Anda di halaman 1dari 17

DENTAL SEALANT

Definisi dan Ringkasan

Dental Sealant adalah lapisan plastik tipis yang dipasang pada permukaan gigi untuk
melindungi gigi dari kerusakan. Tambalan cair gigi biasanya dipasang pada gigi geraham dan
gigi geraham kecil untuk mencegah infeksi gigi/karies pada celah gigi, yang merupakan
tempat bersembunyi bagi gigi berlubang. Plak pun lebih mudah menumpuk pada gigi
belakang tersebut karena letaknya yang tersembunyi sehingga tidak terlindungi oleh fluorida
dan air liur. Setelah tambalan ini direkatkan pada gigi, lapisan tersebut akan menyatu dengan
alur gigi dan menciptakan perisai pada setiap gigi.

Bagaimana Dental Sealant Bekerja

Gigi geraham dan geraham kecil sangat rentan terhadap lubang, karies, dan kerusakan karena
letaknya yang sulit dijangkau oleh sikat dan benang gigi. Mereka pun sangat rentan terhadap
plak karena sulit dijangkau oleh alat pembersih gigi. Tambalan cair gigi menjaga agar sisa
makanan tidak masuk ke dalam celah dan lubang pada gigi belakang. Karena fungsi
perlindungan yang dimilikinya, tambalan cair ini sering dianggap sebagai salah satu
komponen dasar dari kebersihan gigi. Tambalan cair gigi juga bermanfaat dalam menangani
luka yang disebabkan oleh karies pada gigi.

Karies merupakan sebuah kondisi dimana mineral pada permukaan gigi terkikis sedikit demi
sedikit karena bakteri dan asam yang terkumpul di dalam mulut saat kita sedang mengunyah.
Mineral yang hilang tersebut kemudian digantikan oleh mineral baru yang diproduksi oleh
fluorida dan air liur. Akan tetapi, karena letak gigi geraham dan premolar yang sulit
dijangkau oleh fluorida dan air liur, mereka menerima mineral jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan gigi lainnya. Dalam hal ini, berarti jumlah mineral yang hilang lebih
banyak dibandingkan jumlah mineral yang dihasilkan.

Peran tambalan cair ini sangat penting dalam melindungi gigi dari karies yang merupakan
gangguan gigi yang paling umum terjadi, bahkan pada usia dini.
Siapa yang Sebaiknya Menggunakan Dental Sealant

Tambalan cair ini sebaiknya dipasang pada gigi sejak usia dini. Usia yang paling dianjurkan
yaitu antara 6 sampai 14 tahun, karena anak-anak pada rentang usia tersebut sangat rentan
terhadap karies dan luka pada gigi. Usia enam tahun merupakan saat yang tepat bagi anak-
anak untuk memulai proses perlindungan pada gigi, karena kebanyakan dari mereka mulai
memiliki gigi geraham dan geraham kecil permanen pada usia tersebut.

Tambalan ini juga sangat bermanfaat bagi orang dewasa dan balita. Orang dewasa dengan
gigi yang sehat sebaiknya memasang tambalan ini pada gigi mereka untuk melindungi gigi
mereka dari kerusakan yang umumnya terjadi seiring pertambahan usia.

Balita dengan gigi bayi juga sebaiknya memasang tambalan ini pada gigi mereka, terutama
bila terdapat cerukan yang dalam pada gigi mereka. Dengan menjaga agar gigi bayi tetap
sehat, tentunya akan lebih mudah untuk mempersiapkan ruang bagi gigi permanen. Selain itu,
pemasangan tambalan ini juga dapat membantu untuk memastikan anak-anak tidak
kehilangan gigi mereka sebelum waktunya.

Apa yang Bisa Diharapkan dari Pemasangan Dental Sealant

Untuk memasang tambalan cair pada gigi, Anda sebaiknya menemui dokter gigi atau ahli
kebersihan gigi.

Proses perlindungan gigi ini dilakukan dalam satu kali kunjungan ke klinik dokter gigi.
Prosesnya sangat sederhana, tanpa rasa sakit, dan hanya memakan waktu beberapa menit saja
bagi setiap gigi. Ini berarti lama pemasangan tambalan cair ini bergantung kepada jumlah gigi
yang akan dipasangi tambalan.

Sebelum dipasangi tambalan ini, masing-masing gigi harus dibersihkan serta dikeringkan
terlebih dahulu. Penggunaan asam yang membuat permukaan gigi menjadi kasar juga
diperlukan untuk memastikan agar lapisan tambalan dapat melekat dengan cepat pada
permukaan gigi. Namun, hal ini bergantung pada jenis lapisan tambalan yang digunakan. Jika
metode asam dilakukan, maka masing-masing gigi pasien harus dibilas dan dikeringkan
untuk kedua kalinya.
Setelah gigi siap, maka tambalan baru akan dipasang. Setelah direkatkan pada gigi, lapisan
tersebut akan mengeras dengan sangat cepat. Dokter gigi juga mungkin akan mempercepat
proses pengerasan tersebut dengan memberikan penyinaran pada gigi pasien.

Berapa Lama Tambalan Cair Melindungi Gigi?

Tambalan cair dapat melindungi gigi dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga 10 tahun.
Hal ini membuat pemasangan sealant menjadi salah satu metode perlindungan gigi yang
paling bermanfaat dari segi biaya. Namun, dokter gigi tetap akan memeriksa lapisan tambalan
secara berkala untu memeriksa adanya kerusakan dan keretakan yang mudah untuk
diperbaiki. Ini berarti Anda tetap harus bertemu dengan dokter gigi Anda secara rutin, paling
tidak satu kali setiap enam bulan. Hal ini dilakukan agar dokter gigi dapat memperbaiki
lapisan tambalan pada gigi Anda bila ditemukan adanya kerusakan pada lapisan tersebut

Abses Gigi
Definisi

Apa itu abses gigi?

Abses gigi adalah kantong atau benjolan berisi nanah yang terbentuk di sekitar gigi akibat
infeksi bakteri. Abses bisa mengenai area dalam gigi, gusi, atau tulang belakang yang
menahan gigi.
Kondisi ini dapat muncul di bagian gigi mana pun dengan alasan yang berbeda-beda. Ada
tiga jenis abses gigi tergantung dari tempat kemunculannya, yaitu:
 Abses gingival: hanya terjadi pada jaringan gusi dan tidak berdampak pada gigi atau
ligamen gusi.
 Abses periodontal: biasanya dimulai dari struktur jaringan tulang penunjang di
sekitar gigi.
 Abses periapikal: terjadi saat kantong nanah terbentuk di akar gigi.

Apa saja tanda-tanda dan gejala abses gigi?

Gejala utama abses gigi adalah timbulnya rasa nyeri berdenyut di mulut yang mungkin sangat
menyakitkan. Rasa sakitnya bisa muncul tiba-tiba, lalu menjadi lebih intens selama beberapa
jam dan dapat bertambah parah di malam hari.
Nyeri pun bisa menjalar hingga telinga, tulang rahang, dan leher. Berikut tanda dan gejala
khas abses gigi lain yang perlu Anda perhatikan:
 Nyeri di area yang ditumbuhi abses, terutama saat menggigit atau disentuh
 Gigi jadi sensitif terhadap makanan serta minuman yang panas dan dingin
 Gusi bengkak, kemerahan, dan terasa lunak
 Rasa anyir di mulut
 Bau mulut yang tidak sedap
 Tidak enak badan
 Susah menelan (disfagia)
 Bengkak di wajah, pipi, atau leher

Ketika terjadi abses, Anda sebaiknya segera berobat ke dokter karena kondisi penyakit gigi
yang satu ini tidak bisa membaik dengan sendirinya.
Abses gigi butuh ditangani oleh dokter gigi. Jika tidak, kondisinya bisa bertambah parah dan
mengakibatkan kerusakan jaringan tulang gigi.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas atau Anda memiliki pertanyaan
tertentu, segera bicarakan dengan dokter.
Tubuh setiap orang berbeda, karena itu diskusikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan
diagnosis dan perawatan terbaik.

Penyebab

Apa saja penyebab abses gigi?

Kebanyakan abses gigi terjadi sebagai akibat dari komplikasi infeksi bakteri di gigi dan
mulut. Bakteri jahat yang biasanya tinggal dalam plak akan menginfeksi dan mencari jalur
untuk menyerang gigi.
Maka dari itu, terjadilah pembengkakan dan peradangan di ujung akar. Berikut beberapa
penyebab terjadinya abses gigi.
1. Abses periapikal

Bakteri masuk ke gigi melalui lubang-lubang kecil yang disebabkan oleh karies. Lubang gigi
atau karies terbentuk pada enamel gigi (lapisan luar gigi yang keras). Karies akhirnya
memecah jaringan di bawah enamel gigi yang disebut dentin.
Bila hal ini terus terjadi, akhirnya lubang tersebut akan sampai dan mengenai bagian gigi
yang lunak bernama pulpa. Infeksi pulpa disebut dengan pulpitis.
Seiring dengan perkembangan pulpitis, bakteri akan menembus tulang yang menyangga gigi
(tulang alveolar). Alhasil, terbentuklah abses periapikal.

2. Abses gusi

Bakteri yang hidup di plak bisa menginfeksi gusi sehingga menyebabkan penyakit
periodontitis. Kondisi ini menyebabkan gusi meradang, sehingga ligamen gusi (jaringan yang
mengelilingi akar gigi) akan terlepas dari pangkal gigi.
Lepasnya ligamen gusi akan menciptakan lubang kecil yang mudah kotor dan sulit
dibersihkan. Semakin banyak bakteri yang tinggal di lubang tersebut, abses gusi pun akan
terjadi.
Selain kondisi mulut yang kotor, abses gusi juga bisa disebabkan karena efek samping dari
operasi atau prosedur medis lainnya pada gigi dan mulut.
Dalam beberapa kasus, kerusakan gusi bisa berujung menjadi abses gusi meskipun tidak
mengalami periodontitis.

Apa saja faktor risiko abses gigi?

Umumnya, faktot risiko penyebab abses gigi berasal dari kebiasaan buruk yang memengaruhi
kesehatan gigi. Beberapa hal di bawah ini dapat membuat Anda lebih rentan mengalami abses
gigi.
1. Jarang menyikat gigi

Kebersihan gigi yang buruk karena Anda jarang menyikat gigi merupakan penyebab utama
berbagai masalah gigi dan mulut. Sisa-sisa makanan yang tertinggal di permukaan atau di
sela-sela gigi dapat membentuk plak.
Kalau Anda jarang menyikat gigi, plak akan terus-menerus menumpuk dan menyebabkan
pembusukan. Pembusukan inilah yang dapat memicu abses gigi.
2. Cara menyikat gigi yang salah

Anda mungkin merasa sudah rajin menyikat gigi setiap hari. Namun, sudah benarkah cara
menyikat gigi Anda? Teknik menyikat gigi yang salah bisa jadi faktor penyebab abses tanpa
pernah disadari.
Kesalahan yang paling sering adalah menyikat gigi terlalu keras atau kencang. Menyikat gigi
terlalu keras justru merusak gigi dan gusi Anda. Tekanan yang kuat pada gigi dapat mengikis
enamel dan membuat gigi lebih sensitif.
Hal yang sama juga terjadi bila Anda terlalu kencang menarik-ulur benang ketika flossing.
Ingat, gusi Anda terdiri dari jaringan lunak yang tipis.
Ini artinya, gesekan atau benturan yang keras dapat menyebabkan gusi terluka dan berdarah.
Nah, luka inilah yang dapat memicu munculnya kantong abses.
Anda memang dianjurkan untuk menyikat gigi dan flossing secara teratur. Namun, pastikan
Anda melakukannya dengan cara yang tepat supaya gigi dan gusi senantiasa sehat.
3. Merokok

Center for Diseases Control and Prevention (CDC) alias Pusat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Amerika Serikat mengatakan perokok aktif dua kali lebih berisiko mengalami
penyakit gusi (periodontitis) ketimbang non-perokok.
Pada prinsipnya, semakin banyak rokok yang diisap setiap hari maka semakin besar pula
risiko Anda mengalami penyakit gusi. Apalagi bila kebiasaan ini sudah Anda lakukan sejak
dulu.
Kandungan bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam rokok dapat memicu
pertumbuhan bakteri jahat di dalam mulut.
Hal inilah yang membuat Anda lebih mudah terkena infeksi yang dapat menyebabkan gusi
meradang, gusi bengkak, hingga bernanah.
Di sisi lain, merokok juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri
penyebab infeksi. Sistem imun yang lemah membuat jaringan gusi yang sudah terlanjur rusak
jadi lebih sulit untuk diperbaiki.
Itu sebabnya perokok lebih rentan mengalami berbagai masalah gusi dan gigi.

Bagaimana cara mengobati abses gigi?


Hanya dokter gigi yang bisa menangani abses gigi. Pengobatan abses gigi mungkin meliputi
prosedur-prosedur medis seperti di bawah ini.
1. Insisi drainase abses

Abses yang muncul harus disayat supaya terbuka sehingga nanah yang mengandung bakteri
bisa keluar dan mengering. Anda mungkin diberikan bius lokal supaya tidak merasa sakit
selama proses tersebut berlangsung.
2. Perawatan saluran akar (root canal)
Perawatan akar kanal gigi juga bisa dilakukan untuk menghilangkan kantong nanah di gigi.
Gigi yang bermasalah akan dilubangi agar nanahnya bisa keluar. Jaringan yang rusak akan
disingkirkan dari pulpa gigi. Kemudian untuk mencegah infeksi, bagian yang berlubang akan
ditambal.
Abses pun akan mengering dan lubang dibersihkan. Permukaan akar gigi akan dihaluskan
dengan scaling di bawah tepi gusi. Hal ini akan membantu gigi cepat sembuh sekaligus
mencegah infeksi.
3. Cabut gigi

Pasien dengan abses gigi dan infeksi yang sering terjadi mungkin harus menjalani operasi
untuk mengangkat jaringan yang rusak. Biasanya prosedur ini dilakukan oleh dokter gigi
bedah mulut.
Kalau abses gigi masih terjadi setelah operasi, opsi untuk melakukan cabut gigi mungkin bisa
dipertimbangkan.
4. Obat antibiotik

Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi menyebar ke gusi, rahang, atau
bagian lainnya. Antibiotik efektif melawan dan membunuh bakteri penyebab infeksi.
Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Pastikan Anda minum obat antibiotik sesuai
anjuran. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko resistensi
antibiotik.
Biasanya dokter juga meresepkan obat antibiotik untuk orang dengan sistem imun yang
lemah.
5. Obat pereda nyeri

Obat pereda nyeri yang dijual bebas bisa membantu mengurangi nyeri. Namun, baca
informasi yang tertera pada kemasan obat. Ingat, obat pereda nyeri hanya bisa membantu
mengendalikan rasa sakit, bukan mengobati penyakit. Anda tetap harus pergi ke dokter gigi.
Obat-obatan yang boleh dikonsumsi antara lain aspirin, ibuprofen, atau paracetamol
(acetaminophen). Namun, beberapa obat tidak direkomendasikan bagi pasien dengan kondisi
tertentu.
 Ibuprofen tidak dianjurkan bagi orang dengan asma dan tukak lambung.
 Aspirin tidak boleh diberikan untuk anak berusia di bawah 16 tahun, ibu hamil, atau
wanita yang sedang menyusui.

Remineralisasi: cara mengatasi gigi keropo

Proses demineralisasi atau penipisan email gigi terjadi setiap hari. Proses demineralisasi
sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kadar pH dalam air liur (saliva). Semakin rendah
pH pada air liur Anda, semakin cepat pula ikatan hidroksiapatit pada email gigi terkikis.

Demineralisasi yang parah menyebabkan terbentuknya plak atau bintik putih pada gigi. Jika
dibiarkan, bisa jadi penyebab gigi rapuh, juga berujung pada masalah mulut serius seperti
gigi sensitif dan karies gigi. Jika Anda menemukan banyak bintik putih pada gigi, sebaiknya
waspada karena keberadaan white spots merupakan salah satu pertanda gigi sensitif. 
Namun tak perlu khawatir, karena Anda bisa menghentikan proses demineralisasi dengan
mengganti pasta gigi jadi yang mengandung fluoride. Kandungan fluoride berperan penting
untuk menambal dan memperkuat lapisan email gigi, sehingga efektif mencegah gigi keropos
dan mengurangi risiko terkena gigi sensitif. 

Apa Itu Remineralisasi Gigi?

Pada dasarnya, gigi dilindungi oleh lapisan putih bernama email. Lapisan terluar gigi ini
terbuat dari kalsium dan fosfat, yang bertugas melindungi dentin dari paparan benda asing
seperti makanan dan minuman. Jika lapisan email gigi terbuka, maka dentin yang berada di
bawahnya (terhubung dengan pulpa berisi pembuluh darah dan saraf) akan membuat gigi
Anda terasa nyeri saat makan dan minum. Inilah alasan Anda perlu melakukan remineralisasi
untuk mencegah gigi keropos dan menjaga gigi senantiasa sehat dan kuat. 

Remineralisasi adalah proses penggantian kalsium dan fosfat (mineral) yang mulai terkikis
pada email gigi. Hal ini penting dilakukan, agar email gigi tetap kuat saat berhadapan
dengan bakteri, asam, dan gula yang ada dalam makanan. Remineralisasi juga penting untuk
mencegah gigi keropos, sehingga Anda tak perlu khawatir merasa ngilu saat minum air
dingin ataupun patah saat menggigit makanan keras.

Rasa ngilu menusuk akibat demineralisasi gigi memang menyebalkan, bahkan


merusak mood dan mengganggu aktivitas Anda. Namun, perlu Anda pahami bahwa proses
demineralisasi merupakan hal yang wajar dialami semua orang, berapapun usianya.
Demineralisasi bisa dialami oleh lansia, remaja, hingga anak-anak.  

Untuk memperbaiki email gigi, remineralisasi bisa Anda lakukan lewat beberapa cara,yaitu
menjaga pola makan tetap sehat dan seimbang, menjaga kebersihan mulut, dan menggosok
gigi dengan 

Ciri-ciri Terjadinya Demineralisasi Gigi

Terkikisnya email dan berkurangnya mineral pada gigi disebabkan oleh faktor eksternal,
seperti makanan dan minuman asam. Rasa ngilu akibat gigi sensitif jadi salah satu pertanda
Anda sedang mengalami demineralisasi gigi.
Munculnya plak gigi atau bintik putih pada gigi juga bisa menjadi sinyal awal demineralisasi
gigi. Meski demikian, bintik putih pada gigi juga bisa menjadi indikasi terjadinya fluorosis,
yaitu kadar fluoride yang berlebih pada gigi. Fluorosis sering dialami oleh pengguna kawat
gigi.

Merasa tak nyaman saat menggosok gigi, atau terganggu oleh rasa ngilu saat mengkonsumsi
makanan manis, panas, atau dingin? Kemungkinan besar, email gigi Anda telah terkikis dan
mengekspos area dentin pada gigi. Untuk mengatasi masalah ini, segera rawat gigi dan
perbaiki kebiasaan Anda. Ingin tahu cara mengatasi gigi keropos dan terhindar dari
demineralisasi? Ikuti 4 langkah berikut ini.

INGAT! BERIKUT CARA MENCEGAH GIGI


KEROPOS
1. Minum Air Putih yang Cukup

Untuk memulai proses remineralisasi, Anda perlu memahami bahwa saliva (air liur) berperan
sebagai pelindung gigi. Di dalam air liur, terkandung fluoride, kalsium, dan fosfat yang
bertugas menjaga keseimbangan pH atau tingkat keasaman dalam mulut Anda.

Sayangnya pola makan yang kurang sehat, atau gangguan kesehatan seperti xerostomia dan
kekurangan kalsium bisa meningkatkan kadar pH dalam saliva. Saliva yang terlalu asam bisa
mengikis email gigi, sehingga proses demineralisasi pun jadi momok yang mengintai hari-
hari Anda.
Untuk menetralkan tingkat keasaman (pH) pada air liur Anda, usahakan untuk minum air
putih yang cukup. Air putih membantu membersihkan mulut dan menyeimbangkan pH dalam
rongga mulut. Cara mengatasi gigi keropos yang satu ini tak sulit untuk dilakukan, bukan?

2. Perbaiki Pola Makan

Sesungguhnya, tak sulit untuk menghentikan proses demineralisasi gigi. Untuk mencegah
gigi rapuh, Anda bisa merangsang kelenjar parotis untuk memproduksi saliva ber-pH
seimbang dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Ini dia daftar makanan yang baik untuk
Anda konsumsi sehari-hari:

 Telur

 Keju dan produk dairy

 Tahu 

 Kacang polong

 Sayur dan makanan berserat

 Daging ayam dan unggas lainnya

 Seafood
3. Pilih Sikat Gigi Berbulu lembut

Rajin menggosok gigi berguna untuk membunuh bakteri penyebab demineralisasi gigi.
Namun, pastikan memilih sikat gigi berbulu lembut untuk membersihkan kotoran serta plak
yang menempel, melindungi gigi sensitif, dan mencegah kerusakan pada gigi dan gusi. Anda
juga bisa melakukan flossing untuk membersihkan sela gigi dari kotoran untuk mencegah
penumpukan bakteri.

Menyikat gigi dengan kasar bisa melukai gusi dan menyebabkan penurunan (resesi) dan
peradangan gusi. Selain itu, kebiasaan buruk ini juga mengikis email gigi secara perlahan,
sehingga jadi penyebab gigi rapuh yang perlu Anda hindari.

4. Pilih Pasta Gigi Ber-fluoride

Sekali hilang, posisi email gigi tidak bisa digantikan oleh apapun. Namun Anda bisa
melakukan remineralisasi lewat langkah sederhana, dimulai dari mengganti pasta gigi
dengan 
Manfaat Menggunakan Kawat Gigi
Kawat gigi digunakan untuk memperbaiki berbagai masalah gigi dan memberikan sejumlah
manfaat. Kelebihan utama menggunakan kawat gigi seperti:

1. Meningkatkan kesehatan gigi

Masalah ortodontik seperti gigi tidak rata, plak, gigi tidak beraturan, pola gigitan yang tidak
benar, bakteri, penyakit gusi, dan lain-lain dapat diatasi dengan penggunaan kawat gigi.
Behel akan menyelaraskan struktur gigi dengan cara yang paling tepat dan hal ini dapat
meningkatkan kebersihan gigi.

2. Melindungi gigi

Orang yang memiliki pola gigitan yang tidak rata atau masalah ortodontik lainnya memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk memiliki dampak berbahaya pada gigi, seperti gigi depan
menonjol, dan kerusakan atau masalah gigi dini. Oleh karena itu, orang-orang yang
mengalami hal tersebut membutuhkan perisai yang kuat untuk melindungi gigi. Behel
bertindak sebagai pelindung terhadap dampak buruk tersebut, dan sekaligus menjaga
kesehatan gigi.     

3. Menyelesaikan masalah makan

Banyak orang yang menghadapi kesulitan dalam mengunyah atau menggigit makanan
mereka. Hal itu disebabkan oleh gigi yang tidak rata. Jika hal tersebut tidak diperbaiki, maka
akan menyebabkan masalah gizi dan pencernaan. Oleh karena itu, Anda dapat memakai behel
untuk menyelesaikan masalah makan Anda.

4. Memiliki senyum yang indah dan gigi yang lurus

Ini adalah pengetahuan yang umum bahwa kawat gigi dapat meningkatkan penampilan
keseluruhan gigi. Setelah gigi yang tidak rata dan tidak beraturan diperbaiki, hasilnya adalah
senyum yang indah. 

Efek keseluruhan dari perubahan ini juga akan meningkatkan kepercayaan diri

CATAT! JANGAN MEYIKAT GIGI MENGGUNAKAN


BULU SIKAT YANG KERAS
Agar gigi bersih dalam waktu singkat, sering kali orang memberikan tekanan yang keras saat
menyikat gigi. Jika Anda penganut cara tersebut, segeralah ubah.

Pasalnya, menyikat gigi terlalu kencang dapat membuat gusi turun dan sebagian akar gigi
terbuka. Alhasil, gigi bisa menjadi sensitif.

Saat gigi sensitif, rangsangan dalam bentuk dingin, panas, tekanan, udara dapat membuat gigi
ngilu. Misalnya, ketika Anda makan es krim atau bahkan karena embusan napas sendiri.

Faktor- faktor lain penyebab gusi turun adalah terlalu sering menyikat gigi, teknik menyikat
gigi secara horizontal, dan kekakuan bulu sikat gigi. Menyikat gigi terlalu lama dan jarang
mengganti sikat gigi juga ikut berpengaruh.
Anda memiliki dua- tiga faktor tersebut? Atau jangan- jangan malah semuanya? Waspadalah
dengan kerusakan yang lebih berat lagi: abfraksi gigi.

Pada kondisi ini, terjadi kerusakan struktur jaringan keras pada daerah akar gigi yang terbuka.
Tandanya berupa cekungan di atas gusi. Biasanya berwarna lebih kekuningan. Menurut
penelitian, 84.6% penderita abfraksi juga memiliki gigi sensitif.

Penyebab Gigi Sensitif

Gigi memiliki beberapa lapisan. Gigi sensitif terjadi ketika dentin (lapisan tengah gigi)
terbuka, dan terpapar rangsangan dari luar. Pembukaan dentin terjadi akibat lapisan terluar
gigi, yaitu email atau enamel gigi, mengalami kerusakan.

Dentin memiliki saluran yang terhubung dengan saraf. Oleh karena itu, jika dentin terekspos
dan mendapatkan rangsangan dari luar, seperti terkena makanan atau minuman yang panas
atau dingin, gigi sensitif dapat terjadi.

Terbukanya dentin dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, yaitu:


1. Penipisan email

Email atau enamel adalah jaringan paling kuat di tubuh manusia. Akan tetapi, lapisan ini juga
dapat menipis atau rusak akibat konsumsi makanan atau minuman manis, asam, atau
minuman bersoda.

2. Kondisi gigi dan mulut

Gigi yang berlubang atau patah dapat membuat dentin terbuka sehingga memicu gigi sensitif.
Kondisi lain di mulut yang dapat menyebabkan gigi sensitif adalah gusi yang menyusut.
Penyusutan gusi dapat membuat akar gigi terlihat dan tidak terlindungi.

Selain itu, radang gusi juga dapat menyebabkan gigi sensitif.

3. Kondisi lambung

Gigi sensitif juga bisa disebabkan oleh penyakit refluks asam lambung (GERD). Asam
lambung yang naik dari lambung dan kerongkongan dapat mengikis email gigi apabila terjadi
dalam jangka panjang.

Selain penyakit refluks asam lambung, kondisi medis lain yang dapat menyebabkan gigi
sensitif adalah gangguan pengosongan lambung (gastroparesis), dan gangguan makan
seperti bulimia.

4. Kebiasaan buruk

Beberapa kebiasaan buruk juga dapat menyebabkan gigi sensitif, misalnya menyikat gigi
terlalu keras atau menggunakan sikat gigi yang kasar. Kebiasaan menggeretak gigi saat
sedang tidur (bruxism) juga dapat memicu gigi sensitif.

5. Prosedur medis

Beberapa tindakan medis pada gigi seperti tambal gigi dan pemutihan gigi, juga dapat
menyebabkan gigi sensitif. Meski demikian, gigi sensitif yang timbul akibat prosedur medis
hanya sementara.
Faktor risiko gigi sensitif

Meski dapat terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami gigi sensitif, yaitu:

 Berjenis kelamin perempuan


 Merokok
 Sering mengonsumsi minuman bersoda
 Jarang melakukan perawatan gigi dan membersihkan gigi

Anda mungkin juga menyukai