecuali nyeri kepala karena hipertensi sering terjadi pada
Kecenderungan menyerang generasi muda yang masih produktif. Life style (gaya
hidup) selalu menjadi kambing hitam berbagai penyakit yang menyerang usia
68
produktif. Generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat,
dengan mengkonsumsi makanan yang siap saji yang kaya lemak dan kolesterol
yang dapat mempersempit pembuluh darah di otak yang berdampak pada stroke.
besuk keluarga, supaya ruangan tidak terlalu ramai dan pasien bisa istirahat.
tentang diit pasien, makanan apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh
seperti otak, pembuluh darah perifer dan dapat juga disertai dengan peningkatan
pembuluh serebral, dan apabila belum terjadi penurunan tekanan darah sistemik,
maka tekanan perfusi jaringan otak tidak adekuat, hal ini akan mengakibatkan
iskemik serebral, sebaliknya bila terjadi kenaikan tekanan darah sistemik, maka
69
tekanan perfusi pada dinding kapiler menjadi tinggi akibatnya terjadi perdarahan
5.1. Kesimpulan
1. Dari 129 responden yang terkumpul di ruang rawat inap RSUD Dr. M.
lemah.
5.2. Saran
leaflet, flipchart, brosur, LCD dan penyuluhan dari ahli gizi tentang diit
pasien.
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer, dkk. 1999. Kamus Kedokteran, Edisi 3. Jilid 1. Jakarta : FKUI.
Dokter Kitc. 2008. Majalah Kesehatan Keluarga. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
http://www.elexmedia.co.id/pdf/emk/170070981%.hipertensi.pdf.
Hull, Alison. 1996. Penyakit Jantung Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara.
Iskandar, Junaidi. 2006. Stroke A.2. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Iskandar Z. Adi Sapoetra. 2004. Plarmin Solusi Stroke dan Serangan Jantung.
Jakarta : PT. Plasmindo Prima Sejahtera.
Mansjoer, Arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta :
Media Aesculapius.
Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi Ketiga.
Jakarta : FKUI.
73
Property of http://memorlossonline.com.
Tjipto, Haryono. 2007. Ilmu Penyakit Saraf. Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.