Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENELITIAN

Pengaruh limbah detergen terhadap


kelangsungan hidup ikan nilem (osteochilus
hasselti c.v )
Di susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
biologi

Oleh:

Ferdy ilham [10]

X mipa 2

SMA NEGERI 1 TASIKMALAYA

Jalan Rumah Sakit No.8 Tlp.(0265)331690 Tasikmalaya 46115

Website :www.sman1-tsm.sch.id E-mail : info@sman1-tsm.sch.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tetap kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Karya Ilmiah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGARUH
LIMBAH detergent terhadap berudu” . dan terimakasih kepada Bapak MAMAT
sebagai pembimbing mata pelajaran Biologi yang telah membimbing penulis
hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. semoga tugas ini berguna bagi semua
pihak.Amin

Tasikmalaya,14 maret 2016

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tinjauan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................. 5


B. Kajian dan hasil penelitian .......................................................... 6
C. Rumusan hipotesis ....................................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN

A. Varieble dan definisi .................................................................... 9


B. Rancangan penelitian ................................................................... 9
C. Sasaran penelitian (populasi dan sampel) .................................... 9
D. Instrument (alat dan bahan) ......................................................... 9
E. Prosedur pelaksanaan penelitian .................................................. 10
F. Rencana analisis data ................................................................... 10
G. Jadwal penelitian ......................................................................... 10

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data .............................................................................. 11


B. Interprestasi data .......................................................................... 11
C. Hipotesis ...................................................................................... 11
D. Pembahasan ................................................................................. 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

LAMPIRAN ...................................................................................................... 15

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ikan nilem (osteochilus hasselti c.v)di kenal masyarakat sebagai ikan komsumsi
dan budidaya. Perkembangan ikan nilem di Indonesia mengalami kemajuan yang
terus meningkat. Dari sekian banyak jenis ikan ,tidak semuanya telah dapat
dibudidayakan. Salah satu jenis ikan konsumsi yang berpeluang di budidayakan
adalah ikan nilem, Dalam membudidayakan ikan nilem harus diperhatikan segala
aspek yang mempengaruhi kehidupan ikan nilem tersebut misalnya ph air,suhu
air,pakan,dan terutama pada tempat hidupnya atau budidayanya.
Air adalah tempat hidup hewan akuantik seperti ikan. Apabila sumber air tempat
kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan dalam air terganggu dan
ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal organisme yang
kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan
tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena
kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar (ikan nilem)
pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.
Pembuangan limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya,
mengandung tingkat polutan organik yang tinggi serta mempengaruhi
kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang pertumbuhan
alga maupun tanaman air lainnya. Selain itu deterjen dalam badan air dapat
merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan
terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun.
Untuk itu, disini akan dijelaskan mengenai pengaruh limbah air detergen
terhadap kelangsungan hidup ikan nilem dan tingkah laku ikan yang berada pada
perairan yang tercemar oleh limbah detergen.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Adakah pengaruh limbah detergent terhadap kelangsungan hidup ikan nilem.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh limbah detergent terhadap kelangsungan hidup
ikan nilem
2. Mengetahui perbedaan ikan yang hidup di air bersih dan tercemar.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai sumber informasi bagi para pembudidaya ikan nilem.
2. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat.

4|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI

Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak
alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak
tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya,
sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya, mengandung
zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut
maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut.

Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah
Detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS.
Jenis deterjen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci
pakaian adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini mengandung ABS (alkyl
benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut
sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan
yang tercemar limbah deterjen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan
mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang
mengkonsumsi biota tersebut.
Deterjen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci pakaian sebenarnya
merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi
berbagai tambahan bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan pewarna dan bahan
pewangi. Generasi awal deterjen pertama kali muncul dan mulai diperkenalkan ke
masyarakat sekitar tahun 1960-an dengan menggunakan bahan kimia pengaktif
permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) sebagai penghasil busa.
Awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini mendapatkan respon yang
menggembirakan. Namun seiring berjalannya waktu, ABS setelah diteliti lebih
lanjut diketahui mempunyai efek destruktif (buruk) terhadap lingkungan yakni
sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini menjadikan sisa limbah deterjen
yang dikeluarkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya
dan mengancam stabilitas lingkungan hidup kita.
Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang penggunaan zat ABS ini
dalam pembuatan deterjen dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut
Linier Alkyl Sulfonat atau lebih sering jika kita lihat di berbagai label produk
deterjen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah lingkungan.
Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli menyebutkan bahwa senyawa ini juga
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap lingkungan. Menurut data
yang diperoleh bahwa dikatakan alam lingkungan kita membutuhkan waktu
selama 90 hari untuk mengurai LAS dan hanya 50% dari keseluruhan yang dapat
diurai.
Pembuangan limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya,
mengandung tingkat polutan organik yang tinggi serta mempengaruhi kesesuaian

5|Page
air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang pertumbuhan alga maupun
tanaman air lainnya. Selain itu deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan
organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang
kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Ikan membutuhkan air yang
mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million).
Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang
kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang. Apabila
sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik,
sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi
karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air.
Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya
hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati.
Keberadaan busa-busa di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak
udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian
akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan
kematian (Ahsan et al, 2005).

B. KAJIAN DAN HASIL PENELITIAN

Klasifikasi ikan nilem menurut Djajadiredja (1990) adalah sebagai berikut :

Subkelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Subordo : Cyprinoidea

Famili : Cyprinoidea

Genus : Osteochilus

Spesies : Osteochilus hasselti C.V.

Nilem yang kini banyak tersebar di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan

Sulawesi dahulu diperkirakan mula-mula didomestikasi (dijinakkan) di Jawa


Barat.

Pusat-pusat pemijahan atau budidaya ikan sudah berhasil dilakukan oleh petani
ikan

antara lain terdapat di Kecamatan Tarogong Kabupaten Garut da Rancapaku


(Soeseno,

1978).

6|Page
Morfologi ikan nilem

Ikan nilem merupakan ikan endemik asli indonesia yang hidup di sungai - sungai
dan rawa – rawa.ciri-ciri ikan nilem hampir sama dengan ikan mas ,ciri-cirinya
yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut peraba.sirip
punggung di songkong oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor
berjagak dua,bentuknya simetris,sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5
jari-jari lunak.sirip perut di sokong oleh 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari
lunak.jumlah sisik-sisik gurat sisi 33-36 keping,bentuk tubuh ikan nilem agak
memanjang dan pipih,ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat,serta
bitim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem.ikan ini
termasuk kelompok omnivor,makanannya berupa ganging penempel yang disebut
efition dan perifition (djuhanja,1985)

Kualitas air

Ikan nilem akan memijah pada kondisi oksigen berkisar antara 5-6
ppm,karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup iakn yaitu ≤
1ppm (Willoughby,1999) . menurut susanto(2001) suhu yang optimum untuk
kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18-280C dan untuk ph air berkisar
antara 6,7-8,6. Sedang kan menurut PBIAT multilan (2007) ,untuk kandungan
ammonia yang disarankan adalah 0,5 ppm.

System pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong
insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum.waktu bernapas
operculum menutup melekat pada dinding tubuh ,arcus branchialis mengembang
kea rah lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kele mulut
menutup,sedangkan arcus branchialis berkontraksi,dengan demikian operculum
terangkat terbuka.air ,mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen
dan mengeluarkan karbondiaoksida (jasin,1989)

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh detergen terhadap kelangsungan hidup ikan


nilem sangat berpengaruh, sesuai penelitian terdahulu kualitas air adalah paling
utama karena jika kualitas air buruk maka ikan pun tidak bisa memijah dan
kelangsungan hidupnya terganggu.

Ikan I : sehat dan bergerak lincah.


Ikan II : semakin lama semakin lemah,insang keluar darah dan mati

7|Page
Ikan III : insang mengeluarkan darah,kejang-kejang dan mati

Ikan IV : insangnya sampai membengkak,mengeluarkan darah dan mati

C. RUMUSAN HIPOTESIS

Dugaan sementara ada pengaruh limbah detergent terhadap kelangsungan hidup


ikan nilem.

8|Page
BAB III

METODE PENELITIAN

A. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1.Variabel bebas:

Takaran detergent untuk setiap ikan.

2.Variabel control:

Jenis ikan nilem ( 3cm ),volume air,wadah ikan.

3.Variabel terikat:

Pengaruh terhadap ikan.

Definisi operasional:

Pengaruh limbah terhadap ikan dalam menit,dengan pengamatan secara


langsung( tanpa interval waktu).

B. RANCANGAN PENELITIAN

Ikan I : perlakuan tanpa penambahan detergen.

Ikan II :perlakuan penambahan ¼ sendok detergen.

Ikan III :perlakuan penambahan ½ sendok detergen.

Ikan IV :perlakuan penambahan 1 sendok detergen.

C. SASARAN PENELITAN (populasi dan sampel)

Populasi : ikan nilem (osteochilus hasselti c.v).

Sampel : ikan nilem berukuran 3cm.

D. INSTRUMEN (alat dan bahan)

a). 4 ekor ikan nilem (6cm)


b). air secukupnya

c). wadah (gelas plastic atau botol yang di bagi 2) 4 buah.

9|Page
d). stopwatch

e). sendok

f). detergen ( ¼ sendok,1/2 sendok,1 sendok)

e). alat tulis (buku,pena,dll)

E. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

1). Siapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan.

2). Masukan ikan nilem kedalam 4 gelas plastic atau botol yang dibagi dua yang
sebelumnya telah di isi air bersih dengan volume yang sama pada setiap gelasnya.
(beri label I,II,III,IV)

3). Beri penambahan detergen pada setiap gelas dengan takaran ¼ sendok pada II,
½ sendok pada III,1 sendok pada IV.( gelas I tanpa detergen)

4). Amatilah pengaruh detergen pada ikan.(terus perhatikan)

5). Catat hasil pengamatan.

F. RENCANA ANALISIS DATA

a). berdasarkan hasil penelitian rata-rata ikan akan lebih cepat lemah dan mati
pada detergen dosis tinggi.
b). berdasarkan hasil penelitian ikan I lebih sehat dan lincah daripada
ikanII,III,dan IV

G. JADWAL PENELITIAN

Nama kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III


1234567 1234567 1234567
1.menyusun proposal 1234567
2.menyiapkan alat dan 67
bahan
3.melakukan penelitian 1
4.analisis data 23
5.menulis laporan 4567
penelitian

Keterangan :
Melakukan penelitian dilakukan pada:
Hari : senin

10 | P a g e
Waktu : 15:00-16:00
Tempat : rumah peneliti
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Perkembangan ikan setelah


IKAN 0-5 6-10 menit 11-15 menit 16-20 menit 21-25
menit menit
I Sehat,linc Sehat,lincah Sehat,lincah Sehat,lincah Sehat,linc
ah ah
Mengamb Mengambang,darah Mengeluark Darah tambah Kaku lalu
II ang mulai keluar an darah banyak,Kejang- mati
semakin kejang,pernapas
banyak an tak teratur
Mengamb Mencoba keluar air, Mengeluark Kejang-kejang _
III ang, pernapasan tidak teratur, an darah lalu mati
darah keluar
Mencoba Mengambang,mengeluar Insang Kaku lalu mati
IV keluar air kan darah sangat banyak membengka _
k dan
membiru

IKAN KETERANGAN
I Ikan tersebut sehat-sehat saja pada awal sampai akhir penelitian dan
bergerak lincah seperti biasa
II Di menit ke 2 sangat melawan
III Di menit 7 pernapasannya sangat cepat
IV Di awal memasukan ikan tsb langsung loncat dan di menit ke 12
insang membengkak

B. INTERPRESTASI DATA

Berdasarkan data yang diperoleh ikan I atau tanpa detergen lebih sehat daripada
ikan-ikan yang lain yang di beri detergen ,ikan II atau detergen (1/4 sendok) lebih
baik daripada ikan III (1/2 sendok) dan ikan III lebih baik daripada ikan IV ( 1
sendok)

C. UJI HIPOTESIS

11 | P a g e
Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis di terima atau H1 karena hipotesis sesuai
dengan hasil penelitian.

D. PEMBAHASAN

Ikan nilem yang berada di air murni terus bergerak aktif, mata normal dan tidak
mengalami gangguan apapun terhadap insangnya karena lingkungannya tidak
tercemar. Sedangkan ikan lainnya berenang di air yang telah tercemari detergen,
mereka mengalami gangguan pada organnya, terutama insang. Insangnya sampai
membengkak dan mengeluarkan lendir dan darah. Ikan pun mulai bergerak
lambat, akhirnya mengambang dan mati.

Mengapa insang ikan-ikan dalam limbah air detergen itu membengkak, dan
mengeluarkan lendir? Jawabannya adalah difusi. Difusi adalah perpindahan zat
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Konsentrasi larutan detergen lebih
tinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi dari larutan ke sel-sel
pada insang ikan. Larutan detergen terus-menerus berdifusi ke sel-sel insang dan
insang pun akhirnya membengkak. Lama kelamaan sel-sel insang mengalami
plasmolisis (pecahnya sel) karena partikel detergen terus berdifusi. Karena selnya
pecah, sitoplasma pun keluar sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendir
dan mengeluarkan darah. Setelah sel-sel insangnya pecah, tentu saja ikan
kehilangan organ untuk bernapas sehingga akhirnya ikan-ikan pada limbah
detergen lemas dan kemudian mati.

12 | P a g e
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan organisme yang hidup
di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa larutaan
detergent sangat berpengaruh sekali terhadap kelangsungan hidup hidup ikan
nilem dan kondisi fisik ikan tersebut melemah bahkan hingga mati. Dampak dari
kondisi tesebut maka akan menyebabkan populasi ikan-ikan di sungai berkurang
dan beresiko pada para pembudidaya.
Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti fitoplankton,
zooplankton/protozoa, cyanobacteria dan lain-lain. Jika organisme-organisme
seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan,
ikan-ikan nilem pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada.
Dengan kata lain detergen dan polutan lainnya yang mencemari air dapat
memusnahkan seluruh organisme yang hidup di dalamnya.

B. SARAN

1.Gunakanlah detergen sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan


yang banyak organisme yang hidup di dalamnya.
2.Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk menciptakan solusi masalah ini,
misalnya detergen yang ramah lingkungan.
3.Untuk para peneliti selanjutnya di harapkan dapat membuah kan hasil yang
lebih baik dari sebelumnya.
4.perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kelangsungan hidup ikan nilem.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

. Afri Yunia Pradani. 2011. Pengaruh Kadar Detergen dalam Air. (Online).
http://afriyuniapradani.blogspot.com/2011/05/pengaruh-kadar-deterjen-dalam-
air.html. Diakses pada tanggal 7 maret 2016 Pukul 14.00 WIB.

Ahsan S. 2005. Effect of Temperature on Wastewater Treatment with Natural and Waste
Materials [Original Paper] . Clean Technology Enviroment Policy. 7:198-202.

Chaca Tasya. 2012. Ikan Mas. (Online).


http://cha2tasya.blogspot.com/2012/04/.html.Diakses pada tanggal 8 maret 2016 Pukul
15:00 WIB.

Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan Limbah Deterjen Sintetik dengan Trickling Filter
[Makalah Penelitian]. (Online).http://eprints.undip.ac.id Diakses pada tanggal 9 maret
2016 Pukul 13.00 WIB.

Nepi Pujianti. 2011. Metode Ilmiah Pengaruh Larutan. (Online).


http://nepipujianti.blogspot.com/2011/11/metode-ilmiah-pengaruh-larutan.html.
Diakses pada tanggal 6 maret 2016 Pukul 13.00 WIB.

Sigid hariyadi. 2004. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu
Air Limbah.

Soekidjo Notoatmojo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit PT Rineka
Cipta.

Umi Purnama Mangetsu. 2012.Pengaruh Pencemaran Lingkungan Terhadap


Mikroorganisme (ikan). (Online).
http://umikireinapurnama.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-x-pengaruh-
pencemaran.html. Diakses pada tanggal 7 maret 2016 Pukul 13.00 WIB.

Wiji Agustin Sasmita. 2012. PENGARUH KADAR DETERJEN TERHADAP KEMAMPUAN


HIDUP IKAN MAS(Cyprinus Carpio). (Online).
http//wijiagustinsasmita.blogspot.com/2012/10/Pengaruh kadar deterjen dalam air.10
oktober 2012 . Diakses pada tanggal 7 maret 2016 Pukul 13.30 WIB.

Wikipedia.morfologi ikan nilem,Diakses pada tanggal 8 maret 2016 pukul 15:00 WIB.

14 | P a g e
LAMPIRAN

Foto penelitian :

15 | P a g e
16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai