Nim : 15.20.16
Definisi
Apa itu gigi berlubang (karies)?
Gigi berlubang atau karies gigi merupakan kondisi kerusakan pada bagian terluar (enamel)
dan terdalam (dentin) gigi.
Dalam istilah kedokteran, gigi berlubang disebut dengan cavities atau karies. Pada dasarnya,
karies gigi adalah proses pembusukan yang mengakibatkan kerusakan pada email gigi,
dentin, bahkan sampai sementum gigi.
Munculnya lubang pada gigi bisa disebabkan banyak faktor. Mulai dari bakteri di dalam
mulut, mengonsumsi makanan dan minuman manis, hingga kebersihan mulut yang buruk.
Rasa sakit pada gigi berlubang tak boleh disepelekan. Lubang akan menjadi lebih besar
hingga mempengaruhi lapisan gigi bagian yang paling dalam (dentin). Akibatnya, Anda akan
mengalami sakit gigiparah, infeksi, atau bahkan gigi tanggal.
Karies gigi pun bisa dialami siapa saja dari segala kalangan usia, mulai dari anak-anak,
remaja, orang dewasa, bahkan lansia. Meski begitu, gigi anak-anak dan lansia lah yang paling
sering mengalami sakit gigi berlubang.
Tanda dan gejala dari gigi berlubang yang sakit bermacam-macam, tergantung pada
keparahan dan lokasi lubang.
Apabila lubang baru terbentuk, Anda mungkin tidak mengalami gejala apapun. Namun,
ketika kerusakan sudah semakin meluas, gejala karies yang terjadi meliputi:
Jika Anda mengalami sakit gigi atau nyeri pada mulut, segera kunjungi dokter gigi.
Kebanyakan orang sering tidak pernah menyadari gigi mereka sudah berlubang. Akibatnya,
lubang yang ada makin membesar dan menyebabkan nyeri yang parah.
Dengan memeriksakan kondisi gigi secara teratur, kerusakan yang ada dapat dicegah dan
diobati sedini mungkin. Di samping itu, semakin cepat kerusakan gigi terdeteksi, maka
pengobatan juga akan lebih murah dan mudah.
Penyebab
Apa penyebab gigi berlubang (karies)?
Penyebab utama gigi berlubang adalah plak. Plak adalah lapisan lengket yang terdiri dari
bakteri dan asam yang terbentuk dari makanan atau minuman yang mengandung gula
sehingga berubah jadi asam.
Beberapa kebiasaan buruk yang sering Anda lakukan juga dapat menyebabkan timbulnya
plak pada gigi, misalnya jarang gosok gigi dan mengonsumsi makanan manis berlebihan.
Ketika Anda mengonsumsi makanan yang tinggi gula, bakteri di dalam mulut akan
menghasilkan asam.
Air liur yang bercampur dengan bakteri, asam, dan sisa-sisa makanan ini akan membentuk
plak yang melekat pada gigi. Plak yang terus menumpuk pada gigi lama-lama akan
menggerogoti enamel.
Enamel yang terkikis akibat asam atau erosi gigi ini akan memberikan celah bagi bakteri
untuk masuk ke dalam dentin dan kemudian membentuk lubang. Nah, pada saat itulah Anda
mengalami karies dan bisa menyebabkan sakit gigi.
Besarnya lubang pada gigi bervariasi pada setiap orang. Tergantung pada seberapa banyak
plak yang terbentuk di gigi.
Faktor risiko
Siapa saja yang berisiko mengalami gigi berlubang?
Setiap orang pada dasarnya berisiko tinggi mengalami masalah ini. Namun, beberapa faktor
berikut membuat Anda lebih berisiko mengalami karies gigi yang terasa sakit.
1. Faktor usia
Anak-anak dan orang lanjut usia lebih berisiko mengalami kerusakan gigi. Kebiasan
mengonsumsi makanan manis sekaligus jarang menggosok gigi merupakan dua hal yang
paling sering menyebabkan kerusakan gigi pada anak-anak.
Sementara seiring waktu, gigi dapat aus dan gusi pun mulai surut, sehingga membuat gigi
lebih rentan mengalami kerusakan akar. Di samping itu, sejumlah obat yang mungkin
dikonsumsi oleh lansia juga bisa menghambat produksi air liur.
Padahal air liur berperan penting dalam melembapkan dan membersihkan mulut dari plak dan
sisa-sisa makanan.
2. Lokasi gigi
Dalam banyak kasus, terbentuknya lubang pada gigi lebih sering terjadi pada gigi bagian
belakang, yaitu geraham dan premolar.
Kedua gigi ini sulit dijangkau oleh sikat gigi. Pasalnya, gigi bagian belakang memiliki
banyak alur, lubang, dan celah, sehingga sering kali sisa makanan menempel di sana.
Segala macam makanan yang Anda konsumsi nyatanya dapat memengaruhi kesehatan gigi
Anda. Makanan dan minuman manis merupakan santapan lezat bagi bakteri di dalam mulut.
Tak melulu orang dewasa, kerusakan gigi juga bisa dialami oleh bayi. Bayi yang sudah
memiliki gigi dan sering menyusu dengan botol sampai ia tertidur berisiko tinggi mengalami
kerusakan gigi.
Gigi berlubang pada bayi yang menyusu disebut karies botol, karies rampan, atau gigi gigis.
Itu sebabnya, pastikan Anda telaten untuk membersihkan gigi bayi setelah minum susu dan
sebelum ia tertidur.
5. Kekurangan fluoride
Fluoride merupakan mineral yang terbentuk secara alami untuk membantu melindungi gigi
dari kerusakan. Perlu diketahui jika kandungan fluoride banyak ditemukan pada air mineral,
pasta gigi, dan obat kumur.
6. Mulut kering
Mulut kering merupakan kondisi ketika bagian mulut Anda kekurangan air liur. Air liur
sangat dibutuhkan untuk membersihkan sisa makanan dan plak dari gigi Anda.
Selain itu, zat yang terkandung dalam air liur dapat membantu melawan asam yang
dihasilkan bakteri. Kondisi ini biasanya disebabkan karena Anda mengonsumsi obat tertentu
atau sedang melalui suatu prosedur medis, misalnya kemoterapi.
7. GERD
Jika Anda memiliki riwayat penyakit asam lambung naik atau GERD, maka Anda berisiko
mengalami masalah ini. GERD adalah kondisi yang dapat menyebabkan asam lambung
mengalir naik ke kerongkongan sampai mulut.
Kombinasi antara asam lambung dan asam yang dihasilkan bakteri dapat membuat
permukaan gigi Anda terkikis. Lama-lama kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan gigi
yang serius.
8. Gangguan makan
Anoreksia dan bulimia dapat mengganggu produksi air liur di dalam mulut, sehingga
meningkatkan risiko Anda terkena gigi berlubang. Di samping itu, gangguan makanan juga
dapat menyebabkan erosi dan lubang pada gigi.
Adanya lubang bisa diketahui ketika Anda memeriksakan kondisi mulut dan gigi secara rutin.
Dokter akan menanyakan seputar kebiasaan Anda dalam merawat gigi dan mulut sembari
memeriksa gigi Anda. Ketika memeriksa gigi Anda, dokter akan mencari titik-titik lunak
yang berpotensi memunculkan lubang pada gigi.
Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan menggunakan sinar X untuk
memeriksa celah di antara gigi Anda.
Untuk mengurangi gejala gigi bolong atau berlubang yang terasa sakit, Anda dapat
melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
1. Tambal gigi
Bila lubang di gigi tidak begitu besar dan kerusakan belum menyebar terlalu dalam, dokter
biasanya akan melakukan tambal gigi.
Tambal berguna untuk menutupi rongga yang ada di permukaan gigi agar tidak semakin
meluas ke area sekitarnya.
Ketika pembusukan sudah sampai bagian terdalam gigi (dentin), Anda mungkin
membutuhkan perawatan saluran akar gigi.
Saluran akar gigi (root canal) adalah prosedur bedah kecil yang dilakukan saat penyebab
pembusukan sudah terlanjur membunuh gigi.
Prosedur ini dapat mencegah infeksi di pulpa semakin menyebar ke gigi lainnya.
3. Cabut gigi
Cabut gigi biasanya jadi pilihan terakhir bila gigi sudah terlanjur sangat rusak dan tidak dapat
diobati dengan beragam perawatan lain. Bila hanya satu gigi saja yang dicabut, Anda cukup
mendapatkan anestesi lokal.
Namun, bila gigi Anda harus dicabut lebih dari satu dalam satu waktu, Anda mungkin akan
diberikan obat penenang oral atau bius total.
4. Obat antibiotik
Dokter dapat meresepkan antibiotik jenis tertentu untuk mencegah infeksi, termasuk pada
kondisi karies gigi.
Antibiotik untuk sakit gigi harus diminum sesuai dengan anjuran dokter. Jangan mengurangi,
menambahkan, atau menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter. Apabila dokter
memberikan antibiotik maka antibiotik tersebut harus diminum sampai tuntas.
Komplikasi
Apa saja komplikasi dari gigi berlubang?
Gigi berlubang yang terasa sakit dan dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan yang tepat dapat
menyebabkan infeksi jaringan berbahaya. Infeksi ini bisa menjalar atau menyebar ke organ-
organ tubuh lain dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Kadang-kadang gigi berlubang bisa menyebabkan rasa nyeri yang tak boleh Anda sepelekan.
Secara umum, tingkat keparahan rasa nyeri ini akan bergantung pada lubang yang Anda
miliki.
Rasa nyeri karena gigi berlubang bersifat kambuhan. Anda bisa merasakan sakit yang
bedenyut di bagian gigi yang bermasalah lalu mendadak hilang seketika.
Lalu, rasa nyeri bisa muncul semakin intens sampai menjalar ke bagian telinga, rahang, dan
bahkan menyebabkan sakit kepala.
2. Terjadinya abses
Ketika infeksi semakin parah, maka bakteri akan berkumpul di dalam mulut, menyebabkan
abses alias kantong nanah. Kondisi ini biasanya terjadi ketika infeksi sudah menyebar ke
jaringan lunak dari pulpa, mulut, atau rahang penderita.
Kemunculan abses akan menimbulkan rasa nyeri yang membuat aktivitas mengunyah jadi
menyakitkan.
3. Penyakit gusi
Karies juga bisa menyebabkan peradangan pada gusi. Dalam istilah medis, kondisi ini
disebut gingivitis. Peradangan tak hanya memengaruhi gusi di mana gigi berlubang berada,
tapi juga bisa menjalar ke bagian gusi lainnya.
Akibatnya, gusi akan tampak merah dan bengkak. Gusi Anda juga bisa jadi mudah berdarah
ketika menyikat gigi. Jika radang gusi ini tidak segera diobati, maka Anda bisa mengalami
infeksi gusi parah yang disebut periodontitis.
Infeksi yang semakin meluas dapat menyebabkan kerusakan gigi makin serius. Bahkan
masalah ini bisa menyebabkan gigi tanggal.
Gigi yang tanggal secara otomatis akan menyebabkan gigi lainnya bergeser, sehingga
memengaruhi struktur gigi sekaligus struktur rahang Anda juga.
5. Gigi patah
Gigi merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong kuat. Namun, saat terjadi sesuatu
seperti cedera maka akan mengakibatkan gigi menjadi patah.
Tidak hanya karena jatuh, menggigit sesuatu yang keras atau bahkan mengunyah makanan
terlalu kencang juga bisa jadi penyebabnya.
Gigi patah juga bisa terjadi karena bahaya dari gigi berlubang. Hal ini terjadi karena gigi
sudah lemah dan tidak mampu menahan beban sehingga berisiko mudah patah.
6. Penyakit jantung
Tahukah Anda bahwa gigi bolong atau berlubang yang dibiarkan terlalu lama bisa
menyebabkan penyakit jantung? Ya, jika masalah gigi yang Anda alami dibiarkan saja, maka
Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit periodontal erat kaitannya dengan
penyakit jantung. Hal ini bisa terjadi karena bakteri dalam mulut dapat memasuki aliran
darah, sehingga bisa menyebabkan infeksi di otot bagian dalam jantung (infective
endocarditis).
7. Penyakit stroke
Gigi berlubang (karies) juga bisa menyebabkan stroke. Beberapa penelitian menemukan
risiko infeksi gigi dengan penyakit stroke saling terkait satu sama lain.
Baik itu penyakit jantung maupun stroke sama-sama berisiko menyebabkan kematian.
Pencegahan
Bagaimana cara mencegah gigi berlubang (karies)?
Secara umum, cara mencegah gigi berlubang adalah dengan menjaga kebersihan gigi dan
mulut dengan baik. Guna memiliki mulut dan gigi yang sehat, berikut langkah-langkah yang
bisa Anda lakukan.
Supaya gigi Anda bersih dari plak dan sisa-sisa makanan, rajinlah untuk menyikat gigi setiap
hari. Para ahli menganjurkan setiap orang sikat gigi dua kali sehari, pada pagi setelah makan
dan malam sebelum tidur.
Jangan asal menyikat gigi. Pastikan Anda melakukan teknik menyikat gigi yang benar dan
tepat.
Ada banyak sekali pilihan produk pasta gigi di pasaran. Namun, pasta gigi yang mengandung
fluoride diketahui lebih efektif untuk membantu memperkuat dan melindungi lapisan terluar
gigi (enamel).
Tak hanya itu. Pasta gigi fluoride juga dapat membantu memineralisasi kembali daerah gigi
yang sudah mulai membusuk.
3. Pilih sikat gigi yang baik
Selain pasta gigi, pastikan Anda juga memilih sikat gigi yang tepat. Pilihlah sikat gigi yang
berbulu lembut dan memiliki bentuk kepala sikat yang pas dengan rongga mulut Anda.
Tidak hanya itu saja, sikat gigi yang Anda gunakan juga harus nyaman ketika digenggam.
Sikat gigi saja tak cukup untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi. Hal lain
yang dapat Anda lakukan adalah membersihkan gigi menggunakan benang (flossing).
Membersihkan gigi dengan benang dapat membantu menghilangkan plak dan bakteri secara
lebih efektif. Pasalnya, benang gigi dapat menjangkau sisa-sisa makanan yang sulit dijangkau
oleh sikat gigi.
Bakteri di dalam mulut sangat menyukai gula. Oleh sebab itu, mengurangi makanan tinggi
gula merupakan solusi tepat untuk mencegah karies pada gigi.
Ingat, bukan menghindari gula sama sekali. Anda hanya diminta untuk membatasi atau
mengurangi asupan makanan yang tinggi gula.
Setelah makan dan minum yang manis-manis, jangan lupa untuk menyikat gigi. Hal ini
dilakukan supaya sisa-sisa makanan tidak menempel dan mengendap di permukaan gigi lebih
lama.
Dengan rutin periksa kesehatan ke dokter gigi, maka risiko Anda mengalami kerusakan gigi
yang parah pun bisa dihindari.
Ketika dokter menemukan masalah tertentu pada gigi, ia dapat segera menentukan perawatan
yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Idealnya pemeriksaan gigi dilakukan setiap 6 bulan sekali. Meski begitu, Anda mungkin
dianjurkan lebih sering periksa karena membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
DKG : BERCAK PUTIH PADA GIGI (WHITE SPOT)
GEJALA KLINIS
Tidak/ belum menimbulkan keluhan
TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terlihat bercak putih pada permukaan gigi saat permukaan gigi dikeringkan dari
saliva
Sondasi: permukaan gigi masih terasa licin
RENCANA PERAWATAN
Terapi remineralisasi menggunakan CPP-ACP (termasuk dalam upaya preventif)
GEJALA KLINIS:
Belum menimbulkan keluhan
TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terlihat garis hitam pada permukaan oklusal, pit bukal atau foramen caecum
Sondasi: belum terasa adanya retensi
RENCANA PERAWATAN
Penutupan pit dan fisur gigi ( pit & fissure sealing ) → termasuk upaya preventif
Penutupan pit dan fisur gigi
GEJALA KLINIS
Biasanya belum memberikan keluhan
Terkadang terasa linu bila kena rangsang panas/ dingin, makan/ minum manis,asam
Bila rangsang dihilangkan, akan segera hilang linunya
TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai email
Sondasi: - (negatif)
Thermis: - (negatif)
RENCANA PERAWATAN
penumpatan dengan semen ionomer kaca (SIK)/ Glass Ionomer Cement (GIC) atau resin
komposit
Kontraindikasi: penumpatan amalgam → mengapa?
DKG : KARIES MENCAPAI DENTIN
GEJALA KLINIS
Terasa linu bila kena rangsang panas/ dingin, makan/ minum manis,asam
Bila rangsang dihilangkan, rasa nyeri hilang beberapa saat kemudian
TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa tertutup
Sondasi: + (positif)
Thermis: + (positif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal
TANDA-TANDA KLINIS
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa tertutup
Sondasi: - (negatif)
Thermis: - (negatif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa terbuka
Sondasi: + (positif)
Thermis: + (positif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal
inspeksi: terdapat lubang gigi dng kedalaman mencapai dentin dan sudah melebihi ½ tebal
dentin, pulpa terbuka
Sondasi: - (negatif)
Thermis: - (negatif)
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal
TANDA2 KLINIS:
inspeksi: terdapat sisa akar
Perkusi & Druk: - (negatif), bila tidak ada peradangan jaringan periodontal, atau + (positif)
bila ada peradangan jaringan periodontal
Mobility: - (negatif) bila ada kegoyahan, atau + (positif) bila belum ada kegoyahan