Anda di halaman 1dari 14

DIAGNOSA PENYAKIT GIGI (CARIES)

Nama : Mia Amelia

Nim : 15.20.16

Dosen Pembimbing : Fery Adhinata

Mata Kuliah : Dokumentasi Kebidanan

Definisi
Apa itu gigi berlubang (karies)?

Gigi berlubang atau karies gigi merupakan kondisi kerusakan pada bagian terluar (enamel)
dan terdalam (dentin) gigi.

Dalam istilah kedokteran, gigi berlubang disebut dengan cavities atau karies. Pada dasarnya,
karies gigi adalah proses pembusukan yang mengakibatkan kerusakan pada email gigi,
dentin, bahkan sampai sementum gigi.

Munculnya lubang pada gigi bisa disebabkan banyak faktor. Mulai dari bakteri di dalam
mulut, mengonsumsi makanan dan minuman manis, hingga kebersihan mulut yang buruk.

Rasa sakit pada gigi berlubang tak boleh disepelekan. Lubang akan menjadi lebih besar
hingga mempengaruhi lapisan gigi bagian yang paling dalam (dentin). Akibatnya, Anda akan
mengalami sakit gigiparah, infeksi, atau bahkan gigi tanggal.

Seberapa umum kondisi sakit gigi berlubang?

Karies gigi pun bisa dialami siapa saja dari segala kalangan usia, mulai dari anak-anak,
remaja, orang dewasa, bahkan lansia. Meski begitu, gigi anak-anak dan lansia lah yang paling
sering mengalami sakit gigi berlubang.

Anda dapat mencegah kondisi ini dengan menghindari faktor risikonya.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala gigi berlubang (karies)?

Tanda dan gejala dari gigi berlubang yang sakit bermacam-macam, tergantung pada
keparahan dan lokasi lubang.

Apabila lubang baru terbentuk, Anda mungkin tidak mengalami gejala apapun. Namun,
ketika kerusakan sudah semakin meluas, gejala karies yang terjadi meliputi:

 Sakit gigi yang muncul secara tiba-tiba tanpa sebab jelas.


 Nyeri ringan hingga parah saat mengonsumsi makanan atau minuman manis, panas,
atau dingin.
 Gigi jadi lebih sensitif.
 Muncul lubang yang terlihat sangat jelas di gigi.
 Ada noda coklat, hitam, atau putih pada permukaan gigi.
 Bau mulut.
 Rasa tidak enak di mulut.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Oleh karena bila ada
kekhawatiran terkait gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda mengalami sakit gigi atau nyeri pada mulut, segera kunjungi dokter gigi.

Penting untuk rutin memeriksakan gigi dan melakukan pembersihan karang gigi di dokter


setiap 6 bulan sekali. Bahkan meski gigi Anda terasa baik-baik saja.

Kebanyakan orang sering tidak pernah menyadari gigi mereka sudah berlubang. Akibatnya,
lubang yang ada makin membesar dan menyebabkan nyeri yang parah.

Dengan memeriksakan kondisi gigi secara teratur, kerusakan yang ada dapat dicegah dan
diobati sedini mungkin. Di samping itu, semakin cepat kerusakan gigi terdeteksi, maka
pengobatan juga akan lebih murah dan mudah.

Penyebab
Apa penyebab gigi berlubang (karies)?

Penyebab utama gigi berlubang adalah plak. Plak adalah lapisan lengket yang terdiri dari
bakteri dan asam yang terbentuk dari makanan atau minuman yang mengandung gula
sehingga berubah jadi asam.

Beberapa kebiasaan buruk yang sering Anda lakukan juga dapat menyebabkan timbulnya
plak pada gigi, misalnya jarang gosok gigi dan mengonsumsi makanan manis berlebihan.
Ketika Anda mengonsumsi makanan yang tinggi gula, bakteri di dalam mulut akan
menghasilkan asam.

Air liur yang bercampur dengan bakteri, asam, dan sisa-sisa makanan ini akan membentuk
plak yang melekat pada gigi. Plak yang terus menumpuk pada gigi lama-lama akan
menggerogoti enamel.

Enamel yang terkikis akibat asam atau erosi gigi ini akan memberikan celah bagi bakteri
untuk masuk ke dalam dentin dan kemudian membentuk lubang. Nah, pada saat itulah Anda
mengalami karies dan bisa menyebabkan sakit gigi.

Besarnya lubang pada gigi bervariasi pada setiap orang. Tergantung pada seberapa banyak
plak yang terbentuk di gigi.
Faktor risiko
Siapa saja yang berisiko mengalami gigi berlubang?

Setiap orang pada dasarnya berisiko tinggi mengalami masalah ini. Namun, beberapa faktor
berikut membuat Anda lebih berisiko mengalami karies gigi yang terasa sakit.

1. Faktor usia

Anak-anak dan orang lanjut usia lebih berisiko mengalami kerusakan gigi. Kebiasan
mengonsumsi makanan manis sekaligus jarang menggosok gigi merupakan dua hal yang
paling sering menyebabkan kerusakan gigi pada anak-anak.

Sementara seiring waktu, gigi dapat aus dan gusi pun mulai surut, sehingga membuat gigi
lebih rentan mengalami kerusakan akar. Di samping itu, sejumlah obat yang mungkin
dikonsumsi oleh lansia juga bisa menghambat produksi air liur.

Padahal air liur berperan penting dalam melembapkan dan membersihkan mulut dari plak dan
sisa-sisa makanan.

2. Lokasi gigi

Dalam banyak kasus, terbentuknya lubang pada gigi lebih sering terjadi pada gigi bagian
belakang, yaitu geraham dan premolar.

Kedua gigi ini sulit dijangkau oleh sikat gigi. Pasalnya, gigi bagian belakang memiliki
banyak alur, lubang, dan celah, sehingga sering kali sisa makanan menempel di sana.

3. Makanan dan minuman manis

Segala macam makanan yang Anda konsumsi nyatanya dapat memengaruhi kesehatan gigi
Anda. Makanan dan minuman manis merupakan santapan lezat bagi bakteri di dalam mulut.

Ketika Anda mengonsumsi berbagai makanan manis, bakteri di dalam mulut akan


menghasilkan asam. Nah, ludah yang bercampur dengan asam dapat membentuk plak gigi
yang pada akhirnya menyebabkan lubang pada permukaan gigi.

4. Tidur dengan botol susu

Tak melulu orang dewasa, kerusakan gigi juga bisa dialami oleh bayi. Bayi yang sudah
memiliki gigi dan sering menyusu dengan botol sampai ia tertidur berisiko tinggi mengalami
kerusakan gigi.

Gigi berlubang pada bayi yang menyusu disebut karies botol, karies rampan, atau gigi gigis.

Itu sebabnya, pastikan Anda telaten untuk membersihkan gigi bayi setelah minum susu dan
sebelum ia tertidur.
5. Kekurangan fluoride

Fluoride merupakan mineral yang terbentuk secara alami untuk membantu melindungi gigi
dari kerusakan. Perlu diketahui jika kandungan fluoride banyak ditemukan pada air mineral,
pasta gigi, dan obat kumur.

6. Mulut kering

Mulut kering merupakan kondisi ketika bagian mulut Anda kekurangan air liur. Air liur
sangat dibutuhkan untuk membersihkan sisa makanan dan plak dari gigi Anda.

Selain itu, zat yang terkandung dalam air liur dapat membantu melawan asam yang
dihasilkan bakteri. Kondisi ini biasanya disebabkan karena Anda mengonsumsi obat tertentu
atau sedang melalui suatu prosedur medis, misalnya kemoterapi.

7. GERD

Jika Anda memiliki riwayat penyakit asam lambung naik atau GERD, maka Anda berisiko
mengalami masalah ini. GERD adalah kondisi yang dapat menyebabkan asam lambung
mengalir naik ke kerongkongan sampai mulut.

Kombinasi antara asam lambung dan asam yang dihasilkan bakteri dapat membuat
permukaan gigi Anda terkikis. Lama-lama kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan gigi
yang serius.

8. Gangguan makan

Anoreksia dan bulimia dapat mengganggu produksi air liur di dalam mulut, sehingga
meningkatkan risiko Anda terkena gigi berlubang. Di samping itu, gangguan makanan juga
dapat menyebabkan erosi dan lubang pada gigi.

Obat & Pengobatan


Bagaimana cara gigi berlubang (karies) didiagnosis?

Adanya lubang bisa diketahui ketika Anda memeriksakan kondisi mulut dan gigi secara rutin.

Dokter akan menanyakan seputar kebiasaan Anda dalam merawat gigi dan mulut sembari
memeriksa gigi Anda. Ketika memeriksa gigi Anda, dokter akan mencari titik-titik lunak
yang berpotensi memunculkan lubang pada gigi. 

Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan menggunakan sinar X untuk
memeriksa celah di antara gigi Anda. 

Bagaimana cara mengobati gigi berlubang (karies)?

Untuk mengurangi gejala gigi bolong atau berlubang yang terasa sakit, Anda dapat
melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
1. Tambal gigi

Bila lubang di gigi tidak begitu besar dan kerusakan belum menyebar terlalu dalam, dokter
biasanya akan melakukan tambal gigi.

Tambal berguna untuk menutupi rongga yang ada di permukaan gigi agar tidak semakin
meluas ke area sekitarnya. 

2. Perawatan saluran akar gigi (root canal)

Ketika pembusukan sudah sampai bagian terdalam gigi (dentin), Anda mungkin
membutuhkan perawatan saluran akar gigi.

Saluran akar gigi (root canal) adalah prosedur bedah kecil yang dilakukan saat penyebab
pembusukan sudah terlanjur membunuh gigi. 

Prosedur ini dapat mencegah infeksi di pulpa semakin menyebar ke gigi lainnya.

3. Cabut gigi

Cabut gigi biasanya jadi pilihan terakhir bila gigi sudah terlanjur sangat rusak dan tidak dapat
diobati dengan beragam perawatan lain. Bila hanya satu gigi saja yang dicabut, Anda cukup
mendapatkan anestesi lokal.

Namun, bila gigi Anda harus dicabut lebih dari satu dalam satu waktu, Anda mungkin akan
diberikan obat penenang oral atau bius total.

Konsultasikan lebih lanjut tentang hal ini pada dokter gigi. 

4. Obat antibiotik

Dokter dapat meresepkan antibiotik jenis tertentu untuk mencegah infeksi, termasuk pada
kondisi karies gigi.

Antibiotik untuk sakit gigi harus diminum sesuai dengan anjuran dokter. Jangan mengurangi,
menambahkan, atau menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter. Apabila dokter
memberikan antibiotik maka antibiotik tersebut harus diminum sampai tuntas.

Komplikasi
Apa saja komplikasi dari gigi berlubang?

Gigi berlubang yang terasa sakit dan dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan yang tepat dapat
menyebabkan infeksi jaringan berbahaya. Infeksi ini bisa menjalar atau menyebar ke organ-
organ tubuh lain dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Berikut beberapa komplikasi gigi berlubang yang perlu Anda waspadai:


1. Rasa nyeri parah

Kadang-kadang gigi berlubang bisa menyebabkan rasa nyeri yang tak boleh Anda sepelekan.
Secara umum, tingkat keparahan rasa nyeri ini akan bergantung pada lubang yang Anda
miliki.

Rasa nyeri karena gigi berlubang bersifat kambuhan. Anda bisa merasakan sakit yang
bedenyut di bagian gigi yang bermasalah lalu mendadak hilang seketika.

Lalu, rasa nyeri bisa muncul semakin intens sampai menjalar ke bagian telinga, rahang, dan
bahkan menyebabkan sakit kepala.

2. Terjadinya abses

Ketika infeksi semakin parah, maka bakteri akan berkumpul di dalam mulut, menyebabkan
abses alias kantong nanah. Kondisi ini biasanya terjadi ketika infeksi sudah menyebar ke
jaringan lunak dari pulpa, mulut, atau rahang penderita.

Kemunculan abses akan menimbulkan rasa nyeri yang membuat aktivitas mengunyah jadi
menyakitkan.

3. Penyakit gusi

Karies juga bisa menyebabkan peradangan pada gusi. Dalam istilah medis, kondisi ini
disebut gingivitis. Peradangan tak hanya memengaruhi gusi di mana gigi berlubang berada,
tapi juga bisa menjalar ke bagian gusi lainnya.

Akibatnya, gusi akan tampak merah dan bengkak. Gusi Anda juga bisa jadi mudah berdarah
ketika menyikat gigi. Jika radang gusi ini tidak segera diobati, maka Anda bisa mengalami
infeksi gusi parah yang disebut periodontitis.

4. Mengubah struktur rahang

Infeksi yang semakin meluas dapat menyebabkan kerusakan gigi makin serius. Bahkan
masalah ini bisa menyebabkan gigi tanggal.

Gigi yang tanggal secara otomatis akan menyebabkan gigi lainnya bergeser, sehingga
memengaruhi struktur gigi sekaligus struktur rahang Anda juga.

5. Gigi patah

Gigi merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong kuat. Namun, saat terjadi sesuatu
seperti cedera maka akan mengakibatkan gigi menjadi patah.

Tidak hanya karena jatuh, menggigit sesuatu yang keras atau bahkan mengunyah makanan
terlalu kencang juga bisa jadi penyebabnya.

Gigi patah juga bisa terjadi karena bahaya dari gigi berlubang. Hal ini terjadi karena gigi
sudah lemah dan tidak mampu menahan beban sehingga berisiko mudah patah.
6. Penyakit jantung

Tahukah Anda bahwa gigi bolong atau berlubang yang dibiarkan terlalu lama bisa
menyebabkan penyakit jantung? Ya, jika masalah gigi yang Anda alami dibiarkan saja, maka
Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit periodontal erat kaitannya dengan
penyakit jantung. Hal ini bisa terjadi karena bakteri dalam mulut dapat memasuki aliran
darah, sehingga bisa menyebabkan infeksi di otot bagian dalam jantung (infective
endocarditis). 

7. Penyakit stroke

Gigi berlubang (karies) juga bisa menyebabkan stroke. Beberapa penelitian menemukan
risiko infeksi gigi dengan penyakit stroke saling terkait satu sama lain.

Penderita cerebrovascular ischemia  dilaporkan rentan mengalami masalah infeksi


oral. Cerebrovascular ischemia  adalah kondisi saat otak tidak cukup menerima aliran darah
segar sehingga memicu terjadinya stroke isemik.

Baik itu penyakit jantung maupun stroke sama-sama berisiko menyebabkan kematian.

Pencegahan
Bagaimana cara mencegah gigi berlubang (karies)?

Secara umum, cara mencegah gigi berlubang adalah dengan menjaga kebersihan gigi dan
mulut dengan baik. Guna memiliki mulut dan gigi yang sehat, berikut langkah-langkah yang
bisa Anda lakukan.

1. Sikat gigi 2 kali sehari

Supaya gigi Anda bersih dari plak dan sisa-sisa makanan, rajinlah untuk menyikat gigi setiap
hari. Para ahli menganjurkan setiap orang sikat gigi dua kali sehari, pada pagi setelah makan
dan malam sebelum tidur. 

Jangan asal menyikat gigi. Pastikan Anda melakukan teknik menyikat gigi yang benar dan
tepat. 

2. Pasta gigi fluoride

Ada banyak sekali pilihan produk pasta gigi di pasaran. Namun, pasta gigi yang mengandung
fluoride diketahui lebih efektif untuk membantu memperkuat dan melindungi lapisan terluar
gigi (enamel).

Tak hanya itu. Pasta gigi fluoride juga dapat membantu memineralisasi kembali daerah gigi
yang sudah mulai membusuk.
3. Pilih sikat gigi yang baik

Selain pasta gigi, pastikan Anda juga memilih sikat gigi yang tepat. Pilihlah sikat gigi yang
berbulu lembut dan memiliki bentuk kepala sikat yang pas dengan rongga mulut Anda.

Tidak hanya itu saja, sikat gigi yang Anda gunakan juga harus nyaman ketika digenggam. 

4. Bersihkan gigi pakai benang (flossing)

Sikat gigi saja tak cukup untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi. Hal lain
yang dapat Anda lakukan adalah membersihkan gigi menggunakan benang (flossing).

Membersihkan gigi dengan benang dapat membantu menghilangkan plak dan bakteri secara
lebih efektif. Pasalnya, benang gigi dapat menjangkau sisa-sisa makanan yang sulit dijangkau
oleh sikat gigi.

5. Kurangi makanan manis

Bakteri di dalam mulut sangat menyukai gula. Oleh sebab itu, mengurangi makanan tinggi
gula merupakan solusi tepat untuk mencegah karies pada gigi.

Ingat, bukan menghindari gula sama sekali. Anda hanya diminta untuk membatasi atau
mengurangi asupan makanan yang tinggi gula. 

Setelah makan dan minum yang manis-manis, jangan lupa untuk menyikat gigi. Hal ini
dilakukan supaya sisa-sisa makanan tidak menempel dan mengendap di permukaan gigi lebih
lama. 

6. Rutin periksa ke dokter gigi

Dengan rutin periksa kesehatan ke dokter gigi, maka risiko Anda mengalami kerusakan gigi
yang parah pun bisa dihindari.

Ketika dokter menemukan masalah tertentu pada gigi, ia dapat segera menentukan perawatan
yang sesuai dengan kebutuhan Anda. 

Idealnya pemeriksaan gigi dilakukan setiap 6 bulan sekali. Meski begitu, Anda mungkin
dianjurkan lebih sering periksa karena membutuhkan perawatan yang lebih intensif. 

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
DKG : BERCAK PUTIH PADA GIGI (WHITE SPOT)

GEJALA KLINIS
Tidak/ belum menimbulkan keluhan

TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terlihat bercak putih pada permukaan gigi saat permukaan gigi dikeringkan dari
saliva
Sondasi: permukaan gigi masih terasa licin

RENCANA PERAWATAN
Terapi remineralisasi menggunakan CPP-ACP (termasuk dalam upaya preventif)

DKG : FISUR DALAM

GEJALA KLINIS:
Belum menimbulkan keluhan

TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terlihat garis hitam pada permukaan oklusal, pit bukal atau foramen caecum
Sondasi: belum terasa adanya retensi

RENCANA PERAWATAN
Penutupan pit dan fisur gigi ( pit & fissure sealing ) → termasuk upaya preventif
Penutupan pit dan fisur gigi

DKG : KARIES MENCAPAI EMAIL/ KARIES SUPERFISIALIS

GEJALA KLINIS
Biasanya belum memberikan keluhan
Terkadang terasa linu bila kena rangsang panas/ dingin, makan/ minum manis,asam
Bila rangsang dihilangkan, akan segera hilang linunya

TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai email
Sondasi: - (negatif)
Thermis: - (negatif)

RENCANA PERAWATAN
penumpatan dengan semen ionomer kaca (SIK)/ Glass Ionomer Cement (GIC) atau resin
komposit
Kontraindikasi: penumpatan amalgam → mengapa?
DKG : KARIES MENCAPAI DENTIN

GEJALA KLINIS
Terasa linu bila kena rangsang panas/ dingin, makan/ minum manis,asam
Bila rangsang dihilangkan, rasa nyeri hilang beberapa saat kemudian

TANDA-TANDA KLINIS KARIES MEDIA


inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin tapi belum melebihi ½ tebal
dentin
Sondasi: + (positif) atau bisa juga - (negatif)
Thermis: + (positif)
Rencana perawatan: penumpatan dengan GIC, resin komposit atau amalgam
DKG : KARIES PROFUNDA, TERTUTUP, VITAL

TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa tertutup
Sondasi: + (positif)
Thermis: + (positif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal

Kemungkinan Rencana Perawatan:


dirujuk ke drg untuk dilakukan kaping pulpa, jika : gigi blm pernah ada riwayat sakit dan gigi
masih memungkinkan untuk direstorasi
dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan saluran akar, jika : gigi pernah ada riwayat sakit
dan gigi masih memungkinkan direstorasi
Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan gigi , jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi.
Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal, maka harus dilakukan premedikasi terlebih
dulu.

TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa tertutup
Sondasi: - (negatif)
Thermis: - (negatif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal

Kemungkinan Rencana Perawatan:


dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan saluran akar, jika : gigi masih memungkinkan
direstorasi
Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan gigi , jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi.
Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal, maka harus dilakukan premedikasi terlebih
dulu.
DKG :KARIES MENCAPAI PULPA / KARIES PROFUNDA, TERBUKA, VITAL

inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa terbuka
Sondasi: + (positif)
Thermis: + (positif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal

Kemungkinan Rencana Perawatan:


dirujuk ke drg untuk dilakukan kaping pulpa, jika : gigi blm pernah ada riwayat sakit dan gigi
masih memungkinkan untuk direstorasi
dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan saluran akar, jika : gigi pernah ada riwayat sakit
dan gigi masih memungkinkan direstorasi
Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan gigi , jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi.
Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal, maka harus dilakukan premedikasi terlebih
dulu.

inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa terbuka
Sondasi: - (negatif)
Thermis: - (negatif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal

Kemungkinan Rencana Perawatan:


dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan saluran akar, jika : gigi masih memungkinkan
direstorasi
Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan gigi , jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi.
Apabila terjadi peradangan jaringan periodontal, maka harus dilakukan premedikasi terlebih
dulu

DKG : KARIES MENCAPAI AKAR

TANDA2 KLINIS:
inspeksi: terdapat sisa akar
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal
Mobility: - (negatif) bila ada kegoyahan, atau + (positif) bila belum ada kegoyahan

Kemungkinan Rencana Perawatan:


Dirujuk ke drg untuk dilakukan restorasi akar gigi, jika sisa akar masih memungkinkan untuk
direstorasi
dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan akar gigi , jika sisa akar sudah tidak
memungkinkan untuk direstorasi

Anda mungkin juga menyukai