Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 3 KDK 2 :

Retno Putri Kinasih (21632012)


Wiend Ashiva Utari (21632021)
Fuad Bagus Pebryutomo (21632045)
Mas Rurohtun Nafiah (21632050)

EVALUASI KEPERAWATAN

Pengertian
Secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang disengaja dan sistematik dimana
penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan dari sesuai dengan membandingkan
pada kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya. Dalam proses keperawatan,
evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,terus menerus, aktifitas yang disengaja
dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya menentukan:
1. Kemajuan klien terhadap hasil yang tercapai
2. Keefektifan dari rencana panti asuhan
Keefektifan dari rencana asuhan keperawatan Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar
dan dilanjutkan selama setiap kontak perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung
dari frekuensi kontak yang ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi.
Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang bedah maka perawat akan
mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam
dan seterusnya.Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada
langkah yang sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan
pengkajian. Tindakan untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang membedakan
adalah kapan dikumpulkan dan bagaimana dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat
menggunakan data untuk membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi,
data digunakan untuk mengkaji efek dari asuhankeperawatan terhadap diagnosa
keperawatan.Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi
bukan berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai siklus yang baru.
Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat membandingkan respon pasien
terhadap hasil yang telah direncanaka dan menggunakan informasi ini untuk me-review
asuhan keperawatan.

Fungsi Evaluasi Keperawatan


1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.
Kriteria Evaluasi
a. Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yangdiinginkan telah
optimal.
b. Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar bergunaatau
bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadaisecara efektif.
c. Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakanmemuaskan
kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentuterhadap pemanfaatan
suatu sumber daya.

Tahap Evaluasi
1. Tahap Mengukur Pencapaian Tujuan
a. tujuan dari aspek kognitif . pengukuran perubahan kognitif dapat dilakukan dengan dua
cara:
Interview/ tanya jawab
Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh perawat untuk
mengklarifikasi pemahaman klien/keluarga terhadap pengetahuan yang telah diberikan
pengukuran pengetahuan ini pentinguntuk menjamin bahwa apa yang telah disampaikan
benar-benar telah dipahami dengan baik dan benar. Perawat sering menganggap bahwa ketika
klien/keluarga sudah menganggukkan kepala, menandakan ia yang sudah paham padahal
belum tentu bisa jadi karena klien takut untuk bertanya kembali atau karena alasan yang lain
lien seolah-olahmemahami penjelasan perawat. Oleh karena itu, perawat harus selalu
menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan sebagai pemahaman dan kesalah
pahaman bisa diidentifikasi secara langsung.Pertanyaan yang diajukan pada klien atau
keluarga berpedoman padatujuan dan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan.
-KomprehensifPertanyan komprehensif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan
pemahaman klien terhadap perubahan-perbahan yang terjadi padatubuhnya.
Contoh: ciri apa yang anda rasakan?
-Aplikasi faktaPertanyaan berdasarkan aplikasi fakta adalah pertanyaan yangditujukan untuk
mengidentifikasi pemahaman klien pada tingkataplikasi. Perawat mengajukan beberapa
situasi atau kondsi yangmungkin terjadi pada klien an klien dimana unutk
menentukanalternatif pemecahan masalahnya.
Contoh: apa yang anda lakukan bila ketika anda berjalan, kemudian ada perasaan sesak?

Tulis
Teknik yang kedua ini digunakan untuk mengukur encapaian tujuan kognitifadalah dengan
mengajukan pertanyaan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan inisudah disiapkan sebelumnya dan
berdasarkan tujuan dan criteria evaluasi yangtelah ditetapkan. Teknik evaluasi tertulis ini
jarang digunakan untuk pendidikan kesehatan individual, umumnya digunakan untuk
mengevaluasitindakan pendidikan kesehatan yang diberikan secara berkelompok dengantopik
yang sama sehingga dapat menghemat waktu.
b.Tujuan aspek afektif.Untuk mengukur pencapaian tujuan aspek afektif, dapatdilakukan
dengan dua cara:
1. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap perubahanemosional
klien:apakah klien telah kooperatif, apakah mekanisme kopingtelah efektif.
2. Feed back dari staf kesehatan lain
Umpan balik,masukan, dan pengamatan dari staf yang lain dapat juga dipakaisebagai
salah satu informasi tentang aspek afektif klien.
3. Psikomotor
Pengukuran perubahan aspek psikomotor dapat dilakukan melalui observasisecara
langsung terhadap perubahan prilaku kliend. Perubahan fungsi tubuhmerupakan komponen
yang paling sering menjadi criteria evaluasi. Dari pengamatan di rumah sakit, pada umumnya
dari daftar diagnosis keperawatanyang ada kebanyakan bersifat fisik sehingga kriteria hasil
yang ingin dicapaimengacu pada aspek perubahan fungsi tubuh. Mengingat begitu
banyaknyaaspek perubahan fungsi tubuh, untuk mengukur perubahanya dapat
dilakukandengan tiga cara, antara lain :
- Observasi
- Interview
- Pemeriksaan fisik
3.penentuan keputusan
a. Klien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam tujuan. Kondisi inidicapai
apabila semua data yang telah ditentukan dalam kriteria hasilsudah terpenuhi.
b. Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Kondisi inidicapai
apabila sebagian saja dari kriteria hasil yang ditentukan terpenuhi.
c.Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Kondisi iniditentukan
apabila hanya sebagian kecil atau tidak ada sama sekali darikriteria hasil yang dapat dipenuhi.
Dapat juga terjadi kondisi kliensemakin buruk sehingga timbul masalah yang baru.

Tekhnik Evaluasi

1. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab yang berkaitan dengan masalahyang dihadapi oleh
klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-
hal yang berhubungan dengan masalah yangdihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi
yang direncanakan.Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat
dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klienmemperoleh
informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuankeperawatan, serta
membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjutselama tahap pengajian.Semua
interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.Komunikasi keperawatan
adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukankemampuan skill komunikasi dan
interaksi. Komunikasi keperawatan biasanyadigunakan untuk memperoleh riwayat
keperawatan. Istilah komunikasi terapeutikadalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak
klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup
ketrampilan secaraverbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.Teknik
verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon
klien. Teknik non verbal meliputi :mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta
mata. Mendengarkan secaraaktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data,
tetapi jugamerupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari. Tahapan wawancara / komunikasi :a.
Persiapan.Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan
dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada
klien, karena akan mengganggu dalam membinahubungan saling percaya dengan klien.Jika
klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksaatau memberi
kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisiduduk dan teknik yang
akan digunakan dalam wawancara harus disusunsedemikian rupa guna memperlancar
wawancara.
a. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah denganmemperkenalkan
diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukandan faktor-faktor yang menjadi
pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikaninformasi kepada klien mengenai data yang
terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.
b. Isi / tahap kerjaSelama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah
pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Fokus wawancara adalah klien
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien.
4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya.
6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untukmengungkapkan
perasaannya
7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

c.Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien
harusmengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal
perkenalan,sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu
menilaikeberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat
perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang
perludiperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-
keluhannya / pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dannyaman bagi
klien
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien.

2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untukmemperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasidilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melaluirabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkandata tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi adalah :
aTidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terincikepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karenaterkadang hal ini
dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh
menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akanmenghitung nafas bapak dalam satu
menit”. Kemungkinan besar data yangdiperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan
klien akan berusaha untukmengatur nafasnya.
b.Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien.
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dandimengerti
oleh perawat yang lain.

3. Studi Dokumentasi : mempelajari tentang catatan keperawatan dankesehatan pasien

Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen :
1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
KriteriaKriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data
dansebagai penentuan kebenaran data yang terkumpul. Semua kriteria yangdigunakan
pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasilmenandakan hasil akhir
asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatandigunakan sebagai dasar untuk
evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteriahasil didefinisikan sebagai standar
untuk menjelaskan respons atau hasil darirencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut
akan menjelaskan bagaimana keadaanklien setelah dilakukan observasi.Kriteria hasil
dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour), supaya dapatdiobservasi atau diukur dan
kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudahdipahami. Idealnya, setiap hasil dapat
dimengerti oleh setiap orang yang terlibatdalam evaluasi
A. Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi
praktikkeperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harusdilaksanakan
dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas pelayanan.Standar harus
berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik
keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat disusun dan diujiuntuk menentukan
kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standardapat dilihat pada Standar
praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.c.
B. Pertanyaan EvaluatifUntuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu
digunakan pertanyaanevaluative (evaluative questions) sebagai dasar
mengevaluasi kualitas asuhankeperawatan dan respons klien terhadap intervensi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi :
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akandiberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan
2.Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapayang
bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebutdiperoleh? Dan sarana apa
yang akan digunakan untuk memperoleh data?Perawat professional yang pertama kali
mengkaji data klien dan menyusun perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam
mengevaluasi responklien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang
membantumemberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses
evaluasi.Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut
melakukanevaluasi.
3.Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.Perawat memerlukan
keterampilan dalam berfikir kritis, kemampuanmenyelesaikan masalah, dan kemampuan
mengambil keputusan klinik.Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan
pentingnya suatudata dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar
danmenyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standaryang sudah
ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasifaktor-faktor yang mungkin
dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh
perawat pada tahap ini adalahmenyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah
dilaksanakan. Kemudianmenentukan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah dilakukan
intervensi.Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin membuat suatu perencanaan 100%
berhasil oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan perubahan-perubahan,sebaliknya
tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itudiperlukan kejelian
dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, danmenilai respon klien setelah
diintervensi seobjektif mungkin.
5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulanyang sudah
diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencanaasuhan keperawatan.
Meskipun pengkajian dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang dan penambahan datauntuk akurasi suatu asuhan keperawatan.

Jenis Evaluasi
1.Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proseskeperawatan dan
hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi prosesharus dilaksanakan segera
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikanuntuk membantu menilai efektivitas
intervensi tersebut. Evaluasi proses harusterus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang
telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas
analisis rencana asuhankeperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien,
danmenggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien
duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.
2.Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatansesuai waktu
pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Fokus evaluasihasil (sumatif) adalah
perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhirasuhan keperawatan. Tipe evaluasi
ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai