Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN.

A
DENGAN KARIES GIGI

OLEH:
Ziqni Ilma Al Wasi
2041312088
KELOMPOK E

Dosen Pembimbing :
Fitra Yeni, S. Kp, MA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS

2021
ANALISA DATA

DATA INSTRUKSI KERJA


Mayor Subjektif Mengungkapkan tidak Pemahaman seseorang mengenai masalah - Na. A mengatakan penyakit
memahami masalah kesehatan yaitu mampu menjelaskan pengertian Karies gigi itu sama dengan
kesehatan yang diderita hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, sakit gigi karna gigi
komplikasi hipertensi, tindakan penegahan berlubang
hipertensi, dan perawatan penyakit yang dialami - Na. A mengatakan giginya
secara benar dan dapat menginterpretasikan terasa sakit rasanya seperti
dengan benar (Mulat, 2016): ditusuk tusuk
Pengertian Karies Gigi - An.A mengatakan suka
Karies adalah proses kerusakan pada jaringan memkan coklat dan es
keras gigi mulai dari enamel, dentin, hingga cream
sementum. Karies gigi pada tahap awal tidak - An.A mengatakan jarang
menimbulkan rasa sakit namun pada tahap lanjut menggosok gigi sebelum
dapat menimbulkan rasa sakit, baik pada gigi tidur dan setelah makan
yang terkena maupun daerah sekitar gigi - An. A mengatakan tidak
tersebut. (Kemenkes, 2018). Karies atau gigi mengetahui dampak dari
berlubang, lebih dikenal sebagai kerusakan gigi, sakit gigi yang tidak diobati
disebabkan oleh kerusakan email gigi. Kerusakan - An. A juga mengatakan
ini adalah hasil dari bakteri pada gigi yang sering lupa jika dilarang
memecah makanan dan menghasilkan asam yang untuk makan makanan
menghancurkan email gigi dan menyebabkan yang manis seperti warer
kerusakan gigi. coklat
https://www.cdc.gov/healthywater/hygiene/disea
se/dental_caries.html

Tanda dan Gejala Karies Gigi

Salah satu tanda dan gejala karies gigi yang


ditentukan berdasarkan kedalaman karies adalah

 pada karies superfisialis ngilu bila terkena


rangsangan dingin, manis, asam dan bila
terkena sikat gigi dan rasa ngilu
hilang bila rangsangan dihilangkan),
 karies media (Terasa ngilu bila
kena rangsang manis, asam, dingin, panas
(kadang-kadang), bila rangsang
dihilangkan, rasa ngilu tetap bertahan ½ - 1
menit dan kadang-kadang linu
bila kemasukan makanan)
 bau mulut
 tidak bisa tidur atau aktivitas terganggu
 bia tidak di cabut menyebabkan gusi bengkak
(Kristiani, 2010)

Ciri-Ciri terjadinya karies gigi :

 perubahan warna permukaan gigi


(putih kekuningan dan lebut, coklat
kehitaman
 perubahan pada konsistensi gigi (gigi
berlobang )
 sakit gigi
 gigi menjadi sensitif
 makanan terperangkap di dalam atau di
celah-celah gigi
 rasa atau bau yang kurang menyenangkan
dari dalam mulut (Kemenkes, 2010)
http://jurnalmedikahutama.com/index.p
hp/JMH/article/view/165

Kompilkasi

Menurut Ramadhan (2018) Apabila karies gigi ini


dibiarkan tanpa diatasi maka akan terjadi beberapa
komplikasi seperti :

 timbulnya peradangan dan nanah pada


gusi,
 abses pada jaringan gusi dan otot,
 peradangan pada tulang rahang bahkan
kematian pada tulang rahang,
 Sellulitis,
 pembengkakan dan peradangan di
kerongkongan sehingga menyebabkan
kesulitan menelan dan tidak bisa membuka
mulut,
 bahkan dapat menyebabkan jantung
http://www.poltekkes-
denpasar.ac.id/keperawatangigi/wp-
content/uploads/2017/02/Analisis-Faktor-
Resiko-yang-Mempengaruhi-Karies-Gigi-
pada-Anak-SD-kelas-V-VI-di-kelurahan-
Peguyangan-kangin-Tahun-2015.pdf.

Pencegahan
Klasifikasi pelayanan pencegahan dibagi menjadi 3
yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier:
a. pencegahan primer
1. memilih makanan yang cermat
 Menghindari makanan yang lengket dan
kenyal seperti snack. Makanan seperti
gula, kacang bersalut gula, sereal
kering, roti dan kismis juga buah yang
dikeringkan akan menempel pada
gigi. Usahakan untuk membersihkan
gigi dalam waktu 20 menit setelah
makan.
 Memilih snack dengan cermat.
Efek makanan seperti snack dapat
menyebabkan gigi berlubang. Makan
snack setiap hari memungkinkan bakteri
terus membentuk asam yang merusak
gigi. Jangan makan makanan manis
terus, mengunyah permen karet atau
permen penyegar nafas. Jika ingin
menguyah permen dengan memilih
produk yang tidak mengandung gula
karena mengandung xylitol atau
aspartam sehingga mengurangi bakteri
pembuat lubang pada gigi.
2. Pemelihataan gigi
Ajarkan anak untuk menyikat gigi > 2 kali
sehari. Menganjurkan untuk melakukan
pemeriksaan gigi tiap 6 bulam sekali.
b. Pencegahan sekunder
1. Penambalan gigi
2. Dental sealant, perawatan untuk
mencegah gigi berlubang dengan
menutupi permukaan gigi dengan suatu
bahan.
c. Pengcegahan Tersier
gigi dengan karies yang sudah dilakukan
pencabutan terhadap rehabilitasi dengan
pembuatan gigi palsu
https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/photon/articl
e/download/2145/1391/.

Mayor Subjektif Mengungkapkan Prinsip penatalaksanaan karies gigi bertujuan untuk - Ny.R mengatakan ia hanya
kesulitan menjalankan menjaga struktur gigi dan mencegah kerusakan gigi membawa An, A ke dokter
perawatan / lebih lanjut. Pengobatan karies gigi pun dibagi gigi apabila An. A sudah
pengobatan yang berdasarkan dua kondisi, yaitu lesi karies yang merasa sakit yang tidak
disertai dengan kavitasi atau tidak. Cara paling
ditetapkan. bisa di tahan
mudah untuk mencegah adanya karies gigi adalah
- Ny. R mengatakan apabila
dengan melakukan sikat gigi secara rutin setiap dua
An.A merasa nyeri Ny. R
kali sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur.
akan menyuruh berkumur
Kita juga harus menggunakan pasta ggi yang
mengandung flouride untuk menguatkan gigi agar
kumur dengan air garam

tidak terjangkit bakteri penyebab karies gigi dengan - An. A mengatakan sering
mudah. Setelah sikat gigi dianjurkan juga harus lupa untu menggosok gigi
berkumur menggunakan cairan yang mengandung sebelum tidur
antiseptik untuk mematikan bakteri yang masih - An. A juga mengatakan
bersarang di rongga mulut. Selain itu, untuk setiap pagi tidak sempat
memaksimalkan kebersihan gigi, kita juga harus untuk menggosok gigi
melakukan flossing atau membersihkan gigi dengan
setelah makan karena
benang gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan
sekolah
yang masih menyangkut di sela-sela gigiKita harus
menghindari makanan yang manis dan lengket yang
bisa menyebabkan plak pada permukaan gigi. Kita
juga harus menghindari minuman bersoda yang bisa
mengikis kekuatan gigi. Cara pencegahan terakhir
adalah dengan melakukan pemeriksaan gigi secara
rutin setiap enam bulan sekali.
https://dinkes-kotakupang.web.id/artikel/artikel-
kesehatan/cara-mengobati-karies-gigi-mencegah-
karies-gigi.html

Mayor Objektif Aktivitas keluarga Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu akan - Pada saat dilakukan
untuk mengatasi menentukan status kesehatan gigi dan mulut anak pengkajian tampak terdapat
masalah kesehatan kelak. Orang tua harus mengetahui cara merawat karies pada gigi An.A
tidak tepat. gigi anaknya dan harus mengajari anaknya cara - pada saat dilakukan
merawat gigi yang baik. Masih banyak orang tua pengkajian tampak An.A
yang berasumsi bahwa gigi susu hanya sementara sedang memakan coklat
dan akan diganti oleh geligi tetap, sehingga para - Pada saat di lakukan
orang tua sering beranggapan bahwa kerusakan pengkajian pada jam 21.30
pada gigi susu yang disebabkan oleh oral higiene Wib tampak Ny. R sudah
yang kurang baik bukan merupakan suatu masalah mengingatkan An. A tetapi
(Piwitaning, 2013) An.A tampak tidak
Cara merawat gigi yang baik yaitu : menghiraukannya
 Ajarkan anak menyikat gigi sejak dini
 Pakai Pasta Gigi dengan Flouride.
 Pilih Sikat Gigi yang Menarik Hati
 Jadi Contoh yang Baik untuk Anak
 Hindari Anak Minum Susu Sambil Tidur
 Hindari Terlalu banyak mengkonsumsi
makanan manis
 Kenalkan Anak dengan Makan Sehat
 Ajak Anak Rutin Cek ke Dokter.

https://www.ejournal.unair.ac.id/JBE/article/viewFile/
2826/3883.
Minor Objektif Gagal melakukan Tindakan untuk mengurangi faktor resiko - Saat dilakukan pengkajian
tindakan untuk terjadinya karies gigi pada anak adalah : An. A tampak belum
mengurangi faktor  Sikat gigi 2 kali sehari mampu mengatur makan
resiko Para ahli menganjurkan setiap orang sikat gigi yang tepat misalnya masih
dua kali sehari, pada pagi setelah makan dan An, A masih memakan
malam sebelum tidur makanan yang akan memicu
 Pasta gigi fluoride terjadinya Karies pada gigi,
pasta gigi yang mengandung fluoride diketahui An. A juga tampak belum
lebih efektif untuk membantu memperkuat dan mampu untuk mandiri
melindungi lapisan terluar gigi (enamel). Pasta
dalam menyikat gigi pada
gigi fluoride juga dapat membantu
saat setelah makan pagi dan
memineralisasi kembali daerah gigi yang sudah
sebelum tidur malam
mulai membusuk.
 Bersihkan gigi pakai benang (flossing)
Sikat gigi saja tak cukup untuk membersihkan
sisa-sisa makanan di sela-sela gigi. Hal lain yang
dapat Anda lakukan adalah membersihkan gigi
menggunakan benang (flossing). Membersihkan
gigi dengan benang dapat membantu
menghilangkan plak dan bakteri secara lebih
efektif. Pasalnya, benang gigi dapat menjangkau
sisa-sisa makanan yang sulit dijangkau oleh sikat
gigi.
 Kurangi makanan manis
Bakteri di dalam mulut sangat menyukai gula.
Oleh sebab itu, mengurangi makanan tinggi gula
merupakan solusi tepat untuk mencegah karies
pada gigi.
Setelah makan dan minum yang manis-manis,
jangan lupa untuk menyikat gigi. Hal ini
dilakukan supaya sisa-sisa makanan tidak
menempel dan mengendap di permukaan gigi
lebih lama.
 Rutin periksa ke dokter gigi
Dengan rutin periksa kesehatan ke dokter gigi,
maka risiko Anda mengalami kerusakan gigi
yang parah pun bisa dihindari. Idealnya
pemeriksaan gigi dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Meski begitu, Anda mungkin dianjurkan lebih
sering periksa karena membutuhkan perawatan
yang lebih intensif.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/
article/download/7288/6790
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

SLKI SIKI KETERANGAN HASIL


LUARAN KRITERIA INTERVENSI TINDAKAN KEGIATAN
HASIL/
EKSPEKTASI
Manajemen 1. Kemampuan Dukungan Observasi 1. Identifikasi a. Identifikasi kebutuhan 1. Perawat
Kesehatan menjelaskan Keluarga kebutuhan dan dan harapan keluarga mengetahui
Keluarga masalah Merencanakan harapan keluarga tentang kesehatan kebutuhan dan
kesehatan Perawatan tentang kesehatan anggota keluarga ke harapan
yang dialami depannya. Menurut keluarga.
(4/ cukup Adiyani 2011
meningkat) menyatakan bahwa
2. Aktivitas Motivasi menggosok
keluarga gigi menjadi masalah
mengatasi utama dalam hal
masalah menjaga
kesehatan kesehatan gigi dan
tepat mulut. Taufik (2007)
meningkat menyatakan bahwa
(4/cukup faktor motivasi
meningkat) menggosok gigi adalah
3. Tindakan kebutuhan, minat ,
untuk ketertarikan,
mengurangi kenikmatan, lingkungan
faktor resiko keluarga, media,
(4/cukup pujian/hadiah, hukuman,
meningkat) harapan. Kurangnnya
4. Verbalisasi motivasi dalam
kesulitan menggosok gigi akan
menjalankan menimbulkan masalah
perawatan kebersihan dan
yang kesehatan gigi dan
ditetapkan (4 mulut seperti karies
/ cukup gigi,
menurun) plak pada gigi, karang
gigi dan gingivitis
(Andiyani, 2011).
Menurut Sunaryo
(2016), ada 2 jenis
harapan pada keluarga
yaitu:
a. Harapan terhadap
masalah kesehatan
keluarga
Dimana harapan
keluarga agar anak bisa
mandiri dalam merawat
kesehatan gigi, dan
terhindar dari karies gigi
berulang
b. Harapan terhadap
petugas kesehatan
2. Identifikasi http://repositori.usu.ac.id/bits 2. Keluarga
sumber-sumber tream/handle/123456789/167 mampu
yang dimiliki 28/138117004.pdf? memanfaatkan
keluarga sequence=1&isAllowed=y sumber-sumber
yang ada
b. Sumber-sumber yang
dimiliki keluarga untuk
mendukung kesehatan
antara lain, kemampuan
keluarga untuk merawat
keluarga yang sakit dan
sumber material seperti
pengetahuan, sikap, dan
ekonomi (Kemenkes,
3. Identifikasi 2009) 3. Pasien dan
tindakan yang http://digilib.unimus.ac.id/d keluarga
ownload.php?id=6165.
dapat dilakukan mengetahui
keluarga tindakan yang
dapat dilakukan
c. Identifikasi tindakan
untuk mencegah
yang dapat dilakukan
terjadinya karies
keluarga.
gigi
Upaya yang dapat dilakukan
ibu dalam mecegah
terjadinya karies gigi sebagai
berikut :
1. Mengunjungi Dokter
Gigi 6 Bulan Sekali
Kunjungan pertama ke
dokter gigi merupakan
upaya untuk
memperkenalkan anak
dengan lingkungan
dokter gigi (dokter gigi
dan perawat gigi). Oleh
karena itu segala
perawatan yang
dilakukan sebaiknya
tidak menimbulkan rasa
cemas dan takut pada
anak (Hasibuan, 2010).
2. Pemberian Flour
Flour sangat dibutuhkan
oleh lapisan email untuk
mencegah terjadinya
karies gigi. Flour efektif
bila di berikan pada
masa pertumbuhan dan
perkembangan gigi
anak, mulai dari awal
terbentuknya gigi baik
itu gigi susu maupun
gigi
tetap hingga gigi akan
tanggal dan di gantikan
dengan gigi lainnya
(Kusumawardani,
2011).
3. Menyikat Gigi
Waktu menyikat gigi
sebaiknya dilakukan
teratur, minimal 2 kali
sehari, setelah sarapan
pagi dan sebelum tidur
malam
(Kusumawardani,
2011). Untuk menyikat
gigi secara teratur
sebaiknya dilakukan
lebih dari 2 menit.
Walau demikian yang
terpenting bukan
lamanya waktu dalam
menyikat gigi,
pembersihan gigi dari
plak yang menjadi
pencegah terjadinya
karies gigi (Hasibuan,
2010).
4. Kontrol diet
Apabila konsumsi gula
pada tubuh dikurangi
dan lebih banyak
mengonsumsi bahan
atau makanan dengan
pemanis alami seperti
buah-buahan yang
sangat baik bagi tubuh
seperti buah apel, maka
apel tersebut secara
tidak langsung akan
membersihkan gigi
secara alami seperti
diibaratkan menyikat
gigi.
5. Penggunaan Sikat Gigi
Pemilihan sikat gigi
pada anak sebaiknya
dipilih sikat gigi yang
ukurannya kecil dengan
tangkai yang mudah
digenggam. Bulu
sikatnya halus, bagian
kepala sikat menyempit
agar mudah menjangkau
bagian dalam rongga
mulut anak.
http://jurnal.abulyatama.
ac.id/index.php/acehmedi
ka/article/download/1025
/pdf
Terapeutik 1. Motivasi 1. Dukungan keluarga atau 1. Keluarga
pengembangan Family support dibutuhkan dapat
sikap dan emosi pasien untuk mengontrol memberikan
yang mendukung penyakit. motivasi dan
upaya kesehatan Ibu merupakan orang sikap yang
pertama yang sangat penting mendukung
dalam pembentukan upaya kesehatan
kepribadian anak. Dalam hal kepada pasien
ini peran ibu sangat agar pengobatan
menentukan dalam berjalan
mendidik anak. Peranan ibu maksimal.
sangat penting dalam
kesehatan gigi anak,
mengingat pada anak-anak
banyak sekali di dapatkan
gigi berlubang atau karies
gigi. Ibu sangat diperlukan
dalam membimbing,
memberikan pengertian,
mengingatkan dan
menyediakan fasilitas kepada
anak agar anak dapat
memelihara kebersihan gigi
dan mulutnya. Selain
itu ibu juga mempunyai
peran yang cukup besar di
dalam mencegah terjadinya
akumulasi plak dan
terjadinya karies gigi pada
anak (Christiono, 2011).
Menurut Hasibuan, (2011)
ada beberapa peranan ibu
yang harus diberikan kepada
anak adalah Peran Ibu
sebagai Motivator, Peran Ibu
Sebagai Edukator, dan Peran
Ibu Sebagai Fasilitator.
http://jurnal.abulyatama.ac.id/ind
ex.php/acehmedika/article/downl
oad/1025/pdf

2. Ciptakan 2. Keluarga
2. Perubahan lingkungan
perubahan mampu
Menurut Hendratini, 2016
lingkungan rumah mengontrol
secara optimal Lingkungan anak lingkungan
berpengaruh terhadap risiko Anak
terjadinya karies, antara
lainsekolah dan teman
sebaya. Salah satu
lingkungan sekolah yang
berperan dalam membentuk
perilaku anak dalam
memelihara kesehatan gigi
adalah pelaksanaan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS).Salah satu
kegiatannya adalah
melakukan tindakan
preventif karies gigi. Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah
menitik beratkan pada upaya
penyuluhan dan gerakan
sikat gigi massal serta
pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut
pada setiap murid. Teman
sebaya berpengaruh terhadap
perilaku anak dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya.
https://jurnal.ugm.ac.id/mkgi/arti
cle/download/11267/15205.
Edukasi 1. Ajarkan cara Ajarkan cara perawatan yang Agar keluarga
perawatan yang bisa dilakukan keluarga pada dan pasien
bisa dilakukan anak dengan karies gigi. dapat
keluarga menurut Ibar Maulana melakukan
(2011) ada beberapa cara perawatan
untuk merawat atau secara mandiri
mencegah kerusakan gigi di rumah.
pada anak, yaitu:
a) Membersihkan gigi
anak sejak gigi pertama
tumbuh, biasanya pada
umur 6 bulan.
Pembersihan dilakukan
setiap malam sebelum
tidur.
b) Pemeriksaan rutin ke
dokter gigi, setidaknya 6
bulan sekali.
Pemeriksaan rutin
membantu menjaga
kesehatan mulut anak.
Biarkan anak menjadi
akrab dengan dokter
gigi dan jangan
menanamkan rasa takut
c) Pastikan anak menyikat
gigi secara teratur dua
kali sehari. Mulailah
mengajarkan menyikat
gigi ketika anak sudah
cukup besar, biasanya
pada usia 2 tahun.
Lebih baik dari orang
tua dalam
mencontohkan cara
menyikat gigi kepada
anak.
d) Siapkan makanan
bergizi seperti buah-
buahan, sayuran dan
keju yang mengandung
banyak
kalsium dan rendah
asam dan gula. Hindari
makanan manis yang
lengket.
e) Jangan memasukkan
sendok dan garpu ke
mulut anak jika sendoh
tersebut sudah pakai,
agar bakteri penyebab
kerusakan gigi tidak
menular.
f) Mengganti sikat gigi
setiap tiga bulan sekali.
Pilih sikat gigi yang
lembut khusus untuk
anak-anak.
g) Cobalah untuk tidak
menggunakan pasta gigi
fluoride ketika anak
masih kecil karena
mereka mungkin
menelan pasta gigi itu
tanpa sengaja.
h) Ganti gula dengan madu
karena madu tidak
kariogenik
(menyebabkan karies
gigi).
i) Tidak memberikan susu,
jus atau minuman manis
saat anak akan tidur.
Cairan itu akan
terperangkap di bawah
bibir atas anak dan dapat
menyebabkan gigi
depan atas mereka
membusuk.
Membiasakan menyikat gigi
dua kali sehari dan selalu
menjaga kebersihan mulut
merupakan hal yang
bermanfaat bagi anak. Selain
itu mengurangi makanan
yang terlalu banyak gula dan
manis juga dapat membantu
menjaga kesehatan gigi
dan mulut.
https://journal.uny.ac.id/index
.php/jpa/article/download/117
02/8406.

Anda mungkin juga menyukai