Anda di halaman 1dari 13

1.

Penyebab Gigi Berlapis pada Anak


Gigi berlapis pada anak atau bertumpuk merupakan masalah gigi yang sering terjadi pada anak-anak.
Susunan gigi anak akan tampak bengkok atau berjejal. Kondisi ini umumnya mulai dapat diketahui
saat anak mulai memasuki masa pergantian gigi susu. Selain itu dapat terjadi pula karena ruang yang
tersedia pada rahang tidak cukup untuk pertumbuhan gigi baru. Kondisi gigi bertumpuk pada anak-
anak sering kali dianggap normal pada tumbuh kembang mereka. Padahal kondisi ini berpotensi
menyebabkan sejumlah masalah, seperti kehilangan kepercayaan diri. Ada beberapa faktor
penyebab gigi anak saling tumpang tindih, antara lain sebagai berikut :

 Faktor Genetik

 Kondisi ini dapat ditandai dengan mengecilnya ukuran rahang namun tidak diikuti dengan
mengecilnya ukuran gigi. Tak hanya itu, cacat selama perkembangan embrio dan sindrom genetik
juga berpotensi menyebabkan terjadinya gigi bertumpuk.

 Ketidakseimbangan Tulang Rahang

Jenis kondisi gigi bertumpuk dikategorikan menjadi dua, yakni kompleks dan simpel. Gigi bertumpuk
yang tidak terlalu kompleks disebabkan oleh ketidakseimbangan ukuran gigi dan ruang tumbuh gigi
pada lengkung rahang. Sedangkan kondisi yang lebih kompleks umumnya terjadi karena
ketidakseimbangan antara tulang rahang, lidah, dan juga fungsi bibir. Kondisi klinis ini juga dapat
ditandai saat ukuran gigi jauh lebih besar dari ruang tumbuh yang tersedia.

 Ketidakseimbangan Pertumbuhan Gigi 

Faktor penyebab gigi anak berlapis selanjutnya adalah karena tumbuhnya gigi permanen saat gigi
susu belum tanggal (persistensi gigi). Hal ini tentu dapat meningkatkan risiko gigi tumbuh berjejal.
Akibatnya, gigi menjadi lebih rentan terhadap berbagai masalah, seperti karies, penyakit pada
jaringan gigi, atau bahkan trauma. Selain faktor di atas, kondisi gigi bertumbuk juga dapat
disebabkan oleh perkembangan gigi dan tulang rahang yang tidak terjadi dalam waktu yang sama.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

2. Akibat Jika Gigi Bertumpuk Tidak Ditangani


Gigi bertumpuk pada anak-anak dapat menjadi permanen apabila tidak segera dilakukan
penanganan. Kondisi klinis ini pada akhirnya dapat mengakibatkan sejumlah masalah, antara lain
sebagai berikut :
 Memengaruhi Kepercayaan Diri
Struktur gigi yang tidak rata jelas dapat memengaruhi penampilan. Bahkan tak jarang membuat
kepercayaan diri anak menurun karena malu dengan kondisi giginya yang tidak rapi.
 Memengaruhi Gigitan dan Kunyahan
Gigi bertumpuk juga dapat memengaruhi cara menggigit makanan pada anak-anak karena gigi
yang tidak sejajar. Akibatnya, cara mereka mengunyah makanan pun juga menjadi terganggu.
 Nyeri Rahang
Kondisi ini terjadi akibat ketiadaan ruang tumbuh pada rahang. Akibatnya, gigi tertahan di
bawah gusi dan menyebabkan nyeri pada rahang.
 Gigi Bergerigi
Gigi bertumpuk menyebabkan cara mengunyah anak tidak seimbang yang berujung pada gigi
mengalami aus secara tidak merata. Bagian gigi tersebut tidak akan tumbuh lagi sehingga gigi
menjadi bergerigi.
 Gigi yang bertumpuk juga meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut
lainnya. Ini karena gigi yang berjejal membuat proses menjaga kebersihan rongga mulut
menjadi lebih sulit.
Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

3. Penanganan Gigi Berlapis pada Anak


Penanganan gigi bertumpuk membutuhkan serangkaian pemeriksaan intensif yang dilakukan oleh
dokter. Apabila pertumbuhan rahang pada anak tidak mampu memberikan ruang bagi gigi untuk
tumbuh, maka diperlakukan perawatan dokter gigi spesialis orthodonti. Berikut beberapa jenis
perawatan untuk mengatasi masalah gigi bertumpuk pada anak :
 Pemasangan Space Maintainer
Space maintainer diperlukan apabila anak memiliki gigi susu yang tanggal lebih dulu dari gigi susu
lainnya. Pemasangan alat ini berfungsi untuk menahan gigi di bagian belakang agar tidak ke depan.
Dengan begitu, risiko gigi bertumpuk pun dapat dihindari. Metode perawatan ini harus dimulai
bahkan sebelum gigi tetap mulai tumbuh.
 Palatal Expander
Kasus gigi anak berlapis dapat diatasi dengan menggunakan palatal expander. Alat ini berfungsi
untuk menambah lebar senyum dan ukuran rahang atas. Untuk kondisi gigi bertumpuk yang
kompleks, perawatan palatal expander saja tidak cukup. Namun harus dibarengi dengan
pemasangan kawat gigi secara penuh selama kurang lebih 26 bulan.
 Cabut Gigi

Susunan gigi anak yang saling tumpang tindih dapat ditangani dengan melakukan pencabutan gigi.
Penanganan ini dapat memberikan ruang pada rahang bagi gigi lain untuk tumbuh secara rata. Untuk
kondisi gigi yang kompleks, pencabutan gigi juga harus diikuti dengan pemasangan kawat gigi selama
kurang lebih 24 bulan.
 Pengecilan Ukuran Gigi Tetap
Gigi anak berlapis dapat diatasi dengan melakukan pengecilan ukuran gigi tetap. Proses ini dilakukan
oleh dokter spesialis dengan mengikis bagian luar gigi yang ingin dikecilkan. Dengan begitu, gigi baru
dapat memiliki ruang untuk tumbuh secara rata.
 Operasi
Operasi menjadi solusi paling tepat untuk memperbaiki masalah gigi bertumpuk yang terlalu parah.
Sekrup atau pelat akan dipasangkan guna menyangga bagian gigi yang bermasalah atau
menstabilkan bentuk tulang rahang. Proses ini tentunya membutuhkan serangkaian pemeriksaan
yang panjang.
Masalah gigi berlapis pada anak sangat beragam dan memang tidak semua membutuhkan
perawatan intensif. Namun sebaiknya tetap segera ditangani dengan memeriksakannya ke dokter
gigi profesional. Dengan begitu, kondisi klinis gigi anak pun dapat lebih mudah diperbaiki.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium
4. Muncul Benjolan di Gusi? Cari Tahu Sebabnya yuk! (Part I)
Benjolan di gusi adalah salah satu indikasi ada sesuatu yang tidak beres terutama dalam aspek
kesehatan mulut. Sayangnya, banyak orang mengabaikan dan bahkan tidak menyadari gejala ini.
Lebih seringnya lagi, penderita baru menganggapnya sebagai hal yang tidak lazim begitu benjolan
sudah membesar. Adapun beberapa penyebab umum terjadinya benjolan pada gusi adalah sebagai
berikut :
 Abses Gusi
Abses gusi atau abses periodontal adalah kondisi adanya pembengkakan seperti benjolan pada
gusi yang lunak saat disentuh. Benjolan tersebut berisi gumpalan nanah akibat infeksi bakteri.
Penderita pun kerap mengalami keluhan nyeri hebat akibat abses pada gusi. Abses gusi tidak
dapat sembuh sendiri sehingga perlu segera mendapat penanganan dokter gigi. Apabila
dibiarkan terlalu lama, maka risikonya juga makin meningkat. Infeksi pun dapat menyebar ke
bagian mulut lainnya, leher, atau bahkan kepala.
 Kista Gigi
Gigi juga tidak lepas dari risiko kista yang ditandai dengan terbentuknya kantong abnormal dan
berisi udara, cairan, atau material tertentu lainnya. Kista gigi umumnya terbentuk pada gusi
dekat mahkota, gigi geraham bungsu, ujung akar gigi, gigi yang tidak sehat, bahkan bibir.
 Radang Gusi 
Radang gusi paling sering terjadi karena kebersihan mulut yang buruk. Akibatnya, gusi
mengalami iritasi sehingga berwarna kemerahan, bengkak, dan muncul benjolan. Gingivitis gigi
dapat diatasi dengan mengubah kebiasaan buruk, termasuk menghilangkan kebiasaan merokok,
dehidrasi, dan lain sebagainya. Namun, kotoran yang sudah ada di gigi juga perlu dibersihkan
melalui perawatan dental scaling atau bahkan root planing sesuai kondisi.
 Mukokel
Mukokel adalah kista mukosa, yakni benjolan berisi cairan yang muncul saat saluran kecil pada
kelenjar ludah rusak atau tersumbat. Secara umum mukokel dapat sembuh dengan sendirinya
sehingga tidak memerlukan pengobatan. Namun, hal ini tentu dipengaruhi seberapa parah
mukokel yang terjadi. Pun untuk mencegah infeksi atau kerusakan jaringan, penderita tidak
sebaiknya mengeluarkan cairan dari benjolan tersebut.
Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium
5. Muncul Benjolan di Gusi? Cari Tahu Sebabnya yuk! (Part II)
Di samping empat hal sebelumnya, ada pula beberapa penyebab yang mengakibatkan benjolan pada
gusi seperti berikut :
 Fibroma
Fibroma adalah benjolan di gusi yang muncul akibat tumbuhnya jaringan gusi secara berlebihan.
Kondisi ini biasanya muncul saat gusi terbentur atau mengalami luka maupun gesekan. Biasanya,
fibroma muncul pada orang yang menggunakan gigi palsu tapi tidak pas. Benjolan ini juga bisa
muncul saat Anda tidak sengaja menabrak gusi dengan bagian sikat gigi yang keras. Selain di
gusi, fibroma juga bisa muncul di pipi bagian dalam, lidah bagian samping, dan bibir bagian
dalam. Benjolan di gusi yang satu ini tidak menimbulkan rasa sakit.
 Oral lichen planus
Oral Lichen Planus (OLP) adalah kondisi peradangan kronis yang memengaruhi kulit di bagian
dalam mulut. Kondisi ini dapat muncul di mulut saja atau di bagian tubuh lainnya pada saat yang
bersamaan.
 Granuloma piogenik
Granuloma piogenik adalah benjolan di gusi yang berwarna merah keunguan dan tidak
menimbulkan sakit. Meski penyebab munculnya hingga saat ini belum terlalu jelas, tapi benturan
dan trauma fisik diduga menjadi pemicu utama. Namun beberapa perempuan juga melaporkan
mengalaminya saat hamil. Sehingga, ada kemungkinan juga kemunculan benjolan ini
berhubungan dengan perubahan hormon.
 Torus
Benjolan di gusi yang tidak terasa sakit, juga bisa disebabkan oleh torus. Torus adalah
pertumbuhan tulang berlebih yang umumnya terjadi pada langit-langit mulut atau di dasar
mulut. Terkadang, torus juga bisa muncul di gusi bagian depan. Benjolan ini tidaklah berbahaya
dan tanpa rasa sakit. Namun pada beberapa kasus, torus tumbuh terlalu besar sehingga terasa
mengganjal dan mengganggu pengucapan.
 Kanker mulut
Kanker mulut adalah kanker yang terjadi pada jaringan dinding mulut, bibir, lidah, gusi, atau
langit-langit. Kanker mulut juga dapat menyerang jaringan di tenggorokan (faring) dan kelenjar
ludah. Kanker mulut umumnya ditandai dengan sariawan yang tidak kunjung sembuh, serta
kemunculan bercak putih atau merah, dan rasa sakit di dalam mulut.
 Konsumsi obat-obatan tertentu
 Iritasi bahan atau zat tertentu
 Kurang vitamin
Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

6. Cara Mengobati Benjolan di Gusi


Berdasarkan penyebab yang dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa benjolan di gusi tidak
selalu berbahaya. Sebelum ke dokter (khususnya pada tahap awal), Anda bisa melakukan beberapa
cara untuk mengatasi gusi yang bengkak seperti berikut :
 Berkumur dengan Air Garam
Gusi yang benjol umumnya terjadi karena proses peradangan yang menyebabkan banyaknya
cairan pada sel-sel gusi. Cairan dalam gusi tersebut mempunyai konsentrasi lebih rendah
dibandingkan larutan garam. Maka dari itu, berkumur dengan air garam akan “menyedot” cairan
dalam benjolan keluar sehingga benjolan lebih cepat menyusut. Kandungan natrium pada garam
juga mampu menekan pertumbuhan bakteri yang membuat gusi bengkak. Lebih terkendalinya
jumlah bakteri ini juga dapat menghilangkan bau mulut yang tidak sedap.
 Mengompres dengan Air Hangat atau Es
Mengompres tidak selalu menggunakan air hangat dn tidak selalu menggunakan es pula.
Pemilihan tersebut berdasarkan kondisi yang dialami. Jika Anda mengalami gusi bengkak tanpa
disertai nyeri berdenyut, maka lakukan kompres menggunakan es batu. Sebaliknya, jika Anda
mengalami gusi bengkak dengan nyeri yang berdenyut, kompreslah gusi dengan air hangat.
 Menghindari Penyebab Iritasi
Jangan memperparah keadaan dengan tetap mengonsumsi penyebab iritasi saat gusi bengkak,
seperti alkohol, merokok, dan sebagainya. Selain itu, jaga kesehatan dan kebersihan mulut
dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari, memenuhi asupan nutrisi yang tepat, dan lain-
lain.
Dokter gigi adalah pihak yang paling berkompeten untuk melakukan pemeriksaan dan menentukan
tindakan yang harus dilakukan. Oleh sebab itu, jika Anda merasakan benjolan selama beberapa hari
terutama dengan adanya keluhan lain, maka jangan tunda lebih lama untuk memeriksakan diri.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

7. Cara untuk Mencegah Benjolan di Gusi


Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk menghindari rasa tidak nyaman, sakit, dan
meningkatkan risiko berbagai kesehatan lainnya akibat gusi bengkak, ada beberapa hal yang bisa
Anda lakukan yaitu sebagai berikut :
 Penuhi Kebutuhan Nutrisi Tubuh
Selain nutrisi makro, Anda perlu memperhatikan pula asupan mineral dan vitamin yang
diperlukan tubuh termasuk gusi. Kebutuhan setiap orang tidak selalu peris sama, terutama pada
beberapa orang dengan kondisi tertentu seperti kehamilan. Tentunya, pemenuhan nutrisi tidak
cuma dari segi kuantitas, tetapi juga kualitas sumbernya.
 Membersihkan Gigi dan Mulut 
Setidaknya gosoklah gigi sebanyak dua kali sehari (jangan lupa untuk membersihkan lidah).
Hindari membiarkan bekas makanan atau minuman menempel terlalu lama di gigi dan rongga
mulut, terlebih setelah mengonsumsi tinggi gula. Selain itu, Anda bisa menggunakan pula  dental
floss  dan obat kumur misalnya listerine jika diperlukan.
 Menjaga Hidrasi
Dehidrasi membuat mulut kering, rasa tidak nyaman, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit
gusi dan mulut. Pasalnya, makin kering mulut, makin sedikit pula produksi air liur. Padahal, air
liur berperan penting dalam membantu membersihkan sisa makanan yang menempel di
permukaan gigi.
 Hentikan Kebiasaan Merokok 
Nikotin pada rokok dapat memicu sistem imun menjadi lemah sehingga perlawanan terhadap
bakteri berkurang. Salah satu dampaknya adalah gusi meradang dan bengkak. Tak ketinggalan,
fungsi-fungsi normal sel di jaringan gusi juga akan terganggu serta aliran darah ke gusi jadi
terhambat.
Benjolan di gusi adalah salah satu indikasi kesehatan gusi yang terganggu. Kondisi ini tidak selalu
berbahaya sesuai penyebabnya, tetapi dalam beberapa kasus justru menjadi gejala penyakit serius.
Oleh sebab itu, kenali apa yang menyebabkan benjolan pada gusi dan lakukan beberapa penanganan
tahap awal. Jika kondisi tak kunjung membaik, segera periksakan ke klinik gigi terpercaya.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

8. Waspada! Hal ini yang dapat menyebabkan Gigi Keropos


Tak cuma tulang yang terdapat di badan, gigi juga dapat mengalami pengeroposan. Gigi keropos
adalah kondisi terkikisnya enamel (lapisan paling luar gigi) yang disebabkan oleh zat asam.
Pengeroposan juga sangat mungkin menyebabkan lubang pada gigi. Ada berbagai penyebab gigi
menjadi keropos. Umumnya, penyebab gigi yang keropos pun disebabkan oleh kebiasaan tidak sehat
seperti berikut ini :
 Kurang Asupan Kalsium
Gigi juga memerlukan asupan kalsium yang cukup seperti tulang untuk mempertahankan
kekuatannya. Maka dari itu, di samping nutrisi makro, pastikan kebutuhan vitamin dan mineral
tercukupi. Hal ini terutama perlu lebih diperhatikan untuk orang dengan berbagai kondisi khusus
seperti ibu hamil atau orang yang mengonsumsi kafein terlalu banyak.
 Malnutrisi
Berbagai faktor kebiasaan seperti diet yang buruk, stres, akumulasi racun dari luar, dan lain-lain
membuat tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal dan seimbang. Akibatnya, proses
regenerasi lapisan gigi pun tidak sempurna yang dapat menyebabkan gigi keropos. Sebuah studi
pun menunjukkan bahwa sebesar 25% ketidakseimbangan bahan kimia dalam tubuh cukup
untuk membuat gigi busuk.
 Dehidrasi
Dehidrasi menyebabkan mulut kering. Selain membuat tak nyaman, produksi air liur yang
berperan memecah sisa makanan dan membunuh bakteri yang menempel pada gigi pun jadi ikut
terganggu saat dehidrasi. Itu artinya, makin sedikit air liur yang diproduksi, maka makin banyak
bakteri dan sisa-sisa makanan yang tersisa di dalam mulut dan membentuk karang gigi. Karang
gigi akan merusak enamel dan membuat gigi mengalami pengeroposan.
 Terlalu banyak dan sering mengonsumsi makanan atau minuman tinggi gula
 Mengonsumsi obat-obatan tertentu
 Mengonsumsi minuman berkarbonasi atau bersoda
 Minimnya konsumsi fluoride
 Tidak menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut
Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :

Whatsapp : 0813 9887 3486

Telepon : 021 2267 2131

Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime

#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis


#doktergigiindonesia #doktergigipremium

9. Ciri-Ciri Gigi Keropos di Usia Muda


Pengeroposan gigi membuat gigi terlihat baik-baik saja di luar, tetapi justru kopong di dalam.
Keropos pada gigi biasanya baru dapat dilihat melalui bantuan sinar X (akan tampak lubang-lubang
kecil di bagian tengah gigi). Karena hal tersebut kita harus lebih waspada terhadap gigi keropos
dengan mengamati beberapa gejala-gejala seperti berikut ini :
 Bintik Putih pada Gigi 
Hal Ini merupakan tahap pertama dan pengeroposan berada di lapisan enamel.
 Bintik Kecokelatan 
Bercak putih mulai berubah menjadi kecokelatan, masih di bagian enamel.
 Gigi menjadi Sensitif 
Pengeroposan telah mencapai dentin sehingga gigi sensitif khususnya terhadap makanan atau
minuman yang panas atau dingin.
 Gigi Nyeri atau Ngilu
Pengeroposan telah mencapai pulpa, yakni bagian gigi yang dipenuhi oleh pembuluh darah dan
saraf. Pulpa yang terdampak menjadi bengkak dan jaringan di sekitarnya tidak dapat menahan
inflamasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa sakit.
 Demam dan Gusi Membengkak
Infeksi yang makin parah dapat menyebabkan abses. Situasi ini menimbulkan beberapa gejala
seperti demam dan nyeri yang lebih hebat, bengkak pada rahang, wajah, dan/atau gusi, hingga
kelenjar getah bening di sekitar leher.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

10. Cara Mengatasi Gigi Keropos


Gigi yang keropos dapat diatasi menggunakan beberapa cara berikut :
 Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Tepat
Kandungan active remin complex  dalam pasta gigi dapat membantu mengembalikan mineral
alami gigi. Cara ini cocok untuk mengatasi pengeroposan gigi di tahap awal.
 Hidrasi Tubuh dengan Baik
Air liur sebenarnya mengandung kalsium, fosfat, dan fluoride yang membantu menjaga
keseimbangan pH dalam mulut. Guna memastikan produksi air liur cukup sehingga dapat
membantu menetralkan pH air liur, minum air sesuai kebutuhan tubuh.
 Perbaiki Pola dan Nutrisi Makan
Proses demineralisasi atau pengeroposan juga bisa dilakukan dengan merangsang kelenjar
parotis untuk memproduksi air liur ber-pH seimbang. Cara untuk merangsang kelenjar ini
adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seperti telur, tahu, sayur dan makanan
berserat, daging ayam maupun unggas lainnya, seafood,  keju, dan produk dairy  lainnya.

Beberapa kasus pengeroposan gigi yang parah tak bisa hanya dengan mengandalkan tiga cara di
atas. Jika sampai terjadi abses misalnya, dokter gigi akan memberi antibiotik untuk menghentikan
infeksi. Dokter gigi juga mungkin melakukan tindakan lain yang dibutuhkan sesuai kondisi gigi yang
keropos. Dokter gigi akan membersihkan karang gigi, melakukan penambalan pada gigi, melakukan
perawatan saluran akar gigi, hingga operasi berdasarkan keadaan.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

11. Cara Mencegah Gigi Keropos di Usia Muda


Siapa saja bisa mengalami pengeroposan gigi, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Pengeroposan ini
pun akan makin fatal sesuai bertambahnya usia saat gigi telah bersifat permanen. Oleh karena itu,
penting untuk melakukan pencegahan sedini mungkin. Berikut adalah beberapa tindakan
pencegahannya :
 Membatasi Konsumsi Gula
Anak-anak maupun orang dewasa menyukai makanan manis dengan kandungan gula tinggi.
Sayangnya, gula justru menjadi ancaman tersendiri untuk gigi apalagi jika tidak dibarengi dengan
perawatan kesehatan gigi yang maksimum. Kandungan gula yang ada pada roti, permen,
maupun jajanan lainnya alam diubah oleh mikroorganisme di dalam mulut menjadi asam. Kadar
asam yang tinggi inilah yang kemudian merusak lapisan mineral gigi.
 Mencukupi Kebutuhan Gizi
Asupan gizi yang tepat baik kualitas maupun kuantitasnya adalah kunci dasar tubuh yang sehat,
termasuk gigi. Terutama untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi, perhatikan asupan
kalsium. Pilihlah bahan-bahan dengan kandungan tinggi kalsium (tanpa harus melebihi jumlah
yang dibutuhkan setiap harinya) yang rendah lemak.
 Kurangi Kebiasaan Menyusu atau Menghisap Dot Sebelum Tidur
Keropos pada gigi anak-anak kerap terjadi karena kebiasaan ini. Sisa susu yang ada di mulut akan
diolah oleh bakteri menjadi asam sehingga mineral pada lapisan luar gigi pun akan terkikis.
Orang tua sebaiknya sedari awal mengajarkan kepada anak untuk tidak bergantung pada dot
saat akan tidur. Beberapa ahli menyarankan anak dapat lepas dari dot sebelum mencapai usia
delapan belas bulan.
 Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
Gosok gigi minimal dua kali sehari dengan sikat dan pasta gigi yang tepat. Jangan biarkan sisa
makanan dan minuman menempel terlalu lama dan membiarkan mikroorganisme memicu asam
berlebihan. Lakukan dental floss  dan berkumur dengan cairan antiseptik apabila diperlukan. Tak
lupa, jadikan pemeriksaan berkala ke klinik dokter gigi (minimal enam bulan sekali) menjadi
kebiasaan.
Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

12. Tips Cara Merawat Sikat Gigi Supaya Lebih Awet

Mulut merupakan tempat berkumpulnya jutaan bakteri, termasuk bakteri penyebab plak


gigi. Jadi, tak heran apabila bakteri-bakteri tersebut menempel pada sikat gigi. Perlu diketahui pula
bahwa sikat gigi merupakan alat kesehatan yang rentan terhadap kuman dan penyakit. Kebiasaan
rajin menggosok gigi juga harus diikuti dengan menjaga kebersihan sikat gigi. Berikut ini adalah lima
cara menjaga kebersihan sikat gigi :
 Hindari Meletakkan Sikat Gigi di Tempat Tertutup
Tak jarang orang yang menyimpan sikat gigi di wadah tertutup, di dalam lemari, atau bahkan
menutup kepala sikat menggunakan penutup bawaan. Umumnya hal ini dilakukan agar bulu sikat
bebas dari bakteri di kamar mandi. Namun ternyata kebiasaan ini kurang tepat. Menyimpan sikat
gigi di tempat tertutup justru akan membuat bulu-bulu sikat menjadi lembab. Bakteri sangat
menyukai area lembab dan akibatnya sikat Anda menjadi sarang berkumpulnya bakteri. Cara
menjaga kebersihan sikat gigi yang baik adalah dengan meletakkannya di cangkir atau
menggantungnya di tempat terbuka.
 Pisahkan Sikat Gigi dari Milik Orang Lain
Sikat gigi harus diletakkan secara terpisah, sekalipun dengan anggota keluarga sendiri.
Apabila mencampurkan banyak sikat gigi, otomatis permukaan kepala sikat akan saling menempel.
Hal ini dapat meningkatkan risiko kontaminasi silang yang sama resikonya dengan berbagi sikat gigi.
Cara merawat sikat gigi yang benar adalah dengan meletakkan di wadah yang memiliki penyekat.
Pastikan pula sikat menghadap ke atas agar bulu sikat memiliki ruang untuk bernapas dan menjaga
kelembaban bulu sikat.
 Gunakan Obat Kumur / Hidrogen Peroksida
Selain dari tempat di mana Anda meletakkan sikat gigi, Anda juga dapat menjaga kebersihan
sikat dengan mencucinya menggunakan obat kumur atau hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
merupakan desinfektan yang cukup efektif untuk membunuh berbagai mikroorganisme. Anda juga
bisa menggunakan obat kumur yang Anda pakai untuk membersihkan sikat gigi. Obat kumur
mengandung beberapa bahan aktif seperti alkohol, eucalyptol, dan mentol yang terbukti ampuh
membunuh bakteri. 
 Gunakan Alat Sterilisasi UV
Membeli alat sanitasi sikat gigi berteknologi sinar ultraviolet bisa menjadi pilihan yang ideal.
Menurut penelitian PubMed Central, sinar UV jauh lebih efektif untuk membunuh kuman yang
menempel pada sikat gigi. Bahkan jauh lebih efektif dari sekadar menggunakan larutan garam dan
klorheksidin glukonat.
Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium
13. Apa Itu Anatomi Gigi Manusia?
Gigi mempunyai anatomi yang cukup kompleks meski ukurannya kecil. Seperti bagian tubuh lainnya,
gigi juga terdiri dari beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing bagian gigi
pun terdiri dari beberapa bagian lagi yang lebih kecil. Secara umum, gigi terdiri dari tiga bagian besar
yaitu mahkota, leher, dan akar. Selengkapnya berikut adalah apa saja yang termasuk anatomi dari
gigi :
 Enamel
Enamel merupakan bagian dari mahkota sekaligus lapisan gigi yang paling luar dan paling keras.
Enamel terdiri dari mineral dan kalsium fosfat hingga 95% yang berfungsi melindungi jaringan
vital di dalam gigi. Selain itu, enamel juga menjadi berfungsi sebagai “garda terdepan” gigi
dengan melindungi gigi dari bakteri maupun kekuatan gigi itu sendiri.
 Dentin
Dentin adalah lapisan dasar enamel yang juga merupakan lapisan jaringan termineralisasi. Fungsi
utama jaringan keras yang mengandung tabung kecil ini adalah untuk melindungi gigi dari
tekanan atau suhu panas dan dingin. Saat enamel rusak, tingkat sensitivitas dentin pun
meningkat dan menyebabkan suhu panas maupun dingin dapat masuk ke gigi. Hal inilah yang
menyebabkan penderita kerap mengeluhkan ngilu dan nyeri saat mengonsumsi makanan atau
minuman yang panas maupun dingin.
 Pulpa
Pulpa termasuk ke dalam bagian leher gigi dan merupakan bagian pipi paling dalam yang terdiri
dari saraf, pembuluh darah, dan jaringan lunak lainnya. Pulpa memiliki tekstur lebih lembut dan
dapat ditemukan di pusat serta inti gigi. Bagian gigi ini berfungsi untuk memberi nutrisi dan
sinyal kepada gigi. Tak lupa, adaya pembuluh getah bening di pulpa juga menjadi salah satu cara
untuk membawa sel-sel darah putih ke gigi untuk membantu melawan bakteri
 Sementum
Sementum merupakan bagian dari akar gigi. Sementemu bebentuk lapisan jaringan ikat
berwarna kuning muda dan mempunyai struktur seperti tulang gigi. Adapun fungsi dari
sementum adalah untuk mengikat dengan kuat akar gigi ke gusi dan tulang rahang.
 Ligamentum Periodontal 
Ligamentum periodontal juga terdiri dari pembuluh darah dan saraf. Bagian akar gigi ini
berfungsi sebagai soket gigi yang membantu menahan gigi dengan kuat melawan rahang. Dalam
kata lain, ligamentum periodontal membantu gigi menahan kekuatannya saat menggigit dan
mengunyah.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

14. Yuk Kenali Jenis Gigi Kita


Gigi mempunyai berbagai macam fungsi, gigi adalah struktur dalam anatomi tubuh yang paling sulit
hancur. Ini karena terdapat kandungan protein seperti kolagen dan juga mineral berupa kalsium.
Untuk informasi lebih lanjut berikut macam-macam jenis gigi beserta fungsinya :
 Gigi Seri
Jumlah gigi seri manusia adalah sebanyak delapan di bagian depan yang terbagi menjadi empat di
sisi atas dan empat di sisi bawah. Jenis gigi ini adalah jenis gigi pertama yang muncul pada manusia
saat berumur sekitar enam bulan (bayi). Adapun fungsi dari gigi seri adalah untuk menggigit,
merobek, memotong, dan menahan makanan.
 Gigi Taring
Gigi taring berada tepat di sebelah gigi seri. Jumlah gigi taring adalah sebanyak empat yang terbagi
menjadi dua di sisi atas dan dua sisi bawah. Gigi taring juga merupakan gigi yang paling tajam untuk
mendukung fungsi utamanya, yakni merobek makanan. Kemunculan gigi taring biasanya bermula
pada usia 16 hingga 20 bulan dan akan berganti permanen pada sekitar usia 9 tahun.
 Gigi Premolar
Dari arah depan, gigi premolar berada persis setelah gigi taring, baik di sisi kanan maupun kiri.
Jumlah total jenis gigi ini pada orang dewasa adalah sebanyak delapan: empat di sisi bawah dan
empat di sisi atas. Fungsi gigi premolar tak lain adalah untuk mengunyah dan menggiling makanan
menjadi potongan yang lebih kecil sehingga mudah ditelan. Hal ini juga didukung dengan adanya
serangkaian elevasi (puncak) untuk memecah partikel makanan. Umumnya tiap gigi premolar
mempunyai dua katup untuk menghancurkan makanan tersebut.
 Gigi Geraham
Inilah jenis gigi yang mempunyai ukuran paling besar dengan bentuknya yang pipih. Lokasi gigi
geraham ada di bagian paling belakang mulut dengan total jumlahnya sebanyak delapan (empat di
atas empat di bawah). Gigi geraham juga berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan.
Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

15. 3D DENTAL SCAN


Pemindaian gigi 3D digunakan di JT Dental Prime untuk mendapatkan pandangan 360 derajat dari
gigi dan gusi Anda. Alat ini bahkan dapat mengambil gambar jaringan, saraf, dan struktur tulang di
dalam mulut Anda. Dan semuanya selesai dalam hitungan detik.

Hasilnya adalah gambar 3D yang dapat ditinjau secara digital dan mudah diakses oleh semua orang
di jaringan gigi Anda (dokter bedah mulut, ortodontis, dll.). Mereka setara dengan pemindaian Cat,
memberikan pandangan yang hampir tak terbatas tentang kesehatan mulut Anda.

Dengan alat ini, kita diperlengkapi untuk mengenali keadaan darurat gigi lebih awal. Ini juga
memungkinkan kami di JT Dental Prime untuk memberi Anda rencana perawatan yang lebih akurat,
yang pada akhirnya dapat menghemat banyak uang.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigispesialis #doktergigiindonesia
#doktergigipremium
16. Apa itu Retainer Gigi?
Penahan gigi atau retainer gigi adalah alat bantu yang digunakan untuk menjaga kerapian susunan
gigi setelah perawatan kawat gigi atau behel. Retainer dapat dipasang di permukaan atas maupun
bawah gigi. Bentuk retainer sendiri harus disesuaikan dengan susunan gigi yang sudah rapi. Ini
dilakukan untuk menjamin kenyamanan alat penahan gigi tersebut karena biasanya harus digunakan
dalam jangkat waktu yang panjang. Selain sebagai perawatan lanjut setelah mengenakan behel,
retainer gigi juga memiliki fungsi lain. Alat bantu ini dapat merapatkan kembali gigi yang bercelah.
Bahkan juga bisa untuk memperbaiki bentuk dan posisi tulang rahang serta memperbaiki kebiasaan
buruk.

Para ahli menyarankan bahwa pasien yang baru selesai menjalani perataan gigi dengan behel
maupun aligner untuk langsung menggunakan retainer. Hal ini untuk mencegah pergeseran gigi yang
bisa terjadi setelah pelepasan behel atau aligner.Meski demikian, setiap individu memiliki kondisi
gigi yang berbeda. Pada beberapa orang mungkin akan langsung mengalami pergeseran gigi yang
signifikan hanya dalam hitungan minggu tidak memakai retainer. Namun pada orang lain, hal
tersebut belum tentu terjadi. Untuk itulah, penting menggunakan retainer agar posisi gigi tidak
bergeser.

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium

17. Fungsi Retainer Gigi


Retainer tak hanya berfungsi untuk menjaga kerapian gigi setelah perawatan kawat gigi. Retainer
gigi memiliki beberapa fungsi tambahan, antara lain sebagai berikut :
 Mengatasi Gigi Renggang
Retainer dapat membantu merapatkan gigi yang bercelah atau renggang. Umumnya masalah ini
terjadi pada pasien yang sama sekali tidak menggunakan atau tidak rutin memakai retainer
setelah menyelesaikan prosedur perawatan behel. Gigi yang awalnya rapi lambat laun akan
merenggang. Untuk itu, perlu menggunakan retainer agar susunan gigi kembali seperti saat
mengenakan behel.
 Mengatasi Gangguan Berbicara
Beberapa anak yang masih dalam masa pertumbuhan kerap mengalami gangguan berbicara.
Gangguan yang dimaksud adalah kesulitan untuk mengucapkan kata-kata baru dengan benar.
Pemasangan retainer membantu anak menyesuaikan penempatan lidahnya agar dapat
mengucapkan kata-kata dengan benar.
 Mengurangi Kebiasaan Menggemeretakkan Gigi
Retainer gigi juga dapat membantu mengurangi kebiasaan buruk, seperti menggemeretakkan
gigi terutama saat tidur. Dalam istilah medis, kecenderungan ini dinamai bruxism. Jika dibiarkan,
maka dapat membuat gigi menjadi rusak. Pemasangan retainer dapat melindungi gigi dari
kebiasaan buruk tersebut.
 Melindungi Gigi dari Kebiasaan Mendorong Lidah
Beberapa orang memiliki kebiasaan memajukan lidah mereka saat menelan, berbicara atau
bahkan saat tidak melakukan apa-apa. Jika dibiarkan, maka dapat mendorong gigi menjadi maju.
Otomatis, susunan gigi yang sebelumnya sudah rapi karena behel menjadi rusak kembali. Nah,
disinilah retainer berfungsi sebagai penahan gigi agar tetap di tempat yang seharusnya. 
 Membantu Menjaga Kesehatan Rongga Mulut
Gigi yang rapi lebih mudah untuk dibersihkan. Dengan rajin menggunakan retainer gigi, posisi
gigi tetap akan rapi. Proses menyikat gigi dan menggunakan dental floss juga menjadi lebih
mudah. Senyum putih mutiara Anda pun tetap terjaga. 

Ayo periksakan kondisi Kesehatan gigi dan mulut mu, booking sekarang :
Whatsapp : 0813 9887 3486
Telepon : 021 2267 2131
Kami tunggu kedatangan Anda di JT Dental Prime
#JTdentalprime #doktergigi #dentist #doktergigijakarta #doktergigijakartautara #doktergigispesialis
#doktergigiindonesia #doktergigipremium
https://axeldental.id/keliatan-makin-cantik-simak-fungsi-dan-jenis-retainer-gigi-ini/

https://axeldental.id/article/page/24/

Anda mungkin juga menyukai