Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

SIKLUS KEPERAWATAN MATERNITAS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.I DENGAN FLOUR ALBUS

KELOMPOK U

OLEH
NIDYA SARI , S.Kep
NIM: 1941312058

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Selasa/ 1 September 2020
Oleh : Nidya Sari, S.Kep

A. Identitas Pasien Penanggung Jawab :


Nama : Ny.I Nama : Tn.D
Umur : 44 Tahun Umur : 42 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Alai Parak Kopi Alamat : Alai Parak Kopi

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Ny.I mengatakan keluar cairan melalui vagina sejak 1 bulan yang lalu, klien merasa
tidak nyaman dengan keadaanya sekarang ini.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari selasa, 1 September 2020, Ny.I mengatakan
keluar cairan dari kemaluan sejak lebih kurang 1 bulan yang lalu, jumlah cairan yang
dikeluarkan cukup banyak sekitar 2x/hari ganti celana dalam dan berwarna kuning
keputihan, kental, tidak berbau dan agak gatal. TD: 150/90mmHg, Nadi: 82x/i, Nafas:
20x/i, S: 36,7 oC . Pasiemn mengatakan cemas dengan keadaan penyakitnya
Riwayat Kesehatan Dahulu
 Klien mengatakan ada riwayat hipertensi dan mengkomsumsi obat hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu.
 Pasien mengatakan tidak pernah berKB.
 Pasien mengatakan ini pernikahan I dan sudah menikah selama 12 tahun dan
belum memiliki anak
 pasien mengatakan peminum kopi setiap hari dulu sering memakai sabun
pembersih genetalia
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit sama dengan
klien. Keluarga tidak ada menderita penyakit kronik dan kanker.
4. Riwayat Obstetri sebelumnya
 Ny.I mengatakan satu setengah tahun yang lalu pernah menderita penyakit
yang sama, berobat ke puskesmas dan sembuh.
 Ny.I mengatakan dulu pernah berobat 1x ke dr.Spesialis tentang masalah
belum punya anak
 Klien pernah dianjurkan oleh bidan untuk pemeriksaan papssmear tapi klien
menolaknya, karena takut dan tidak mengerti
5. Riwayat Menstruasi
 Menarche : Umur 12 tahun
 Siklus haid : Teratur (28 hari)
 Lama haid : 5-6 hari
 Banyaknya : Minimal 3x/hari mengganti pembalut
 Sifat darah : Merah kehitaman

C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda vital : TD: 150/90mmHg, Nadi: 82x/i, Nafas: 20x/i, S: 36,7 oC
c. Pengukuran Antropometri : TB: , BB: , IMT
d. Pemeriksaan Head to Toe :
1) Kepala : simetris ki/ka, luka tidak ada, nyeri tidak ada
2) Rambut : warna hitam, rambut pendek, dan tidak beruban, rambut mudah rontok,
kulit kepala bersih.
3) Mata : simetris ki/ka, reflek cahaya +/+, , tidak ada edema palpebra, sclera tidak
ikterik, konjungtiva tidak anemis.
4) Hidung : simetris ki/ka, secret (-), polip (-)
5) Telinga : daun telinga simetris, membran tymphani utuh, pendengaran baik.
6) Mulut dan tenggorokkan: bibir (mukosa lembab, warna merah muda, kondisi
baik), mukosa mulut (luka tidak ada, keadaan gusi tidak berdarah), lidah (warna
pucat, luka tidak ada), gigi (jumlah lengkap, kondisi kurang rapi, gigi palsu tidak
ada)
7) Leher : KGB (-), Kelenjer tiroid tidak ada pembengkakan dan kaku kuduk (-)
8) Wajah :edema (-), nyeri (-)
9) Dada dan thorax : -
10) Abdomen : -
11) Eksremitas atas/bawah
a. Kemampuan otot : baik
12) Genitalia (alat kelamin, anus) : tidak dilakukan
e. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang Klien mengatakan jika
sakit dia berobat ke bidan, klien tidak pernah berobat ke dukun. Klien
mengatakan pernah dianjurkan oleh bidan untuk cek paps smear tapi klien
menolak dan takut. Klien tidak pernah merokok dan mengkomsumsi
alcohol,klien mengatakan minum kopi kadang sampai 3x/hari.
2) Pola nutrisi dan metabolic
Klien makan 3x sehari. Konsumsi air putih ± 8 gelas/hari. Pola eliminasi
BAK klien 4-5x/ hari bewarna jernih, BAB 1x di pagi hari.
3) Pola istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola tidur
4) Pola hubungan dengan orang lain
Klien adalah anak perempuan dari 2 bersaudara, klien memiliki hubungan baik
dengan lingkungan sekitarnya.
5) Pola reproduksi dan seksual
Siklus menstruasi klien teratur.Klien mengatakan sejak menderita keputihan ini
merasa tidak nyaman saat berhubungan dengan suaminya
6) Pola mekanisme koping
Klien merasa cemas dengan keadaan penyakitnya sekarang ini
7) Pola nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan yakin bahwa Allah akan memberikan kesehatan yang
baik jika ia bisa menjaga dirinya dan menerapkan perilaku hidup sehat
f. Data Penunjang : tidak ada

ANALISA DATA

N Diagnosa Keperawatan Etiologi Masalah


O
1. Ds : Kurang terpapar Defisit pengetahuan
- Klien mengatakan cemas informasi
dengan keadaan penyakitnya
saat ini
- Klien mengatakan dianjurkan
cek papsmears tapi klien
menolak dan takut
- Klien mengatakan khawatir
dengan akibat dari kondisi
yang dihadapinya

Do :
- Klien menanyakan tentang
penyakitnya
- TD : 150/90 mmHg
- N : 82x/menit
- P : 20x/menit
- Klien tampak tegang
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan

1 Defisit pengetahuan b/d Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan


kurang terpaparnya a. Perilaku sesuai anjuran  Observasi
informasi meningkat - Identifikasi kesiapan dan kemampuan meneima informasi
b. Kemampuan menjelaskan - Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
topic meningkat
c. Kemampuan  Terapeutik
menggambarkan pengalaman - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
sebelumnya yang sesuai - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan topic meningkat - Berikan kesempatan untuk bertanya
d. Perilaku sesuai dengan  Edukasi
pengetahuan meningkat - Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi
e. Pertanyaan tentang masalah kesehatan
yang dihadapi menurun - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
f. Persepsi yang keliru terhadap - Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
masalah menurun meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Jumat/ Defisit pengetahuan b/d Edukasi kesehatan Jam 14.00 WIB
4 September 2020 kurang terpaparnya - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S :
informasi meneima informasi - Klien mengatakan sudah
- Mengidentifikasi factor-faktor yang dapat mengerti dan paham dengan
meningkatkan dan menurunkan motivasi materi keputihan yang
perilaku hidup bersih dan sehat dijleaskan
- menyediakan materi dan media pendidikan - Klien mengatakan akan segera
kesehatan (Leaflet tentang keputihan) melakukan pemeriksaan
- Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kembali ke bidan / dokter
kesepakatan O:
- Memberikan kesempatan klien untuk - Klien tampak paham dan
bertanya mengerti tentang materi yang
- Menjelaskan factor risiko yang dapat diberikan
mempengaruhi kesehatan - TD : 140/90 mmHg
- Menganjarkan perilaku hidup bersih dan - N : 82 x/i
sehat - P : 20 x / i
- Menganjarkan strategi yang dapat A : masalah teratasi
digunakan untuk meningkatkan perilaku P : Intervensi dilanjutkan
hidup bersih dan sehat

Evidance Base :
NO Judul Isi jurnal
1 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dalam Keputihan merupakan masalah yang sering dialami oleh wanita
meningkatkan pengetahuan tentang keputihan diberbagai usia. Sebagian besarwanita di dunia pasti mengalami
patologis keputihan dan 90 % wanita di Indonesia berpotensiuntukmengalami
Fauziah Yulfitria (2017) keputihan. Dari beberapa penelitian, didapatkan data bahwa sebagian
pISSN 2477-3441 besar remaja memiliki pengetahuan yang kurang tentangkeputihan.
eISSN 2477-345X Pemberian pendidikan kesehatan pada remaja merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap serta perilaku yang
baik mengenai pencegahan keputihan patologis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
dalam meningkatkan pengatahuantentangpencegahan keputihan
patologis.
Metodologi Penelitian adalahquasi eksperimen dengan menggunakan
desain penelitian pre-test dan post-test group design, sampel terdiri dari
150 orang,dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok intervensi
pendidikan kesehatan melalui media leaflet, pendidikan kesehatan
melalui media penyuluhan dengan slide power point dan kelompok
kontrol.
Setiap kelompok terdiri dari 50 mahasiswa. Data yang digunakan
adalah data primer dengan memberikan angketkepada responden.
Analisispenelitian yaitu,univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat
(Independent T-Test dan Anova).
Hasil penelitian, yaitupendidikan kesehatan melalui media leaflet dan
media slide power point dapat
meningkatanpengetahuantentangpencegahan keputihan patologis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalahpendidikan kesehatan dapat
meningkatkan pengetahuan tentangpencegahan keputihan patologi
SATUAN ACARA KEGIATAN

Pokok Bahasan : Penyuluhan tentang keputihan (Flour Albus)


Waktu Pertemuan : 15 menit
Hari/Tanggal : Sabtu, 5 September 2020
Tempat : Di rumah Ny.I
Sasaran : Ny.I
Metode : Presentasi dan tanya jawab
Presentator : Nidya Sari, S.Kep

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan Ny. I mampu mengetahui tentang keputihan
2. TujuanKhusus
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan :
a. Mampu menyebutkan pengertian keputihan
b. Mampu menyebutkan etiologi keputihan
c. Mampu menyebutkan tanda dan gejala keputihan
d. Mampu menyebutkan komplikasi keputihan
e. Mampu menyebutkan penatalaksanaan keputihan

B. SASARAN
Ny. I

C. SUB POKO BAHASAN


1. Pengertian
2. Penyebab / etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. penatalaksanaan
D. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan KegiatanPeserta


1 PEMBUKAAN
a. Mengucapkan salam a. Menjawab
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
5 menit c. Apersepsi c. Mengemukakan
pendapat
d. Menjelaskan tujuan d. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 KEGIATAN INTI
a. Menjelaskan pengertian keputihan a. Memperhatikan
b. Menjelaskan penyebab keputihan b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tanda dan gejala c. Memperhatikan
15 menit
keputihan d. Mendengarkan
d. Menjelaskan komplikasi keputihan e. Mendengarkan
e. Menjelaskan penatalaksanaan f. Mendengarkan
keputihan
3 PENUTUP
a. Evaluasi tentang materi keputihan a. Bersama-sama
b. Menyimpulkan apa yang telah menyimpulkan
disampaikan bersama b. Menjawab
10 menit
c. Memberikan pujian pertanyaaan
d. Melakukan terminasi c. Memperhatikan
e. Memberikan salam dan mendengarkan
d. Menjawab salam
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media / Alat Bantu


1. Leaflet

G. SETTING TEMPAT

PRESENTATOR

AUDIEN

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
b. Tempat, media, alat penyuluhan sesuai rencana
c. Mahasiswa dan sasaran penyuluhan menghadiri penyuluhan tepat waktu
d. Laporan telah dikoordinasikan sesuai rencana

2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar
b. Peran dan tugas masing masing pelaksana sesuai dengan rencana
c. Peserta penyuluhan dapat mengikuti penyuluhan dengan baik
d. Tidak adanya hambatan saat melakukan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu
sesuai dengan tujuan khusus

Lampiran Materi
1. Pengertian Keputihan (Flaur Albus )
Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi
dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal
(Blankast, 2008).
Keputihan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu keputihan yang normal dan keputihan
yang abnormal. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi dan juga melalui
rangsangan seksual. sedangkan keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat
kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangga juga
penyakit karena hubungan kelamin) (Manuaba, 2009).

2. Penyebab
a. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di
sekitar vulva / vagina. Infeksi ini berupa warnanya putih susu, kental, berbau agak keras,
disertai rasa gatal pada kemaluan. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan
meradang. Biasanya terjadi pada saat kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil
KB, dan rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa
tertular keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja menelan cairan
ibunya yang menderita penyakit tersebut.
b. Parasit
Parasit trichomonas vaginalis yang menular dari hubungan seks ditularkan lewat
hubungan seks, perlengkapan mandi, pinjammeninjam pakaian dalam, atau bibir kloset.
Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau
anyir. Keputihan karena parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila
ditekan.
c. Bakteri
Bakteri gardnerella dan pada keputihan disebut bacterial vaginosis. Infeksi ini
menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan
berbau amis. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin
seperti sifilis dan gonorrhoea. bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti
pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud .
d. Virus Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin, seperti
condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat
banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula menjangkiti wanita hamil. Sedang virus
herpes ditularkan lewat hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di
sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan
akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker

3. Tanda dan gejala


a. Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina.
Cairan ini dapat encer atau kental dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini
merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
b. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya. Biasanya keputihan yang
normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dalam dialami oleh wanita yang
terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal
dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin
luar.
c. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari dari
vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormone yang dihasilkan oleh plasenta
atau uri.
e. Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan, sesaat sebelum masa pubertas.
Biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.

4. Komplikasi
a. Penyebaran infeksi ke daerah organ kewanitaan lain
Sebut saja infeksi mulanya berasal dari dinding vagina. Bila infeksi belum diatasi, maka
infeksi dapat menyebar ke mulut rahim dan menyebabkan radang mulut rahim sehingga
menimbulkan komplikasi keputihan.
b. Infertilitas
Bila pengobatan keputihan tidak dilakukan, maka infeksi berlanjut lagi ke rahim, saluran
telur atau mencapai indung telur hingga menimbulkan kemungkinan terjadinya
infertilitas.
c. Gagal ginjal
Pada kasus rembetan infeksi yang agak ekstreme, infeksi dapat menyebar ke ginjal
hingga kemungkinan terburuknya dapat terjadi gagal ginjal.
d. Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease [PID]) Pada trikomoniasis dan
klamidia, sering kali tejadi perluasan infeksi ke daerah panggul. Perluasan infeksi ini
dikenal dengan nama
e. penyakit radang panggul (PID).
PID dapat menyebabkan kerusakan pada indung telur, saluran telur, dan struktur organ
reproduksi lainnya. Kerusakan ini dapat mengakibatkan terjadinya nyeri panggul kronis,
kehamilan ektopik, hingga infertilitas.
f. Sepsis
Infeksi yang semakin meluas juga dapat menyebabkan infeksi seluruh tubuh apabila
kuman berhasil masuk hingga sistem peredaran darah atau kelenjar getah bening.
g. Bila perempuan dengan keputihan masih berhubungan seks dengan suami atau pasangan
seks yang tidak sakit, mungkin akan terjadi penularan infeksi kepada pasangannya
h. Depresi dan masalah seksual
Karena keputihan akibat infeksi biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman pada daerah
kewanitaan, beberapa perempuan akan merasa malu, menyalahkan diri sendiri dan
berujung pada depresi. Masalah seksual juga dapat terjadi akibat depresi maupun
hilangnya minat pasangan akibat adanya keputihan maupun bau tidak sedap yang biasa
menyertai adanya keputihan ini. Oleh karena itu, setiap keputihan patologis hendaknya
diobati hingga tuntas sebagai bentuk pencegahan keputihan dan dengan mengenali gejala
keputihan, perluasan infeksi dapat dihindari.

5. Penatalaksanaan

a. Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya
penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan
berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta
berbau busuk
b. Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau
parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan
proses infeksi sesuai dengan penyebabnya.
Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan
flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi
infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal
seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada
pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam
pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai
tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
 Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari
rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan
 Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah
penularan penyakit menular seksual
 Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan
tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap
keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut,
pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
 Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke
belakang
 Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
 Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah
vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
 Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau
biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai