Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS PEDODONSIA

“ABSES GIGI”

OLEH:
KHRIZTIE LIMANTHARA
055/G/14

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
DENPASAR
Pengertian

Abses gigi adalah sekumpulan nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada bagian dalam
gigi. Kondisi ini biasanya muncul sebagai akibat dari rongga gigi tidak diobati, adanya retakan
atau serpihan pada gigi anda yang memungkinkan bakteri masuk ke dalam gigi bagian dalam.

Pengobatan untuk abses gigi biasanya dilakukan dengan menguras abses dan membersihkan
daerah infeksi. Gigi yang terinfeksi juga dapat diselamatkan dengan perawatan saluran akar,
tetapi dalam beberapa kasus mungkin tetap perlu untuk dicabut. Abses gigi yang tidak diobati
dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan mengancam jiwa. Anda dapat mencegah abses
gigi dengan melakukan perawatan gigi secara tepat, makan makanan yang sehat dan melakukan
pemeriksaan gigi secara teratur.

Gejala

Tanda dan gejala abses gigi meliputi:

 Sakit gigi berdenyut, parah, dan persisten


 Sensitivitas terhadap suhu panas dan dingin
 Sensitivitas terhadap tekanan mengunyah atau menggigit
 Demam
 Pembengkakan pada wajah atau pipi
 Perih, pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang atau di leher anda
 Adanya aliran cairan berasa dan berbau busuk dalam mulut dan terhentinya rasa sakit jika
abses pecah

Penyebab & Faktor Risiko

Penyebab

Abses gigi terjadi ketika bakteri menyerang pulpa gigi – bagian (lembut) paling dalam dari gigi
yang berisi pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat. Bakteri masuk melalui rongga gigi atau
serpihan atau retakan pada gigi dan menyebar sampai ke akar. Infeksi bakteri menyebabkan
pembengkakan dan peradangan. Ruang sempit di mana peradangan terjadi mendorong nanah
agar masuk ke dalam saku (abses) di ujung akar.

Faktor Risiko

Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko abses gigi:

 Kebersihan gigi yang tidak memadai. Perawatan gigi dan gusi yang tidak tepat - seperti
tidak menyikat gigi dan menggunakan benang gigi sebanyak dua kali sehari - dapat
meningkatkan risiko kerusakan gigi, penyakit gusi, abses gigi, dan komplikasi mulut-gigi
lainnya.
 Kadar gula tinggi. Sering mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula, seperti
soda dan permen, dapat menyebabkan gigi berlubang dan pada gilirannya, abses gigi.
 Masalah kesehatan lain yang mendasarinya. Memiliki kondisi medis yang melemahkan
sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes atau penyakit autoimun, dapat meningkatkan
risiko infeksi gigi dan abses gigi.

Komplikasi

Abses gigi tidak akan hilang tanpa adanya upaya pengobatan. Jika abses pecah, rasa nyeri
mungkin dapat menurun secara signifikan - namun perawatan gigi masih tetap diperlukan. Jika
abses tidak mengering, infeksi dapat menyebar ke rahang dan area lain dari kepala dan leher.
Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan sepsis - infeksi yang mengancam jiwa.
Jika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan tidak menjalani pengobatan
untuk abses gigi, risiko penyebaran infeksi (bahkan) akan menjadi lebih besar daripada orang
lain dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Gaya Hidup & Perawatan di Rumah

Ketika area abses tengah dalam proses penyembuhan, dokter gigi dapat merekomendasikan
langkah-langkah berikut untuk membantu meringankan ketidaknyamanan:

 Membilas mulut dengan air garam hangat


 Menggunakan obat penghilang rasa sakit non-resep

Pencegahan

Menghindari kerusakan gigi sangat penting untuk mencegah abses gigi. Kunci utama untuk
menghindari kerusakan gigi adalah dengan merawat gigi. Hal ini termasuk:

 Menggunakan air minum fluoride


 Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride
 Menggunakan benang gigi atau pembersih interdental untuk membersihkan sela-sela gigi
anda setiap hari
 Mengganti sikat gigi anda setiap tiga atau empat bulan, atau pada saat bulu sikat telah
usang
 Pola makan yang seimbang, dan membatasi makanan manis serta membatasi makanan
ringan
 Mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan rutin dan pembersihan profesional
 Cobalah gunakan pembilas mulut antimikroba atau fluorida untuk menambahkan lapisan
ekstra perlindungan terhadap kerusakan gigi

Sumber

Journal of Medical Microbiology (2009)

Anda mungkin juga menyukai