Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai perawat yang professional harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap kita harus
selalu berfikir kritis karena untuk keberhasilan perawatan terutama dalam tahap evaluasi.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian
hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk mencapai
obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga
membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program
perencanaan yang akan datang.
Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang sesungguhnya
dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.oleh karena itu evaluasi sangat di butuhkan setelah
kita melakukan pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan pelaksanaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
2. Apa fungsi evaluasi?
3. Apa kriteria evaluasi?
4. Bagaimana teknik evaluasi?
5. Apa komponen evaluasi?
6. Apa saja jenis evaluasi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui defenisi evaluasi
2. Untuk mengetahui fungsi evaluasi
3. Untuk mengetahui kriteria evaluasi
4. Untuk mengetahui tehnik evaluasi
5. Untuk mengetahui komponen evaluasi
6. Untuk mengetahui jenis evaluasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI

Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang disengaja
dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan dari sesuai
dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya.

Dalam

proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan, terus menerus, aktifitas
yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya
menentukan Wilkinson (2007):
1.
2.

Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai


Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan

Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak perawat
dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak yang ditentukan oleh status
klien atau kondisi yang dievaluasi. Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang
bedah maka perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin evaluasi akan
dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah yang
sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan pengkajian. Tindakan
untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang membedakan adalah kapan dikumpulkan dan
bagaimana dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data untuk membuat
diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk mengkaji efek dari
asuhan keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.
Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi bukan berarti
akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai siklus yang baru. Setelah
mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat membandingkan respon pasien terhadap
outcome yang telah direncanakan dan menggunakan informasi ini untuk me-review asuhan
keperawatan.
B.
1.
2.
3.
4.
5.

FUNGSI EVALUASI
Menentukan perkembangan kesehatan klien.
Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

C. KRITERIA EVALUASI
1. Efektifitas : Yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan telah
optimal.

2. Efisiensi : Menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna atau


bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif.
3. Responsivitas : Yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan
kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap pemanfaatan
suatu sumber daya.
D. TEKNIK EVALUASI
1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untu
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan
suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan
masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat dengan klien. Selain
itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi
dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan
investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi
keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill komunikasi
dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk memperoleh riwayat
keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak
klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan
secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi
respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta
mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data,
tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.
Tahapan wawancara / komunikasi :
i.

Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan
membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada
klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.

Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau
memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan
teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna
memperlancar wawancara.
ii.

Pembukaan atau perkenalan


Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan
diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang
menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai
data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja
yang boleh mengetahuinya.

iii.

Isi / tahap kerja


Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada
masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Fokus wawancara adalah klien


Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaannya
7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
iv.

Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui
kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan
pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi
untuk pertemuan berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya /
pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian

5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti


6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien.
2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan
penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat
panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada klien
(meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat
meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi
tidak murni). Misalnya : Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit.
Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien
akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh
perawat yang lain.
E. KOMPONEN EVALUASI
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses, 1986, hlm.
229-230) :
1) Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
a) Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data dan sebagai
penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua kriteria yang digunakan pada tahap evaluasi
ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hsil akhir asuhan keperawatan.
Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk evaluasi praktik keperawatan
secara luas. Kriteria hasil didefinisikan sebagai sandar untuk menjelaskan respons atau hasil dari

rencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan bagaimana keadaan klien setelah
dilakukan observasi.
Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour) sebagaiman disebutkan dalam
bab terdahulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah yang
mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibat dalam
evaluasi.
b) Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik keperawatan
secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus dilaksanakan dan dapat digunakan
sebagai suatu model untuk kualitas pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian,
konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus secara
cermat disusun dan diuji untuk menentukan kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh
pemakaian standar dapat dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
c) Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan pertanyaan evaluative
(evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan respons
klien terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi :
- Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
- Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
- Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
- Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan diberikan?
- Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
2) Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa yang bertanggung
jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh? Dan sarana apa yang akan
digunakan untuk memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun perencanaan
adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang
diberikan. Perawat lain yang membantu memberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi
dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut
melakukan evaluasi.

3) Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.


Perawat memerlukn ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah,
dan kemampuan mengambil keputusan klinik. Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan
kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria
serta standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standar
yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
4) Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah menyimpulkan
efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan. Kemudian menentkan kesimpulan pada
setiap diagnosis yang telah dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin
membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan
perubhan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal.
Untuk itu diperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai
respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.
5) Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan yang sudah
diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan.
Meskipun pengajian dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus perlu
dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.
F. JENIS EVALUASI
1. Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi
tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan
tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan
keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form

evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien
dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.
2. Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada
tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan
perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini
dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
A. PENGKAJIAN AWAL
1. Identitas klien
Nama
: Ny R
Umur
: 27 tahun
Pendidikan
: SMK
Suku bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Agama
: Islam
Status perkawinan : Kawin
Alamat
: Payakumbuh
2. Identitas suami
Nama
: Tn N
Umur
: 34 tahun
Pendidikan
: SMP
Suku bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Status perkawinan : Kawin
Alamat
: Payakumbuh
3. Diagnosis dan informasi medik yang penting waktu masuk
Tanggal masuk
: 4-12-2007
No. MR
: 569678
Ruang rawat
: KR
Diagnosis medik : P1A0H1 dengan luka episiotomi
Alasan masuk
: Keluar air yang banyak dari kemaluan sejak 05.00 pagi sekitar 18 jam
yang lalu berwarna jernih dan berbau jernih
TB/BB
: 164 cm/60 kg
Suhu
: 37C
TD
: 115/70 mmHg
Pernapasan
: 18 kali / menit
B. PENGKAJIAN DATA DASAR
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi, DM,
jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan penyakit menular lainnya.

b. Riwayat kesehatan sekarang


Pada saat pengkajian klien mengatakan adanya nyeri pada daerah
perineum karena adanya jahitan episiotomi.Klien mengatakan nyeri
bertambah bila digerakkan, sehingga klien merasa lemah, klien gelisah
dan ekspresi wajah tegang, klienpost partum 05.30 WIB pada tanggal 5
Desembar 2007 dengan pertus normal pada perineum terdapat panjang
luka lebih kurang 7 cm.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit hipertensi,
DM, jantung, hati, dll.
d. Riwayat obsetri
1. Reproduksi
Riwayat menstruasi
Menarche
: 14 tahun
Lamanya
: 1-7 hari
Banyaknya
: 2 duk per hari
Konsisitensi
: warna merah pekat, tidak berbongkah, encer
Disminore
: tidak ada disminore
HPHT
: 9 Maret 2007
Taksiranpersalinan : 16 Desember 2007
2. Perkawinan
Kawin atau tidak
: kawin
Berapa kali
: 1 kali
Lamanyaperkawinan: 1 tahun (November 2006)
3. Riwayat kehamilan
Klien P1A0H1, pada kehamilan sekarang klien melahirkan di RSUP Dr.
M Djamil Padang, tanggal 5 Desember 2007.Jenis kelamin laki-laki
dengan berat badan 2914 gram, panjang 48 cm, ditolong oleh dokter
dan partus normal.
e. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan
: partus normal
Ditolong oleh
: dokter
Jenis kelamin bayi : laki-laki
Panjang / berat badan
: 48 cm / 2914 gram
Apgar skor
: 8/9
Lama persalinan
Kala I : 18 jam
Kala II : 2 jam
Kala III : 15 jam
Kala IV : 2 jam
Keadaan air ketuban :jernih, bauamis, banyak 500 cc

f. Riwayat keluarga berencana


Klien tidak pernah ikut KB sebelumnya, klien tidak ada berencana untuk
melaksanakan KB karena ingin menambah anak terlebih dahulu
2. Data Psikologis
Klien mengatakan kalau kehamilannya sekarang diinginkan, klien berencana
menyusui anaknya selama 2 tahun, suami klien mendukung klien dalam
menyusui anak klien. Interaksi antara ibu, anak, dan ayah baik.
3. Data Spiritual
Sebelum persalinan klien malas melaksanakan ibadah.Tapi setelah melalui
persalinan klien berniat akan rajin untuk melaksanakan ibadah dengan baik
dan tepat waktu
4. Data Sosial Ekonomi
Klien merupakan ibu rumahtangga, dengan jumlah anggota keluarga 2
orang, yaitu klien dan suami klien.Suami klien bekerja sebagai pedagang
dengan penghasilan rata-rata 1,5 juta rupiah. Klien dari keluarga minang dan
hubungan dengan masyarakat sangat baik.
5. Aktivitas sehari-hari
a. Kebersihan perorangan
Mandi : sebelum dirawat 2x/hari, selama dirawat 1x/hari
Gosok gigi : sebelum dirawat 3x/hari, selama dirawat 2x/hari
b. Makan dan minum
Sebelum dirawat makan klien 3x/hari, minum klien 7-8 gelas/hari, selama dirawat makan
klien 2x/hari, minum klien 5-6 gelas/hari.
c. Tidur
Sebelum sakit 8 jam, dan selama sakit 3 jam
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
TD 115/67 mmHg, TB 160 cm, BB 67 kg, suhu 37C, nadi 90x/menit, pernapasan

19x/menit
Kulit
Tidak ada kelainan
Rambut
Rambut hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, ekspresi wajah
meringis

Mata
Kelengkapan lengkap kiri kanan, konjungtiva tidak enemis, sclera tidak ikhterik,
palpebra tidak oedema, pupil isokhor.
Mulut dan muka
Gigi lengkap, tidak ada caries, bibir pucat, pada wajah terdapat coloasma gravidarum.
Leher
Tidak terjadi pembesaran pada kelenjer tyroid dan kelenjer getah bening.
Dada
I
: simetris kiri dan kanan
P
: fremitus kiri dan kanan
P
: sonor
A
: vesicular, ronchi -, wheezing
Abdomen
Inspeksi jarinagn parut (-), dinding abdomen kendor, tinggi fundus uteri 3 jari dibawah
pusat, posisi uterus tengah, kontraksi baik, kandung kencing tidak penuh.
Mamae
Membesar, tegang, hiperpigmentasi, puting susu menonjol, dan ada colostrum
Genitalia
Kebersihan kurang bersih, perineum tidak utuh, ada bekas episiotomi, tipe
mediolateralis, keadaan luka basah, kotor, lochea rubra, jumlah 2-3 ganti/duk, warnanya

merah kehitaman, baunya amis,hemoroid tidak ada.


Ekstermitas
Edema tidak ada

Pemeriksaan penunjang
HB

: 11,5 gr%

Leukosit

: 8300 %mm

Hematokrit

: 36%

Trombosit

:249.000%

C. ANALISA DATA
No
1

Data
Ds:

Masalah
Penyebab
Gangguan
rasa Efek luka perineum

Klien mengatakan nyeri pada nyaman : nyeri


daerah perineum

Klien

mengatakan

nyerinya

bertambah bilaklien bergerak


Do:
Pada perineum terdapat bekas
luka jahitan
Panjang luka 7 cm
Wajah klien meringis kesakitan
Nadi 98x/menit
2

Nafas 19x/menit
Ds:

Resiko infeksi

Luka kotor

Klien mengatakan ada luka pada


daerah kemaluannya
Klien mengatakan sakit pada
daerah kemaluannya
Do:
Pada daerah perineum terdapat
luka, luka tersebut basah dan
3

kotor.
Ds:
Klien

Resiko
mengatakan

badannya kekurangan volume

lemah
Klien

cairan
mengatakan

badannya

terasa pusing
Do:
Klien tampak gelisah
Pendarahan klien 150 cc
Klien tampak pucat

tinggi Efek pendarahan

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
No
1
2
3

Tanggal diagnosis
5 desember 2007

Diagnosis keperawatan
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan

5 desember 2007

dengan efek luka pada perineum


Resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya

5 desember 2007

transmisi bagi kuman


Resiko tinggi kekurangan

volume

cairan

berhubungan dengan efek pendarahan


E. PERENCANAAN

Diagnosis

Tujuan

Intervensi

Rasional

keperawatan
Gangguan
rasa Rasa nyaman klien Istirahatkan klien Dengan
nyaman

nyeri hilang

berhubungan

berkurang

dengan efek luka waktu


pada perineum

atau dengan
2x24

posisi mengistirahatkan

dalam yang

klien dengan posisi

jam menyenangkan.

yang menyenangkan

dengan kriteria :
Kaji tingkat nyeri, Dapat
mengkaji
Klien tidak meringis
lokasi,
dan tingkat nyeri, dapat
lagi
Klien
mengatakan karakteristik
menentukan
nyerinya berkurang nyeri
Klien
dapat Jelaskan

keseriusan

dari

nyeri
bergerak
bebas padaklien tentang Memungkinkan
tanpa keluhan nyeri penyebab
rasa klien
dapat
nyeri

yang mentoleransi

dirasakan

terhadap nyeri

Alihkan perhatian
klien
yang

kehal-hal Dengan
mengalihkan
perhatian

klien

dengan mengajak kehal-hal

yang

menyenangkan

klien

berbicara menyenangkan

tentang

hal-hal mengakibatkan

yang

serabut berdiameter

menyenangkan

besar

menghibitor

ransangan
Ajarka

klien Agar

teknik

nafas pelemasan otot


Obat
anlgetik

dalam.
Kolaborasi
dengan

menekan

terjadi

pusat

dokter nyeri

tentang
pemberian

di

hipotalamus
obat

analgetik

Resiko

infeksi Infeksi

berhubungan

pada

luka Identifikasi

hal Diharapkan

klien dapat dicegah yang

termotivasi

klien
untuk

dengan terbukanya dalam waktu 2x24 menyebabkan

menghindari

teransmisi

penyebab infeksi

kuman jam

dengan terjadinya infeksi

jalan lahir

kriteria :
Luka

Lakukan
bekas

episiotomi

bersih

dan kering
Penyembuhan

vulva Dapat menghambat

hygiene

terjadinya
perkembangan
mikroorganisme

luka
Bantu

baik

klien Dapat

membersihkan
kemaluan

mengurangi

penyebaran kuman

dari

depan kebelakang
Bantu klien tiap Tempat

basah

kali

media

mengganti merupakan

duk yang basah

yang

baik

bagi

kuman
Anjurkan

klien Makanan

TKTP

mengkonsumsi

dapat mengganti sel

makanan TKTP

yang rusak

Memonitor tinggi Keterlambatan


fundus uteri tiap penurunan
15 menit

fundus

salah

satu

identifikasi infeksi
Kolaborasi dalam Antibiotic
pemberian
analgetik
Resiko
kekurangan
volume
berhubungan
dengan
pendarahan

dapat

obat menghambat
berkembangbiakny

a kuman
tinggi Kekurangan volume Catat lokasi dan Perubahan

posisi

cairan dapat dicegah konstitensi fundus menandakan


cairan dalam jangka waktu setia 15 menit dan kandung
2x24

jam

dengan catat temuan

efek kriteria :
Klien tampak segar

kemih

penuh tertahannya
bekuan darah atau
relaksasi uterus

Pendarahan

pada Mesase

klien dapat dicegah

fundus Merangsang

dengan perlahan kontraksi


bila fundus lunak, dan
pegang/sokong
uterus

uterus

mengontrol

pendarahan

dengan

satu tangan tepat


dibawah simpisis
pibis

pada

saat

mesase

fundus

dengan

tangan

lain
Kaji pemenuhan Kandung

kemih

kandung

dapat

diatas

kemih penuh
simpisis mengubah

posisi

pubis beri tahu fundus


dokter
distensi

dan

bila menganggu kontrak


terlihat titilas uterus

dan klien tidak


mampu berkemih
Kaji TD dan nadi Bila
setiap 15 menit

perpindahan

cairan dan darah


didistribusikan
kedalam

vena,

penurunan
pada

sedang

sistol

diastolic

dan

TD

takikardi

dan

ringan

dapat terlihat
Tinjau

ulang Membantu

kadar HB dan Ht

memperkirakan
jumlah kehilangan

darah

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwasanya pada proses keperawatan
terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi, dimana proses ini sangat penting dan
berpengaruh pada hasil dari proses keperawatan, sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan
menyadari akan urutan-urutan dari tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu menjamin asuhan
keperawata n secara optimal dan meningkatkan asuhan keperawatan sehingga para mahasiswa
setelah membaca makalah ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengetahui dari tahapan
evalusi itu sendiri.Evalusi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang

rencana keperawatan./ Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk melengkapi proses


keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan
pelaksanaannya sudah berhasil sudah berhasil dicapai.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, namun tidak berhenti sampai
disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah mana yang telah dapat dipecahkan dan mana yang
perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan dievalusi kembali,jadi proses
keperawatan merupakan siklus yang dinamis bekelanjutan.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat membangun
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.dan bisa di jadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi perawat terutama kelas I.A.

DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan ( evaluasi ) NANDA, NOC & NIC.Jogjakarta:
MocoMedia
Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta: Salemba
Medika
http://arekcerdasdianhusada.blogspot.com/p/konsep-evaluasi.html (Diakses pada tanggal 8
November 2012)
http://junsasta.blogspot.com/2010/11/evalusi-dalam-tahap-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai