Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Dosen : Dr. H. Iwan Somantri, SKp, M.Kes

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM TAHAP


EVALUASI

KELOMPOK 4
Silvi Magfirotul Maula (P2.06.20.1.19.033)
Sinta Widianingsih (P2.06.20.1.19.034)
Siti Nuryanti Fatimah (P2.06.20.1.19.035)
Sri Rahayu Utami (P2.06.20.1.19.036)
Temi Ruswanti Utami (P2.06.20.1.19.037)
Wilda Kusmaida (P2.06.20.1.19.038)
Windayani (P2.06.20.1.19.039)
Zidan Zazuli (P2.06.20.1.19.040)
Definisi komunikasi terapeutik

komunikasi terapeutik adalah


komunikasi antara perawat dengan
kliennya dengan menggunakan
pendekatan yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan pada kesembuhan klien.
Tahap - tahap komunikasi
terapeutik
1. Tahap Pre-interaksi
Tahap pertama ini merupakan tahap dimana perawat
belum bertemu dengan pasien. Tugas perawat dalam
tahap ini adalah menggali perasaan, fantasi dan rasa
takut dalam diri sendiri; menganalisis kekuatan dan
keterbatasan profesional diri sendiri; mengumpulkan
data tentang klien jika memungkinkan; dan
merencanakan untuk pertemuan pertama dengan
klien.
2. Tahap orientasi
Yakni tahap dimana perawat pertama kali bertemu
dengan klien. Tugas perawat dalam tahap ini meliputi:
menetapkan alasan klien untuk mencari bantuan;
membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi
terbuka; menggali pikiran, perasaan dan tindakan-
tindakan klien; mengidentifikasi masalah klien;
menetapkan tujuan dengan klien; dan, merumuskan
bersama kontrak yang bersifat saling menguntungkan
dengan mencakupkan nama, peran, tanggung jawab,
harapan, tujuan, tepat pertemuan, waktu pertemuan,
kondisi untuk terminasi dan kerahasiaan.
3. Tahap kerja
Tahap komunikasi terapeutik yang ketiga ini
adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan
komunikasi. Tugas perawat pada tahap ini
adalah menggali stresor yang relevan;
meningkatkan pengembanganpenghayatan dan
penggunaan mekanisme koping klien yang
konstruktif; serta membahas dan atasi perilaku
resisten.
4. Tahap terminasi
Tahap terminasi adalah tahap dimana perawat
akan menghentikan interaksi dengan klien,
tahap ini bisa merupakan tahap perpisahan atau
terminasi sementara ataupun perpisahan atau
terminasi akhir. Tugas perawat pada tahap ini
adalah: membina realitas tentang perpisahan;
meninjau kemampuan terapi dan pencapaian
tujuan-tujuan; serta menggali secara timbal balik
perasaan penolakan, kesedihan dan kemarahan
serta perilaku yang terkait lainnya.
Definisi evaluasi dalam proses
asuhan keperawatan

Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi


proses keperawatan yang menandakan seberapa
diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai
(Setiawan, 2016).
Komponen evaluasi
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell
danMeneses, 1986, hlm. 229-230) .
1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan
evaluatif.a. Kriteriab. Standar PraktikC. Pertanyaan evaluatif
2. Mengumpulkan data mengenai status kesehatan klien yang
baru terjadi.
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan
standar.
4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan
kesimpulan.
Proses evaluasi

Proses evaluasi terdiri dari 2 tahap :


1. Mengukur pencapaian tujuan klien
2. Membandingkan data yang terkumpul
dengan tujuan dan pencapaian tujuan
Penentuan keputusan dalam
proses evaluasi

Ada 3 kemungkinan keputusan :


1. Klien telah mencapai hasil yang ditentukan
dalam tujuan.
2. 2. Klien masih dalam proses mencapai hasil
yang ditentukan.
3. 3. Klien tidak dapat mencapai hasil yang
ditentukan.
Tujuan evaluasi dalam asuhan
keperawatan
Tujuan umum
1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan khusus
3. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan.
4. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau
belum.
5. Meneruskan rencana tindakan keperawatan.
6. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan.
7. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan
keperawatan belum tercapai
Manfaat evaluasi dalam asuhan
keperawatan

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.


2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas
asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan keperawatan.
Komunikasi terapeutik dalam
tahap evaluasi
Pada tahap ini perawat menilai keberhasilan dari
asuhan dan tindakan keperawatan yang telah
dilakukan. Semua hasil dicatat dalam buku
catatan perkembangan perawatan Klien,
mendiskusikan hasil dengan klien, meminta
tanggapan klien atas keberhasilan atau
ketidakberhasilan tindakan yang dilakukan, dan
bersama klien merencanakan tindak lanjut
asuhan keperawatannya.
Kesimpulan
pada proses keperawatan terdapat proses akhir
yang disebut proses evaluasi, dimana proses ini
sangat penting dan berpengaruh pada hasil dari
proses keperawatan, sehingga kita sebagai
mahasiswa keperawatan menyadari akan
urutan-urutan dari tahapan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai