Anda di halaman 1dari 9

Gigi Berlubang (Karies)

Salah satu masalah gigi yang paling umum terjadi adalah karies alias gigi
berlubang. Jika tidak segera ditangani maka dapat membuat Anda kehilangan
gigi tersebut. Apa saja penyebab dan bagaimana cara mencegah terjadinya
kondisi penyakit gigi ini?

Definisi gigi berlubang (karies)


Gigi berlubang atau karies gigi merupakan kondisi kerusakan pada bagian
terluar (enamel) dan terdalam (dentin) gigi.
Dalam istilah kedokteran, gigi berlubang disebut dengan cavities atau karies.
Pada dasarnya, karies gigi adalah proses pembusukan yang mengakibatkan
kerusakan pada email gigi, dentin, bahkan sampai sementum gigi.
Munculnya lubang pada gigi bisa disebabkan banyak faktor. Mulai dari bakteri
di dalam mulut, mengonsumsi makanan dan minuman manis, hingga
kebersihan mulut yang buruk.
Rasa sakit pada gigi berlubang tak boleh disepelekan. Lubang akan menjadi
lebih besar hingga mempengaruhi lapisan gigi bagian yang lebih dalam
(dentin). Akibatnya, Anda akan mengalami sakit gigi parah, infeksi, atau
bahkan gigi tanggal.
Seberapa umum kondisi sakit gigi berlubang?
Dikutip dari Mayo Clinic, gigi berlubang merupakan masalah gigi yang sangat
umum. Maka dari itu, bukan hal aneh jika sakit gigi jenis ini tidak begitu
dianggap serius oleh beberapa orang.
Padahal, kalau dibiarkan, sakit gigi berlubang parah akan mengakibatkan
kerusakan gigi serius. Akibat tersebut terdiri dari kerusakan gigi ditambah
dengan komplikasi serius.
Karies gigi pun bisa dialami siapa saja dari segala kalangan usia, mulai dari
anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan lansia. Meski begitu, gigi anak-anak
dan lansia lah yang paling sering mengalami sakit gigi berlubang.
Anda dapat mencegah kondisi ini dengan menghindari faktor risikonya.
Tanda dan gejala gigi berlubang (karies)
Tanda dan gejala dari gigi berlubang yang sakit bermacam-macam,
tergantung pada keparahan dan lokasi lubang.
Apabila lubang baru terbentuk, Anda mungkin tidak mengalami gejala
apapun. Namun, ketika kerusakan sudah semakin meluas, gejala karies yang
terjadi meliputi:
 Sakit gigi yang muncul secara tiba-tiba tanpa sebab jelas.
 Nyeri ringan hingga parah saat mengonsumsi makanan atau minuman
manis, panas, atau dingin.
 Gigi jadi lebih sensitif.
 Muncul lubang yang terlihat sangat jelas di gigi.
 Ada noda coklat, hitam, atau putih pada permukaan gigi.
 Bau mulut.
 Rasa tidak enak di mulut.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Oleh
karena bila ada kekhawatiran terkait gejala tertentu, konsultasikanlah dengan
dokter Anda.
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda mengalami sakit gigi atau nyeri pada mulut, segera kunjungi dokter
gigi.
Penting untuk rutin memeriksakan gigi dan melakukan pembersihan karang
gigi di dokter setiap 6 bulan sekali. Bahkan meski gigi Anda terasa baik-baik
saja.
Kebanyakan orang sering tidak pernah menyadari gigi mereka sudah
berlubang. Akibatnya, lubang yang ada makin membesar dan menyebabkan
nyeri yang parah.
Dengan memeriksakan kondisi gigi secara teratur, kerusakan yang ada dapat
dicegah dan diobati sedini mungkin. Di samping itu, semakin cepat kerusakan
gigi terdeteksi, maka pengobatan juga akan lebih murah dan mudah.
Penyebab gigi berlubang (karies)
Penyebab utama gigi berlubang adalah plak. Plak adalah lapisan lengket yang
terdiri dari bakteri dan asam yang terbentuk dari makanan atau minuman
yang mengandung gula sehingga berubah jadi asam.
Beberapa kebiasaan buruk yang sering Anda lakukan juga dapat
menyebabkan plak menetap pada gigi, misalnya jarang gosok gigi dan
mengonsumsi makanan manis berlebihan. Ketika Anda mengonsumsi
makanan yang tinggi gula, bakteri di dalam mulut akan menghasilkan asam.
Selain jarang gosok gigi dan makanan manis, penyebab lain plak menetap di
gigi adalah cara gosok gigi yang salah. Jadi, meski sudah rajin sikat gigi, plak
akan tetap ada jika cara menyikat gigi Anda kurang tepat.
Air liur yang bercampur dengan bakteri, asam, dan sisa-sisa makanan ini akan
membentuk plak yang melekat pada gigi. Plak yang terus menumpuk pada
gigi lama-lama akan menggerogoti enamel.
Bakteri akan menciptakan suasana asam di rongga mulut sehingga berpotensi
membentuk lubang di gigi. Nah, pada saat itulah Anda mengalami karies dan
bisa menyebabkan sakit gigi.
Ukuran dan jumlah lubang pada gigi bervariasi pada setiap orang. Hal ini
bergantung pada 4 faktor, yaitu:
 penurunan kondisi atau karakter gigi,
 mikroorganisme dalam mulut,
 waktu pembersihan gigi, dan
 substrat yang menempel pada gigi (seperti sisa makanan).
Faktor risiko gigi berlubang
Setiap orang pada dasarnya berisiko tinggi mengalami masalah ini. Namun,
beberapa faktor berikut membuat Anda lebih berisiko mengalami karies gigi
yang terasa sakit.
1. Faktor usia
Anak-anak dan orang lanjut usia lebih berisiko mengalami kerusakan gigi.
Kebiasan mengonsumsi makanan manis sekaligus jarang menggosok gigi
merupakan dua hal yang paling sering menyebabkan kerusakan gigi pada
anak-anak.
Sementara seiring waktu, gigi dapat aus dan gusi pun mulai surut, sehingga
membuat gigi lebih rentan mengalami kerusakan akar. Di samping itu,
sejumlah obat yang mungkin dikonsumsi oleh lansia juga bisa menghambat
produksi air liur.
Padahal air liur berperan penting dalam melembapkan dan membersihkan
mulut dari plak dan sisa-sisa makanan.
2. Lokasi gigi
Dalam banyak kasus, terbentuknya lubang pada gigi lebih sering terjadi pada
gigi bagian belakang, yaitu geraham dan premolar.
Kedua gigi ini sulit dijangkau oleh sikat gigi. Pasalnya, gigi bagian belakang
memiliki banyak alur, lubang, dan celah, sehingga sering kali sisa makanan
menempel di sana.
3. Makanan dan minuman manis
Segala macam makanan yang Anda konsumsi nyatanya dapat memengaruhi
kesehatan gigi Anda. Makanan dan minuman manis merupakan santapan lezat
bagi bakteri di dalam mulut.
Ketika Anda mengonsumsi berbagai makanan manis, bakteri di dalam mulut
akan menghasilkan asam. Nah, ludah yang bercampur dengan asam dapat
membentuk plak gigi yang pada akhirnya menyebabkan lubang pada
permukaan gigi.
4. Tidur dengan botol susu
Tak melulu orang dewasa, kerusakan gigi juga bisa dialami oleh bayi. Bayi
yang sudah memiliki gigi dan sering menyusu dengan botol sampai ia tertidur
berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi.
Gigi berlubang pada bayi yang menyusu disebut karies botol, karies rampan,
atau gigi gigis.
Itu sebabnya, pastikan Anda telaten untuk membersihkan gigi bayi setelah
minum susu dan sebelum ia tertidur.
5. Kekurangan fluoride
Fluoride merupakan mineral yang terbentuk secara alami untuk membantu
melindungi gigi dari kerusakan. Perlu diketahui jika kandungan fluoride
banyak ditemukan pada air mineral, pasta gigi, dan obat kumur.
6. Mulut kering
Mulut kering merupakan kondisi ketika bagian mulut Anda kekurangan air liur.
Air liur sangat dibutuhkan untuk membersihkan sisa makanan dan plak dari
gigi Anda.
Selain itu, zat yang terkandung dalam air liur dapat membantu melawan asam
yang dihasilkan bakteri. Kondisi ini biasanya ditemukan pada orang yang:
 mengidap diabetes,
 melewati masa menopause,
 berusia lanjut,
 sedang mengonsumsi obat tertentu, atau
 sedang melalui suatu prosedur medis, misalnya kemoterapi.
7. GERD
Jika Anda memiliki riwayat penyakit asam lambung naik atau GERD, maka
Anda berisiko mengalami masalah ini. GERD adalah kondisi yang dapat
menyebabkan asam lambung mengalir naik ke kerongkongan sampai mulut.
Kombinasi antara asam lambung dan asam yang dihasilkan bakteri dapat
membuat permukaan gigi Anda terkikis. Lama-lama kondisi ini dapat
menyebabkan kerusakan gigi yang serius.
8. Gangguan makan
Anoreksia dan bulimia dapat mengganggu produksi air liur di dalam mulut,
sehingga meningkatkan risiko Anda terkena gigi berlubang. Di samping itu,
gangguan makanan juga dapat menyebabkan erosi dan lubang pada gigi.
Risiko komplikasi gigi berlubang
Gigi berlubang yang terasa sakit dan dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan
yang tepat dapat menyebabkan infeksi jaringan berbahaya. Infeksi ini bisa
menjalar atau menyebar ke organ-organ tubuh lain dan menyebabkan
berbagai masalah kesehatan.
Berikut beberapa komplikasi gigi berlubang yang perlu Anda waspadai:
1. Rasa nyeri parah
Kadang-kadang gigi berlubang bisa menyebabkan rasa nyeri yang tak boleh
Anda sepelekan. Secara umum, tingkat keparahan rasa nyeri ini akan
bergantung pada lubang yang Anda miliki.
Rasa nyeri karena gigi berlubang bersifat kambuhan. Anda bisa merasakan
sakit yang bedenyut di bagian gigi yang bermasalah lalu mendadak hilang
seketika.
Lalu, rasa nyeri bisa muncul semakin intens sampai menjalar ke bagian telinga,
rahang, dan bahkan menyebabkan sakit kepala.
2. Terjadinya abses
Ketika infeksi semakin parah, maka bakteri akan berkumpul di dalam mulut,
menyebabkan abses gigi alias kantong nanah. Kondisi ini biasanya terjadi
ketika infeksi sudah menyebar ke jaringan lunak dari pulpa, mulut, atau rahang
penderita.
Kemunculan abses akan menimbulkan rasa nyeri yang membuat aktivitas
mengunyah jadi menyakitkan.
3. Penyakit gusi
Karies juga bisa menyebabkan peradangan pada gusi. Dalam istilah medis,
kondisi ini disebut gingivitis. Peradangan tak hanya memengaruhi gusi di
mana gigi berlubang berada, tapi juga bisa menjalar ke bagian gusi lainnya.
Akibatnya, gusi akan tampak merah dan bengkak. Gusi Anda juga bisa jadi
mudah berdarah ketika menyikat gigi. Jika radang gusi ini tidak segera diobati,
maka Anda bisa mengalami infeksi gusi parah yang disebut periodontitis.
4. Mengubah struktur rahang
Infeksi yang semakin meluas dapat menyebabkan kerusakan gigi makin serius.
Bahkan masalah ini bisa menyebabkan gigi tanggal.
Gigi yang tanggal secara otomatis akan menyebabkan gigi lainnya bergeser,
sehingga memengaruhi struktur gigi sekaligus struktur rahang Anda juga.
5. Gigi patah
Gigi merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong kuat. Namun, saat
terjadi sesuatu seperti cedera maka akan mengakibatkan gigi menjadi patah.
Tidak hanya karena jatuh, menggigit sesuatu yang keras atau bahkan
mengunyah makanan terlalu kencang juga bisa jadi penyebabnya.
Gigi patah juga bisa terjadi karena bahaya dari gigi berlubang. Hal ini terjadi
karena gigi sudah lemah dan tidak mampu menahan beban sehingga berisiko
mudah patah.
6. Penyakit jantung
Tahukah Anda bahwa gigi bolong atau berlubang yang dibiarkan terlalu lama
bisa menyebabkan penyakit jantung? Ya, jika masalah gigi yang Anda alami
dibiarkan saja, maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit periodontal erat
kaitannya dengan penyakit jantung. Hal ini bisa terjadi karena bakteri dalam
mulut dapat memasuki aliran darah, sehingga bisa menyebabkan infeksi di
otot bagian dalam jantung (infective endocarditis).
7. Penyakit stroke
Gigi berlubang (karies) juga bisa menyebabkan stroke. Beberapa penelitian
menemukan risiko infeksi gigi dengan penyakit stroke saling terkait satu sama
lain.
Penderita cerebrovascular ischemia dilaporkan rentan mengalami masalah
infeksi oral. Cerebrovascular ischemia adalah kondisi saat otak tidak cukup
menerima aliran darah segar sehingga memicu terjadinya stroke isemik.
Baik itu penyakit jantung maupun stroke sama-sama berisiko menyebabkan
kematian.
Diagnosis gigi berlubang (karies)
Adanya lubang bisa diketahui ketika Anda memeriksakan kondisi mulut dan
gigi secara rutin.
Dokter akan menanyakan seputar kebiasaan Anda dalam merawat gigi dan
mulut sembari memeriksa gigi Anda. Ketika memeriksa gigi Anda, dokter akan
mencari titik-titik lunak yang berpotensi memunculkan lubang pada gigi.
Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan menggunakan
sinar X untuk memeriksa celah di antara gigi Anda.
Pengobatan gigi berlubang (karies)
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU
konsultasikan pada dokter Anda.
Untuk mengurangi gejala gigi bolong atau berlubang yang terasa sakit, Anda
dapat melakukan hal-hal seperti di bawah ini.
1. Tambal gigi
Bila lubang di gigi tidak begitu besar dan kerusakan belum menyebar terlalu
dalam, dokter biasanya akan melakukan tambal gigi.
Tambal berguna untuk menutupi rongga yang ada di permukaan gigi agar
tidak semakin meluas ke area sekitarnya.
2. Perawatan saluran akar gigi (root canal)
Ketika lubang sudah sampai ke pulpa gigi, Anda mungkin membutuhkan
perawatan saluran akar gigi.
Saluran akar gigi (root canal) adalah prosedur non-invasif yang dilakukan saat
pulpa sudah terinfeksi. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan gigi.
Infeksi di pulpa yang dibiarkan begitu saja berpotensi membuat gigi Anda
tidak terselamatkan sehingga gigi harus dicabut. Oleh karena itu, prosedur ini
dapat mencegah pencabutan gigi yang sudah tak terselamatkan.
3. Cabut gigi
Cabut gigi biasanya jadi pilihan terakhir bila gigi sudah terlanjur sangat rusak
dan tidak dapat diobati dengan beragam perawatan lain. Bila hanya satu gigi
saja yang dicabut, Anda cukup mendapatkan anestesi lokal.
Namun, bila gigi Anda harus dicabut lebih dari satu dalam satu waktu, Anda
mungkin akan diberikan obat penenang oral atau bius total.
Konsultasikan lebih lanjut tentang hal ini pada dokter gigi.
4. Obat antibiotik
Dokter dapat meresepkan antibiotik jenis tertentu untuk mencegah infeksi,
termasuk pada kondisi karies gigi.
Antibiotik untuk sakit gigi harus diminum sesuai dengan anjuran dokter.
Jangan mengurangi, menambahkan, atau menghentikan pengobatan tanpa
persetujuan dokter. Apabila dokter memberikan antibiotik maka antibiotik
tersebut harus diminum sampai tuntas.
Mencegah gigi berlubang (karies)
Secara umum, cara mencegah gigi berlubang adalah dengan menjaga
kebersihan gigi dan mulut dengan baik. Guna memiliki mulut dan gigi yang
sehat, berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan.
1. Sikat gigi 2 kali sehari
Supaya gigi Anda bersih dari plak dan sisa-sisa makanan, rajinlah untuk
menyikat gigi setiap hari. Para ahli menganjurkan setiap orang sikat gigi dua
kali sehari, pada pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.
Jangan asal menyikat gigi. Pastikan Anda melakukan teknik menyikat gigi yang
benar dan tepat.
2. Pasta gigi fluoride
Ada banyak sekali pilihan produk pasta gigi di pasaran. Namun, pasta gigi
yang mengandung fluoride diketahui lebih efektif untuk membantu
memperkuat dan melindungi lapisan terluar gigi (enamel).
Tak hanya itu. Pasta gigi fluoride juga dapat membantu memineralisasi
kembali daerah gigi yang sudah mulai membusuk.
3. Pilih sikat gigi yang baik
Selain pasta gigi, pastikan Anda juga memilih sikat gigi yang tepat. Pilihlah
sikat gigi yang berbulu lembut dan memiliki bentuk kepala sikat yang pas
dengan rongga mulut Anda.
Tidak hanya itu saja, sikat gigi yang Anda gunakan juga harus nyaman ketika
digenggam.
4. Bersihkan gigi pakai benang (flossing)
Sikat gigi saja tak cukup untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela
gigi. Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah membersihkan gigi
menggunakan benang (flossing).
Membersihkan gigi dengan benang dapat membantu menghilangkan plak
dan bakteri secara lebih efektif. Pasalnya, benang gigi dapat menjangkau sisa-
sisa makanan yang sulit dijangkau oleh sikat gigi.
5. Kurangi makanan manis
Bakteri di dalam mulut sangat menyukai gula. Oleh sebab itu, mengurangi
makanan tinggi gula merupakan solusi tepat untuk mencegah karies pada
gigi.
Ingat, bukan menghindari gula sama sekali. Anda hanya diminta untuk
membatasi atau mengurangi asupan makanan yang tinggi gula.
Setelah makan dan minum yang manis-manis, jangan lupa untuk menyikat
gigi. Hal ini dilakukan supaya sisa-sisa makanan tidak menempel dan
mengendap di permukaan gigi lebih lama.
6. Rutin periksa ke dokter gigi
Dengan rutin periksa kesehatan ke dokter gigi, maka risiko Anda mengalami
kerusakan gigi yang parah pun bisa dihindari.
Ketika dokter menemukan masalah tertentu pada gigi, ia dapat segera
menentukan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Idealnya pemeriksaan gigi dilakukan setiap 6 bulan sekali. Meski begitu, Anda
mungkin dianjurkan lebih sering periksa karena membutuhkan perawatan
yang lebih intensif.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik
masalah Anda.

Anda mungkin juga menyukai