Anda di halaman 1dari 31

EVALUASI DALAM Teguh Wahyudi

ASKEP LANSIA
Pengertian
Pengertian Evaluasi
Evaluasi

Proses yang disengaja dan sistematik dimana penilaian


dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan dari
sesuai dengan membandingkan pada kriteria yang
diidentifikasi atau standar sebelumnya (Wilkinson,
2007)
• Meskipun evaluasi adalah langkah akhir
dari proses keperawatan, evaluasi bukan
berarti akhir dari proses.
• Informasi digunakan untuk memulai siklus
yang baru.
• Hasil evaluasi digunakan untuk
membandingkan respon pasien terhadap
outcome yang telah direncanakan dan
menggunakan informasi ini untuk me-
review asuhan keperawatan.
Fungsi
Fungsi Evaluasi
Evaluasi

• Menentukan perkembangan kesehatan klien.


• Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
• Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
• Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
• Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab
Kriteria Evaluasi Keperawatan Lansia
• .

• Efektifitas mengidentifikasi apakah pencapaian


tujuan yang diinginkan telah optimal.
• Efisiensi apakah manfaat yang diinginkan benar-
benar berguna atau bernilai.
• Responsivitas:mengkaji apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan/keinginan, preferensi,
atau nilai kelompok tertentu terhadap
pemanfaatan suatu sumber daya
Teknik
TeknikEvaluasi
EvaluasiKeperawatan
KeperawatanLansia
Lansia

• Wawancara
• Pengamatan/observasi
• Studi Dokumentasi
Teknik Evaluasi Keperawatan Lansia: Wawancara

• Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka


atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon klien.
• Teknik non verbal meliputi : mendengarkan
secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata.

Mendengarkan secara aktif merupakan suatu


hal yang penting dalam pengumpulan data,
tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit
dipelajari.
Cont: Teknik Evaluasi Keperawatan Lansia: Wawancara

Tahapan wawancara / komunikasi


• Persiapan.
lakukan persiapan dengan membaca status klien.
Jangan mempunyai prasangka buruk kepada klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh
memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup.
Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara
harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
• Pembukaan atau perkenalan
Perkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan
faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan.
Beri informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan
dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
Cont: Teknik Evaluasi Keperawatan Lansia: Wawancara

• Isi / tahap kerja


Fokus wawancara adalah klien
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan jelaskan bila
perlu.
Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada
waktunya
Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
Cont: Teknik Evaluasi Keperawatan Lansia: Wawancara

• Terminasi
Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya /
pendapatnya secara bebas
Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Tidak bersifat menggurui
Memperhatikan pesan yang disampaikan
Mengurangi hambatan-hambatan
Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
Menghindari adanya interupsi
Mendengarkan penuh dengan perasaan
Memberikan kesempatan istirahat kepada klien .
Cont: Teknik Evaluasi Keperawatan Lansia: Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan


penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan,
sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi
adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Cont: Teknik Evaluasi Keperawatan Lansia: Observasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah:


• Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan),
karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau
mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya :
“Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan
besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien
akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
• Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
• Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan
dimengerti oleh perawat yang lain
Cont: Teknik Evaluasi Keperawatan Lansia: Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan melihat catatan pada lembar suhan


keperawatan atau data lain yang mendukung
Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia
• Menentukan kriteria, standar praktik, dan
pertanyaan evaluatif
• Mengumpukan data mengenai status
kesehatan klien yang baru terjadi
• Menganalisis dan membandingkan data
terhadap kriteria dan standar
• Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
• Melaksanakan intervensi yang sesuai
berdasarkan kesimpulan
Cont: Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.


 Kriteria
 Semua kriteria yang digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai
kriteria hasil.
 Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan keperawatan. Kriteria
hasil didefinisikan sebagai sandar untuk menjelaskan respons atau
hasil dari rencana asuhan keperawatan.
 Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour), supaya
dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah
yang mudah dipahami.
 Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap orang yang
terlibat dalam evaluasi
Cont: Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan


evaluatif.
Standar Praktik
 Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep
teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik
keperawatan saat ini.
 Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk
menentukan kesesuaian dalam penggunaannya.
 Contoh pemakaian standar dapat dilihat pada
Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh
ANA
Cont: Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan


evaluatif.
Pertanyaan Evaluatif
 Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep
teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik
keperawatan saat ini.
 Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk
menentukan kesesuaian dalam penggunaannya.
 Contoh pemakaian standar dapat dilihat pada
Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh
ANA
Cont: Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien


yang baru terjadi
 Siapa yang bertanggung jawab dalam pengumpulan
data?
 Kapan data tersebut diperoleh?
 Sarana apa yang akan digunakan untuk
memperoleh data?
 Perawat professional yang pertama kali mengkaji
data klien dan menyusun perencanaan adalah orang
yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi
respon klien terhadap intervensi yang diberikan.
Cont: Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap


kriteria dan standar
 Analisa tentang kesesuaian dan pentingnya suatu
data dengan cara membandingkan data evaluasi
dengan kriteria serta standar dan menyesuaikan
asuhan keperawatan yang diberikan dengan
kriteria dan standar yang sudah ada.
 Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat
memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan
Cont: Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

3. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan


 Menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang
telah dilaksanakan.
 Kemudian menentukan kesimpulan pada setiap
diagnosis yang telah dilakukan intervensi.
 Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin
membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh
karena itu memerlukan suatu perbaikan dan
perubahan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin
perencanaan yang telah disusun 100% gagal.
Cont: Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

4. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan


kesimpulan.

Pada tahap ini perawat melakukan intervensi


berdasarkan hasil kesimpulan yang sudah diperbaiki
dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan
rencana asuhan keperawatan.
Jenis Evaluasi Keperawatan Lansia

1. Evaluasi formatif (proses)


Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah
aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
peayanan asuhan keperawatan.
Dilaksanakan segera setelah perencanaan
keperawatan diimplementasikan
Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan
hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai.
Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu
pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk
selama 30 menit tanpa pusing.
Cont: Jenis Evaluasi Keperawatan Lansia

2. Evaluasi Sumatif (hasil)


Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan
analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan.
Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan
perilaku atau status kesehatan klien pada akhir
asuhan keperawatan.
Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan
keperawatan.
Penilaian dalam evluasi

1. Dimensi dalam penilaian:


 Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang
diakitkan dengan pencapaian tujuan
 Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah
dalam bentuk uang, waktu, tanaga dan
bahan/peralatan yang diperlukan
 Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan
yang dilakukan untuk memecahkan masalah dengan
baik sesuai dengan pertimbangan profesional
 Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari
tindakan apakah semua tindakan dilaksanakan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Cont: Penilaian dalam evluasi

2. Kriteria dan standar


 Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak
tetap yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan
telah tercapai.
 Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang
diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan
yang sebenarnya.
 Standar akan memberitahukan apakah tingkat
pelaksanaan atau keadaan menunjukkan
keberhasilan atau tercapainya tujuan
Cont: Penilaian dalam evluasi

3. Pengukuran Hasil Penilaian


Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3
dimensi:
 Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan
anak pada anak dengan BB BGM
 Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap
positif keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit setelah sebelumnya sempat ditelantarkan
 Pengetahuan dan perubahan perilaku, keluarga
melaksanakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan
dengan perawatan lansia dengan keterbatasan
aktivitas
Cont: Penilaian dalam evluasi

4. Alasan Pentingnya Penilaian:


Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak
berguna
Untuk menambah ketepatgunaan tindakan
keperawatan
Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan
Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik
keperawatan
Cont: Penilaian dalam evluasi

5. Metoda Penilaian
 Observasi langsung : mengamati secara langsung
perubahan yang terjadi dalam keluarga.
 Wawancara yang berkaitan dengan perubahan
sikap, apakah telah menjalankan anjuran yang
diberikan perawat
 Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana
asuhan keperawatan yang dibuat dan tindakan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana
 Latihan simulasi, berguna dalam menentukan
perkembangan kesanggupan melaksanakan asuhan
keperawatan
Pengukuran Pencapaian Tujuan
Pengukuran pencapaian tujuan dilakukan pada aspek aspek:
 Kognitif: meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala,
pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat, resiko komplikasi, gejala yang harus
dilaporkan, pencegahan, pengukuran dan lainnya.
 Interview : recall knowledge (mengingat), komprehensif (menyatakan informasi
dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi fakta (menanyakan tindakan apa yang
akan klien ambil terait dengan status kesehatannya)
 Affektif: meliputi tukar-menukar perasaan, cemas yang berurang, kemauan
berkomunikasi, dsb.
 Psikomotor: observasi secara langsung apa yang telah dilakukan oleh klien
 Perubahan fungsi tubuh dan gejala
Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:


 Tujuan tercapai: jika klien menunjukkan perubahan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan
 Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan
sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapan
 Tujuan tidak tercapai: jika klien tidak menunjukkan perubahan
dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru
Beberapa Hal Yang Perlu Dipertanyakan Dalam Evaluasi

 Kecukupan informasi
 Relevansi faktor-faktor yang berkaitan
 Prioritas masalah yang disusun
 Kesesuaian rencana dengan masalah
 Pertimbangan fator-faktor yang unik
 Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi
 Logika hasil yang diharapkan
 Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
 Keberhasilan rencana yang telah disusun
 Kualitas penyusunan rencana
 Timbulnya masalah baru.

Anda mungkin juga menyukai