Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Puji syukur kepada Allah SWT, sholawat serta salam dipanjatkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Atas rahmat-Nya kami telah menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Asuhan
Keperawatan Hipertiroid . Makalah ini sudah dibuat semaksimal mungkin, tetapi tidak
terlepas dari kesalahan disana sini, maka dari itu kami meminta maaf atas kekurangannya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah KMB. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
hipertiroid bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Seiring dengan itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang ikut serta dalam pembuatan makalah
ini yakni :
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi penulisnya
khususnya dan umumnya bagi pembaca. Namun terlepas dari itu,kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik.
Peyusun
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah............................................................................................................2
D. Metode Penulisan.............................................................................................................2
E. Sistematika Penulisan......................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI....................................................................................................................4
A. Pengertian........................................................................................................................4
B. Etiologi.............................................................................................................................4
D. Pathway............................................................................................................................7
E. Manifestasi Klinis............................................................................................................9
F. Komplikasi.....................................................................................................................10
G. Pemeriksaan Diagnosis..................................................................................................10
H. Penatalaksanaan.............................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................13
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................13
A. Pengkajian......................................................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................15
C. Intervensi dan Rasional..................................................................................................15
D. Implementasi dan Evaluasi............................................................................................15
E. Catatan perkembangan...................................................................................................15
A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan
terletak pada leher bagian bawah di sebelah anterior trakea. Kelenjar ini terdiri atas
dua lobus lateral yang dihubungkan oleh sebuah istmus. Kelenjar tiroid mempunyai
panjang kurang lebih 5 cm serta lebar 3 cm dan berat kurang-lebih 30 gram. Kelenjar
tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yang berbeda yaitu tiroksin (T4) serta
triiodotironin (T3) yang keduanya disebut dengan satu nama yaitu hormon tiroid, dan
kalsitonin. Pelepasan hormon tiroid juga dipengaruhi oleh TSH (Thyroid Stimulating-
Hormone) dan hipofisis.
Penyakit akibat gangguan kelenjar tiroid umum terjadi, namun untungnya dapat
didiagnosa dengan cepat dan diobati dengan hasil yang sangat baik. Penyakit tiroid
timbul sebagai gangguan fungsi (hipofungsi atau hiperfungsi) atau sebagai lesi massa
(pembesaran neoplasma atau nonneoplastik, yang dikenal sebagai goiter).
Istilah hipertiroidsm dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Hipertiroksikosis
berhubungan dengan suatu komplek fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila
suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidsm adalah
tirotoksitosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas
kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidsm dan yang tidak berhubungan dengan
hipertiroidsm.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adalah untuk mengetahui penyakit Hipertiroid dan asuhan keperawatan pada
klien dengan Hipertiroid.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyakit Hipertiroid
b. Mengetahui penyebab Hipertiroid
c. Mengetahui patofisiologi pada Hipertiroid
d. Mengetahui pathway Hipertiroid
e. Mengetahui tanda dan gejala dari Hipertiroid
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
2. Apa penyebab Hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Hipertiroid ?
4. Bagaimana pathway dari hipertiroid ?
5. Apa saja tanda dan gejala dari Hipertiroid ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang/diagnostic dari Hipertiroid ?
7. Apa saja penatalaksanaan medis dari Hipertiroid ?
8. Apa saja komplikasi dari Hipertiroid ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid ?
D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan metode studi
pustaka dan pencarian di internet.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun terdiri dari 4 BAB yaitu :
1. BAB I Pendahuluan : Latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, metode penulisan, sistematika penulisan
2. BAB II Tinjauan teori : Definisi, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda
dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan komplikasi
Hemoroid
3. BAB III Asuhan keperawatan : Pengkajian, diagnosa, intervensi dan rasional
keperawatan
4. BAB IV Penutup : Kesimpulan
BAB II
A. Pengertian
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang disebabkan oleh peninggian produsi
hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada penyakit graves,
hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut. Faktor
pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi, trauma,
penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995). Hipertiroid merupakan
hormon tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar
tiroid oleh imunoglobulin dalam darah. Stimulator tiroid kerja-panjang ( LATS :
Long-Acing Thyroid Stimulator ) ditemukan dalam serum dengan konsentrasi yang
bermakna pada banyak penderita penyakit ini dan mungkin berhubungan dengan
defek sistem pengawasan kekebalan pasien. ( Brunner&Suddarth, 2001 )
B. Etiologi
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu
tindakan TSH dan merangasang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu
3. Tiroditis
Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh
bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus
pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid,
kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
Tiroditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis posetpartum, dan
tiroiditis tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid
dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis
pesetpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan.
Penyebabnya diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut,
tiroiditis wanita dengan posetpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum
kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan juga
karna autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi
pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga dapat mengakibatkan tiroiditis
permanen.
4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis
hormon tiroid.
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi
hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah
hormon tiroid.
C. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang
lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme
rate menyebabnya peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang
meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini
Defisiensiiodium, disfungsihipofisis,
Disfungsi TRH hipotalamus
anemia Sup.darah
POLA NAFAS TIDAK
kejar.otak
EFEKTIF
menurun
kelemahan
Hipoksia
PERUBAHAN
INTOLERANSI POLA
AKTIVITAS KOGNITIF
E. Manifestasi Klinis
G. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaaan laboratorium
a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
b) Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
c) In deks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N:24-34%)
e) TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
f) Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
2. Test penunjang lainnya
a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
H. Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa
tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal untuk
semua orang.Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan
1. Obat-obatan antitiroid
a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan
harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan
100 mg.
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon
tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis,nyeri
kepala,mual muntah,diare,jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam
bentuk tablet 3 dan 20 mg.
c) Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol
aktifitas saraf simpatetik.
d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU
300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan
sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan
produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-
4000 kalori.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut :
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran cerna
meningkatkan peristaltic usus. dapat mengakibatkan diare dan
ganguan absorpsi nutris yang
diperlukan.
Kolaborasi :
1.Konsultasi dengan ahli gizi utnutk 1.Mungkin memerlukan bantuan
Intervensi Rasional
Mandiri
1.Auskultasi bunyi nafas dan catat 1.Bunyi nafas menurun / tak ada bila
adanya bunyi nafas adventisius, jalan nafas obstruksi sekunder
seperti krekels, mengi, gesekan terhadap perdarahan, bekuan atau
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan cairan IV sesuai indikasi. 1.pemberian cauiran melalui IV dengan
Cepat untuk memperbaiki volum
sirkulasi
2. Berikan sesuai indikasi. 2.Mempertahankan curah jantung yang
adekuat.
Observasi : Observasi :
1.Observasi tanda dan gejala haus 1.Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang
yang hebat, mukosa membran kering akan menurunkan volum sirkulasi
yang lemah. dan menurunkan curah jantung.
2.observasi nadi atau denyut jantung 2.Memberikan hasil pengkajian yang
pada pada pasien saat tidur. lebih akurat untuk menentukan
takikardi.
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Terima persepsi diri klien dan 1. untuk memvalidasi perasaannya.
berikan jaminan bahwa klien
dapat mengatasi krisis ini.
Observasi : Observasi :
1. Kaji kesiapan klien kemudian 1. keterlibatan dapat memberikan
libatkan klien dalam mengambil rasa kontrol dan meningkatkan
keputusan tentang keperawatan, harga diri.
bila memungkinkan.
Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien melakukan 1. untuk meningkatkan rasa
perawatan diri. kemandirian dan kontrol.
2. Dorong klien untuk 2. Kedukaan harus mendahului
mengungkapkan kedukaan penerimaan.
tentang kehilangan.
3. Dorong klien untuk tetap 3. Catatan tertulis dapat membantu
menuliskan perasaan, tujuan, menunjukkan kemajuan klien.
keluhan, dan kemajuan yang
terjadi pada dirinya.
4. Diskusikan kemajuan klien dan 4. Untuk meningkatkan sikap
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mandiri:
1.Monitor suhu tubuh setiap 4 jam 1.Meyakinkan perbandingan data yang
akurat
Kolaborasi: Kolaborasi:
1.Berikan antipiretik sesuai indikasi 1.Dapat menurunkan demam
Observasi: Observasi:
1.Pantau dan catat denyut dan irama 1.Peningkatan deyut nadi, penurun
nadi, tekanan vena sentral, tekanan tekanan vena sentral dan penurunan
darah, frekuensi nafas, tingkat tekanan darah dapat mengindikasikan
responsivitas, dan suhu kulit setiap 4 hipovollemia yang mengarah
jam. penurunan perfusi jaringan.
2.Observasi adanya konfusi 2.Perubahan tingkat kesadaran dapat
disorientasi merupakan akibat dari hipoksia
jaringan
Edukasi: Edukasi:
1.Anjurkan klien untuk minum 1.Asupan cairan berlebih dapat
sebayak mungkin air jika tidak mengakibatkan kelebihan cairan atau
dikontraindikasikan dekompensasi jantung yang dapat
memperburuk kondisi pasien
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Pantau tanda vital dan catat nadi 1.Nadi meningkat dan bahkan pada
baik pada istirahat dan melakukan istirahat ( Takikardi ).
aktivitas.
2.Berikan sentuhan atau message, 2.Dapat menurunkan energy dalam
bedak yang sejuk. saraf yang selanjutnya meningkatkan
relaksasi.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi. 1.Untuk mengurangi kelelahan dan
Meningkatkan energi.
Observasi : Observasi :
1. Catat perkembangan takipneu, 1.Kebutuhan dan konsumsi oksigen
dispneu, pucat dan sianosis. akan
ditingkatkan pada keadaan
Edukasi : hipemetabolik.
1.Sarankan klien untuk mengurangi Edukasi :
aktivitas dan meningkatkan istirahat . 1.Membantu melawan pengaruh dari
peningkatan metabolisme.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Bagian kepala tempat tidur 1.Menurunkan edema jaringan bila ada
ditinggikan dan batasi pemasukan komplikasi seperti GJK yang mana
garam jika ada indikasi. dapat memperberat esoftalmus.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi 1.Untuk tindakan pengobatan medis.
Observasi : Observasi :
1.Evaluasi ketajaman mata. 1. Oftalmolpati infiltraftif akibat dari
penigkatan jaringan retroorbits yang
menciptakan eksoftalmus.
2.Observasi edema 2.Manifestasi umum dari stimulasi
periobital,gangguan Penutupan aderenergik yang berlebihan dengan
kelopak mata. berhubungan dengan tirotoksikosis yang
memerlukan intervensi pendukung
sampe resolusi krisis dapat
menghilangkan simtomatologis.
Edukasi : Edukasi :
1.Anjurkan klien menggunakan 1. melindungi kerusakan kornea jika
kacamata gelap ketika terbangun pasien tidak dapat menutup mata dengan
dan tutup dengan penutup mata sempurna karena edema atau fibrosis
selama tidur sesuai dengan bantalan lemak.
kebutuhan.
Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri :
1. Sediakan lingkungan yang tidak 1. Tindakan ini mendorong klien
mengancam, dan dorong klien untuk bertanya tentang hal
untuk bertanya tentang khusus yang berkaitan dengan
seksualitas pribadi. keadaan saat ini.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Berikan bantuan tidur kepada klien, 1.Susu dan beberapa kudapan tinggi
seperti bantal, mandi sebelum tidur, protein, seperti keju dan kacang,
makanan atau minuman dan bahan mengandung L-trytophan, yang
bacaan. dapat mempermudah tidur. Higiene
pribadi secara rutin dapat
mempermudah tidur bagi sejumlah
2.Ciptakan lingkungan tenang yang klien.
kondusif untuk tidur contohnya, tutup 2.Tindakan ini dapat mendorong
gorden, sesuaikan pencahayaan atau istirahat dan tidur klien.
tutup pintu.
Kolaborasi :
1.Berikan pengobatan yang Kolaborasi :
diprogramkan untuk meningkatkan 1.Agenhipnotik memicu tidur: obat
pola tidur normal klien. Pantau dan penenang menurunkan ansietas
catat reaksi yang tidak diharapkan.
Observasi :
1.Catat lamanya tidur klien Observasi :
1.Mengetahui perubahan prosentase
pola tidur
Edukasi :
1.Berikan pendidikan kesehatan Edukasi :
kepada klien tentang teknik relaksasi 1.Upaya relaksasi yang bertujuan
seperti imajinasi terbimbing, relaksasi biasanya dapat membantu
Discharge planing :
1. Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000 kalori
2. Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis
3. Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid, contohnya:
mengkonsumsi makanan tinggi iodium
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan.
E. Catatan perkembangan
Catatan Perkembangan (PROGRESS NOTES)Catatan perkembangan : meliputi catatan
pasien sejak pertama kali menggunakan layanan kesehatan, meliputi catatan perkembangan
kesehatan masa lalu sampai masa sekarang, meliputi bio dan psiko, sosio dan spiritual.
Catatan perkembangan berisikan perkembangan/kemajuan dari tiap masalah yang telah
dilakukan tindakan, disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan
perkembangan pada lembar yang sama. Catatan perkembangan membentuk rangkaian
informasi dalam sistem pendekatan berorientasi masalah. Catatan ini dirancang sesuai dengan
format khusus untuk mendokumentasikan informasi mengenai setiap nomor dan judul
masalah yang sudah terdaftar. Catatan ini menyediakan suatu rekaman kemajuan pasien
dalam mengatasi masalah khusus, perencanaan dan evaluasi. Catatan Perkembangan Pasien
adalah semua catatan yang berhubungan dengan keadaan pasien selama dalam perawatan.
Komponen Dalam Catatan Perkembangan Unsur-unsur : urutan yang harus ada dalam catatan
perkembangan harus merefleksikan proses keperawatan yang terdiri dari : Diagnosa
keperawatan apa saja yang telah dikaji data klinis pasien intervensi keperawatan tujuan /
respon pasien rencana lebih lanjut.
2. Catatan Berorientasi pada Masalah Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus
pada masalah yang sedang dialami pasien. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr.
Lawrence Weed dari USA, dimana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan
dengan penekanan pada pasien tentang segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem
ini dikenal dengan nama Problem Oriented Method. Problem Oriented Method (POR)
merupakan suatu alat yang efektif untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah-
masalah pasien, merencanakan terapi, diagnosa, penyuluhan, serta mengevaluasi dan
mengkaji perkembangan pasen. POR adalah suatu konsep, maka disarankan untuk membuat
suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan menyesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian,
yaitu :
a. Data Dasar; identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya. Riwayat
kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan lain-lain, data dasar diperlukan
tergantung dari unit atau jenis asuhan yang akan diberikan, misalnya: data dasar unit
kebidanan akan berbeda dengan unit bedah.
b. Daftar Masalah;masalah pasien didapat dari hasil kajian. Pencatatan dasar masalah dapat
berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil laboratorium yang abnormal, masalah
psikologis, atau masalah sosial. Masalah yang ada mungkin banyak sehingga perlu diatur
menurut prioritas masalah dengan memberi nomor, tanggal pencatatan, serta menyebutkan
masalahnya. Daftar memberikan keuntungan bagi perawat sebagai perencana keperawatan.
c. Rencana. Rencana disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan demikian perawat
dapat merencanakan sesuai kebutuhan pasien.
d. Catatan Perkembangan Pasien. Adalah semua catatan yang berhubungan dengan keadaan
pasen selama dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini terdiri dari beberapa macam
bentuk, antara lain :
1. Catatan Harian Adalah catatan kejadian yang dialami oleh klien sehari-hari yang di
dokumentasikan oleh perawat.
2. Catatan Klien Pindah Rawat Laporan pemindahan klien mencakup komunikasi tentang
informasi mengenai klien dari perawat unit pengirim ke perawat di unit penerima. Laporan
pemindahan klien dapat dimulai melalui telepon atau langsung pada orang yang
3. Catatan Narasi Adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil
atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar yang klien alami.
Dokumen naratif adalah metode kuno untuk pencatatan asuhan keperawatan. Metode ini
hanya menggunakan format seperti cerita untuk mendokumentasikan informasi spesifik
tentang kondisi kondisi klien da asuhan keperawatan. Tidak ada satu pun urutan yang tepat
untuk untuk mencatatkan peristiwa yang terjadi pada klien. Akibatnya, perawat mencatat
dalam beragam format dalam kaitannya dengan penggunaan dokumentasi naratif. Sekarang
ini, pencatatan naratif jarang menjadi metoda pendokumentasian primer dan relah digantikan
dengan format lain seperti, soap, pie dan focus. Pencatatan naratif mudah digunakan dalam
situasi darurat dimana diperlukan pesanan sederhana, kronologis, dan metode ini sudah biasa
bagi perawat. Namun demikian, pendokumentasian naratif dianggap sebagai pencatatan yang
kurang disenangi di sebagian besar lingkungan keperawatan.Diantara kerugian gaya naratif
adalah kecenderungan menjadi subjektif, kurangnya struktur yag terorganisasi dan kurang
analisa serta pembuatan keputusan. Keuntungan : 1. Tersusunnya standar minimal untuk
pengkajian dan intervensi 2. Data yang tidak normal nampak jelas 3. Data yang tidak normal
secara mudah ditandai dan dipahami 4. Data normal atau respon yang diharapkan tidak
mengganggu informasi lain 5. Menghemat waktu karena kegiatan rutin dan observasi tidak
perlu dituliskan 6. Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi 7. Data pasien dapat ditulis
secepatnya. 8. Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur pasien 9. Jumlah halaman
lebih sedikit 10. Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagi catatan yang permanen.
Kerugian : 1. Pencatatan secara narasi sangat singkat, tergantung pada checklist 2.
Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada 3. Pencatatan kegiatan rutin
sering diabaikan 4. Tidak mengakomodasi pencatatan disiplin ilmu lain 5. Dokumentasi
keperawatan tidak berhubungan dengan adanya suatu masalah Pedoman Penulisan : 1. Data
dasar dicatat untuk setiap pasien dan disimpan sebagai catatan yang permanen 2. Daftar Dx
disusun dan ditulis pada waktu masuk RS dan menyediakan daftar isi untuk semua Dx 3.
Semua Dx. disertai dengan discharge notes 4. Menggunakan format SOAPIER 4. Catatan
Berkesinambungan (Flow Sheet), Digunakan untuk mencatat hasil observasi perawatan
secara umum, khususnya pada keadaan pasien yang sering berubah-ubah dengan cepat.
Memungkinkan perawat mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara
berulang dan tidak perlu ditulis secara naratif. Biasanya berisi TTV, TD, BB, jumlah
masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian obat. Dan lebih sering digunakan
di IGD, ICU, R. Haemodialisa, R. OK, sebagai lembar observasi. 5. Grafik Merupakan
visualisasi table. Table yang berupa angka angka dapat disajikan / ditampilkan ke dalam
bentuk gambar. Jenis grafik, ada beberapa macam grafik diantaranya adalah : 1. Grafik
batang (histogram), merupakan dipakai untuk menekankan perbedaan tingkat nilai dan
beberapa aspek. Contohnya grafik penyesuaian barang. 2. Grafik garis yang dipakai untuk
menggambarkan perkembangan / perubahan dari waktu ke waktu contohnya grafik kesehatan
anak. 6. Resume Klien Resume klien adalah dokumentasi keperawatan yang menggambarkan
keadaan klien saat keluar dari ruang rawat (pulang, pindah ke ruang rawat lain, atau
meninggal). 7. Catatan Konsultasi Pasien dapat melakukan konsultasi dengan perawatnya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidsm adalah suatu gangguan akibat kelebihan hormon tiroid.
Hipertiroidsm ditandai oleh kegelisahan, penurunan berat badan, hiperfagia,
intoleransi panas, penngkatan tekanan nadi, tremor halus bila jari diluruskan, kulit
hangat dan lembut, dan berkeringat. Penyakit ini memiliki banyak penyebab, namun
penyebab tersering adalah penyakit graves ( hipertiroidsm graves ) yang membentuk
60 – 80 % kasus. Penyakit ini adalah penyakit otoimun yang mengakibatkan
B. SARAN
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin namun tentu saja
dalam makalah ini ada kesalahan ataupun kekurangan materi, maka penyusun dapat
mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Pembaca
Diharapkan penyusunan ini memberi masukan dan dapat diaplikasikan di
kehidupan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pnyusunan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan
pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA